Chapter 17 : Child Of Light

Wanita itu berbalik badan menghadap kearah Honliz yang menatapnya dengan sangat tegang.

Sementara itu, Gerard juga sama terkejutnya begitu mengetahui dirinya masih hidup. Gerard hanya bisa berkata di dalam hatinya tentang siapa wanita itu.

'Siapa dia?' batin Gerard dengan ekspresi keheranan dan takjub.

Gerard merasakan aura yang kuat yang berasal dari wanita tersebut yang tak lain merupakan Anastasia.

Anastasia menunjukkan tekanan yang kuat hingga membuat Honliz merasakan rasa takut.

Honliz berusaha untuk tetap mempertahankan keseimbangan nya di tengah tekanan kuat yang

di pancarkan oleh Anastasia.

'HUH?! AKU? AKU MERASA TAKUT DENGAN TEKANAN YANG REMEH INI?!' batin Honliz gusar.

Honliz menggenggam erat pedang kristalnya. Sayap merahnya membentang lalu, Honliz terbang ke atas langit meninggalkan Gerard yang berada di bawahnya.

Honliz terlihat seperti menyiapkan sesuatu di atas langit. Namun Anastasia bahkan tidak

melirik kearah Honliz yang berada di atas langit, seolah menghiraukannya Anastasia dengan cepat pergi membantu Gerard untuk berdiri.

"Siapa kamu nona muda? Apa kamu adalah utusan dari Kekaisaran Jiksa?"

Tanya Gerard lalu meraih uluran tangan Anastasia dan sambil menahan rasa sakitnya.

Anastasia kemudian balik bertanya, "Apakah kamu masih kuat untuk berjalan sendiri?"

Gerard yang menahan rasa sakitnya itu mengangguk dan mengatakan jika ia masih sanggup untuk berdiri bahkan berjalan.

"Baiklah kalau begitu, untuk saat ini bersembunyi lah sementara sambil memulihkan dirimu. Biar aku yang menangani Iblis itu." Anastasia tidak menunjukkan kelakuan konyol nya saat ini.

Sementara Gerard berlari tertatih-tatih untuk menjauh dari medan pertarungan. 'Semoga

beruntung Nona muda...' batin Gerard dalam hati.

Ketika ia berhadapan dengan Iblis, Anastasia secara alami menempatkan dirinya dalam

keadaan hidup dan mati. "Ini ke dua kalinya aku menjalankan tugas resmi. Rasanya masih

sedikit canggung." gumam Anastasia.

Honliz menatap Anastasia dengan tatapan tajam dan penuh amarah. Anastasia sama sekali

tidak menatap ke atas dan malah menatap daerah kosong seraya berkata. "Apa persiapanmu

sudah selesai?" tukas Anastasia angkuh. Hal ini membuat Honliz makin gusar tentunya namun

Honliz tersenyum tipis.

Honliz kemudian berkata, "Apa kamu tidak terlalu gegabah manusia? Aku tahu kau memang kuat,

namun apa kamu sangat percaya diri datang ke sini hanya sendiri? Kekeke ..." Honliz terkekeh

dan terlihat meremehkan Anastasia yang berdiri mematung tak menatap dirinya.

Tak lama kemudian beberapa Iblis lain mendatangi Honliz, mereka berjumlah 4 orang.

Sementara itu Honliz yang sudah bersiap dari tadi langsung menembakkan serangan berbentuk

bola energi berwarna hitam pekat kearah Anastasia.

"MATI KAU!" WHUSHH! , bola energi hitam besar itu bergerak dengan cepat menuju ke arah Anastasia,

namun Anastasia dengan tenang menangkis serangan tersebut menggunakan pergelangan tangannya tanpa menoleh kearah datangnya serangan tersebut.

Dengan wajah datar dan nada dingin Anastasia lalu berkata, "Aku tidak suka ketika makhluk

rendahan berdiri di atas ku..." Hanya dengan perkataan tersebut Honliz dan juga 4 Iblis

lainnya merasakan merinding yang menusuk ke tulang mereka.

"A-Apa kau bilang barusan!?"

"HEI!"

Tidak dapat di pungkiri, tekanan yang diberikan Anastasia sungguh sangat kuat.

"Makhluk hina sepertimu tidak pantas berada di atas sana." Anastasia menghentakkan kakinya

ke tanah sekali, lalu sebuah sihir berwarna emas membentuk sebuah kubah berwarna emas.

Kubah itu menutupi area hutan tempat mereka bertarung. 'Dimensi pemisah?!' Ekspresi

terkejut terlihat jelas di wajah Honliz yang terlihat panik. Ia tidak percaya jika saat ini

dirinya tengah berhadapan dengan orang yang sangat kuat.

Honliz dan iblis lainnya hanya memikirkan satu hal. Bagaimanapun caranya mereka harus lari

dari sini. Namun kubah emas yang di ciptakan oleh Anastasia mencegah hal tersebut.

Mereka tidak memiliki jalan kabur kecuali membunuh Anastasia.

Secara tiba-tiba sayap Honliz tertebas dan membuatnya langsung jatuh ke tanah.

Tak membuang waktu lama,

Anastasia langsung berlari menerjang kearah Honliz yang terpuruk ke tanah. Anastasia menarik pedangnya dengan cepat dan menebaskan serangannya mengincar leher Honliz.

Slash! , tebasan Anastasia berusaha di tahan menggunakan cakar dari seorang Iblis yang

merupakan rekan dari Honliz. Namun hal itu tidak berhasil dan iblis itu berakhir terbelah

menjadi dua.

Srak!

clik.

Mereka semua melotot tak percaya dengan apa yang telah terjadi di hadapan mereka.

Anastasia dengan santai berkata, "Satu ekor sudah mati, tinggal tersisa 4. Sighh ... hei... Jangan buat ini menjadi rumit." Anastasia menatap kearah 4 Iblis itu dengan tatapan biasa.

Namun niat membunuh yang sangat kuat itu membuat mereka bergetar ketakutan. Anastasia memasang kuda-kuda yang menandakan ia telah siap untuk kembali melayangkan serangan.

SWUSSSHHH!

Anastasia melesat sangat-sangat cepat dan secara tiba-tiba sudah berada di belakang ke 4 Iblis itu.

Saat ini begitu sunyi. Sangat sunyi, dan hanya terdengar hembusan angin sore. "Eh?"

Ke empat kepala Iblis itu tiba-tiba menggelinding di atas tanah tanpa mereka sadari.

Anastasia memasukkan pedangnya kembali ke dalam sarungnya.

Dengan kecepatannya itu Anastasia menebas kepala ke empat iblis itu dalam waktu bersamaan.

Kubah emas yang mengelilingi medan pertarungan itu perlahan memudar sebelum menghilang secara sempurna, kemudian Anastasia langsung pergi meninggalkan tempat itu untuk pergi ke kota Santino.

[Sementara itu 3 Jam sebelum kedatangan Anastasia.]

Ketika Para Kepala keluarga Agung, Komandan Henderson serta Kaisar Arza sedang membicarakan penaklukan Kota Santino,

secara tiba-tiba prajurit kepercayaan Kaisar Jiksa kembali datang dan membisikkan sesuatu ke telinga sang kaisar.

'Kaisar seorang prajurit dari penaklukan kota Santino melaporkan jika penaklukan itu gagal total.'

Mata Kaisar Arza terbelalak tak percaya, kemudian meminta prajurit kepercayaannya itu menjelaskan

hal tersebut ke para Kepala Keluarga Agung lainnya.

Prajurit itu lalu menyampaikan bahwa penaklukan Kota Santino gagal total, hal itu di laporkan oleh salah seorang prajurit yang berhasil selamat dengan luka yang begitu parah di sekujur tubuhnya.

Pria itu juga menambahkan jika prajurit pemanah dan prajurit perisai bertombak berhasil selamat dan

sedang bersembunyi di dalam kota Santino, dari awal Kota Santino tidak dapat di masuki oleh para Iblis.

Jadi para Iblis menjadikan kota itu sebagai jebakan dan berbalik melakukan penyergapan, di kabarkan juga Komandan muda Gerard Hilman menghilang dan keberadaan nya tidak diketahui, setelah membuat jalan agar pasukan Kavaleri yang ia pimpin dapat melarikan diri.

Namun pada akhirnya yang selamat hanya satu prajurit dengan keadaan yang sekarat. Prajurit itu juga mengkonfirmasi jika terdapat monster skeleton warrior yang artinya ada seorang Iblis Necromancer di sana.

Dengan nada tinggi Kepala Keluarga Agung Valerian tidak dapat menyembunyikan emosinya.

"Necromancer di siang bolong? Para Iblis sudah semakin gila! Kota Sabien termasuk kota strategis akan berbahaya jika jatuh ke tangan musuh, Necromancer sangat berbahaya karena bisa membangkitkan prajurit mati.

Artinya sang iblis necromancer bisa menggunakan mayat prajurit untuk mengelabui

prajurit yang bersembunyi di Kota Sabien, lalu meminta mereka yang ada di dalam untuk mematikan mega trap nya, kemudian menghabisi mereka.

Yang Mulia Kaisar Arza, jika anda berkenan izinkan aku membantu untuk turun tangan langsung ke medan perang."

Namun Blake sang Kepala Keluarga Kloz menawarkan anaknya, Anastasia untuk melakukan misi penyelamatan itu.

"Tunggu tuan Valerian. Anda tidak perlu turun tangan untuk menghadapi masalah seperti ini, sebagai

gantinya, aku menawarkan Anastasia untuk melakukan misi penyelamatan tersebut."

"Itu ide yang cukup bagus Tuan Kloz, Sepertinya aku harus menenangkan diriku," ucap Kepala Keluarga Valerian sambil menghela nafas untuk menenangkan dirinya.

Kaisar Arza yang mengingat tentang pengakuan Anastasia yang berhasil melindungi Ibu Kota kekaisarannya seorang diri dari serangan Iblis tentu langsung menyetujui hal itu.

Dan saat ini Anastasia sudah sampai di bukit Shannon untuk mencari sang necromancer yang bersembunyi.

"Ding... Dong ..."

^^^Bersambung....^^^

Episodes
1 Chapter 1 : Prolog
2 Chapter 2 : Ini mulai menyebalkan
3 Chapter 3 : The great Cazey [1]
4 Chapter 4 : The Great Cazey [2]
5 Chapter 5 : Dilema
6 Chapter 6 : Operasi Penyelamatan
7 Chapter 7 : Operasi Penyelamatan [2]
8 Chapter 8
9 Chapter 9 : Keluarga Baru [1]
10 Chapter 10 : Keluarga Baru [2]
11 Chapter 11 : They are Coming [1]
12 Chapter 12 : They are Coming[2]
13 Chapter 13: Cahaya putih
14 Chapter 14 : Operation Ellery [1]
15 Chapter 15 : Operation Ellery (II)
16 Chapter 16: Eyes on you
17 Chapter 17 : Child Of Light
18 Chapter 18 : Nightmare
19 Chapter 19 : Konsekuensi
20 Chapter 20
21 Chapter 21
22 Chapter 22
23 Chapter 23
24 Chapter 24
25 Chapter 25 : Sarfon started to move
26 Chapter 26 : Asumsi
27 Chapter 27 : Kepala Keluarga Cazey
28 Chapter 28 : Trik
29 Chapter 29 : Kepercayaan
30 Chapter 30 : Red Era
31 Chapter 31
32 Chapter 32 : Dark Forest [1]
33 Chapter 33: Dark Forest[II]
34 Chapter 34 : Datangnya Badai.
35 Chapter 35 : Sturdy Varhemen [I]
36 Chapter 36: Sturdy Varhemen [III]
37 Chapter 37
38 Chapter 38
39 Chapter 39
40 Chapter 40
41 Chapter 41 : Blank Mind
42 Chapter 42
43 Chapter 43
44 Chapter 44
45 Chapter 45
46 Chapter 46 : Titik Krusial
47 Chapter 47 : Esensi
48 Chapter 48: Phoenix
49 Chapter 49: The Dancer
50 Chapter 50: Personal problems?
51 Chapter 51: Klasik
52 [Season 1 End] Chapter 52: Kotak pengorbanan
53 Chapter 53
54 Chapter 54
55 Chapter 55: Dust
56 Chapter 56: Dust II
57 Chapter 57: Laut Arthea
58 Chapter 58: Dust III
59 Chapter 59: Mission Imposible
60 Chapter 60
61 Chapter 61
Episodes

Updated 61 Episodes

1
Chapter 1 : Prolog
2
Chapter 2 : Ini mulai menyebalkan
3
Chapter 3 : The great Cazey [1]
4
Chapter 4 : The Great Cazey [2]
5
Chapter 5 : Dilema
6
Chapter 6 : Operasi Penyelamatan
7
Chapter 7 : Operasi Penyelamatan [2]
8
Chapter 8
9
Chapter 9 : Keluarga Baru [1]
10
Chapter 10 : Keluarga Baru [2]
11
Chapter 11 : They are Coming [1]
12
Chapter 12 : They are Coming[2]
13
Chapter 13: Cahaya putih
14
Chapter 14 : Operation Ellery [1]
15
Chapter 15 : Operation Ellery (II)
16
Chapter 16: Eyes on you
17
Chapter 17 : Child Of Light
18
Chapter 18 : Nightmare
19
Chapter 19 : Konsekuensi
20
Chapter 20
21
Chapter 21
22
Chapter 22
23
Chapter 23
24
Chapter 24
25
Chapter 25 : Sarfon started to move
26
Chapter 26 : Asumsi
27
Chapter 27 : Kepala Keluarga Cazey
28
Chapter 28 : Trik
29
Chapter 29 : Kepercayaan
30
Chapter 30 : Red Era
31
Chapter 31
32
Chapter 32 : Dark Forest [1]
33
Chapter 33: Dark Forest[II]
34
Chapter 34 : Datangnya Badai.
35
Chapter 35 : Sturdy Varhemen [I]
36
Chapter 36: Sturdy Varhemen [III]
37
Chapter 37
38
Chapter 38
39
Chapter 39
40
Chapter 40
41
Chapter 41 : Blank Mind
42
Chapter 42
43
Chapter 43
44
Chapter 44
45
Chapter 45
46
Chapter 46 : Titik Krusial
47
Chapter 47 : Esensi
48
Chapter 48: Phoenix
49
Chapter 49: The Dancer
50
Chapter 50: Personal problems?
51
Chapter 51: Klasik
52
[Season 1 End] Chapter 52: Kotak pengorbanan
53
Chapter 53
54
Chapter 54
55
Chapter 55: Dust
56
Chapter 56: Dust II
57
Chapter 57: Laut Arthea
58
Chapter 58: Dust III
59
Chapter 59: Mission Imposible
60
Chapter 60
61
Chapter 61

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!