Sarfon perlahan membuka matanya dan mendapati dirinya yang terbaring di atas ranjang yang cukup besar serta tubuhnya yang dibalut dengan cukup banyak perban.
"Di-Dimana aku ..." Nada bicaranya terdengar begitu pelan hingga hampir tak terdengar. Sarfon menengok ke kanan dan ke kiri. Interior rumah yang mewah, ya. Interior ini biasanya ada di rumah-rumah para bangsawan.
Sarfon hanya duduk bersender sambil berdiam diri tak mencoba untuk memanggil siapapun. Kakinya terasa lemas dan kepalanya masih terasa sedikit sakit. Meskipun Sarfon kebingungan ia tidak mencoba untuk mencari tahu, karena ia sendiri pun tak yakin dengan dirinya.
...'Siapa aku?'...
Ctak...
Pintu kamar yang di isi oleh Sarfon terbuka dari luar, seseorang berjalan perlahan menuju kearah Sarfon yang duduk dengan tenang dan keheranan menatap orang yang menghampirinya.
"Selamat pagi, apa kamu sudah baikan sekarang?" Sapa Anastasia ramah sambil melemparkan senyuman hangat pada Sarfon. Bingung dengan siapa orang di hadapannya saat ini Sarfon menjawab dengan terbata-bata.
"Emm... Emm... I-Iya ..." jawab Sarfon asal, meskipun begitu Anastasia tetap memberi senyuman kemudian meminta pada pelayan untuk membawakan makanan untuk sarapan pagi.
Anastasia memperhatikan Sarfon dari ujung rambut hingga ujung kaki. 'Agak aneh, dia terlalu tenang untuk anak seumurannya yang katanya hilang ingatan ...' namun baru saja Anastasia berbicara di dalam hati, secara tiba-tiba Sarfon menanyakan sesuatu padanya.
Dengan ekspresi gugup Sarfon bertanya pada Anastasia tentang dimana ia berada saat ini. "A-Anu ... Anu ... Jika tidak lancang bolehkah saya bertanya dimana saya saat ini Nona?" Anastasia tertegun sejenak, namun tak lama kemudian ia terkejut tanpa memasang ekspresi apapun di wajahnya. 'Ehhhhh! Dia ... Dia beneran lupa ingatan?! Kupikir ia baik-baik saja.'
Meskipun begitu Anastasia kemudian menjawab dengan ekspresi yang sedih. "Apakah kamu benar-benar lupa ingatan?" Secara dramatis Anastasia mulai menangisi Sarfon sambil menghampirinya lalu memeluk tubuh Sarfon di dekapannya.
"Apa kamu benar-benar lupa tentang segala hal? Nama, asal dan segala hal tentang dirimu?" tanya Anastasia lagi, namun jawaban dari Sarfon betul-betul singkat dan langsung dipahami. Sarfon hanya menggelengkan kepalanya.
Dan dari wajahnya secara tiba-tiba memunculkan ekspresi panik dan ketakutan. "A-Aku?! Aku bahkan tak ingat namaku sendiri?!" Air mata mulai menetes keluar dari mata Sarfon, kali ini ia benar-benar terlihat seperti anak seusianya yang mudah menangis.
Anastasia mencoba menenangkan Sarfon, "Te-Tenang ya ... Tenang, tak ada yang perlu ditakutkan. Ayo makan dulu, nanti semuanya akan ku jelaskan perlahan-lahan ya ..." tukas Anastasia dengan nada lembut sambil membelai rambut Sarfon.
Sarfon mengangguk mengerti dan mulai makan sarapan yang sudah di sediakan dengan lahap. Setelah selesai dengan sarapannya Anastasia kemudian perlahan menceritakan apa yang telah dialami oleh Sarfon.
Mata Anastasia perlahan mengeluarkan air mata lalu dengan sesenggukan ia mencoba untuk berbicara, "Kamu adalah adikku ... Rue Lucilius Kloz, kita dari Keluarga Agung Kloz. Namun beberapa hari yang lalu kamu di culik oleh beberapa orang jahat dan ... Hiks ..." Anastasia berhenti berbicara, saat ini ia bersandiwara dan sedang menipu Sarfon dengan memberikannya informasi palsu.
Anastasia menginginkan Sarfon menjadi adik nya, namun akan menjadi masalah jika Sarfon dijadikan anak angkat Keluarga Kloz karena latar belakang Sarfon sebelumnya juga dari Keluarga Agung. Maka cara satu-satunya adalah dengan membuat narasi bahwa Sarfon adalah anak kandung dari Keluarga Kloz.
Namun masalahnya tak berhenti disitu saja, saat ini rencana ini hanya dijalankan olehnya sendiri, dan kedua orang tua Anastasia belum mengetahui hal ini. Namun Anastasia telah menyiapkan jawaban untuk menghadapi kedua orang tuanya ketika mereka tiba di rumah.
"J-Jadi ... Begitu ya ... Apakah ketika aku bersikap formal membuat No— maksudku Kakak sedih?"
Anastasia berteriak kegirangan di dalam hatinya karena Sarfon benar-benar polos dan betul-betul kehilangan ingatannya. "Jika kamu belum nyaman memanggil diriku dengan sebutan Kakak itu tidak masalah, panggil saja aku senyaman nya kamu ya ..."
Anastasia melempar senyum hangat pada Sarfon lalu mencium keningnya kemudian keluar dari kamar Sarfon. "Istirahat yang cukup." Sarfon kembali duduk diam diatas ranjangnya sambil menatap kearah luar jendela. Mencoba untuk mengingat sesuatu namun ia tak dapat mengingatnya.
Sementara itu Anastasia duduk di kursinya dengan kaki yang menyilang sambil membaca bukunya. 'Sekarang masalahnya adalah tampangnya, lalu usianya. Hal ini akan menimbulkan banyak kecurigaan tentang anak dari Keluarga Cazey ini.
Secepatnya aku harus mencari cara untuk membuat data tentang dirinya. Ayah dan Mama akan tiba sebentar lagi setelah mengetahui kematian Kaisar. Kemungkinan Wilayah kekaisaran Darten serta pemerintahannya akan di alihkan sementara ke Keluarga Kloz ini.
Maka membuat Identitas palsu untuknya tak akan menjadi hal sulit. Lagipula Keluarga ini membutuhkan anak Laki-Laki ... Aku juga, kesepian disini.'
Malam hari pun tiba, suara kereta kuda terdengar dari luar pagar rumah Keluarga Kloz, Anastasia yang melihat kereta kuda orang tuanya segera bergegas keluar dari rumah. Saat ini Sarfon tengah tertidur lelap setelah makan malam dan diberikan obat tidur oleh Anastasia.
Anastasia menyambut kedatangan kedua orang tuanya dan masuk ke dalam rumah bersama-sama. Tanpa berbasa-basi Anastasia langsung bicara ke hal intinya. "Mama, Papa, aku ingin menunjukkan sesuatu kepada kalian berdua." Wajah Anastasia terlihat begitu serius, yang membuat kedua orang tuanya agak heran.
Anastasia mengajak Kedua orang tuanya untuk menuju sebuah kamar dimana Sarfon tengah tertidur lelap. "Tamu? Anak kecil darimana dia?" tanya Blake yang merupakan Ayah dari Anastasia sekaligus Kepala Keluarga Kloz. yaitu Blake Earlene Kloz.
Blake menatap istrinya lalu mengisyaratkan tanda bahwa ia tak paham, namun Anastasia kemudian mengatakan sesuatu yang membuat keduanya terkejut. "Anak ini akan menjadi adikku."
"Hah?!" Jawab mereka berdua terkejut. Anastasia kemudian mengajak keduanya untuk berbicara di lantai bawah saja, agar tidak mengganggu istirahat Sarfon.
"Ayo kita bicarakan ini dengan serius di bawah saja."
Mereka bertiga turun dan mulai mempertanyakan apa maksud dari perkataan Anastasia. "Anastasia, dia anak siapa? Mengapa tiba-tiba kamu mengatakan ia akan menjadi adikmu? Tentu saja itu tak masalah, namun jika kamu membicarakan itu dengan kami, kamu pasti meminta kami mengangkatnya jadi anak angkat kan?" tukas Blake berbicara panjang lebar.
"Ya Tuhan, ini menyalahi aturan Keluarga Anastasia, Kita tak boleh menjadikan seseorang anak angkat di Keluarga Kloz. Jika nantinya mereka menikah, keturunan Kloz mereka menjadi tidak sah," tukas Maybelle yang tak lain merupakan Ibu dari Anastasia.
"Anak itu berlatar belakang dari Keluarga Agung Cazey, benar. Anak itu memiliki hubungan dengan Keluarga Cazey."
Pernyataan kali ini benar-benar membuat keduanya tak bisa menjawab apapun. "Dia memiliki mantel yang berlambang Keluarga Cazey, dan tentang kemampuannya ini. Aku akan memberitahukan kalian degan detail."
Anastasia memulai ceritanya dari awal ia merasakan energi Iblis level atas dari tengah Kota, dua ular raksasa berkepala naga muncul hingga terlihat jelas dari jendela rumah. "Pada saat itulah aku bertemu dengannya. Ia menatap ular raksasa itu dari atas atap rumah. Yang mengejutkan adalah kontrol energi yang ia miliki sungguh luar biasa.
Ketika aku melihat lambang Keluarga Cazey aku terkejut melihat itu, namun tujuan ia kesini pastinya adalah untuk menyelamatkan Istri dari Kepala Kelurga Cazey.
Dan entah bagaimana Ia berakhir cukup mengenaskan setelah bertarung melawan Iblis yang kuat. Namun untung saja aku masih sempat menyelamatkannya."
Anastasia kemudian berdiri dari sofa lalu bersujud di depan kedua orang tuanya. "Kumohon, aku ingin ia menjadi adikku. Keluarga Kloz tak punya pewaris Ayah... Jika aku menikah nanti Keluarga Kloz tak memiliki pewaris lagi karena aku perempuan.
Jadikan anak itu keluarga kandung bu, Ibu bisa kan membuatkannya Identitas baru? Kemampuan anak ini aku menjaminnya."
"Baiklah Anastasia ... Kalau begitu siapa namanya?" tanya Maybellle pada Anastasia. Wajah Anastasia seketika berbinar. "Namanya adalah Rue. Rue Lucillius Kloz, panggil saja namanya Rue." balas Anastasia semangat.
Blake hanya menghela nafas seraya mengeluh dengan keputusan Istrinya. "Aduh, sayang... Kamu terlalu mudah pada Anastasia ... Ya Tuhan, ia anak yang berhubungan dengan Cazey... Ayolah apa kalian tidak dengar?"
^^^Bersambung....^^^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments