Chapter 10 : Keluarga Baru [2]

Miranda berdiri di depan gerbang Kastil Blue Rose dengan wajah sedikit ragu untuk masuk ke dalam. Meskipun begitu ia mencoba untuk masuk ke dalam halaman dan mencari dimana Tuannya sedang berada.

Halaman sangat sepi tidak seorang pun ada di sana, sementara daun daun yang berguguran bertebaran mengotori halaman depan. 'Mengapa sangat kotor? Apa Tuan muda kesulitan membersihkan halaman sendiri ya?'

Miranda sudah meninggalkan Kastil belum begitu lama, hanya sekitar 2 hari karena setelahnya Nyonya Alene telah ditemukan selamat.

Miranda mengetuk pintu di depannya, namun tak ada jawaban. "Tuan Muda, Ini saya Miranda sudah kembali..."

Hening tak ada jawaban. Miranda mencoba mendorong pintu dan ternyata pintu rumah tidak di kunci. Mata Miranda langsung melirik ke sekitar. Ia memperhatikan apakah ada jejak-jejak mencurigakan di sekitar rumah, namun tak ada hal-hal mencurigakan.

"Apa Tuan muda sedang pergi keluar ya?" gumam Miranda. Namun begitu Miranda masuk ke dapur disana ia menemukan makan malam yang terakhir kali ia buatkan untuk Sarfon sebelum kembali ke Kastil Keluarga Agung Cazey.

Mata nya terbelalak tak percaya, air matanya mulai mengalir dari matanya dan berlari keluar dari dalam. Dengan putus asa ia memanggil-manggil Sarfon dengan suara keras dan putus asa.

"TUAN MUDA! TUAN MUDA! TUAN MUDA! TUAN MUDA! ANDA DIMANA? SAYA MOHON KEMBALI TUAN MUDA!"

Miranda tidak mau menerima kenyataan bahwa Sarfon telah hilang, namun pada akhirnya kakinya kehilangan tenaga dan terduduk di tanah. Miranda merasa menyesal karena ia sudah meninggalkan Sarfon sendirian.

"Saya mohon ... Kembali Tuan muda ... Saya minta maaf ...."

...----------------...

note: narasi Sarfon akan diganti dengan Rue untuk saat ini. agar memudahkan pembaca.

"Rue, lihat mama bawa apa ..." Maybelle masuk ke Kamar Sarfon dengan membawa sekeranjang buah apel. Rue menengok kearah pintu dimana Maybelle masuk.

Maybelle tersenyum pada Rue yang menatapnya dengan tatapan kosong. "Ada apa ini? Mengapa kamu terlihat tidak bersemangat? Apa masih ada yang sakit sayang?" Maybelle memperhatikan dengan seksama apa ada yang bermasalah dengan Rue.

Rue menggelengkan kepalanya pelan dan menjawab degan nada lembut. "Tak ada masalah kok ... Ma." Rue melempar senyum ke arah Maybelle yang membuat Maybelle juga ikut tersenyum.

"Yasudah, kalau begitu, mama akan kupas apel nya ya..." tukas Maybelle dengan nada lembut, ia berusaha sebisa mungkin untuk menjadi sosok Ibu yang natural pada Rue.

Namun Rue menolak tawaran Maybelle, "Ah... Nanti mama kerepotan ..." Namun secara tiba-tiba pintu kamar di dobrak dari luar. Brak! Dari sana muncul Anastasia dengan pakaian putih yang biasa ia kenakan untuk latihan, terlihat pakaian Anastasia basah oleh keringatnya sendiri.

"Mama, kupas kan saja apelnya untukku— tidak, maksudnya untuk Rue. Dengar ya, tidak boleh menolak!"

Rue masih mencoba untuk menolak, namun setelah melihat ekspresi Maybelle ia akhirnya tidak mempermasalahkannya lagi. "Baiklah, maafkan aku ma..." Maybelle mengelus kepala Rue dengan lembut lalu mengatakan tak apa apa.

Maybelle yang sedang mengupas kan apel di kursinya menghentikan kegiatannya menyadari Anastasia sedang menatap kearahnya.

"Anastasia ... Kamu sekarang ngapain di belakang mama?"

Anastasia menjawab dengan singkat dengan mata yang tertuju kearah tangan Maybelle. "Apel."

"Badan mu bau keringat sayang..."

"Apel."

"Tidak ada apel jik—"

Dengan cepat Anastasia langsung bergegas keluar dari kamar Sarfon dan pergi ke kamar mandinya. "Baiklah aku pergi mandi. Sisakan untukku yang sudah di kupas ma!" Teriak Anastasia dari kejauhan.

"Nah ... Makanlah ini sayang ..." Maybelle menyerahkan piring yang diatasnya telah di letakkan potongan-potongan apel dan mulai memakannya menggunakan garpu.

Maybelle memperhatikan Rue dengan senyum hangat sambil kembali memotong kan apel untuk Anastasia. "Apa kamu merasakan masih ada yang sakit sayang?" tanya Maybelle pada Rue.

Rue menggelengkan kepalanya. "Tak ada ma, aku sepertinya sudah baik-baik saja."

"Syukurlah ... Kalau begitu mau makan malam bersama nanti di bawah?"

Rue mengangguk. "Tapi, apa ...."

"Ada apa nak?"

"Tidak ada, tidak apa-apa kok ma..."

...----------------...

Kediaman Keluarga Kloz, Ruang Makan.

Rue duduk diatas kursinya sementara di kirinya ada Anastasia, dan di hadapannya duduk Blake dan Maybelle.

Makan malam itu terasa sangat nyaman, karena mereka semua berusaha untuk tidak membuat Rue merasa di jauhi. Namun hal yang paling di perhatikan disini adalah cara Rue menyantap makanannya.

Sejak siang tadi Maybelle secara kebetulan menyadari cara Rue memakan apelnya, namun ia tak begitu memperhatikan karena berusaha untuk menjadi natural dengan Rue.

Hal ini membuatnya penasaran dan akhirnya mengajak Rue ikut makan malam, disini akhirnya Maybelle menyadari bahwa kemungkinan Rue bukanlah prajurit kelas bawah dari Keluarga Cazey.

'Cara makannya sungguh seperti bangsawan kelas atas, tidak berisik, rapi dan yang paling penting dia tahu cara meletakkan garpu dan sendok nya diatas piring. Tanda itu artinya ia sudah selesai makan.'

"Apfa wraasanya ewnak Rue?" tanya Anastasia sambil mengunyah makanan di mulutnya. "Ekhem! Anastasia tidak sopan berbicara sambil mengunyah makanan, apalagi cara makan mu itu ... Ya Dewi, aku punya anak perempuan ..."

Blake yang juga sudah selesai makan kemudian berkata dengan nada dan ekspresi yang serius. "Besok kita akan pergi ke Kekaisaran Jiksa untuk memenuhi rapat Keluarga Agung. Ada masalah, Keluarga Kloz kita dituduh bersekongkol dengan para Iblis dan mencoba untuk mengambil alih Kekaisaran Jiksa.

Anastasia, saat itu kamu jadi saksinya sendiri kan tentang Iblis di Ibukota, Kalau begitu kamu harus ikut Ayah untuk datang sebagai saksi, bahwa kita tidak terkait dengan Iblis."

Anastasia mengangguk paham dan mengiyakan apa yang dikatakan Ayahnya pada dirinya. "Rue ayo main..." bisik Anastasia di telinga Rue.

Namun mata Rue sudah terlihat berkedip-kedip menandakan ia sudah terlalu mengantuk, dan melihat hal itu Maybelle langsung menegur Anastasia kembali. "Tidak ada main Anastasia... Lihat adikmu sudah mengantuk." Maybelle kemudian beranjak dari kursinya lalu mengangkat Rue yang sudah mengantuk itu ke pelukannya lalu menggendongnya.

"Apa kamu sudah mengantuk sayang? Ayo mama antar ke kamar." Maybelle kemudian meninggalkan Ruang makan menyisakan Blake dan Anastasia.

"Anastasia, kemungkinan mama mu juga sudah menyadarinya ... Anak itu Rue bukanlah bocah sembarangan. Ia sepertinya bangsawan Cazey, dari cara makannya sudah terlihat, tidak seperti kamu yang perempuan malah makan sembarangan seperti itu, kita bangsawan nak, berperilaku lah seperti bangsawan."

Anastasia menggelengkan kepalanya dan membantah nasihat Ayahnya. "Tidak seperti itu Ayah, makan tidak menentukan kemampuan seseorang. Ayolah jangan seperti itu, bukankah lagipula Ayah sudah tak mempermasalahkannya sejak 4 Tahun lalu?

Kenapa mengungkitnya sekarang, ini tak ada hubungannya yah."

Blake yang mendengar jawaban Anastasia hanya bisa mengelus dada. "Ya Tuhan, aku membiarkan hal ini menjadi kebiasaan buruk anakku ..."

Anastasia hanya mendengus kesal, namun seketika ia teringat sesuatu. Sejak awal Rue berada di sini Rue selalu makan dengan cara bangsawan. 'Kalau di ingat-ingat Rue memang memiliki manner yang cukup bagus ... Aku saja yang kurang memperhatikannya.'

^^^Bersambung....^^^

Episodes
1 Chapter 1 : Prolog
2 Chapter 2 : Ini mulai menyebalkan
3 Chapter 3 : The great Cazey [1]
4 Chapter 4 : The Great Cazey [2]
5 Chapter 5 : Dilema
6 Chapter 6 : Operasi Penyelamatan
7 Chapter 7 : Operasi Penyelamatan [2]
8 Chapter 8
9 Chapter 9 : Keluarga Baru [1]
10 Chapter 10 : Keluarga Baru [2]
11 Chapter 11 : They are Coming [1]
12 Chapter 12 : They are Coming[2]
13 Chapter 13: Cahaya putih
14 Chapter 14 : Operation Ellery [1]
15 Chapter 15 : Operation Ellery (II)
16 Chapter 16: Eyes on you
17 Chapter 17 : Child Of Light
18 Chapter 18 : Nightmare
19 Chapter 19 : Konsekuensi
20 Chapter 20
21 Chapter 21
22 Chapter 22
23 Chapter 23
24 Chapter 24
25 Chapter 25 : Sarfon started to move
26 Chapter 26 : Asumsi
27 Chapter 27 : Kepala Keluarga Cazey
28 Chapter 28 : Trik
29 Chapter 29 : Kepercayaan
30 Chapter 30 : Red Era
31 Chapter 31
32 Chapter 32 : Dark Forest [1]
33 Chapter 33: Dark Forest[II]
34 Chapter 34 : Datangnya Badai.
35 Chapter 35 : Sturdy Varhemen [I]
36 Chapter 36: Sturdy Varhemen [III]
37 Chapter 37
38 Chapter 38
39 Chapter 39
40 Chapter 40
41 Chapter 41 : Blank Mind
42 Chapter 42
43 Chapter 43
44 Chapter 44
45 Chapter 45
46 Chapter 46 : Titik Krusial
47 Chapter 47 : Esensi
48 Chapter 48: Phoenix
49 Chapter 49: The Dancer
50 Chapter 50: Personal problems?
51 Chapter 51: Klasik
52 [Season 1 End] Chapter 52: Kotak pengorbanan
53 Chapter 53
54 Chapter 54
55 Chapter 55: Dust
56 Chapter 56: Dust II
57 Chapter 57: Laut Arthea
58 Chapter 58: Dust III
59 Chapter 59: Mission Imposible
60 Chapter 60
61 Chapter 61
Episodes

Updated 61 Episodes

1
Chapter 1 : Prolog
2
Chapter 2 : Ini mulai menyebalkan
3
Chapter 3 : The great Cazey [1]
4
Chapter 4 : The Great Cazey [2]
5
Chapter 5 : Dilema
6
Chapter 6 : Operasi Penyelamatan
7
Chapter 7 : Operasi Penyelamatan [2]
8
Chapter 8
9
Chapter 9 : Keluarga Baru [1]
10
Chapter 10 : Keluarga Baru [2]
11
Chapter 11 : They are Coming [1]
12
Chapter 12 : They are Coming[2]
13
Chapter 13: Cahaya putih
14
Chapter 14 : Operation Ellery [1]
15
Chapter 15 : Operation Ellery (II)
16
Chapter 16: Eyes on you
17
Chapter 17 : Child Of Light
18
Chapter 18 : Nightmare
19
Chapter 19 : Konsekuensi
20
Chapter 20
21
Chapter 21
22
Chapter 22
23
Chapter 23
24
Chapter 24
25
Chapter 25 : Sarfon started to move
26
Chapter 26 : Asumsi
27
Chapter 27 : Kepala Keluarga Cazey
28
Chapter 28 : Trik
29
Chapter 29 : Kepercayaan
30
Chapter 30 : Red Era
31
Chapter 31
32
Chapter 32 : Dark Forest [1]
33
Chapter 33: Dark Forest[II]
34
Chapter 34 : Datangnya Badai.
35
Chapter 35 : Sturdy Varhemen [I]
36
Chapter 36: Sturdy Varhemen [III]
37
Chapter 37
38
Chapter 38
39
Chapter 39
40
Chapter 40
41
Chapter 41 : Blank Mind
42
Chapter 42
43
Chapter 43
44
Chapter 44
45
Chapter 45
46
Chapter 46 : Titik Krusial
47
Chapter 47 : Esensi
48
Chapter 48: Phoenix
49
Chapter 49: The Dancer
50
Chapter 50: Personal problems?
51
Chapter 51: Klasik
52
[Season 1 End] Chapter 52: Kotak pengorbanan
53
Chapter 53
54
Chapter 54
55
Chapter 55: Dust
56
Chapter 56: Dust II
57
Chapter 57: Laut Arthea
58
Chapter 58: Dust III
59
Chapter 59: Mission Imposible
60
Chapter 60
61
Chapter 61

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!