Cristal menghampiri Bos barunya ingin meminta keringanan, agar dia bisa segera keluar dari perusahaan periklanan tersebut.
"Pak, bolehkah saya masuk sebentar?." Tanya Cristal di luar ruangan Kevin sambil mengetuk pintu tiga kali.
"Masuklah." Jawabnya. Segera saja Cristal masuk, dan Cristal pun di persilahkan duduk didepan meja kerjanya.
"Ada perlu apa kamu mencari ku? Apakah penjelasan ku tadi kurang jelas?" tanyanya dengan dingin.
"Saya... . Pak, bisakah bapak memberi saya keringanan untuk bisa segera berhenti dari pekerjaan ini? Saya ingin segera berhenti pak."
"Aku sudah memberi kamu dua pilihan, Jika kamu ingin berhenti maka kamu harus bayar dendanya. Kerena sesuai kesepakatan kontrak yang sudah kamu tandatangani sebelumnya."
"Tapi saya tidak punya uang sebanyak itu."
"Kalau begitu bekerjalah selama tiga bulan ke depan dan kamu bisa berhenti kerja setelah kontrak selesai," ucap Kevin dengan entengnya dan melemparkan berkas di depan Cristal.
"Mulai besok dan tiga bulan ke depan kamu akan menjadi sekertaris ku. Aku sudah melihat semua resume kamu sebelumnya dan kamu bisa menjadi sekertaris ku kedepannya. Sekarang keluarlah jam kerja sudah hampir selesai,"ucap Kevin sebagai perintah dan Cristal pun tak bisa berkata apa-apa untuk menolaknya lagi.
Cristal semakin pusing memikirkannya. Dia ingin berhenti karena Dev tapi di kantor dia malah di jerat dan tidak bisa berhenti dengan mudah. Ingin rasanya Cristal berteriak untuk mengungkapkan semua bebannya, namun ia sadar kalau tak akan ada orang yang bisa membantu dirinya selain dirinya sendiri. Dan sekarang dia harus memutar otaknya agar dia tetap bisa bekerja dan tidak ketahuan suaminya.
Sebelum pulang Cristal mendongak ke atas dan membaca papan nama perusahaan periklanan.
"Moonlight, Kenapa aku bisa terjerat di perusahaan ini. Apa yang akan terjadi jika mas Dev tau aku bekerja di sini. Apakah dia akan menghancurkan perusahaan ini? Dan pak Kevin kenapa kamu malah mempersulit ku untuk berhenti." Cristal pun menghela nafas dan berbalik untuk segera pulang.
Sepanjang perjalanan pulang, Cristal melihat Videotron yang sedang memperlihatkan Devano sedang di red carpet bersama selingkuhannya Clara. Melihat kemesraan mereka Cristal merasa muak dan jijik. Ingin sekali dia tak mendengar ataupun melihat kemesraan mereka, namun apa daya hubungan mereka sedang hangat di perbincangkan.
"Tidak bisakah dia memanjakan aku sehari saja. Aku juga pengen seperti mereka yang mendapatkan kehangatan saat di dekatnya. Aku akui dia memang tampan dan juga eeemmm... sangat memuaskan. Tapi itu tidak adil kalau dia di luar bersenang-senang sedangkan aku tidak bisa." Cristal menggerutu memaki suaminya yang sedang sibuk dengan dunianya yang sedang mempertontonkan kemesraan mereka sedangkan istrinya hanya menjadi penonton yang jauh di belakang.
Tiba-tiba ponsel Cristal berdering dan ternyata Ibunya menghubungi dan mengatakan jika ayahnya sedang ada masalah di casino dan meminta Cristal pun membantunya. Tanpa berfikir panjang, Cristal pun meminta sopir taksi membawanya ke casino tempat ayahnya kalah judi.
Cristal pun sampai di tempat casino itu dan segera mencari keberadaan ayahnya. Saat masuk Cristal sudah begitu risih dengan tatapan para pria yang sedang berjudi. Ingin rasanya Cristal menyelesaikan semuanya dan bergegas pergi dari tempat perjudian itu secepatnya.
Cristal naik ke lantai dua tempat dimana judi roulette.
"Itu dia putriku, dia pasti membawa uangnya," ucap seorang pria yang menunjuk ke arah Cristal. Dia adalah Arman ayah kandung Cristal yang hari-hari kerjanya hanya berjudi dan memoroti putrinya hanya untuk berjudi.
Arman segera menghampiri Cristal dan menengadahkan tangannya, "Apa kamu bawa uangnya? cepat berikan uangnya pada ayah biar ayah bisa pulang."
"Uang?! aku tidak membawa uang. Ibu juga tidak bilang padaku kalau ayah butuh uang." Jawab Cristal membuat Arman mengangkat tangannya dan ingin memukul putrinya itu, namun Cristal segera menutupi wajahnya.
" Cristal... kenapa kamu begitu bodoh. Ayah sudah kalah judi. Ayah tidak akan di biarkan lolos kalau tidak membayar lima puluh juta. Cepat hubungi suamimu dan minta uang padanya sekarang juga, atau ayah akan menjadikan kamu sebagai gantinya."
" Ayah yang kalah judi, kenapa aku yang harus menanggung. Aku ini anakmu. Ayah sudah menjual ku demi menebus hutang dan sekarang ayah memaksaku untuk membayar semuanya. Aku tidak bisa yah." Tolak Cristal karena memang dia juga tidak punya uang yang cukup.
Seorang pria bertubuh kekar menepuk pundak Arman dan seketika membuat Arman ketakutan.
" Bagaimana? apakah uangnya sudah ada?" tanyanya.
" Tunggu sebentar tuan, sepertinya ada masalah sedikit, putriku ternyata tidak membawa uangnya. Tapi tenang saja sebentar lagi seseorang akan mengantarkan uang itu." Arman berusaha mengulur waktu sampai Cristal mau memberikan uangnya.
Pria itu menepuk pipi Arman." Apakah dia putrimu? Kalau kamu memang tidak bisa membayar kekalahan mu. Kamu bisa memberikan tubuh putri mu satu malam maka hutangmu berkurang separuh."
Ucapan pria itu membuat Cristal terbelalak. Tidak mungkin dia memberikan tubuhnya pada orang asing. Tapi dia juga tidak punya uang untuk membayar hutang ayahnya.
Pria itu ingin mendekat dan Cristal langsung melangkah mundur dan tanpa sengaja ia menabrak pria yang ada di belakangnya.
" Kamu tidak papa? Kenapa kamu ada di sini?" tanya pria itu yang terdengar tak asing suaranya. Cristal segera menoleh dan melihat itu adalah Kevin Bosnya.
"Pak Kevin," ucap Cristal sebelum Cristal di tarik kebelakangnya.
"Ada masalah apa ini?" tanya Kevin.
"Pria ini kalah judi, dan dia tidak bisa membayarnya. Aku memberi tawaran padanya untuk menyerahkan putrinya padaku dan kamu tiba-tiba datang menghalangi.
"Alberto, Bawa mereka pergi dari sini. Jangan sampai ada keributan di tempat ini." titah Kevin dan Alberto asisten Kevin pun segera menggiring Arman dan lawan mainnya. Cristal tak bisa berbuat apa-apa hanya bisa membiarkan ayahnya di bawa pergi.
"Kamu... cepat pulang. Tidak pantas kamu berkeliaran di tempat ini."
"Iya pak, terimakasih atas bantuannya. Aku pergi sekarang." Cristal pun bergegas pergi meninggalkan tempat tersebut.
Kevin hanya menyeringai saat melihat Cristal yang pergi dengan tergesa-gesa. Lalu ia pun melanjutkan tujuannya datang ke casino.
Sepanjang jalan, Cristal memikirkan kemunculan Kevin yang secara tiba-tiba di kantor dan di casino. Kemunculannya seperti sosok dewa pelindung yang sengaja datang untuk melindunginya. Hal tersebut membuat Cristal tersebut sendiri, namun ia kembali sadar jika dirinya sudah milik orang lain, dan jika Dev sampai tau mungkin riwayatnya akan tamat.
Sesampainya di rumah, Cristal di kejutkan oleh Dev yang sudah ada di rumah. Cristal melihat tatapan penuh amarah suaminya. Cristal berjalan menunduk dan tak berani memulai pembicaraan bahkan untuk bilang maaf.
To be continued ☺️☺️☺️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments
Umine LulubagirAwi
Kevin musuhnya Dev kah?
2023-04-18
0
Kurniaty
Makin marah saja ini si Dev,karna saat Dev tiba dirumah Cristal gak dirumah.
Hukuman apa lagi ya yang akan diterima Cristal dari Dev.
Sukses thoor & lanjut.
2023-04-04
0