Langit sore berwarna oranye gelap dengan hembusan angin sore yang bertiup lembut
terdengar suara burung gagak yang terbang di atas langit, yang kemudian
kerumunan mereka mendarat di atas tubuh mayat-mayat prajurit yang tewas.
Sementara itu prajurit yang bersembunyi di Kota Santino berjumlah sekitar
237 orang sedang mencoba untuk berkeliling di Kota untuk mencari sedikit makan.
Mereka juga tak lupa untuk mencari cara untuk menghubungi pusat, dan juga
obat-obatan untuk merawat rekan mereka yang dalam keadaan terluka.
Para prajurit itu membagi tugas mereka masing-masing demi bertahan hidup,
seperti yang di duga bertahan tanpa sosok pemimpin membuat semuanya
menjadi sedikit lebih sulit.
Di satu sisi mereka bisa merasa aman berada di dalam kota, namun di sisi lain
mereka bisa saja mati karena kelaparan atau luka yang di terima dari
pertempuran.
Sudah sejak 1 jam yang lalu regu yang bertugas mencari obat-obatan
berkeliling kota, namun mereka belum juga mendapatkan apapun,
begitupun dengan regu yang mencari makanan.
Karena warga kota Santino sudah pergi mengungsi, yang ditinggalkan
hanyalah furnitur-furnitur rumah yang tetap terletak pada tempatnya.
Tak lama kemudian terdengar dentuman keras yang berasal dari luar kota.
beberapa prajurit yang mendengarnya dengan cepat bergerak menuju gerbang kota
untuk melihat apa yang sedang terjadi.
Namun yang mereka lihat adalah tumpukan tulang belulang yang hancur dan,
berserakan di atas tanah. Kemudian seorang wanita cantik berjalan ke
depan gerbang kota Santino.
Itu adalah Anastasia. Anastasia memasukkan pedangnya kembali ke dalam
sarung pedangnya kemudian memasuki kota Santino.
Beberapa prajurit memandangnya dengan takjub, Anastasia yang menyadari keberadaan
mereka kemudian mendatangi mereka lalu menjelaskan jika ia di utus untuk
menyelamatkan prajurit yang terjebak di dalam Kota Santino.
Mereka yang mendengarnya menghela nafas lega mendengar tentang hal itu, lalu
seorang prajurit bertanya pada Anastasia. "Mohon maaf nona muda ... A-Apakah
semua iblis di luar sana sudah terbunuh?"
Anastasia mengangguk lalu memerintahkan para prajurit untuk beristirahat dengan tenang
di penginapan yang tersedia di Kota ini. "Hari sudah mulai gelap, lebih baik kalian
beristirahat." Anastasia kemudian mempertanyakan tentang ketersediaan makanan di kota ini.
Namun regu yang bertugas mencari makanan tak menemukan apapun, Anastasia lantas
menyarankan mereka untuk pergi mengecek ke daerah penginapan, biasanya bir dan makanan
tersedia di sana.
Sementara regu yang bertugas mencari obat-obatan untungnya mendapatkan hal
yang mereka cari, meski sebenarnya tidak cukup namun paling tidak dapat menutup luka
untuk sementara.
Dua ratus tiga puluh tuju prajurit itu bergerak terpisah untuk pergi ke penginapan
yang tersebar di Kota Santino, karena tidak mungkin satu penginapan saja cukup untuk
menampung 237 orang.
Sementara itu Anastasia pergi ke Benteng Chesley yang terletak di barat kota Santino
Tempat itu sudah dipenuhi oleh lalat dan burung-burung gagak, serta bau amis daerah
yang tak tertahankan.
Anastasia memasuki bangunan yang sudah separuh hancur itu untuk mencari merpati pos
untuk mengirim pesan ke Kota Sabien yang berisikan bahwa misinya telah selesai,
serta meminta jemputan untuk prajurit yang terluka di esok pagi.
Anastasia berjalan perlahan-lahan karena ruangannya cukup gelap, "di sini terlalu
gelap, sepertinya aku perlu menggunakan kekuatanku untuk memberi penerangan" gumam Anastasia.
Secercah cahaya muncul dari telapak tangan Anastasia, meskipun tidak terlalu terang
namun setidaknya cukup untuk menerangi jalan. Mata Anastasia sekarang menatap kearah sebuah
ruangan.
Anastasia berjalan mendekati ruangan yang tertutup tersebut dan mendorong pintunya perlahan.
krieettt
Ruangan itu kosong dan tidak ada siapapun di dalamnya, namun terdapat sebuah meja yang di atasnya terdapat seperti sebuah catatan. Dan juga sebuah bingkai foto Kapten Cavan dan juga anaknya.
',,,'
Ketika Anastasia berbalik badan ia menemukan seekor Merpati pos yang berada di dalam sangkar yang tergantung,
dengan cepat Anastasia menurunkannya, lalu dengan sebuah buku di atas meja tersebut, Anastasia
mengambil secarik kertas kemudian mulai menuliskan sebuah pesan.
Setelah selesai Anastasia barulah mengeluarkan merpati pos tersebut dari sangkarnya kemudian mengikat suratnya di merpati tersebut. "Tolong antarkan ini ke Yang Mulia Kaisar Jiksa, Arza Han Jiksa."
Setelah kembali ke dalam Kota Santino, Anastasia mencoba untuk berjalan-jalan mengitari kota sampai
akhirnya ia berhenti di sebuah Kastil Blue Rose yang sebelumnya di tinggali oleh Sarfon.
'Orang sekaya apa yang tinggal di bangunan semewah ini? Apa ini tempat tinggal seorang Duke?' batin Anastasia sedikit takjub.
Anastasia kemudian berjalan memasuki Kastil Blue Rose setelah membuka gerbangnya. Di dalam kastil Anastasia melirik
ke kiri ataupun kanan dan memasuki setiap sudut ruangan yang ada, 'Tertata rapi... Namun ... Terasa sepi sekali...
Apa hanya 1 orang yang tinggal di bangunan sebesar ini?'
Hingga sampailah Anastasia di ruangan pribadi milik Sarfon. Kamar dengan satu ranjang besar, dan sebuah sudut ruangan yang di halau dengan rak buku
dengan sofa dan meja kecil di depannya. 'Pemiliknya sepertinya tidak seperti orang yang ku bayangkan. Ku pikir dia memiliki seni yang bagus.'
Nata Anastasia kemudian tertuju kepada buku yang bertuliskan Diary. "Sebuah buku diary?" Anastasia hanya melihat-lihat bagian luar nya
kemudian meletakkan nya kembali. Terdapat sebuah bingkai foto di samping lampu tidur di sebelah kasur tidur.
Anastasia tidak percaya dengan foto yang ia lihat, maka dengan cepat ia menghampirinya kemudian memastikan apa yang ia lihat.
Foto itu merupakan foto dari Sarfon Fotd Cazey, mata Anastasia terbelalak tak percaya. Dengan bibir yang bergetar Anastasia berkata "R-Rrue!?"
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments