Bab 13

"Tuan pulang?!" tanya Bi Laras yang selalu terkejut, kerena kepulangannya yang selalu mendadak.

"Apa dia baik-baik saja?"

"Nyonya baik-baik saja tuan, hanya saja sering mengurung diri dikamar."

'Sebegitu sedihnya 'kah dia.'

"Bawakan koperku ke kamar, aku akan menemui Mayra." Dev memberikan koper kecil yang selalu dia bawa berkelana. Dia pun segera pergi ke kamar Cristal untuk memastikan kondisinya.

Perlahan Dev membuka pintu dan mendapati lampu kamar dibiarkan menyala sedangkan Cristal sudah tertidur di balik selimut. Dev duduk di samping Cristal dan menatap wajahnya yang akhir-akhir ini selalu muncul di pikirannya.

Dev pun membelai pipinya istrinya yang jarang sekali ia lakukan. Namun dia merasakan sentuhan yang berbeda. Dev memperhatikan lebih teliti dan merasa Cristal jauh lebih cantik dari beberapa waktu yang lalu.

"Apakah dia melakukan perawatan untukku? Hah, Dia adalah wanita paling kuat yang pernah aku temui, yang tetap bertahan walau aku terus membuatnya tersiksa. Banyak jalan yang bisa dia lakukan untuk menjauh dariku, tapi dia memilih bertahan tanpa alasan. Inilah alasanku juga kenapa tak pernah memperkenalkan dirinya di depan publik, aku takut dia akan semakin tertekan. Tapi sepertinya aku salah. Aku ingin dia bahagia tapi aku malah membuatnya semakin menderita."

Banyak hal yang selama ini Dev sembunyikan dari Cristal, dan alasan yang tidak bisa di pahami. Dia benci tapi juga takut kehilangan. Sejak Dev memutuskan untuk menikahi Cristal, dia sebenarnya tidak terlalu serius dan berfikir untuk menjadikan Cristal sebagai wanita pemuas di atas ranjang saat dirinya bosan dengan para wanita yang dia inginkan, namun semakin lama rasa benci itu terkalahkan dengan rasa takut kehilangan. Namun pantang bagi Dev untuk mengakui kalau rasa cinta itu mulai tumbuh di hatinya. Dia tidak mau Cristal melambung karena berhasil membuat hatinya terikat.

Setelah memastikan keadaan Cristal dan memastikan wanita yang dia lihat di pesta bukanlah istrinya. Dev pun beranjak pergi membiarkan istrinya melanjutkan tidurnya.

Keesokan harinya tempatnya di hari Minggu, Cristal bangun lebih awal untuk joging. Setelah enam hari lamanya dia bergelut di dunia pekerjaan yang dilakoninya secara sembunyi-sembunyi dan melakukan perawatan diri, dia juga ingin selalu menjaga kesehatannya dirinya sendiri.

Setelah Cristal keluar untuk joging, Dev baru saja bangun dan dia melihat sekeliling tidak menemukan keberadaan Cristal.

"Cristal mana bi?"

"Seperti biasa tuan, Nyonya pergi joging setiap akhir pekan."

"Sendiri?"

"Tentu saja tuan, dengan siapa lagi kalau tidak sendiri. Tidak mungkin dengan saya kan."

"Jam berapa biasa dia kembali?"

"Satu jam lagi." jawab bi Laras sambil memasak sarapan sedangkan Dev duduk dimeja makan sambil menikmati secangkir kopi.

Dev tersenyum masam, menganggap suami paling aneh. Selama dua tahun menikah, dia sama sekali tidak pernah mengetahui kebiasaan istrinya itu.

Dev pun berencana, setelah dia kembali menyelesaikan bisnisnya. Dia ingin memperkenalkan Cristal pada keluarganya yang selama ini tidak mengetahui pernikahannya. Keputusannya sudah dia pertimbangkan akhir-akhir ini.

Setelah memastikan keadaan Cristal, Dev pun pergi sebelum Cristal kembali. Dev berpesan pada bi Laras untuk tidak memberitahu kedatangannya dan ia pun meminta pada pelayan kepercayaannya itu untuk terus menjaga Istrinya baik-baik sampai dia kembali untuk menjemputnya.

*

*

*

Satu bulan berlalu, Cristal hampir menyelesaikan kontrak yang sudah dia tanda tangani, tinggal satu bulan lagi dan dia akan bebas dari semua keterikatan kontrak yang menjeratnya. Dan selama itu juga, hubungan Cristal dan Kevin semakin dekat. Ditambah suaminya yang sudah satu bulan tidak kembali, membuat Cristal merasa kesepian. Hanya Kevin sosok lelaki yang selalu ada di samping Cristal dan memberi kebahagian yang belum pernah dia dapatkan dari suaminya.

"Apa sudah selesai?" tanya Kevin yang menunggu Cristal membeli sesuatu di salah satu market.

"Sudah, aku sudah mendapatkannya. Terimakasih pak, sudah menemaniku seharian ini. Ah mungkin rasa terima kasih tak akan cukup, buat semua kebaikan pak Kevin."

"Sudah dah aku bilang berapa kali, jangan panggil aku bapak selama di luar jam kerja."

"Maaf pak. Emm... mas," ucap Cristal tersipu malu.

"Hari ini di maafkan. Esok di ulangi, kamu harus jadi pacarku."

"Ah, mas Kevin jangan bercanda."

"Aku serius Cristal, aku menyukaimu. Aku ingin kamu jadi wanitaku. Aku janji akan membahagiakan kamu. Jika kamu masih tak percaya dengan kata-kataku, aku bahkan siap jika harus menikahi mu. " Kevin menggegam tangan Cristal yang saat ini terkejut dengan kata-kata yang Kevin ucapkan.

"Cristal aku benar-benar menyukaimu."

Cristal yang masih shock segera menarik tangannya dari genggaman tangan Kevin. Dia benar-benar tidak percaya, kalau kedekatan ini malah membuat bosnya jatuh cinta pada dirinya. Cristal akui kalau Kevin sangat baik dan sangat perhatian padanya, tapi saat ini tidak pantas bagi Cristal untuk memberikan harapan pada laki-laki lain kerena dirinya yang masih terikat pernikahan.

"Maaf mas, aku tidak bisa menjadi wanitamu." Tolak Cristal dan berbalik membelakangi kevin.

"Kenapa tidak bisa? Aku pikir selama ini kamu juga mencintaiku. Sikap dan perhatian yang kamu tunjukkan, seakan memberi isyarat kalau kita saling mencintai." Cristal hanya menggelengkan kepalanya, saat ini dia tidak bisa menjelaskan apapun.

"Aku tidak bisa." Cristal pun pergi begitu saja, meninggalkan Kevin terdiam mematung dan masih tak percaya, ternyata cintanya di tolak.

'Aku tau kamu juga mencintaiku. Akan aku membuatmu tidak bisa menolak.'

Saat ini Cristal benar-benar tak berdaya. Akhir-akhir ini kehadiran Kevin membuatnya terasa nyaman, perhatian dan kehadirannya di kala dirinya membutuhkan, membuatnya selalu bahagia. Namun sayangnya semuanya tidak bisa terus berlanjut, karena ada ikatan yang tak bisa dia lepaskan.

To Be continued ☺️☺️☺️

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***