#07

Papi Revan tidak mengetahui pernikahan siri Saka, Mami Sella benar-benar menutupinya.

Tok

Tok

Tok

"Didi, Mimi." Teriak Bocah kecil sambil mengedor pintu.

"Aaaarrrggghhh... Kamu memang sangat legit, beda dengan Azzura." Saka merasakan pelepasan.

"Jelas bedalah, aku kan perawatan. Kamu minggir dulu. Tuh Alex mengedor pintu, kebiasaan itu anak mengganggu kesenangan kita." Sonya agak kesal dengan si anak, selalu mengganggunya di waktu sedang bercinta. Biasanya Sonya dan Saka bisa beronde-ronde, ini hanya 2 ronde sudah di gedor pintunya.

"Jangan marah dong, itu kan anak kamu juga." Saka menarik hidung mancung Sang istri sirinya .

"Ya, tapi dia itu sudah ganggu kesenangan kita. Taruh di rumah Mami kamu dulu aja dia, lagian Mami juga sangat senang dengan kehadiran Alex. Daripada dia disini ganggu banget, aku masih belum puas, sayang." Sonya menaiki tubuh Saka dan memasukkan pelan-pelan pusaka milik Saka, ia tidak memperdulikan teriakkan sang buah hati. Yang dari tadi mengetuk pintu dan memanggil kedua orangtuanya.

"Aden Alex, Mommy dan Daddy sedang tidur. Lebih baik kita juga tidur, kasihan mereka sangat lelah." Sih Baby Sister memberi perhatian.

"Atu nda awu, atu awu bobo ma mimi didi." Kata Bocah kecil berumur 2,5 tahun, yang sudah pintar bicara. Walau masih cadel, tapi membuatnya gemas.

"Aden Alex, kita ke kamar. Nanti ncus ceritain dongeng sambil memakan biskuit kesukaan Aden Alex." Baby Sister tidak menyerah terus membujuk Alex.

"Aca Ci, anti di malahin Didi dan Mimi. Alo atuh mamam di acur, ncus."

"Tapi kita diam-diam Aden tanpa ada yang tau, cuma kita berdua aja yang tau."

"Api, tu Mimi ma Didi. Apain di alam, teliak-teliak. Atu tatut, ncus. Mimi ma Didi di didit cowa. Acian ali, aya malen. Di eher. Mimi ma Didi ada meyah-meyah. Ayo, ncus. Olong Mimi ma Didi." Alex menarik tangan Baby Sister.

"Aduh ini gimana, Sih Bocah ngotot mau ketemu Mommy dan Daddynya. Padahal mereka di dalam sedang asyik bercocok tanam, sungguh ternoda pendengaran ku. Suara ******* mereka membuat bocah penasaran, dasar majikan luknat. Mereka enak-enakan di dalam lah ini kita membujuk bocah setengah modar kagak luluh juga." Kata Baby Sister dalam hati

"Atu au, di ini ja. Au unggu Mimi ma Didi, uta intu." Alex duduk di lantai sambil melipat kedua tangan di dadanya, bibirnya agak di Manyunin.

"Kalau bukan demi pekerjaan, sudah gue pites nih bocah. Bangor abis, ampe setiap hari kepala gue sakit. Heran itu Mommy dan Daddynya kagak kelar-kelar, emang berapa ronde mereka melakukan. Baru kali ini punya majikan senang banget bercocok tanam, udah gitu tak tau tempat. Di mana aja mereka lakukan, gue kan jadi pengen. Tapi sayang gue belum punya lawan, Aarrgghhh... Jadi pengen gue, gara-gara suara luknat itu. Sampai ngilu ini gue." Baby Sister frustasi, ia memegang ****

"Ncus, apain?egang-egang momo, apa ncus Au pipis?." Alex tampak heran melihat Baby Sister memegang ****

"Ncus mau pipis Aden Alex ngga mau kembali ke kamar, yuk kita ke kamar Aden. Ncus udah panas dingin."

Melihat Baby Sisternya tersiksa menahan pipis di sangkanya, Alex pun akhirnya mau kembali ke kamar.

"Ote, ta amar."

"Alhamdulillah." Baby Sister merasa lega, karena ia tidak akan mendengar suara Luknat lagi.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!