Chapter 15 : Operation Ellery (II)

[Komandan Gerard Hilmann]

Seorang Pria muda yang memimpin para prajurit yang akan melakukan pengepungan terhadap Kota Santino yang telah jatuh ke tangan Iblis,

Ia adalah Gerard Hilmann. Sang Komandan muda yang di rekomendasikan oleh Komandan Penaklukan Fenton Paul Henderson.

Gerard memacu kudanya bersama dengan pasukannya yang mengikutinya dari belakang. Mereka melewati rute yang di arahkan oleh pusat,

"Komandan dalam 17 menit kita akan segera sampai di sungai Ellery," tukas seorang prajurit. Gerard mengangguk kemudian langsung

memberi instruksi.

"Bergerak ke kiri, kita akan bergerak ke arah datangnya arus sungai di arah utara," ucap Gerard dengan suara lantang.

Pasukan yang berjumlah 3.500 jiwa itu mendengarkan perintah sang Komandan dan terus mengikutinya. Setelah perjalanan yang memakan waktu selama 2 jam, para pasukan yang di pimpin Gerard telah sampai di Bukit Shannon.

"mata-mata..." panggil Gerard, dan tak lama kemudian 4 orang mata-mata datang di samping Gerard menunggu perintah.

"Kami menunggu perintah dari anda Komandan." Gerard kemudian memerintahkan mereka berempat untuk mengamati kota Santino, lalu dengan cepat mereka berempat langsung bergerak pergi.

Gerard kemudian menginstruksikan pasukannya untuk menyiapkan Catapult mereka. "Siapkan Catapult nya!"

Gerard memiliki insting dan kepekaan yang sangat tajam yang membuatnya di rekomendasikan sebagai Komandan di usia muda.

'Ada yang aneh ... Kota Santino terlalu tenang untuk di katakan jatuh ke tangan musuh.' gumam Gerard.

Namun tanpa di sangka-sangka satu squadron burung Iblis yang berjumlah 7 ekor berukuran 5 orang manusia menyerbu pasukan Gerard.

Mereka menembakkan bijih-bijih beracun dari mulut mereka dengan kecepatan tinggi yang bahkan membuat armor para prajurit tertembus.

"Komandan ada serangan dadakan!"

Dalam keadaan terkejut karena serangan dadakan ini Gerard yang hanya memiliki deduksi kuat tanpa antisipasi yang di dasari pada pengalaman pertempuran langsung kewalahan. "PARA IBLIS SIALAN!" Gerard yang dipenuhi emosi menarik pedang dari sarungnya.

Dengan lantang ia berseru kepada para prajuritnya. "Kalian semua keluarkan senjata kalian! Kita akan bertempur!" Gerard mengangkat pedangnya ke atas.

"Bentuk formasi pertahan Slaven!" Formasi ini membuat pemanah berada di bawah perlindungan pasukan berperisai sementara para pemanah berusaha melakukan serangan balik kearah para burung Iblis.

Anak panah demi anak panah telah di tembakkan namun burung Iblis yang memiliki kecepatan luar biasa, mereka dengan mudah menghindari tembakan dari anak panah itu meski telah di akselerasi kan dengan sihir.

Justru sebaliknya korban dari pasukan Gerard makin lama makin bertambah banyak karena serangan tambahan dari para tengkorak hidup yang muncul

dari bawah tanah dan langsung menyerbu.

"ITU SKELETON SOLDIER! ADA SEORANG NECROMANCER!"

Salah seorang prajurit kemudian melaporkan hal ini ke Komandan Gerard. "Komandan terdapat serangan dari pasukan skeleton dari belakang! Ada kemungkinan bahwa Iblis Necromancer juga ada." Gerard menggertakkan giginya. "Pasukan berpedang dan pasukan kavaleri berkumpul dan segera buat formasi menyerang!"

Kemudian 4 orang mata-mata yang di utus oleh Gerard kini telah kembali dan melaporkan bahwa

kota Santino dinyatakan kosong dan mega trap nya masih aktif dan tidak mengalami kerusakan sedikitpun.

Mendengar laporan itu Gerard langsung memerintahkan pasukannya, untuk berlindung di kota Santino.

"Pasukan pemanah dan pasukan perisai bergerak mundur menuju ke dalam Kota Santino!

Para Iblis tak akan masuk ke dalam sana!" Para pasukan pemanah dan perisai yang mulai kewalahan kemudian bergerak dengan cepat menuju ke dalam

kota Santino.

Sementara itu Gerard sebagai Komandan dan juga pasukan kavaleri akan bertempur melawan pasukan skeleton yang menyerang.

"Pasukan Kavaleri yang tersisa cepat buat formasi stonewall! Kita akan menembus pasukan Iblis di depan kita! INGAT JANGAN ADA KERAGUAN!"

Mendengar seruan sang Komandan membuat moral para prajurit naik drastis, mereka semua membalas seruan sang komandan sambi mengangkat senjata mereka.

Terlihat prajurit skeleton yang berlari menuju kearah Gerard dan pasukannya. Gerard menurunkan dagunya dan dengan ekspresi serius

pria itu langsung memacu kudanya seraya menyeru dengan lantang. "SERANG!!"

"HEARGGGGGHHH!"

"HEARGHHHHHH!!"

Para pasukan Kavaleri menerobos dan menebaskan pedang mereka kearah para pasukan skeleton yang ada di hadapan mereka.

Sementara itu, Gerard menuju jalan yang dihadang oleh pasukan skeleton yang berjumlah puluhan.

"Jangan halangi jalanku Iblis bajingan!!"

Pedang Gerard perlahan mengeluarkan aura berwarna biru. "AURA SWORD, BOLT!" sebuah tusukan dengan kecepatan tinggi itu menghancurkan

apapun yang di laluinya sejauh 300 meter. Dalam kecepatan sekuat itu kuda yang ditunggangi oleh Gerard tidak sanggup bertahan dari kecepatan tersebut.

Gerard terguling dan terjatuh dan mengalami luka yang cukup parah di sekitar bahu dan juga wajahnya.

"Ughh..."

Kepalanya terasa berat dan tubuhnya dipenuhi rasa sakit, saat ini Gerard juga terpisah dari pasukannya. Namun meskipun seperti itu ia berhasil

untuk membuka jalan kabur bagi pasukannya untuk lari.

Gerard kembali berdiri sambil menyenderkan tangannya ke sebuah pohon besar. "Seharusnya pasukan ku dapat kembali ke Kota Sabien untuk melaporkan

hal yang terjadi." Gerard memperhatikan daerah di sekitarnya, sebuah hutan rindang yang di tumbuhi pohon-pohon tinggi nan rindang.

"Sepertinya ini sudah melewati sungai Ellery, namun aku tidak membawa kompas... sial."

Tak lama kemudian Gerard menemukan pedangnya yang tergeletak tak jauh dari tempatnya tersadar kemudian mengambilnya.

"Eh... Benar juga. Aku tinggal melewati jalur yang ku buat ini kan." Ia akhirnya terpikirkan hal tersebut,

Gerard lantas berjalan mengikuti jejak kehancuran yang ia buat, namun secara tiba-tiba seseorang menghadangnya.

'Aura Iblis!' batin Gerard yang membuatnya langsung waspada. Iblis itu memiliki tinggi dan wujud mirip seperti manusia namun di wajahnya

terdapat sebuah tanda dengan bentuk kristal,

dan sebuah tanduk pendek di dahinya. Iblis itu berjalan perlahan seraya berkata,

"Manusia, menyerah lah dan nonaktifkan jebakan yang menghalangi di Kota Santino"

Gerard memberikan tatapan dingin kearah Iblis tersebut, ia menggenggam pedangnya dengan erat dan bersiap melakukan serangan. "Menyerah?"

Gerard melesat dengan cepat dan muncul di belakang iblis tersebut dengan pedang yang siap ia tebas. "Jangan mimpi!"

SLASH!

[Ibu kota Kekaisaran Jiksa, Kastil Faramon. Kota Sabien]

Kepala Keluarga Santley yaitu Grier Malvin Santley bertanya pada Komandan penaklukan yaitu Fenton Paul Henderson, alasan mengapa ia merekomendasikan seorang komandan muda Gerard Hilmann untuk melakukan pengepungan kota Santino tanpa membantunya.

Komandan Henderson sedikit tersenyum kemudian menceritakan sebuah kisah singkat. "Entah saat itu bulan berapa namun aku ingat saat itu musim dingin, saat di mana ia baru saja diangkat menjadi seorang Komandan muda melalui prestasi yang baru saja ia capai.

yaitu invasi iblis di dataran utara yaitu kota Wessel, korban dari pertempuran itu bahkan mencapai 7000 jiwa dari 8000 prajurit, yang artinya 2 kali lipat dari

pasukan yang ia bawa saat ini, bahkan benteng di kota Wessel juga rusak sampai 95% akibat pertarungan itu.

Komandan muda Gerard memiliki pengetahuan tentang ratusan formasi termasuk cara menghadapi dan menembus formasi, kemampuan bertarungnya tak perlu lagi ditanyakan.

Bukannya melebih-lebihkan, tapi ia setara dengan 1000 pasukan Iblis, belum lagi kepekaan dan deduksi nya sangatlah luar biasa hebat. Namun,

ia memiliki kekurangan yang fatal.

Komandan muda itu 100% memakai logika tanpa perasaan, nyawa prajuritnya terlalu murah. Komandan yang sudah tua sepertiku ini pasti tak lama lagi mati,

dan bayangkan ketika ia menjadi komandan tetap yang memiliki squadron nya sendiri, betapa banyak nyawa prajuritnya yang akan hilang hanya untuk satu kemenangan?

Aku hanya berharap dengan di berikannya kesempatan ini, Komandan muda Gerard bisa lebih bijaksana dan lebih menghargai nyawa dari pasukannya. Tidak, aku berharap ia menghargai nyawa seluruh manusia."

Bersambung.....

Episodes
1 Chapter 1 : Prolog
2 Chapter 2 : Ini mulai menyebalkan
3 Chapter 3 : The great Cazey [1]
4 Chapter 4 : The Great Cazey [2]
5 Chapter 5 : Dilema
6 Chapter 6 : Operasi Penyelamatan
7 Chapter 7 : Operasi Penyelamatan [2]
8 Chapter 8
9 Chapter 9 : Keluarga Baru [1]
10 Chapter 10 : Keluarga Baru [2]
11 Chapter 11 : They are Coming [1]
12 Chapter 12 : They are Coming[2]
13 Chapter 13: Cahaya putih
14 Chapter 14 : Operation Ellery [1]
15 Chapter 15 : Operation Ellery (II)
16 Chapter 16: Eyes on you
17 Chapter 17 : Child Of Light
18 Chapter 18 : Nightmare
19 Chapter 19 : Konsekuensi
20 Chapter 20
21 Chapter 21
22 Chapter 22
23 Chapter 23
24 Chapter 24
25 Chapter 25 : Sarfon started to move
26 Chapter 26 : Asumsi
27 Chapter 27 : Kepala Keluarga Cazey
28 Chapter 28 : Trik
29 Chapter 29 : Kepercayaan
30 Chapter 30 : Red Era
31 Chapter 31
32 Chapter 32 : Dark Forest [1]
33 Chapter 33: Dark Forest[II]
34 Chapter 34 : Datangnya Badai.
35 Chapter 35 : Sturdy Varhemen [I]
36 Chapter 36: Sturdy Varhemen [III]
37 Chapter 37
38 Chapter 38
39 Chapter 39
40 Chapter 40
41 Chapter 41 : Blank Mind
42 Chapter 42
43 Chapter 43
44 Chapter 44
45 Chapter 45
46 Chapter 46 : Titik Krusial
47 Chapter 47 : Esensi
48 Chapter 48: Phoenix
49 Chapter 49: The Dancer
50 Chapter 50: Personal problems?
51 Chapter 51: Klasik
52 [Season 1 End] Chapter 52: Kotak pengorbanan
53 Chapter 53
54 Chapter 54
55 Chapter 55: Dust
56 Chapter 56: Dust II
57 Chapter 57: Laut Arthea
58 Chapter 58: Dust III
59 Chapter 59: Mission Imposible
60 Chapter 60
61 Chapter 61
Episodes

Updated 61 Episodes

1
Chapter 1 : Prolog
2
Chapter 2 : Ini mulai menyebalkan
3
Chapter 3 : The great Cazey [1]
4
Chapter 4 : The Great Cazey [2]
5
Chapter 5 : Dilema
6
Chapter 6 : Operasi Penyelamatan
7
Chapter 7 : Operasi Penyelamatan [2]
8
Chapter 8
9
Chapter 9 : Keluarga Baru [1]
10
Chapter 10 : Keluarga Baru [2]
11
Chapter 11 : They are Coming [1]
12
Chapter 12 : They are Coming[2]
13
Chapter 13: Cahaya putih
14
Chapter 14 : Operation Ellery [1]
15
Chapter 15 : Operation Ellery (II)
16
Chapter 16: Eyes on you
17
Chapter 17 : Child Of Light
18
Chapter 18 : Nightmare
19
Chapter 19 : Konsekuensi
20
Chapter 20
21
Chapter 21
22
Chapter 22
23
Chapter 23
24
Chapter 24
25
Chapter 25 : Sarfon started to move
26
Chapter 26 : Asumsi
27
Chapter 27 : Kepala Keluarga Cazey
28
Chapter 28 : Trik
29
Chapter 29 : Kepercayaan
30
Chapter 30 : Red Era
31
Chapter 31
32
Chapter 32 : Dark Forest [1]
33
Chapter 33: Dark Forest[II]
34
Chapter 34 : Datangnya Badai.
35
Chapter 35 : Sturdy Varhemen [I]
36
Chapter 36: Sturdy Varhemen [III]
37
Chapter 37
38
Chapter 38
39
Chapter 39
40
Chapter 40
41
Chapter 41 : Blank Mind
42
Chapter 42
43
Chapter 43
44
Chapter 44
45
Chapter 45
46
Chapter 46 : Titik Krusial
47
Chapter 47 : Esensi
48
Chapter 48: Phoenix
49
Chapter 49: The Dancer
50
Chapter 50: Personal problems?
51
Chapter 51: Klasik
52
[Season 1 End] Chapter 52: Kotak pengorbanan
53
Chapter 53
54
Chapter 54
55
Chapter 55: Dust
56
Chapter 56: Dust II
57
Chapter 57: Laut Arthea
58
Chapter 58: Dust III
59
Chapter 59: Mission Imposible
60
Chapter 60
61
Chapter 61

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!