"seorang anak manusia?" Kaisar Darten terlihat kebingungan dengan kedatangan Sarfon. Namun tanpa bisa bereaksi apapun Kepala dari Iblis yang menyerupai Kaisar Darten pun ditebas dan jatuh ke tanah.
crat!
"Aku tidak berbicara dengan makhluk rendahan." Terlihat mata Sarfon menatap tajam kearah Trazer dengan ekspresi dingin tanpa ampun.
Tersungging senyum di pipi Raja Iblis Trazer, ia mengamati Sarfon dengan seksama. "Betapa luar biasanya aspek yang kau miliki nak. Namun setelah semua itu kau hanyalah manusia, aku tahu luka itu barusan kau dapatkan, pastinya masih sak—"
Sarfon menggenggam Katananya erat-erat dan menyerong kan kaki kirinya ke belakang dan kaki kanannya menekuk ke depan lalu dengan cepat melesat seperti kilat menerjang kearah Trazer.
...SWUSSHH!...
Dengan sekuat tenaganya Sarfon menebaskan Katananya kearah tubuh Trazer. Serangan itu membuat udara di sekitar jalur tebasan menumpuk di ujung pisau pedang. Dan itu adalah angin dengan tekanan yang masif yang hampir setara dengan angin topan, Trazer yang mencoba menahannya langsung terpental dan ruang bawah tanah Kastil Kerajaan ambles.
...BLAM!...
Sarfon lalu berkata ke pada Trazer, "Kau sangat cerdas, luka ini baru saja ku dapat dan rasanya masih sakit, jadi cepatlah mati sehingga aku bisa mengobati luka ku bajingan tengik!"
Dari reruntuhan itu Trazer berusaha bangkit sambil terkekeh-kekeh dan mengoceh kan sesuatu. "Auch.. Kehehe ... itu benar-benar menyakitkan, tak pernah ku sangka kau akan membuatku terjatuh seperti itu. Duh, duh, aku jadi marah banget, apa ku bunuh saja ya!"
Namun ketika Trazer sudah bersiap untuk menyerang balik saat itu Sarfon sudah lari bersama dengan Alene.
"Anak itu ... " Trazer menghentakkan kakinya ke tanah. Seseorang muncul secara mengerikan ke permukaan. Iblis dengan mata merah dengan kedua tanduk di dahinya serta tubuh yang cukup besar muncul dan langsung menunduk memberi hormat kepada Trazer.
"Sungguh kemuliaan bagi saya dipanggil kembali oleh anda yang mulia Trazer."
"Jenu prajurit Iblis ku dari Era Kuno sudah 800 Tahun sejak terakhir kali aku memanggil dirimu ke permukaan. Aku memberi tugas padamu untuk membawa kembali wanita dengan mata Dewa.
Segel dari mata dewa sudah ku lepaskan, seharusnya jejaknya akan terus ada karena tidak ada sihir penghalang yang menyembunyikan penggunanya."
...----------------...
note : Ketika mata dewa digunakan maka aura sihir dari penggunanya akan dapat terlacak, hal ini juga yang menyebabkan kediaman Cazey di serang oleh Trazer yang mengincar mata Dewa.
...----------------...
"Hosh! Hosh! Hosh!, Tu- Tuan prajurit saya sudah tak sanggup lari lagi, lagipula aura sihir saya sudah tidak dapat disembunyikan lagi. Kemampuan mata dewa saya terus menerus aktif, saya juga sudah tidak dapat melihat dengan jelas.
Setidaknya anda harus selamat untuk melaporkan keberpihakan Kekaisaran Darten kepada para Iblis, dengan ini—"
Sarfon menoleh menatap Alene, di tempat itu sangat gelap dan minim pencahayaan sehingga Alene juga tidak bisa melihat dengan jelas wajah Sarfon.
"Nyonya yang agung. Anda akan hidup dan kembali ke Keluarga anda, saya akan menjamin hal itu." Sarfon mengatakan hal tersebut dengan singkat tanpa bertele-tele.
Alene tertegun, biasanya para prajurit akan mencoba bersikap seperti penjilat agar terlihat bagus dimatanya meminta kenaikan jabatan tanpa prestasi yang cukup.
Sarfon menyerahkan katananya pada Alene. "Ambil ini nyonya, anda mahir berpedang bukan? Larilah kearah Benteng Hazil, disana pasukan saya sudah menunggu menyelamatkan anda, ambil katana ini untuk melindungi anda kalau-kalau ada Iblis yang mencoba menyerang anda di perjalanan."
"T-Tapi !"
"Nyonya! Berhentilah bertindak bodoh, anda terlihat bukan seperti diri anda saja!"
Sarfon berlari kembali kearah Kastil Kerajaan Darten, sementara Alene berlari kearah Benteng Hazil dengan rute yang sudah di berikan oleh Sarfon.
'Mantel itu ... Dia prajurit dari Keluarga Cazey, namun bagaimana bisa dia melukai Trazer yang bahkan mengalahkan suamiku, siapa prajurit itu? aku akan mencarinya setelah semua ini selesai.'
Tanah dari bawah Kastil bergetar dari dalam tanah muncul 2 Ekor Ular raksasa berkepala naga yang tingginya 2 kali lipat dari ukuran kastil. Kedua ular itu benar-benar menenggelamkan Kastil Kaisar Walton II.
Aura dari energi jahat itu terasa sangat mencekik bahkan dengan jarak 10 kilometer. Sarfon berdiri diatas sebuah atap rumah menatap Ular raksasa itu menghancurkan kota dari kejauhan.
Seluruh rakyat Darten dilanda kepanikan dan mencoba mencari tempat untuk pergi mengungsi, Ibukota dalam sekejap hancur oleh Para Iblis.
Sementara itu di sebuah Kediaman salah satu Keluarga Agung. Seorang wanita muda berwajah cantik dengan rambut putih panjang menutup buku di tangannya. "Hal merepotkan terjadi lagi disini."
Perempuan itu menyeka tirai di jendelanya melihat apa yang sedang terjadi di luar, "Astaga." gumamnya.
Perempuan dari Keluarga Agung itu bernama Anastasia Kloz dari Keluarga Agung Kloz. "Kenapa sih masalah selalu datang saat Ayah dan Mama sedang pergi!" Wanita muda itu menggumam kesal dengan apa yang dihadapinya saat ini.
Namun secara tiba-tiba sesaat ketika ia keluar dari kediamannya ia melihat seseorang yang bahkan tidak disadari oleh dirinya sejak tadi. Ia melihat seorang bocah yang berdiri diatas atap rumahnya yang tak lain itu adalah Sarfon.
'Eh, seorang anak kecil?! Tunggu! A- Aku bahkan tidak menyadari keberadaannya sejak tadi?!'
Anastasia mencoba menyapa Sarfon dengan canggung. "A-Adik kecil ... Apa yang kamu lakukan diatas sana, ayo turun ... Bisa bahaya kalau kamu jatuh ..."
Meskipun begitu Sarfon sama sekali tidak memberikan tanggapan sedikitpun, Sesaat mata Anastasia terbelalak. 'Tunggu! Anak ini sedang mengumpulkan mana?! matanya melihat kearah ... Apa?! Yang benar saja dia bersiap untuk menyerang Iblis di Ibukota sendirian dengan tubuh nya?
Eh? bukankah itu mantel Keluarga Cazey? Apa yang terjadi, apakah dia adalah sang Kepala Keluarga?! Aura Sihirnya sangat kuat,' batin Anastasia mengamati Sarfon.
Sarfon menarik nafas panjang dan langsung melesat pergi menuju kearah Ibukota untuk membunuh Trazer, karena meskipun objektif dari misinya adalah untuk menyelamatkan Alene yang mana telah berhasil dilakukan, Sarfon harus tetap membunuh Trazer agar perpecahan antar Kekaisaran tidak terjadi.
Karena jika Trazer tak terbunuh tiga Kepala keluarga agung lainnya akan menekan Keluarga Agung Kloz dan menuduh mereka juga ikut andil dalam pengkhianatan sang Kaisar, yang berujung pada wilayah Darten akan dibagi 3 dan Keluarga Agung Kloz akan dikucilkan atau yang lebih parah mereka akan di eksekusi mati.
...----------------...
Mata dari salah satu Ular Raksasa menatap tajam ke salah satu arah dimana Sarfon sedang melesat menuju dirinya.
...BOOOOM!...
Ular raksasa itu langsung hancur dalam satu kali serangan, melihat saudaranya mati Ular raksasa lainnya mengamuk dan mencoba menyerang Sarfon.
HHIISSS!
{Divine Power : Black Hole}
Sebuah lubang hitam berukuran kecil muncul di ujung jari telunjuk Sarfon, lalu lubang hitam yang awalnya berukuran kecil tersebut langsung membesar dan melahap habis Ular raksasa itu tanpa jejak.
Suara tepuk tangan terdengar dari arah kiri Sarfon. "Sungguh luar biasa, untuk seukuran anak kecil ini terlalu hebat." Sarfon merasakan aura kejahatan yang sangat hebat dari arah Iblis tersebut.
"Sejak 800 Tahun lalu tidak pernah ada bakat se mengerikan dirimu. Ah, apa mungkin kau bukan manusia?" tukas Iblis tersebut yang tak lain adalah Jenu.
Jenu menyeringai menatap Sarfon yang berdiri tanpa rasa takut menghadapi dirinya. "Sungguh mata yang luar biasa, anda seharusnya langsung pergi ketika anda sudah berhasil membawa mata Dewa. Namun anda malah memilih kembali kesini, apa anda tidak khawatir pada wanita itu?"
^^^Bersambung....^^^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments