#05

"Maaf Umi, aku mau tanya?." Azzura memegang tangan Umi Aisyah.

"Iya, Nak. Apa yang kamu tanyakan?Insya Allah Umi akan jawab." Umi Aisyah tersenyum.

"Begini Umi, apakah suami selingkuh itu juga musibah yang kita hadapi. Termasuk dengan kita kurang menjalankan ibadah yang terbaik begitu Umi?." Pertanyaan Azzura membuat semua orang yang di Masjid saling pandang dan berbisik.

"Begini, Nak. Suami selingkuh itu termasuk ujian bagi kita, maka kita harus perbaiki ibadah kita dan berdoalah kepada Allah. Agar sang Suami kembali ke jalan yang benar, si suami kita itu sedang tersesat. Karena godaan setan."

"Baik, Umi."

"Ada yang ingin bertanya lagi?kalau tidak kita tutup pengajian ini dengan Alhamdulillahirobbal'alamin..." Umi Aisyah membacakan doa.

"Azzura, kamu mau kan menemani Umi ke salon sekaligus butik Umi."

"Aku izin dulu sama Mami dan suami ku ya, Umi."

"Iya, Nak."

Azzura menghubungi Mami Sella dan Mas Saka, tapi tidak di angkat. Chat pun tidak di balas.

"Mereka ngga angkat telepon ku dan aku juga sudah chat juga ngga di balas, Umi."

"Coba kamu hubungi, Bi Tukiyem biar dia yang memberitahukan Suami dan mertua mu."

"Baik, Umi."

Azzura menghubungi Bi Tukiyem.

"Baik, Neng. Nanti Bibi sampaikan ke Den Saka dan Nyonya Sella." Kata Bi Tukiyem.

"Makasih, ya Bi." Azzura memutuskan sambungan telepon.

"Bagaimana sudah?."

"Sudah, Umi."

"Ya sudah, ayo. Supir Umi sudah di depan Masjid."

"Iya, Umi."

Mereka menuju Salon dan butik milik Umi Aisyah, salon dan butik berada bersebelahan. Tidak hanya Salon dan butik, tapi Umi Aisyah memiliki restaurant tepat di sebelah salon. Umi Aisyah sengaja membeli lahan yang luas agar usahanya menjadi satu.

Pelanggan Salon yang mengantri untuk perawatan, bisa mampir ke restaurant ataupun ke butik. Umi Aisyah juga melengkapi arena bermain untuk anak-anak.

"Wah! ini benaran punya Umi?." Azzura merasa takjub.

"Benar, sayang."

"Tapi usaha Umi tidak bisa Umi wariskan kepada anak-anak Umi." Umi Aisyah sedih.

"Loh! Kenapa?Maaf aku nanya seperti ini Umi." Azzura mengelus punggung Umi Aisyah.

"Tidak apa-apa, Nak. Anak Umi 2-2 nya laki-laki mereka mana mau usaha seperti wanita."

"Oh! Begitu, kenapa Umi ngga minta tolong sama menantu Umi?."

"Boro-boro menantu pacar aja mereka ngga punya, mereka itu pada gila kerja. Apalagi anak Umi yang pertama bernama Azzam, dia terkenal dingin, arogan dan temannya aja hanya Andy. Dia itu susah bergaul, terutama wanita. Sangat kaku. Sedangkan Ibrahim, ia ramah, ceria dan gampang bergaul dengan siapa aja termasuk wanita. Tapi ia tidak mau pacaran kalau tidak ada getaran di hatinya, begitu katanya. Tapi saat ini si dia sedang naksir anak Pak Haji Jafar yang baru pulang dari Kairo. Pokoknya nanti kamu Umi kenalkan dengan 2 anak laki-laki Umi." Umi Aisyah semangat bercerita.

"Iya, Umi. Insya Allah."

"Oia, Ra. Umi dari awal kita bertemu Umi sudah sangat nyaman dengan mu. Mau kan kamu menjadi anak angkat Umi."

"Maaf Umi, bukannya aku menolak. Tapi Umi aku takut ngga di terima oleh keluarga Umi terutama kedua anak Umi dan Suami."

"Tenang, Nak. Mereka itu pasti sangat menerima kamu sebagai adik mereka, kamu tidak hanya cantik. Tapi baik hati, suka menolong. Banyak lagi, Umi sudah terlanjur sayang sama kamu, Nak. Mau ya, jadi anak Umi." Umi Aisyah memegang tangan Azzura.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!