Cristal melangkah kakinya masuk ke dalam ruang rawat, dan disana Cristal bisa melihat sosok pria yang suka main kasar, yang suka marah-marah, kini terbaring tak berdaya di atas ranjang pasien dengan kepala dan kakinya di perban. Dokter mengatakan, Devano membutuhkan waktu setidaknya dua sampai tiga bulan untuk pemulihan dan selama itu dia hanya akan bisa duduk di kursi roda, akibat cidera patah tulang kakinya.
Cristal tak bisa berkata apa-apa, dia hanya menatap wajah suaminya yang terlihat pucat. Perasaannya kini bercampur aduk tak karuan.
"Mas, aku datang. Aku benar-benar tidak membayangkan kejadian seperti ini akan menimpa mas Dev. Sepanjang perjalanan ke sini, aku benar-benar cemas, memikirkan keadaan mas saat ini. Dan sekarang aku sudah datang dan tau kondisi mas Dev. Jangan khawatir mas, aku akan menemani mas selama masa pemulihan dan aku tidak akan pernah membiarkan mas Dev merasa sedih kerena musibah ini," ucap Cristal berusaha kuat dan tak membiarkan air matanya menetes.
"Apa kamu benar-benar ingin merawat ku?" tiba-tiba Dev terbangun dan langsung berbalik bertanya pada Cristal.
"Mas Dev sudah bangun?!"
"Sedari tadi aku juga tidak tidur, aku hanya memejamkan mata saja. Dan ingin melihat reaksimu saat melihat kondisiku saat ini."
Cristal membalikkan badannya sambil cemberut, dirinya khawatir tapi suaminya itu malah pura-pura.
Dev meraih tangan Cristal, "Apa kamu marah? Sepertinya kamu benar-benar memanfaatkan waktu selama sebulan ini, dan menghabiskan banyak uangku untuk perawatan."
" Cristal jangan membelakangi ku seperti ini, bagaimana aku bisa melihat perubahan istriku saat ini dengan uangku."
Cristal mengepalkan kedua tangannya, dia benar-benar tidak terima kalau dirinya di tuduh menghamburkan uangnya, padahal Cristal hanya memakai uang jatah bulanan yang diberinya dan itupun tidak dia habiskan cuma-cuma, Cristal pun mencari diskon setiap malakukan perawatan dan sekarang hasilnya wajah terlihat lebih cantik dan menarik mungkin saat ini sebenarnya Dev terpesona, hanya saja dia malu untuk mengungkapnya.
Cristal berbalik dan kembali duduk di kursi disamping Dev.
"Mas kenapa mas bisa mengalami kecelakaan? kenapa mas bepergian sendiri? bukankah biasanya mas selalu pergi dengan Angga. Aku benar-benar Khawatir akhir-akhir ini, saat mas gak ada kabar sama sekali."
"Apa kamu merindukanku?" Bukannya menjawab Dev malah mengalihkan pembicaraannya.
"Rindu?! Apakah mas mengizinkan aku untuk merindukan mas Dev, apakah aku di izinkan untuk mencintai mas? Apa aku juga di izinkan untuk mengetahui kehidupan mas? Tidak kan, jadi untuk apa mas tanya seperti itu padaku. Tentu saja aku akan menjawab tidak."
"Kalau begitu, mulai sekarang aku akan memberikan izin semuanya, kamu boleh merindukan aku, kamu boleh mencintai aku, kamu boleh khawatir padaku, dan kamu juga boleh selalu ada disamping ku. Aku akan sangat bahagia jika aku bisa memberikan aku semua itu."
'Apa?! Kenapa mas Dev, tiba-tiba berubah? Apa dia mengalami geger otak akibat kecelakaan, dan membuat memori ingatannya terbalik. Bukankah selama ini mas Dev...' Cristal menjadi bingung sendiri dengan perubahan Dev secara tiba-tiba, membuatnya tidak bisa menerima kenyataan yang baru saja dia dengar. Namun belum selesai Cristal berfikir, dia baru sadar ada masalah lain yang kini harus dia hadapi sekarang, yaitu keluarga besar suaminya.
Wanda masuk dengan menatap Cristal dengan dingin. Sepertinya Wanda sangat membenci Cristal saat ini.
"Ma, kenalkan dia..."
"Iya mama sudah tau, dan mama juga yang meminta Angga untuk menjemputnya." Saut Wanda.
"Mama sudah tau?"
"Tentu saja mama tau. Kamu terus menyebut namanya setiap saat. Sudahlah mama tidak ingin membahasnya sekarang. Lebih baik kamu istirahat sekarang. Mama ingin bicara dengan Dia sebelum mama pulang.
"Kamu. Ikut keluar sebentar, mama ingin bicara empat mata denganmu." Wanda pun keluar dan Cristal pun menyusul dibelakang.
"Cristal, aku sudah tau semua tentang kamu. Aku tak habis pikir, bagaimana bisa putraku yang di idolakan banyak wanita, menikah denganmu secara diam-diam. Asal kamu tau, keluarga Quinton sama sekali tidak setuju dengan pernikahan kalian dan ingin kalian secepatnya berpisah. Namun sayangnya saat ini putraku Devano mengalami amnesia dan dia hanya bisa mengingat keluarga terdekatnya saja termasuk kamu. Selama masa pemulihan aku akan mengizinkan kamu untuk tinggal di rumah dan merawat Dev sampai sembuh, tapi perlu kamu ingat ini hanya sementara dan setelah Dev sembuh, aku ingin kalian bercerai. Tapi sebelum itu terjadi, kamu harus berpura-pura bersikap baik dan menunjukkan kalau Keluarga Quinton menerimamu dengan baik. Ingat ini hanya sandiwara sampai Dev sembuh." Jelas Wanda.
"Iya ma, aku akan melakukan apapun untuk kesembuhan mas Dev dan juga untuk kebaikannya, dan jika nantinya saat mas Dev sembuh dan kembali membenciku, aku siap jika aku di ceraikannya. Mama tenang saja." Jawab Cristal.
"Bagus. Kalau kamu paham Sekarang kembalilah dan jaga putraku baik-baik." Wanda pun segera meninggalkan rumah sakit.
Setelah memikirkan semua kata-kata Mama Winda dengan benar-benar, Cristal pun pada akhirnya bisa tersenyum pahit. Menyadari hubungan dia dan suaminya bagai bumi dan langit, tidak akan pernah bisa bersatu, Karena semua pihak tidak merestui pernikahannya.
Setelah menarik nafas dalam-dalam, Cristal kembali masuk, dan menunjukkan senyuman manis di wajahnya, agar Dev tidak curiga.
"Apa yang mama bicarakan denganmu? Aku yakin mama pasti tidak menyukaimu."
"Mas Dev jangan berfikir negatif, tadi mama cuma minta aku untuk menjaga mas dengan baik, biar mas bisa cepat sembuh."
"Benarkah?! baguslah kalau begitu. Aku jadi lebih tenang. Kemari lah dan peluk aku sekarang." Dev pun mengulurkan kedua tangannya menyambut tubuh Cristal yang akan memeluk tubuhnya.
Wajah Cristal memerah, rasanya seperti mimpi, saat tiba-tiba Dev tiba-tiba berubah dan perubahannya seperti apa yang dia inginkan. Yaitu menyayangi dan memanjakan dirinya.
Sepenjang malam mereka berdua tidur bersama di atas ranjang pasien dan Dev terus memeluknya dan tak membiarkan Cristal lepas dari pelukannya.
Keesokan paginya, mereka di bangunan dengan suara gaduh di luar ruangan. Samar-samar Cristal melihat ada sosok wanita yang berdiri dibalik pintu dan sedang berdebat dengan Angga yang berusaha menahannya agar tidak masuk kedalam, agar tidak menggangu Cristal dan Dev yang masih tertidur.
"Siapa yang ribut-ribut di luar? Apa tidak tahu aturan rumah sakit untuk tidak membuat kegaduhan yang membuat pasien terganggu," ucap Dev dengan kesal, karena sudah mengganggu tidurnya.
"Aku tidak tau mas. " Jawab Cristal namun seketika Cristal langsung mengenali wanita yang tetap nekat menerobos masuk kedalam ruangan dengan membawa sekeranjang buah-buahan di tangannya.
To be continued ☺️☺️☺️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments
Umine LulubagirAwi
clra tuh
2023-04-18
0
bakri Rjaya cell
lanjut Thor upnya
2023-04-12
0
Kurniaty
Pasti Clara itu.
Sukses thoor & lanjut
2023-04-11
0