#13

Azzura dibawa pindah ke Bandung oleh Umi Aisyah dan sedangkan Azzam menyuruh Bi Tukiyem membawa berkas penting milik Azzura.

"Bi, tolong jangan memberitahukan kepergian Azzura dengan kami ya. Ini demi kebaikan Azzura, saat ini mentalnya terganggu gara-gara si brengsek datang ke rumah sakit." Kata Azzam, mereka sedang ada di taman. Azzura dan Umi Aisyah sudah pergi.

"Iya, tuan. Saya mengerti, malahan saya mendukung tuan Azzam, saya ngga tega melihat Neng Azzura menderita. Nanti saya juga menyusul Neng Azzura, saya ngga akan betah di sini tanpa Neng Azzura." Ucap Bi Tukiyem.

"Oke, nanti kalau mau berangkat hubungi saya aja Bi. Ya udah saya pergi dulu, jaga diri Bibi baik ya. Kalau ada apa-apa hubungi saya."

"Baik, tuan."

Azzam melajukan mobil sportnya menuju Bandung.

"Pekerjaan saya kenapa bisa setumpuk segini, saya harus menemani istri ku yang masih di rumah sakit." Saka Kesal.

"Ini semua tugas dari Pak Revan, saya atau tuan muda tidak bisa mengganggu gugat." Kata Pak Rudi.

"Huh, baiklah kalau begitu." Saka pasrah menerimanya.

Ddrrtt

Ddrrtt

Ponsel Saka berdering, Sonya yang menghubungi Saka. Saka hanya menoleh ke arah Ponsel, ia mengabaikan. Sonya terus-terusan menghubunginya.

"Aarrgghhh... Mengganggu aja." Saka memasukkan Ponselnya ke laci meja. Lalu ia fokus dengan berkas-berkasnya yang menumpuk.

"Ini belum seberapa, tuan muda. Anda sudah bermain api, Tuan Revan tidak akan membiarkan anda berurusan lagi dengan wanita murahan itu. Anda harusnya bersyukur mempunyai istri yang cantik, baik dan Sholeha. Seharusnya kalau memang Allah belum berikan anak, kalian bisa mengangkat anak buat pancingan. Malah kau ambil jalan yang sesat, memilih batu kerikil. Membuang batu berlian, apalagi anda telah membuat Nona Azzura keguguran. Tuan Revan tidak akan membiarkan kau hidup enak dengan wanita murahan itu, semua keuangan anda saat ini di pegang oleh Tuan Revan sendiri. Termasuk keuangan kantor yang biasa anda bisa ambil kapan pun, sekarang tidak bisa. Selamat menikmati hasil buah dari perbuatan anda sendiri tuan muda." Kata Pak Rudi dalam hati, Pak Rudi merupakan kaki tangan Papi Revan.

"Tuan muda, saya permisi dulu. Tuan Revan menugaskan mengurus klein dari Jepang, saya mohon anda mengerjakan tugas anda dengan benar. Jika anda tidak mengerjakan tugas tidak benar, anda akan tau konsekuensinya dari Tuan Revan langsung. Maaf saya tidak bisa membantu anda saat ini." Pak Rudi pamit, lalu pergi.

"Aarrgghhh... Si*** Ini berkas, gue ngga bisa fokus. Papi tega banget sama gue, kepala gue rasanya mau pecah. Ini bagaimana mau selesai kalau sebanyak ini, brengsek-brengsek. Sumpah gue pusing banget ngelihat tumpukan kertas." Keluh kesal Saka. Walau ia kesal dan pusing, tapi ia tetap ngerjakan itu berkas.

Tiba-tiba pintu di buka dengan paksa, ya itu ulah Sonya.

"Sayang, kenapa kamu ngga akan telepon aku dari kemarin?Tuh anak mu mencari dirimu terus." Sonya marah-marah.

"Kamu datang malah marah-marah, lihat ini kerjaan aku banyak banget. Bagaimana mau angkat telepon kamu, hm." Sewot Saka.

"Kok, kamu yang sewot si. Seharusnya aku yang lebih sewot, kamu ngga memberi kabar. Langsung kabur, tanpa pamit sama aku."

"Sudahlah jangan marah-marah, lebih baik kamu pesan makanan dan minuman. Kita makan siang di sini aja dan kamu bantu aku biar cepat selesai."

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!