Raja Iblis bencana Trazer berjalan kearah Alene yang terbaring tak sadarkan diri di tanah. "Kamu akan membuat pekerjaan kami makin mudah nyonya." Trazer menggerakkan pergelangan tangannya membuat Alene yang tak sadarkan diri melayang di udara kemudian membawa Alene dan memasukkannya ke dalam lubang dimensi.
Trazer menyeringai dan langsung pergi meninggalkan Kastil Polhirety yang sudah hancur lebur dengan seluruh anggota Keluarga Cazey terluka parah akibat Trazer yang datang menyerang.
Canvi terluka parah karena tulang punggungnya hampir hancur akibat menahan beban berat yang hendak menimpa Alene sebelumnya. Sementara Rein kehilangan kesadaran.
Hal ini memicu kegemparan besar di seluruh kekaisaran dan 3 Keluarga agung lainnya karena salah satu pilar kekuatan untuk memerangi Iblis telah dikalahkan.
"Aku dengar nyonya Cazey diculik oleh Iblis, apa Iblis itu sangatlah kuat?"
"Yaampun ... Semoga saja sang Kaisar memiliki jalan keluar lainnya, jika seorang pilar kekuatan dari Kekaisaran saja dikalahkan bagaimana kita mampu bertahan hidup ..."
Rumor rumor buruk mulai beredar luas di kalangan bangsawan maupun para rakyat kecil, mereka menilai jika mulai saat ini kehidupan akan semakin sulit karena bayang-bayang para Iblis.
Namun meskipun rumor buruk tersebut terus beredar hal ini tidak memberikan dampak apapun kepada Sang Kepala Keluarga Cazey.
Saat ini ia hanya duduk di bersender diatas ranjang rumah sakit dan terdiam sambil menatap kearah jendela. Ia memikirkan tentang bagaimana bisa darah dagingnya melakukan perbuatan keji dan berkontrak dengan seorang Iblis.
'Hilzed .... Kamu membuat malu keluarga ini, daripada kekalahan telak diriku. Aku lebih malu dengan pengkhianatan dirimu!' Rein mengepalkan tangannya kuat-kuat.
----------------
Sementara itu di Kastil Blue Rose tempat Sarfon tinggal, terdengar suara ricuh Miranda yang berteriak-teriak. "TUAN MUDA! TUAN MUDA!"
Sarfon menutup telinganya karena merasa kebisingan, "Hey-hey jangan berteriak-teriak Miranda!" tukas Sarfon gundah.
Namun dengan terengah-engah Miranda berkata, "Nyonya Alene Tuan muda ... Ibunda anda di culik oleh Iblis bahkan Kepala Keluarga dikalahkan!" Miranda berkata dengan lantang membuat Sarfon yang sedang belajar menjadi tidak fokus.
Meskipun begitu Sarfon terlihat acuh tak acuh dan hanya memberikan tanggapan, "Oh." Begitu singkat, dengan ekspresi datar tanpa rasa ampun. Dan hanya dengan tanggapan remeh Sarfon kembali membaca bukunya.
Namun di satu sisi seseorang benar-benar sedang berusaha sangat keras menahan rasa amarahnya, tangannya yang mengepal keras terlihat bergetar hebat sampai membuatnya menggertakkan giginya.
Miranda saat ini benar-benar marah bukan kepalang. "Tuan Muda, saya benar-benar mengenal anda ... Bahkan mungkin saya mengenal anda lebih baik daripada diri anda sendiri. Saya jelas tahu jika anda memang adalah orang yang dingin, namun anda benar-benar mengecewakan!
BAGAIMANA BISA ANDA TIDAK BEREKSPRESI SAMA SEKALI TUAN MUDA!" Pandangan Miranda menusuk sangat tajam, terlihat air matanya mulai berlinang, namun Sarfon tidak peduli.
'Kematian Alene adalah hal yang harus terjadi, satu fakta yang benar adalah tak ada satupun makhluk yang sebanding dengan Trazer Sang Iblis Bencana, bahkan jika seluruh kekaisaran dan Keluarga Agung memusatkan kekuatannya melawan Trazer mereka semua tetap akan berakhir.
Operasi penyelamatan akan dilaksanakan dalam 1 minggu lagi, namun itu adalah hal mengerikan yang akan membawa Keluarga Cazey menuju kehancuran.'
Sarfon kemudian melirik kearah Miranda dan menatapnya tajam. "Enyah kau!" Sarfon membentak Miranda, ini adalah hal yang tak pernah dilakukan oleh Sarfon sebelumnya, baik kepribadian Sarfon ataupun kepribadian Enzo bukanlah orang yang berperilaku seperti ini.
Miranda tersentak, kali ini ia tak dapat lagi membendung air matanya sama sekali. Ia telah salah menilai Tuan Mudanya. 'Miranda, bagaimana rupa anak ke 3 ku ini? Apakah dia tampan?'
Miranda menatap bayi mungil yang sedang tertidur tenang di pelukan nyonya Alene. Mengangguk kecil Miranda menyentuh tangan bayi itu. 'dia lucu ...'
'Apa Miranda mau menjaganya?'
'Iya ...'
'Semoga hal-hal baik selalu menghampiri kita semua.'
Kepalan tangan Mulai melemas, lalu ia mengusap air matanya sendiri menggunakan punggung tangannya. "Baiklah Tuan Muda, terimakasih untuk waktunya selama ini..." Miranda pergi dan mulai merapikan barang-barangnya yang ada di kamar pribadinya.
Di depan pintu kastil ia berpesan pada Sarfon untuk menjaga kesehatannya. "Sampai jumpa lagi Tuan Muda." Miranda langsung pergi ke Kediaman keluarga Utama untuk membantu operasi penyelamatan.
Sementara Sarfon yang saat ini sedang belajar menghentikan kegiatannya sesaat. "Zehid, aku mengetahui jika kau mendengar hal ini, aku membutuhkan dirimu."
"Oohh... Jadi bantuan seperti apa yang kau butuhkan?"
"Masa depan harus dirubah, apa ada cara untuk menyelamatkan pemilik Mata Dewa?"
Zehid tersenyum tipis, "Wow ... Ini diluar ekspektasi diriku, bukankah kamu sudah menyaksikannya sendiri? Kematian seluruh anggota keluarga Cazey termasuk Sarfon?" balas Zehid.
Zehid melihat ekspresi Sarfon yang benar-benar berharap, membuatnya menghela nafas. "Aih ... Ada ribuan cara namun tak akan ada cara yang akan berhasil."
Sarfon menggebrak mejanya dengan kuat hingga terbelah menjadi dua sisi.
BRAKK !
"Lalu apa yang kau inginkan dari diriku, jika memang dunia ini tak ada harapan lagi brengsek?!" Sarfon berdiri sambil mengepalkan tangannya kuat-kuat.
"Wow, tenanglah kawan. Untuk saat ini masih ada kesempatan untuk menyelamatkan pemilik Mata Dewa."
"Dan bagaimana jika kau jelaskan caranya saat ini juga dengan singkat!"
Zehid menunjuk kearah diri Sarfon. "Katana yang dibuat oleh Dwarf tua itu. Keluarkan senjata itu."
Mengikuti arahan Zehid, Sarfon mengeluarkan Katana itu dari ruang dimensi. Kemudian diberikan pada Zehid.
Zehid menatap senjata itu dan mencoba mengayunkannya seraya berkata, "Kau harus menguasai senjata ini untuk menyelamatkan pemilik mata dewa, karena bahan senjata ini salah satu yang dapat melukai Trazer.
Dan kau juga tak bisa menyelamatkannya sendiri, kau butuh bantuan ras naga dari benua yang sangat jauh dari sini."
Mendengar jawaban tak masuk akal dari Zehid membuat Sarfon kembali emosi. "Bajingan! Jangan bicara ngelantur kau! Pemilik Mata Dewa sudah mati jika membutuhkan persiapan selama itu!"
"Jangan melewati batas manusia. Asal kau tahu saja saat ini Trazer dan Raja Iblis lainnya belum bangkit secara sempurna, artinya kemampuan mereka masih banyak yang tersegel.
Untuk saran tadi mengenai mencari partner naga aku separuh bercanda, namun memang benar kalau kamu membutuhkan partner sekuat mereka untuk melawan Trazer.
Nah, kukira cukup untuk saat ini informasi dariku. Aku tak bisa mencampuri urusan manusia terlalu jauh lagi. Semoga beruntung."
Zehid pun pergi menghilang dari hadapan Sarfon. Setelah itu Sarfon mencoba mencari jalan keluar alternatif, selama 2 tahun ini ia tak henti-hentinya berlatih dengan katana nya hingga lupa waktu.
'Sialan kau Sarfon.'
----------------
Beberapa minggu yang lalu.
Enzo bertemu dengan Sarfon di dalam mimpinya. Di sana terlihat Sarfon memohon pada Enzo untuk menyelamatkan Ibundanya meskipun ia di adalah satu-satunya anggota keluarga yang dipisah dari Keluarga Utama.
"Apa?! Kau sudah gila! Kematian Ibu mu adalah hal yang tidak bisa diubah, bukankah kau juga sudah mengetahuinya? Kau orang yang sudah mati!"
Sarfon menundukkan kepalanya dan terus menerus memohon pada Enzo. "Apapun itu! Kumohon kau selamatkan Ibuku ... Kumohon padamu ... Hanya ini penyesalan terakhirku ... Kumohon padamu ... "
Enzo menggertakkan giginya dan dengan berat hati mengiyakan hal tersebut. "Namun, aku akan mengusahakan hal itu sekuat yang ku mampu."
Sarfon tersenyum tulus cahaya putih perlahan bersinar dan akhirnya melenyapkan dirinya tanpa jejak. "Terimakasih, aku sangat berterimakasih."
«Bersambung»
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments