"Eeehhh ... Barusan itu cukup keren lo ..."
Rue terpana melihat atraksi yang dilakukan oleh Defro dengan es sirup di dalam sebuah gelas. Molekul air sirup itu di kendalikan dengan sihir dan di tenggak oleh Defro secara langsung tanpa menyentuh gelasnya.
Namun sontak saja hal itu mengundang kemarahan Alene karena perilaku Defro barusan dinilai tidak sopan dan tidak beradab. Alene menatap tajam kearah Defro dan Defro langsung terdiam lalu melirik kearah samping membuang muka.
Rue kemudian mengajak Maybelle pergi ke lantai 2 karena melihat sebuah air es coklat yang membuatnya tertarik. "Mama... Aku mau! Aku mau! Ayo! Ayo!" Rue menarik narik lengan Maybelle untuk segera mengikutinya.
"Rue, Jangan begitu berperilaku lah lebih sopan sayang ..."
Maybelle pada akhirnya menuruti kemauan Rue setelah pamit dengan Alene. "Saya permisi Nyonya Alene ..."
...----------------...
[Ruang Rapat pertemuan Kepala Keluarga Agung]
Seorang pria dengan perawakan tinggi dan wibawa yang kuat duduk di singgasananya sambil memberikan sambutan pada tamu-tamunya yang merupakan Ke empat Kepala Keluarga Agung. Pria itu adalah Kaisar Jiksa, Arza Han Jiksa. Ia melemparkan senyum pada Kepala Keluarga Agung yang duduk di kursinya masing-masing. "Saya sangat berterimakasih kepada Ke empat Kepala Keluarga Agung yang telah menyempatkan diri untuk datang ke rapat penting ini di sela-sela kesibukan anda masing-masing, kalau begitu kita langsung masuk saja ke Inti pembicaraan yang akan kita bicarakan."
Kaisar Arza kemudian mempersilahkan Rein untuk berbicara perihal hal yang ingin ia sampaikan. "Dengan segala Hormat yang mulia kaisar, saya ingin mengatakan bahwa Petaka yang terjadi di Kekaisaran Darten dan tentang hilangnya seluruh keluarga kekaisaran Darten berkaitan dengan Keluarga Agung Kloz." Hal yang baru saja dikatakan oleh Rein membuat seisi ruangan terdiam sejenak. Kepala Keluarga lainnya juga memiliki dugaan yang sama dengan Rein tantang Keluarga Agung Kloz melakukan kudeta secara rahasia.
Namun Blake yang sudah menyadari hal ini membuatnya memilih untuk diam terlebih dahulu. Seperti sebelumnya ia sudah menduga apabila Keluarga Kloz akan tertarik masalah dalam hal ini, namun ia tetap tenang karena memiliki kunci yang akan membungkam seluruh tuduhan yang diarahkan pada Keluarga Kloz. Rein kemudian melanjutkan perkataannya, "Hal ini bukan tuduhan tak berdasar saya harap anda mengerti Tuan Blake. Maka dari itu izinkan saya menanyakan beberapa hal untuk memastikan apakah anda terkait dengan perjanjian terlarang dengan iblis.' Blake menatap Rein dengan tatapan datar sambil menyimak pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan padanya.
Blake memberikan jawaban dengan hati hati namun apa adanya. "Aku bisa membuktikan seluruh perkataan ku." Blake kemudian menoleh kearah Kaisar Arza kemudian berkata, "Yang Mulia tolong izinkan putri saya masuk kesini dan bersaksi dan membuktikan jika Keluarga Agung Kloz benar-benar bersih dari tuduhan terkait dengan para Iblis." Kaisar Arza mengangguk setuju dan mempersilahkan Anastasia masuk ke ruangan. Saat itu juga Anastasia bersaksi bahwa saat itu ia bertarung sendirian setelah merasakan ledakan energi dari Ibukota. Anastasia kemudian mendeskripsikan bagaimana rupa /wajah dari lawannya tersebut, dan benar saja hal ini tidak sama dengan wajah Hilzed yang dirasuki oleh Trazer.
lalu Rein kembali bertanya pada Anastasia tentang apakah Anastasia yang telah menyelamatkan Alene. "Lalu apakah anda yang telah menyelamatkan Alene?" Dan sontak saja Anastasia menggelengkan kepalanya. "Tidak Tuan Rein." ia tak pernah melihat Alene di manapun yang dimana Rein sendiri telah mendapatkan kesaksian dari Istrinya bahwa yang telah menyelamatkan dirinya di duga merupakan salah satu prajurit dari Keluarga Cazey. Kemudian Rein menoleh kearah Kaisar Arza seraya mengatakan bahwa Keluarga Kloz bersih dari pengkhianatan.
Kaisar Arza tersenyum lega begitupun dengan Kepala Keluarga Agung lainnya, dengan pembuktian ini umat manusia tidak ketakutan lagi tentang berkurangnya kekuatan militer untuk menghadapi Iblis. Kaisar Arza Han Jiksa kemudian berkata, "pertemuan ini saya rasa sudah cukup. Tuan Blake untuk Kekuasaan Kekaisaran Darten saya rasa untuk sementara Kekuasaan tertinggi ada di tangan anda. Namun jika Garis keturunan atau Keluarga Kekaisaran Darten sudah di temukan ia harus menjadi Kaisar selanjutnya, hal ini akan saya bicarakan dengan Kaisar Guza dan Kaisar Orta." Dengan begitu pertemuan para Kepala Keluarga Agung telah selesai dengan hilangnya semua kecurigaan pada Keluarga Kloz
Seorang prajurit misterius memasuki ruang pertemuan kemudian membisikkan sesuatu ke telinga Kaisar Arza. Begitu mendengar apa yang di katakan prajurit itu mata Kaisar seketika terbelalak terkejut. Semua mata menatap kearah Kaisar Arza yang dalam ekspresi terkejut.
Kaisar Arza kemudian memerintahkan prajurit itu untuk langsung mengirimkan bantuan ke Benteng Chesley yang berletak di Kota Santino. Seperti perkiraan Sarfon 3 Tahun yang lalu, pergerakan pasukan Iblis berubah haluan ke arah timur dan datang melalui Dark Forest yang merupakan sebuah hutan misterius yang kemungkinan dipenuhi monster. Jika benteng Chesley sampai di tembus maka Kota Santino dapat di pastikan akan luluh lantak mengingat besarnya jumlah pasukan Iblis yang datang.
Kaisar Arza terlihat mengepalkan tangannya erat-erat. Dan disaat yang bersamaan seluruh kepala keluarga dapat merasakan aura jahat dari arah Timur. Mereka semua memikirkan satu hal yang sama, ada serangan Iblis.
[Benteng Chesley]
Seorang pria berumur sekitar 30 tahunan menyaksikan pasukannya menembaki Iblis-Iblis yang datang menyerang. Dengan tenang pria itu menyaksikan dari atas benteng dan tetap memberi arahan untuk menahan para Iblis menembus benteng.
Pedangnya tetap ter sarung di samping pinggangnya dan bukannya mengeluarkan pedangnya pria itu malah menyalakan cerutunya. "Tak ku sangka mayat para Iblis itu menumpuk hingga menutupi gerbang." Pria dengan rambut merah dengan sorot mata tajam dan badan yang kekar itu berjalan ke pinggir melihat mayat-mayat para Iblis. Pria itu adalah Cavan Benoni sang Kapten Penjaga benteng Chesley.
Seorang prajurit berjalan mendekati Kapten Cavan dan memberikan sebuah laporan. "Kapten! Kita mulai kehabisan amunisi! Dan para Iblis terus saja berdatangan tanpa henti, kami sudah meminta bantuan namun bala bantuan belum juga tiba!" lapor prajurit tersebut. Melihat anak buahnya benar-benar berharap Cavan memiliki solusi, Cavan menghela nafas singkat.
"Bisakah kamu mencium bau anyir darah yang makin lama makin pekat ini? kengerian peperangan dan korban jiwa. Kamu... Siapa namamu?" tanya Cavan pada prajurit yang berada di hadapannya itu.
"Nama saya Arien Kapten Cavan!"
Cavan kemudian mematikan cerutunya kemudian memberikan perintah pada Arien. "Bawa 4 prajurit dan mundur lah kebelakang untuk mengevakuasi para penduduk di Kota ini, baik itu Bangsawan ataupun rakyat biasa jangan sampai ada yang terlewat."
Prajurit Arien mengangguk paham dan mulai melaksanakan perintah yang telah di berikan oleh Kapten Cavan tanpa mempertanyakannya. Insting Cavan mengatakan apabila hal yang berbahaya sudah semakin mendekat. Hal ini ditandai dengan hempasan angin yang menerpa dengan sangat kencang ke arah benteng Chesley. Cavan menghela nafasnya sambil memegang gagang pedang yang masih ter sarung rapi di pinggangnya.
"Hari yang buruk...."
Bersambung ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments