Cristal berbalik dan menyadari jika itu pak Kevin bukan Dev , membuat Cristal sedikit bernafas lega untuk sesaat.
"Anu.., Itu.., aku mau ke toilet." Cristal bingung mencari alasan.
"Apa sekarang masih ingin pergi ke toilet?" tanya Kevin memastikan dan Cristal pun menggeleng.
Tanpa bicara, Kevin meraih pinggang Cristal dan membawanya melangkah menghampiri Devano yang datang tanpa Clara.
"Nah, itu dia datang." ucap Abraham yang tak sabar memperkenalkan Cristal pada Devano. Segera saja Dev menoleh dan dia langsung menyipitkan matanya, ia merasa tak asing dengan wanita yang berjalan mendekat.
Cristal segera menundukkan kepalanya agar Dev tak mengenalinya. Dia benar-benar takut jika Dev saat ini mengenali siapa dirinya.
"Tuan Dev , kenalkan model baru perusahaan kami. Sangat cantik bukan. Aku yakin tuan pasti akan tertarik dengannya," ucap Abraham.
"Mayra, kenalkan ini tuan Dev , kamu pasti pernah dengar namanya kan? Tuan muda pemilik entertainment DM," imbuh Abraham meminta Mayra untuk berkenalan.
"Halo tuan Ray. Perkenalkan saya Mayra ." Sapa Cristal sambil mengulurkan tangannya berkenalan.
"Dev. Aku perhatikan, wajahmu sangat mirip seseorang," ucap Dev sambil memperhatikan wajah Cristal yang merasa tak asing baginya, namun segera saja Cristal menarik tangannya dan sedikit memalingkan wajahnya.
"Kamu sangat mirip dengan ... Ah sudahlah, mana mungkin dia itu kamu."
Cristal langsung panas dingin, dia takut kalau Dev curiga, namun enggan untuk mengatakannya saja. Cristal pun mencari alasan untuk undur diri dan memilih pulang. Karena jika terus bertahan, dia yakin Dev akan mengenalinya.
"Maaf, tuan-tuan. Sepertinya aku harus pulang lebih awal. Kepalaku sedikit sakit. Aku harap kita bisa bersua lagi di kemudian hari." Cristal mengukir senyum tipis dan hendak melangkah pergi.
Entah karena terlalu gugup, membuat Cristal tersandung oleh kakinya sendiri, dan tidak bisa menahan keseimbangan, hingga membuatnya langsung jatuh ke pelukan Dev
Brukk...
"Aaarrgggghhhh."
"Hati-hati melangkah." Bisik Dev, membuat jantung Cristal berdetak kencang. Ucapannya begitu hangat, membuat Cristal begitu bahagia. Momen perhatian inilah yang selalu di ingin kan Cristal setiap saat.
Namun dalam sekejap, Cristal menyadari kalau saat ini dalam situasi menyembunyikan identitas.
"Maaf, aku ceroboh." Setelah itu Cristal segera melepaskan pelukan Dev dan bergegas pergi tanpa menoleh ke yang lain lagi.
Cristal mengirimkan pesan pada Kevin untuk pulang lebih awal. Dia pun mengirimkan pesan juga pada Monata untuk membantunya menyimpan 'kan gaun miliknya. Karena tak mungkin Cristal membawanya pulang, untuk antisipasi suaminya melihat gaun yang dikenakannya.
"Nyonya." panggil Angga, yang melihat Cristal hendak masuk ke dalam taksi dan sudah mengenakan baju biasa.
Untuk antisipasi suaminya pulang, Cristal segera mengganti gaunnya dan memakai pakaian yang diberikan Monata. Selain itu dia sudah menghapus makeup nya sebelumnya.
"Angga. Kamu disini? bukankah kamu dan mas Dev pergi ke luar kota?" tanya Cristal seakan terkejut.
" Keluar kota? Kami sudah kembali beberapa hari yang lalu."
"Beberapa hari yang lalu? Tapi mas-, ah sudahlah, percuma saja marah. Aku hanyalah istri pajangan saja, yang didatangi saat dibutuhkan. Aku pergi sekarang. Sampaikan kalau aku selalu menunggunya dirumah. " Cristal dengan kecewa masuk ke dalam taksi.
"Tunggu nyonya!"
"Apa lagi?"
"Hati-hati di jalan. Aku akan membujuk tuan untuk pulang."
"Terserah, aku cuma minta tolong jangan beritahu mas Dev aku ada di sini."
" Tentu saja. Selamat malam."
Cristal segera meminta sopir taksi untuk membawanya pergi meninggalkan hotel Bahari.
*
*
*
Di ballroom, Dev masih begitu penasaran dengan sosok Mayra yang baru saja dia lihat.
"Dia, Model dari mana?" tanya Ray sedikit basa-basi untuk membuka pembicaraan.
"Dia?! Maksud bapak, si Mayra ?" tanya balik Kevin dan Dev mengangguk.
"Dia, sebenarnya bukan model. Dia di rekrut tuan Abraham untuk menjadi bintang iklan produknya, kata beliau wajah Cristal sangat mirip dengan almarhum istrinya dan saat ini produk yang di keluarkannya itu adalah mimpi istrinya, Oleh sebab itu tuan Abraham menginginkan Mayra untuk menjadi bintangnya. Tapi sebenarnya Mayra sangat berpotensi untuk jadi bintang iklan di kelas besar, kamu bisa lihat sendiri kan. Semua kriteria ada pada dirinya. Cantik, seksi, tinggi dan tentunya mempunyai daya pikat. Hanya saja dia sedikit malu-malu. "Jelas Kevin dengan semangat.
"Kamu benar. Sepertinya dia akan menjadi bintang masa mendatang. Atur waktu, aku untuk bertemu dengannya."
"Tentu saja Pak, aku akan mengatur waktunya." Jawab Kevin dengan penuh semangat. Kevin yakin ini adalah kesempatan emas untuk Cristal dan perusahaannya akan segera datang.
Melihat penampilan Mayra, Dev menjadi ingat dengan Cristal, dia pun segera undur diri sebelum acara selesai.
Angga yang saat ini berada di dekat Dev , memilih diam dan tidak memberitahu pertemuannya dengan Cristal. Angga tidak ingin terlibat terlalu dalam hubungan majikannya itu. Karena Angga merasa kasihan dengan nasib Cristal yang seharusnya tidak diperlakukan seperti binatang yang di kurung dalam istana Bosnya itu.
"Pak kita mau kemana?"
" Kita pulang saja, aku ingin melihat keadaan Cristal. Aku merasa sedikit bersalah tidak datang di pemakaman orang tuanya. Padahal jika aku datang masih sempat." Dev menghela nafas. Dia merasa bersalah, Walau bagaimanapun, Orang tua Cristal juga orang tuanya juga.
"Angga, apa kamu pernah merasakan hal seperti ini?"
"Maksud bapak?"
"Kamu tau kan, aku tidak pernah mencintai seorang wanita dengan tulus, termasuk Cristal, Kamu juga tau kalau aku hanya suka main-main dengan wanita. Tapi akhir-akhir ini aku selalu memikirkan dia, bahkan wanita lain aku lihat seperti dia. Seakan wajahnya itu sudah menutupi mataku, hingga yang aku lihat hanya wajah dia, bahkan aku kerap merindukan kehangatannya. Apakah aku mulai... Ah tidak. Ini tidak boleh terjadi. Dia sangat tidak layak berasa di sampingku. Sangat jauh jika dibandingkan dengan teman wanita yang sering aku pacari."
"Bapak menikah dengannya sudah dua tahun, tidakkah tumbuh rasa cinta itu?" tanya baik Angga.
"Cinta?! Aku tidak pernah memberikan cinta pada siapapun selain pada diriku. Kamu mengenalku sudah lama. Apakah kamu mulai tidak peka terhadapku?"
"Bukan begitu tuan, Jika aku jadi tuan, aku tidak akan pernah menyia-nyiakan wanita sesabar dan setulus Cristal. Aku akan menyesal di masa depan jika dia perlahan menjauh karena terlalu kecewa. Ingat pak, penyesalan adalah penyakit yang sulit di obati karena tidak ada obatnya untuk mengobati rasa menyesal. Sebelum bapak mengalaminya, lebih baik jaga baik-baik apa yang sudah bapak miliki." Angga pun berusaha bijak, karena dia tau, kalau Bosnya itu sebenarnya mencintai istrinya, namun dia sulit mengungkapkannya.
Di sepanjang perjalanan, Ray hanya memikirkan perkataan Angga yang tak tau harus ia jawab apa.
To Be continued ☺️☺️☺️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments
Umine LulubagirAwi
bnyk typo. hrsnya dev. kok jd rey.
2023-04-18
0
Kurniaty
Semoga saja Dev tak mengetahui kalau Cristal itu Mayra.
Sukses thoor & lanjut.
2023-04-07
0
bakri Rjaya cell
lanjut thor
2023-04-07
0