Chapter 18 : Nightmare

Langit sore berwarna oranye gelap dengan hembusan angin sore yang bertiup lembut

terdengar suara burung gagak yang terbang di atas langit, yang kemudian

kerumunan mereka mendarat di atas tubuh mayat-mayat prajurit yang tewas.

Sementara itu prajurit yang bersembunyi di Kota Santino berjumlah sekitar

237 orang sedang mencoba untuk berkeliling di Kota untuk mencari sedikit makan.

Mereka juga tak lupa untuk mencari cara untuk menghubungi pusat, dan juga

obat-obatan untuk merawat rekan mereka yang dalam keadaan terluka.

Para prajurit itu membagi tugas mereka masing-masing demi bertahan hidup,

seperti yang di duga bertahan tanpa sosok pemimpin membuat semuanya

menjadi sedikit lebih sulit.

Di satu sisi mereka bisa merasa aman berada di dalam kota, namun di sisi lain

mereka bisa saja mati karena kelaparan atau luka yang di terima dari

pertempuran.

Sudah sejak 1 jam yang lalu regu yang bertugas mencari obat-obatan

berkeliling kota, namun mereka belum juga mendapatkan apapun,

begitupun dengan regu yang mencari makanan.

Karena warga kota Santino sudah pergi mengungsi, yang ditinggalkan

hanyalah furnitur-furnitur rumah yang tetap terletak pada tempatnya.

Tak lama kemudian terdengar dentuman keras yang berasal dari luar kota.

beberapa prajurit yang mendengarnya dengan cepat bergerak menuju gerbang kota

untuk melihat apa yang sedang terjadi.

Namun yang mereka lihat adalah tumpukan tulang belulang yang hancur dan,

berserakan di atas tanah. Kemudian seorang wanita cantik berjalan ke

depan gerbang kota Santino.

Itu adalah Anastasia. Anastasia memasukkan pedangnya kembali ke dalam

sarung pedangnya kemudian memasuki kota Santino.

Beberapa prajurit memandangnya dengan takjub, Anastasia yang menyadari keberadaan

mereka kemudian mendatangi mereka lalu menjelaskan jika ia di utus untuk

menyelamatkan prajurit yang terjebak di dalam Kota Santino.

Mereka yang mendengarnya menghela nafas lega mendengar tentang hal itu, lalu

seorang prajurit bertanya pada Anastasia. "Mohon maaf nona muda ... A-Apakah

semua iblis di luar sana sudah terbunuh?"

Anastasia mengangguk lalu memerintahkan para prajurit untuk beristirahat dengan tenang

di penginapan yang tersedia di Kota ini. "Hari sudah mulai gelap, lebih baik kalian

beristirahat." Anastasia kemudian mempertanyakan tentang ketersediaan makanan di kota ini.

Namun regu yang bertugas mencari makanan tak menemukan apapun, Anastasia lantas

menyarankan mereka untuk pergi mengecek ke daerah penginapan, biasanya bir dan makanan

tersedia di sana.

Sementara regu yang bertugas mencari obat-obatan untungnya mendapatkan hal

yang mereka cari, meski sebenarnya tidak cukup namun paling tidak dapat menutup luka

untuk sementara.

Dua ratus tiga puluh tuju prajurit itu bergerak terpisah untuk pergi ke penginapan

yang tersebar di Kota Santino, karena tidak mungkin satu penginapan saja cukup untuk

menampung 237 orang.

Sementara itu Anastasia pergi ke Benteng Chesley yang terletak di barat kota Santino

Tempat itu sudah dipenuhi oleh lalat dan burung-burung gagak, serta bau amis daerah

yang tak tertahankan.

Anastasia memasuki bangunan yang sudah separuh hancur itu untuk mencari merpati pos

untuk mengirim pesan ke Kota Sabien yang berisikan bahwa misinya telah selesai,

serta meminta jemputan untuk prajurit yang terluka di esok pagi.

Anastasia berjalan perlahan-lahan karena ruangannya cukup gelap, "di sini terlalu

gelap, sepertinya aku perlu menggunakan kekuatanku untuk memberi penerangan" gumam Anastasia.

Secercah cahaya muncul dari telapak tangan Anastasia, meskipun tidak terlalu terang

namun setidaknya cukup untuk menerangi jalan. Mata Anastasia sekarang menatap kearah sebuah

ruangan.

Anastasia berjalan mendekati ruangan yang tertutup tersebut dan mendorong pintunya perlahan.

krieettt

Ruangan itu kosong dan tidak ada siapapun di dalamnya, namun terdapat sebuah meja yang di atasnya terdapat seperti sebuah catatan. Dan juga sebuah bingkai foto Kapten Cavan dan juga anaknya.

',,,'

Ketika Anastasia berbalik badan ia menemukan seekor Merpati pos yang berada di dalam sangkar yang tergantung,

dengan cepat Anastasia menurunkannya, lalu dengan sebuah buku di atas meja tersebut, Anastasia

mengambil secarik kertas kemudian mulai menuliskan sebuah pesan.

Setelah selesai Anastasia barulah mengeluarkan merpati pos tersebut dari sangkarnya kemudian mengikat suratnya di merpati tersebut. "Tolong antarkan ini ke Yang Mulia Kaisar Jiksa, Arza Han Jiksa."

Setelah kembali ke dalam Kota Santino, Anastasia mencoba untuk berjalan-jalan mengitari kota sampai

akhirnya ia berhenti di sebuah Kastil Blue Rose yang sebelumnya di tinggali oleh Sarfon.

'Orang sekaya apa yang tinggal di bangunan semewah ini? Apa ini tempat tinggal seorang Duke?' batin Anastasia sedikit takjub.

Anastasia kemudian berjalan memasuki Kastil Blue Rose setelah membuka gerbangnya. Di dalam kastil Anastasia melirik

ke kiri ataupun kanan dan memasuki setiap sudut ruangan yang ada, 'Tertata rapi... Namun ... Terasa sepi sekali...

Apa hanya 1 orang yang tinggal di bangunan sebesar ini?'

Hingga sampailah Anastasia di ruangan pribadi milik Sarfon. Kamar dengan satu ranjang besar, dan sebuah sudut ruangan yang di halau dengan rak buku

dengan sofa dan meja kecil di depannya. 'Pemiliknya sepertinya tidak seperti orang yang ku bayangkan. Ku pikir dia memiliki seni yang bagus.'

Nata Anastasia kemudian tertuju kepada buku yang bertuliskan Diary. "Sebuah buku diary?" Anastasia hanya melihat-lihat bagian luar nya

kemudian meletakkan nya kembali. Terdapat sebuah bingkai foto di samping lampu tidur di sebelah kasur tidur.

Anastasia tidak percaya dengan foto yang ia lihat, maka dengan cepat ia menghampirinya kemudian memastikan apa yang ia lihat.

Foto itu merupakan foto dari Sarfon Fotd Cazey, mata Anastasia terbelalak tak percaya. Dengan bibir yang bergetar Anastasia berkata "R-Rrue!?"

Bersambung....

Episodes
1 Chapter 1 : Prolog
2 Chapter 2 : Ini mulai menyebalkan
3 Chapter 3 : The great Cazey [1]
4 Chapter 4 : The Great Cazey [2]
5 Chapter 5 : Dilema
6 Chapter 6 : Operasi Penyelamatan
7 Chapter 7 : Operasi Penyelamatan [2]
8 Chapter 8
9 Chapter 9 : Keluarga Baru [1]
10 Chapter 10 : Keluarga Baru [2]
11 Chapter 11 : They are Coming [1]
12 Chapter 12 : They are Coming[2]
13 Chapter 13: Cahaya putih
14 Chapter 14 : Operation Ellery [1]
15 Chapter 15 : Operation Ellery (II)
16 Chapter 16: Eyes on you
17 Chapter 17 : Child Of Light
18 Chapter 18 : Nightmare
19 Chapter 19 : Konsekuensi
20 Chapter 20
21 Chapter 21
22 Chapter 22
23 Chapter 23
24 Chapter 24
25 Chapter 25 : Sarfon started to move
26 Chapter 26 : Asumsi
27 Chapter 27 : Kepala Keluarga Cazey
28 Chapter 28 : Trik
29 Chapter 29 : Kepercayaan
30 Chapter 30 : Red Era
31 Chapter 31
32 Chapter 32 : Dark Forest [1]
33 Chapter 33: Dark Forest[II]
34 Chapter 34 : Datangnya Badai.
35 Chapter 35 : Sturdy Varhemen [I]
36 Chapter 36: Sturdy Varhemen [III]
37 Chapter 37
38 Chapter 38
39 Chapter 39
40 Chapter 40
41 Chapter 41 : Blank Mind
42 Chapter 42
43 Chapter 43
44 Chapter 44
45 Chapter 45
46 Chapter 46 : Titik Krusial
47 Chapter 47 : Esensi
48 Chapter 48: Phoenix
49 Chapter 49: The Dancer
50 Chapter 50: Personal problems?
51 Chapter 51: Klasik
52 [Season 1 End] Chapter 52: Kotak pengorbanan
53 Chapter 53
54 Chapter 54
55 Chapter 55: Dust
56 Chapter 56: Dust II
57 Chapter 57: Laut Arthea
58 Chapter 58: Dust III
59 Chapter 59: Mission Imposible
60 Chapter 60
61 Chapter 61
Episodes

Updated 61 Episodes

1
Chapter 1 : Prolog
2
Chapter 2 : Ini mulai menyebalkan
3
Chapter 3 : The great Cazey [1]
4
Chapter 4 : The Great Cazey [2]
5
Chapter 5 : Dilema
6
Chapter 6 : Operasi Penyelamatan
7
Chapter 7 : Operasi Penyelamatan [2]
8
Chapter 8
9
Chapter 9 : Keluarga Baru [1]
10
Chapter 10 : Keluarga Baru [2]
11
Chapter 11 : They are Coming [1]
12
Chapter 12 : They are Coming[2]
13
Chapter 13: Cahaya putih
14
Chapter 14 : Operation Ellery [1]
15
Chapter 15 : Operation Ellery (II)
16
Chapter 16: Eyes on you
17
Chapter 17 : Child Of Light
18
Chapter 18 : Nightmare
19
Chapter 19 : Konsekuensi
20
Chapter 20
21
Chapter 21
22
Chapter 22
23
Chapter 23
24
Chapter 24
25
Chapter 25 : Sarfon started to move
26
Chapter 26 : Asumsi
27
Chapter 27 : Kepala Keluarga Cazey
28
Chapter 28 : Trik
29
Chapter 29 : Kepercayaan
30
Chapter 30 : Red Era
31
Chapter 31
32
Chapter 32 : Dark Forest [1]
33
Chapter 33: Dark Forest[II]
34
Chapter 34 : Datangnya Badai.
35
Chapter 35 : Sturdy Varhemen [I]
36
Chapter 36: Sturdy Varhemen [III]
37
Chapter 37
38
Chapter 38
39
Chapter 39
40
Chapter 40
41
Chapter 41 : Blank Mind
42
Chapter 42
43
Chapter 43
44
Chapter 44
45
Chapter 45
46
Chapter 46 : Titik Krusial
47
Chapter 47 : Esensi
48
Chapter 48: Phoenix
49
Chapter 49: The Dancer
50
Chapter 50: Personal problems?
51
Chapter 51: Klasik
52
[Season 1 End] Chapter 52: Kotak pengorbanan
53
Chapter 53
54
Chapter 54
55
Chapter 55: Dust
56
Chapter 56: Dust II
57
Chapter 57: Laut Arthea
58
Chapter 58: Dust III
59
Chapter 59: Mission Imposible
60
Chapter 60
61
Chapter 61

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!