Bab 10

Kenyataan pahit harus diterima Cristal. Ayah dan ibunya kini sudah pergi untuk selamanya. Ternyata saat pertengkaran itu kedua orang tuanya sepakat untuk mengakhiri hidupnya. Tepat di saat Cristal berbalik dan Ozi pergi ke kamarnya. Wulandari dan Arman menelan pil racikan yang sudah di siapkan sebelumnya. Hingga mereka meregang nyawa dalam waktu dua puluh menit.

Didepan makam kedua orang tuanya, Cristal menangis, menyesali ketidakpekaan dirinya akan niat kedua orang tuanya.

"Kenapa kalian memilih untuk mengakhiri hidup dengan cara begini. Apa gunanya semua nasehat yang kalian katakan saat aku masih kecil. Kalian benar-benar orang tua yang sangat jahat. Kenapa kalian pergi dengan meninggalkan rahasia besar yang belum terungkap. Apa yang harus aku lakukan sekarang? Mencari mereka? Tidak aku tidak akan mencari mereka. Orang tuaku adalah kalian bukan mereka," ucap Cristal di depan makam orang tuanya yang masih basah.

Sebuah tangan tiba-tiba mengusap punggung Cristal untuk menguatkan dirinya. Segera saja Cristal menoleh dan ternyata itu adalah Kevin yang kini duduk berjongkok disampingnya. Dia tau kalau orang tua Cristal meninggal dari Monata.

"Pak Kevin."

"Aku turut berdukacita, atas kepergian kedua orang tuamu. Aku ikut sedih, mendengar kepergian mereka secara tiba-tiba."

Cristal langsung menghambur ke dalam pelukan Kevin dan melampiaskan tangisnya.

"Kenapa mereka pergi?" tanya Cristal yang masih belum bisa menerima kenyataan.

"Jangan di tangisi lagi. Itu sudah keputusan mereka. Ikhlaskan dan biarkan mereka pergi tenang."

"Tapi...." Cristal tak melanjutkan ucapannya dan kembali melanjutkan tangisnya.

Kevin membiarkan Cristal melampiaskan tangisnya di dada Kevin. Setidaknya hanya itu yang bisa Kevin lakukan untuk mengurangi beban kesedihan Cristal.

Setelah Cristal mulai tenang, dan mulai bisa menerima kenyataan. Kevin pun mengajak Cristal pulang, dia tidak tega melihat Cristal yang begitu sedih.

Mereka pun akhirnya melangkah meninggalkan tempat pemakaman dan walaupun sesekali Cristal menoleh dan menatap nisan kedua orang tuanya.

Kevin pun mengantarkan Cristal pulang, karena ia tak tega jika Cristal yang harus pulang sendirian. Namun Cristal segera menolak, karena ia tak mau Kevin tau tempat tinggalnya.

"Pak, setelah aku pikir-pikir, sepertinya aku akan melanjutkan kontrak tersebut. Ada sesuatu yang ingin aku temukan," ucap Cristal dengan penuh keseriusan.

"Apa kamu sudah yakin? Ingat saat kamu sudah terjun dalam dunia model, itu artinya kamu tidak bisa mundur. Aku sudah memikirkan semuanya untuk menutupi identitas aslimu."

"Aku paham. Aku hanya ingin seseorang melihatku dan menganggap ku pantas untuk berada di sampingnya." jawab Cristal di tengah lamunannya.

"Maksudmu?"

"Ah, tidak. Itu cuma angan-angan saja. Aku harus pergi sekarang, masih ada yang harus aku selesaikan." Cristal pun meninggalkan Kevin saat taksi yang dipesan sudah datang.

"Cristal... jangan lupa undangan tuan Abraham beberapa hari lagi. Kedatangan mu sangat di tunggu tuan Abraham," ucap Kevin setengah berteriak. Cristal hanya mengangguk sambil tersenyum sebelum masuk kedalam taksi.

Kevin terus memperhatikan taksi yang di tumpangi Cristal sampai menjauh. Sebuah senyum terukir di sudut bibir Kevin. Sebelum ia menyusul pergi.

Sesampainya di rumah, Cristal langsung disambut bi Laras yang nampak kuatir dengan kondisi Cristal yang masih berduka.

"Nyonya baik-baik saja?" tanya Bi Laras dan Cristal hanya mengangguk.

"Aku tidak papa Bi, Aku sudah ikhlas. Karena itu keinginan mereka. Aku tidak bisa berbuat apa-apa untuk menahan mereka. Aku hanya masih shock saja, kenapa mereka pergi begitu cepat." Cristal pun menghela nafas lalu ingin pergi ke kamar untuk membersihkan diri.

"Nyonya. Tuan tadi menelepon dan dia bilang tidak bisa pulang, karena masih banyak pekerjaan. Terus tuan juga bilang akan menghubungi nyonya nanti."

"Oh...," jawab Cristal tanpa ekspresi. Cristal nampak kecewa, tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa.

Di kamar, Cristal kembali menangis. Perasaannya kini benar-benar bercampur. Di satu sisi kehilangan orang tua yang membesarkannya di satu sisi sebuah rahasia terungkap dan di sisi lain, ketidakpedulian Dev pada dirinya membuatnya semakin terluka.

Itulah alasan Cristal menyetujui kontrak untuk menjadi bintang iklan, untuk mempromosikan kalung berlian yang di produksi perusahaan tuan Abraham. Jika dia berhasil menggaet konsumen, dirinya pasti akan di lirik perusahaan lain. Namun intinya dia ingin suaminya melihat bahwa dirinya tidak terlalu buruk hingga harus di sembunyikan dan dirinya pantas untuk berdiri disampingnya dan di banggakan. Dua tahun pernikahan sudah menumbuhkan benih cinta di hati Cristal. Walaupun Dev sangat kasar. Namun dia begitu hangat saat memberi perhatian.

Setelah puas menangis. Cristal pun membersihkan dirinya dan ingin Istirahat. Namun saat keluar dari kamar mandi dan masih mengenakan jubah mandi. Ponsel Cristal berdering dan dia pun sudah bisa menebak kalau itu panggilan dari Dev.

Cristal segera mengambil ponselnya dan mengangkat panggilan Videocall dari suaminya.

"Ada apa mas?" tanya Cristal yang meletakkan ponselnya di atas meja rias.

"Aku turut berdukacita atas kepergian kedua mertuaku, aku benar-benar kaget saat membaca chat dari kamu tadi pagi. Aku ingin pulang tapi, tidak ada jadwal yang kosong untukku bisa pulang. Mungkin sekitar dua Minggu sampai satu bulan ke depan aku tidak akan pulang." jelas Dev, yang sedang istirahat di salah satu kamar hotel.

"Tidak papa, mas tidak pulang itu artinya aku bebas dan tubuhku tidak akan remuk olehmu." saut Cristal.

"Apa kamu senang aku tidak pulang? atau jangan-jangan kamu selingkuh?"

"Kenapa mas peduli? Mas cemburu? Mas selingkuh saja aku tidak di izinkan untuk protes apa lagi cemburu. Mas sendiri kan yang bilang untuk tidak ikut campur urusan masing-masing."

"Tapi kamu istriku!"Jawab Dev yang mulai terpancing emosi karena Cristal sudah berani menjawab.

"Apa? mas bilang aku istri? Kalau aku istrimu, kenapa kamu tidak sudi berjalan di sampingku? Sudahlah nikmati saja hidup mas, aku disini hanya seorang istri yang di tugaskan untuk menunggu."

"Kamu... jangan memancing emosiku. Aku tau kamu bicara begini karena ada maunya kan? Aku akan transfer uangnya. Ingat jangan pernah selingkuh dariku. "

Dev pun mematikan teleponnya dan tak lama pesan notifikasi pun masuk di ponsel Cristal. Sejumlah uang sudah di transfer Dev , membuat hati Cristal semakin sakit. Ia pun melempar ponselnya di atas kasur dengan kesal.

"Kamu pikir aku butuh uang? Aku butuh kamu sebagai suami. Aku menderita hidup seperti ini. Lebih baik aku menjadi janda, agar hidupku tidak terikat. Kalau begini aku sangat menderita, aku dekat dengan laki-laki lain kamu tidak terima. Sebenarnya aku ini apa bagimu!" teriak Cristal dalam marah seorang diri. Melampiaskan semua beban di hati.

To be continued ☺️☺️☺️

Terpopuler

Comments

Umine LulubagirAwi

Umine LulubagirAwi

Dev2, suami mcm p kmu? 🤦‍♀

2023-04-18

0

Kurniaty

Kurniaty

Bagus Cristal,jangan biarkan Dev mengurungmu terus dirumah,kamu juga punya kehidupan sendiri.
Sukses thoor & lanjut.

2023-04-07

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!