Di Kediamannya, Anastasia duduk diatas kursinya dengan santai sambil membaca bukunya dengan serius. Di pagi ini Anastasia merasakan rasa bosan yang sungguh luar biasa.
Sudah sejak 2 Tahun lalu ia lulus di Akademi Kekaisaran, sekarang ia sudah tidak dapat bertemu lagi dengan teman-temannya di sekolah, dan hanya duduk di kursinya sepanjang hari hingga hari pun terus berganti.
Namun saat ini, Anastasia memiliki sebuah ide untuk mengatasi kebosanannya.
----------------
BRAK! "Rue! Ayo pergi bermain!" Anastasia mendobrak pintu kamar Rue untuk yang kesekian kalinya dengan sangat kencang.
Di dalam sana Anastasia mendapati Rue yang telah berpakaian rapi dengan beberapa maid yang mendandani Rue.
Pria berambut putih dengan pupil mata yang merah berkilau itu menatap Anastasia, ia adalah Rue. "hmm? Kakak tidak mau ikut Ayah dan Mama? Bukannya kita akan pergi hari ini ke Kekaisaran Jiksa?" Mendengar hal tersebut Anastasia membeku sesaat.
'Sial, Aku lupa...'
"Kakak? Kenapa kamu diam saja di depan pintu? Kereta kudanya sudah sampai kak."
Rue kemudian degan cepat meraih telapak tangan Anastasia kemudian berlari ke bawah menuruni tangga dan keluar dari dalam rumah untuk segera masuk ke dalam kereta kuda yang telah siap untuk berangkat.
Namun Anastasia kemudian melepaskan genggaman tangan Rue dengan paksa. "Tunggu. Aku benar-benar lupa kalau ayah akan pergi ke Kekaisaran Jiksa. Aku belum mandi dan berdandan Rue ... Apa ayah dan mama sudah menunggu disana?" tanya Anastasia dengan wajah panik.
Rue mengangguk polos dan membenarkan tebakan Anastasia. "Humm... Mama dan Ayah sudah menunggu di sana dari tadi."
'Mati aku.' Bagai di sambar geledek, Anastasia terkejut setengah mati kemudian meraih bahu Rue dan mencengkram nya erat-erat.
"Pokoknya katakan pada Mama dan Ayah kalau aku sedang sibuk berdandan dulu ok Rue. Kamu harus bertanggung jawab atas nyawaku seperti yang pernah ku ajarkan dulu!" Anastasia kemudian berlari masuk kembali ke dalam Rumah untuk bersiap-siap.
Rue keheranan dengan tingkah Kakaknya. "Aku pernah diajarkan Kakak? Ah mungkin itu ketika aku belum kehilangan ingatan." Rue berjalan pergi dan membiarkan pikirannya berlalu begitu saja sembari berjalan ke arah Kereta kuda yang sudah menunggu.
Rue masuk ke dalam dan menatap Maybelle dan Blake yang juga memperhatikan Rue. "Dimana Kakakmu?" Tanya Maybelle pada Rue yang duduk di bangkunya.
"Kakak bilang nyawanya ada di tanganku?" Jawab Rue dengan ekspresi sedikit bingung. Blake hanya menghela nafas saja. "Hufff ... Anak itu sudah pasti belum bersiap-siap. Sudah pasti seperti itu, untung saja aku memanggil kereta kudanya lebih cepat sehingga kita tidak akan telat."
Maybelle tersenyum kemudian mengangkat Rue yang duduk di bangku ke atas pangkuannya dan memeluknya erat-erat. "Apa sekarang kamu sudah tidak canggung lagi dengan mama?" tanya Maybelle dengan senyuman hangatnya.
Rue mengangguk, dan mengatakan ia sudah baik-baik saja. "Syukurlah kalau begitu ... hmm? Kamu melihat apa nak?" Maybelle melirik kearah samping dimana mata Rue tertuju yang mana itu adalah Ibu Kota yang nampak dari kejauhan.
Maybelle kemudian tersenyum seraya berkata, "Apa Rue mau main ke Ibukota?" Rue menggelengkan kepalanya dan tetap menatapnya dengan tatapan lurus. "Tidak ma ... Aku hanya sedikit ... Ah lupakan saja."
Anastasia yang sudah berdandan dibantu oleh para maid terlihat sangat cantik begitu keluar dari Pintu rumah nya. Rambut putihnya berkilau terkena terpaan sinar matahari serta pupil mata merah cerah yang melambangkan kelurga Kloz tampil sangat cantik.
Anastasia kemudian masuk ke dalam Kereta kuda tersebut lalu berbicara dengan Maybelle. "Maaf ma, Aku tadi bingung mau pakai baju yang mana ... Hehehe ..."
Maybelle menghela nafas seraya berkata, "Aish ... Makanya kamu seharusnya itu sudah mempersiapkan diri dan jangan sampai lupa Anastasia ... Jangan diulangi lagi." Maybelle memberikan nasihat kepada Anastasia agar tak mengulangi perbuatannya lagi.
Anastasia mengangguk paham kemudian mengalihkan pandangannya keluar.
----------------
Sore hari itu langit di warnai dengan warna kelabu dengan awan tebal yang berjalan lambat dengan hembusan angin kencang yang membawa bau anyir. Tanah lapang itu terlihat di penuhi oleh mayat-mayat yang bergelimpangan dengan pedang yang patah serta perisai-perisai yang telah hancur.
Seseorang melemparkan senyumannya di tengah tumpukan mayat itu. "Umat manusia memang seharusnya punah sedari awal. Ah ... segarnya udara ini ketika aku tidak lagi menghirup udara yang sama dengan para manusia bajingan itu ... Kekeke ..."
Tak lama kemudian seseorang dengan kemeja berwarna hitam serta celana panjang berwarna hitam turun dari langit. Terlihat sebuah sabit berwarna biru tua menggantung di bagian belakang bahunya.
"Kurasa kau memang sudah kehilangan akal ... Zehid, beraninya kau turun sendirian menghadapi diriku!"
Pria dengan kemeja hitam itu ialah Zehid yang kemudian melemparkan senyum kecut sambil mengambil sabitnya dan di panggul di bahunya dengan postur tubuh menantang.
"Yah ... Bagaimana ya ... Aku juga sebetulnya sangat tak menyukai hal ini, namun ... Apa kita sedang dalam kondisi untuk saling bernegosiasi?
Terserah meskipun kau memiliki kekuatan penuh mu itu bukanlah masalah kekeke..."
"ZEHID!"
----------------
"Rue? Rueee?! Bangun! Kita sudah sampai di tempat tujuan."
Seorang wanita dengan rambut putih panjang yang terikat cantik itu menggoyangkan tubuh Rue dengan pelan hingga membuatnya terbangun dari tidurnya.
"Mmmm.... Mama?" Rue mengernyitkan matanya sambil menggumam dengan nada pelan. Maybelle mengangkat tubuh kecil Rue dan membuatnya berdiri.
Rue mengucek matanya menggunakan tangan kirinya sedangkan tangan kanannya menggandeng gaun Maybelle.
Sebelumnya Blake sudah memberitahu Maybelle bahwa sebagai tamu Kekaisaran perjamuan di adakan di Kastil Toronto yang megah milik Duke Yusha, sementara dirinya akan pergi ke Kastil Kaisar Jiksa bersama dengan Kepala Keluarga lainnya.
"Maybelle kemungkinan Keluarga kita akan di tuduh melakukan kudeta terhadap Kekaisaran Darten. Maka dari itu Anastasia harus ikut bersamaku untuk menjadi saksi kunci yang membuktikan Keluarga Agung Kloz tidak bersalah."
Maybelle masuk ke Aula Kastil yang begitu luas, di dalam sana ada begitu banyak orang orang dari kalangan bangsawan yang berkumpul. Ruangan yang luas itu terasa sejuk meskipun ada banyak orang di dalamnya dan juga terdapat iring-iringan lagu yang membuat hati tenang.
Maybelle kemudian menggandeng tangan Rue kemudian dengan ekspresi tersenyum Maybelle berkata, "Rue mau kue apa?" Spontan mendengar pertanyaan itu Rue dengan mata berbinar-binar menunjuk kearah bolu coklat dengan hiasan irisan stroberi diatasnya.
"Aku mau itu. Itu, Itu ma ..."
"Baiklah ... Mama ambilkan ya ..."
Rue sangat senang dan memakan kue bolu coklat itu dengan sangat antusias. Tak lama kemudian seorang wanita berparas cantik dengan rambut pirang terkuncir cantik ke belakang memasuki Aula.
Ia adalah Alene Fotd Cazey yang datang bersama dengan dua anaknya Defro Fotd Cazey, dan Heira Fotd Cazey. Saat itu mata Maybelle dan Alene saling bertemu dan ketegangan antara dua Nyonya besar dari Keluarga Agung terjadi di sini.
Bersambung ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments