Setelah di izinkan pulang. Untuk pertama kalinya Dev akan membawa Cristal tinggal bersama dengan keluarga besarnya.
Kali ini Cristal benar-benar gugup. Karena dia harus berhadapan sepanjang hari dengan mertua dan juga iparnya. Membayangkan sendiri bagaimana hari-hari yang akan di jalaninya, membuat Cristal merinding sendiri. Dia takut tidak mampu tinggal bersama karena strata sosial yang berbeda.
Pada saat ini, mobil berhenti di halaman rumah. Dua orang pria yang terlihat lebih muda sudah menunggu kedatangan Dev. Pak sopir buru-buru mengeluarkan kursi roda dari bagasi sedangkan kedua pria muda itu membantu Dev keluar dan mendudukkan Dev di kursi roda.
Sedangkan Cristal yang baru keluar langsung terpana dengan bangun yang berdiri dengan megah dan memiliki empat lantai. Bangunan yang berdiri di atas ribuan meter tersebut bak istana di negeri dongeng.
" Kakak ipar, Apa kamu tidak ingin masuk?" tegur salah satu pria muda itu membuat Cristal seketika tersadar dan kembali fokus.
"I-Iya" Jawab Cristal dan bergegas menyusul Dev dan berjalan di belakang mereka.
"Dimana mereka?" tanya Dev dengan dingin.
"Apa Abang lupa, papa dan papa tidak akan kembali ke rumah sebelum malam. Ah iya aku lupa kalau Abang sedang amnesia."
"Walau Abang mengalami amnesia, yang penting Abang masih ingat keluarga itu saja sudah cukup. Perlahan kita akan bantu Abang untuk memulihkan ingatannya." Jawab pria yang satunya lagi.
"Cristal. Antar aku ke kamar."
"Iya..." Cristal segera mengambil alih untuk mengambil kursi roda suaminya dan segera mendorongnya menuju lift untuk bisa sampai ke lantai empat lebih cepat.
Sesampainya di kamar, Cristal benar-benar terpana dengan kamar yang sangat luas, mungkin bisa jadi beberapa kamar kau disekat-sekat.
"Mas besar sekali kamarnya?" tanya Cristal sambil membantu suaminya pindah ke atas ranjang.
"Entahlah apa konsepnya, aku tidak ingat kenapa aku membuat kamar sebesar ini." Dev menghela nafas, tak bisa mengingat semua aktifitas, dia hanya ingat orang-orang terdekatnya saja.
Dev mengerutkan keningnya saat melihat Cristal sedang meminum obat yang baru dia keluarkan dari tasnya.
"Kamu minum obat apa?"
"Emmm... Ini, apa mas juga lupa? Kalau mas tidak ingin punya anak denganku dan memintaku untuk rutin minum obat anti hamil setiap hari." Jalan Cristal.
"Kenapa aku tidak ingin punya anak darimu? Bukankah kamu istriku? Kita menikah kan harapannya ingin segera memiliki keturunan, tapi kenapa tidak mau? Tidak... Kamu pasti bohong kan?"
"Bohong apanya mas, untuk apa aku berbohong, yang pada akhirnya aku harus mandul karena terlalu banyak mengkonsumsi obat anti hamil ini." Cristal mendengus kesal.
"Kalau begitu, berhenti minum itu mulai sekarang." Saut Dev dingin.
"Tidak aku tidak bisa berhenti, aku takut saat mas ingat alasan mas tidak menginginkan anak dariku, malah akan membuat mas benci saat aku memiliki bayi." Cristal takut, jika Dev pada akhirnya tidak akan mengakui anaknya dan menyalakan dirinya, jika dia sembuh dan itu akan sangat sakit.
Setelah berdebat kecil dan Cristal melanjutkan untuk minum obat tersebut, dia pun lanjut memberikan beberapa kapsul untuk Dev minum.
"Sudah waktunya minum obat." Cristal memberikan lima kapsul dan segelas air minum sambil tersenyum.
Dev pun dengan cemberut menerima kapsul tersebut dan menelannya bersama dengan air minum.
"Mas istirahatlah, aku ingin bertemu bi Laras dulu sebentar. Aku akan kembali setelah bicara dengan bi Laras."
Dev pun mengangguk dan membiarkan Cristal pergi. Namun saat Cristal pergi, Cristal lupa membawa ponselnya yang tergeletak di atas nakas.
Ponsel Cristal beberapa kali berdering dan dengan rasa penasaran Dev mengambilnya dan melihat nama penelpon adalah Kevin. Dev mengerutkan keningnya dan curiga. Ia pun mengangkat panggilan tersebut dengan kesal.
"Cristal, kenapa kamu sama sekali tidak membalas chat ku, bahkan telepon ku tidak ada yang di angkat. Cristal maafkan aku. Aku janji tidak akan buru-buru dan menunggumu sampai siap dan mengatakan ia." Ucap Kevin diseberang telepon. membuat Dev mengerutkan kening.
"Menunggu dia mengatakan apa ?" tanya Dev tiba-tiba. "Dengarkan Cristal itu sudah menjadi milikku, dia istriku. Aku tidak akan membiarkan siapapun mendekati nya termasuk kamu."
"Omong kosong, Cristal tak pernah mengatakan jika dia sudah menikah. Kamu jangan mengaku-ngaku ya. Cepat berikan Ponselnya kepada Cristal, aku ingin mendengar langsung darinya." Saut Kevin tak terima.
Tanpa banyak bicara, Dev segera mematikan panggilan telepon Kevin karena dia sangat kesal. Setelah itu dia membuka semua pesan yang belum di baca Cristal satu persatu, membuat Dev naik pitam dan sangat marah pada Cristal dan mengira jika Cristal selingkuh darinya.
"Tidak ada yang boleh mengganggu Cristal, dia istriku dan dia akan tetap menjadi milikmu. Siapapun tidak tidak boleh ada yang mendekatinya." Dev pun menghapus semua pesan dari Kevin dan memblokir nomor Kevin dari ponsel Cristal secara diam-diam.
To Be continued ☺️ ☺️☺️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments
Umine LulubagirAwi
tmbh rame nh
2023-04-18
0
bakri Rjaya cell
lanjut thor
2023-04-16
0
Kurniaty
Terasa kan Dev gimana orang yang disisi kita dekat dengan orang lain.
Sukses thoor & lanjut
2023-04-16
0