"Kita pergi kemana pak?" tanya Angga sebelum menjalankan mobilnya.
"Terserah."
"Iya, tapi terserah nya kemana? Kalau gak ada tujuan saya juga bingung mau pergi kemana. Bagaimana kalau kita kembali saja Villa. Siapa tau bapak masih merindukan istri bapak. Sekalian Besok kan bapak ada meeting yang tak jauh dari villa." Saran Angga dan Dev pun mengangguk. Sebenarnya Dev juga sedang mengkuatirkan keadaan Cristal saat ini.
Angga segera menginjak pedal gasnya dan melakukan mobil melewati lalu lalang kendaraan yang lewat di tengah hujan yang deras. Dev menyandarkan kepalanya sambil memejamkan matanya. Membayangkan wajah Cristal yang yang terlihat sangat malu. Sedikit penyesalan pun menghampirinya saat dirinya tidak berdaya untuk menutupi rasa malu yang dirasakan Cristal. Membayangkan hal tersebut Dev pun memikirkan saat ini Cristal pasti sangat marah dengannya.
Sesampainya di Villa, Dev segera menanyakan keberadaan Cristal.
"Dimana dia Bi? Apa dia ada di kamar?" tanya Dev, matanya langsung tertuju pada pintu kamar Cristal yang tertutup.
"Maaf tuan, nyonya belum pulang. Sedari tadi saya mencemaskannya, sampai menunggunya di sini namun belum pulang juga." Bi Laras pun menjawab dengan sedikit ketakutan.
"Apa?!" Dev terkejut.
"Kenapa kamu tidak menghubunginya dan menanyakan keberadaannya, kalau dia belum pulang? Apa gunanya aku membayar mu kalau menjaga dan memastikan dia saja kamu tidak becus." Dev mendengus kesal, namun Dev tidak ada niatan untuk mencari Cristal.
"Tunggu dia sampai pulang. Kalau dia pulang jangan lupa beritahu aku. Ingat jangan pernah memberitahu dia kalau aku pulang!" Cristal pun segera menaiki anak tangga dan menuju kamar pribadinya.
Setelah menunggu setengah jam, Cristal pun kembali dengan keadaan basah kuyup dan tubuh menggigil.
"Nyonya. Apa yang terjadi dengan nyonya? Kenapa nyonya sampai basah kuyup?" tanya Bi Laras dan segera mengambilkan handuk untuk Cristal.
Tanpa banyak bicara, Cristal segera pergi ke kamarnya untuk membersihkan diri dan segera istirahat.
Tak lama, Bi Laras menghampiri kamar Cristal untuk menanyakan makan malam.
"Simpan saja semuanya Bi, Aku sedang tidak ingin makan." Jawab Cristal diikuti bersin beberapa kali.
"Nyonya baik-baik saja?"
"Aku gak papa Bi, sepertinya hujan sudah membuatku terserang flu." Hidung Cristal mulai merah karena rasa gatal di hidungnya.
"Nyonya sudah minum obat?"
"Sudah. Sekarang aku mau istirahat dulu bi, Aku sangat lelah." Cristal pun segera merebahkan tubuhnya dan memejamkan matanya. Bi Laras yang hendak memberitahu kedatangan Devano pun terpaksa di urungkannya dan membiarkan Cristal istirahat.
Bi Laras segera pergi dari kamar Cristal dan menghampiri kamar Majikan prianya.
"Tuan. Apakah tuan sudah tidur? panggil Bi Laras sambil mengetuk pintu beberapa kali.
Tak lama pintu pun terbuka."Ada Apa Bi? tanya Dev dengan dingin.
"Saya cuma mau memberitahu kalau nyonya sudah pulang dan habis kehujanan. Sepertinya sekarang nyonya diserang flu." Jelas Bi Laras.
"Apa dia sudah minum obat? Kalau belum suruh dia minum obat."
"Sudah tuan dan sekarang nyonya sedang istirahat. "
Setelah mendapatkan informasi dari pelayanan, Dev pun meminta pelayannya pergi.
Setelah berfikir sejenak, Dev pun pergi ke kamar Cristal untuk memastikan keadaannya. Ditatapnya wanita yang tengah terlelap. Bekas tamparan masih menghiasi pipinya. Setiap bertemu dengan Cristal hasratnya selalu membara ingin selalu menikmati setiap inchi tubuhnya.
"Aku tidak sengaja mas. Maafkan aku," ucap Cristal dalam tidurnya. Dev mengerutkan keningnya dan berfikir mungkin kejadian di pesta itu terbawa dalam mimpinya.
Dev membungkukkan badannya hingga wajahnya begitu dekat dengan Cristal. " Tidak ada satupun pria yang boleh menyentuhmu. Jangankan menyentuh melirik pun tak akan aku biarkan," ucap Dev pelan lalu kembali berdiri dan menyelimuti tubuh Cristal.
Keesokan harinya saat Cristal terbangun. Iya mencium aroma khas tubuh suaminya. Namun saat ia mengedarkan pandangannya untuk mencarinya, Cristal tak menemukannya.
"Apa aku hanya bermimpi? Tapi aku merasa mas Dev ada di sini tadi malam," ucap Cristal seorang diri dalam kebingungan.
Setelah dirasa kondisinya sudah membaik, Cristal segera bersiap untuk pergi bekerja, karena ada pekerjaan yang sudah menunggu dirinya.
Setelah selesai bersiap, dengan semangat Cristal menuruni anak tangga untuk pergi sarapan. Cristal masih belum menyadari jika suaminya ada di rumah.
"Pagi Bi." Sapa Cristal dengan semangat lalu duduk di salah satu kursi.
"Nyonya, Apa nyonya sudah sembuh? lebih baik nyonya tinggal dirumah saja, jangan pergi bekerja untuk hari ini. Soalnya tuan..." Belum selesai memperingatkan Cristal, Dev sudah muncul dan duduk di samping Cristal. Seketika Cristal tersedak dan segera mengambil gelas dan meneguk air didalamnya.
"Mau pergi kemana kamu?" tanya Dev dengan dingin.
"Mas Ray kapan pulang?" tanya Cristal balik.
" Mau pergi kemana? Jawab!" tanya Dev dengan penuh amarah bahkan sampai menggebrak meja makan hingga semua yang ada di atasnya bergetar.
Cristal hanya bisa menunduk ketakutan. Sedangkan Bi Laras segera pergi menjauh.
"Sudah aku katakan kepadamu, jangan pernah pergi bekerja. Aku tidak mau kamu tunduk di bawah perintah orang lain selain aku. Apa kamu tidak pernah dengar kata-kataku selama ini?" Bentak Dev dan semakin meninggikan suaranya.
"Maafkan aku mas," ucap Cristal Hanya itu kata yang bisa keluar dari mulutnya. Pikirannya sudah kacau, Cristal tak tau apa yang akan di lakukan Dev pada dirinya karena sudah melanggar aturan yang di buatnya dan dia pun pasrah jika hari ini akan mendapatkan siksaan.
Di saat suasana sedang tegang, Ponsel Cristal pun berdering dan itu panggilan dari salah satu rekan kerja nya. Cristal tak berani mengangkatnya karena takut ketauan dimana tempat dirinya bekerja dan itu akan membahayakan perusahaan.
" Kenapa tidak di angkat?" tanya Dev dan Cristal menggelengkan kepalanya tak berani.
"Cepat angkat dan aktifkan pengeras suaranya, biar aku dengar dimana pembangkang ini bekerja. Aku akan membuat perusahaan itu hancur, kerena sudah mempekerjakan kamu di dalam perusahaannya."
Cristal segera berlutut di depan Dev sambil memeluk kakinya.
"Tidak mas, jangan lakukan itu. Aku yang salah, cukup aku yang menanggungnya. Hukum aku saja mas, jangan perusahaan itu. Aku siap menerima konsekuensinya."
Dev membungkuk dan mengangkat dagu Cristal, "Kamu memang harus di hukum. Aku akan memberikan hukuman yang akan membuatmu jera. Cepat kembali ke kamar!" Perintah Dev dengan nada tinggi. Dengan tergesa-gesa Cristal pun bergegas pergi ke kamar dan menyiapkan diri menghadapi hukuman yang harus di terimanya.
To be continued ☺️☺️☺️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments
Umine LulubagirAwi
Dev2, mau mu pa sh?
diluar semaunya, drumh yg brkuasa
2023-04-18
0
Kurniaty
Cinta tapi gengsi,kenapa kau gak jujur saja pada dirimu sendiri Dev kalau kamu tuh sebenarnya cinta dan sayang pada Cristal.
Sukses thoor & lanjut.
2023-04-03
0