Chapter 15 - Arena

Lucius dan juga Damon saat ini sedang berdiri saling berhadapan di tengah arena itu. Keduanya menanti aba-aba atas dimulainya pertarungan mereka.

Dari tengah barisan penonton di sisi Timur, terlihat dua orang pelajar dengan seragam yang sedikit berbeda. Di atas seragam mereka yang biasa, terdapat mantel pendek yang hanya menutupi dari leher hingga sedikit di atas sikutnya saja.

Mantel pendek itu memiliki warna putih bersih dengan lambang perisai dan dua ekor kuda di bahu sebelah kanannya.

Sementara itu, dari balik mantel pendek itu, sesekali hembusan angin membuat lambang yang menunjukkan kelas mereka terlihat untuk sekilas.

"Kelas A?! Dan mantel itu.... Bukankah mereka Dewan Pelajar?! Kenapa mereka sendiri yang datang untuk mengurusi duel seperti ini? Bukankah biasanya ditangani oleh pelajar biasa?!" teriak Sophia panik setelah melihat keberadaan mereka berdua di tribun itu.

"Eh?! Rambut perak panjang, wajah sedingin es, jangan katakan dia...."

Sebelum Oliver sempat menyelesaikan perkataannya, Emily memotongnya dengan suara yang lirih.

"Luna.... Frostbourne.... Salah satu ksatria sihir paling jenius di tahun ketiga...."

"Di sebelahnya, tak salah lagi adalah Ethan Ironheart dari tahun keempat. Rambut coklat pendek, tubuh kekar dan besar, serta lambang B di seragamnya." sahut Max.

"Eeh? Kenapa ketua dan wakil ketua Dewan Pelajar datang kemari? Ini bahkan bukan duel yang begitu menarik bagi mereka bukan?" tanya Alex yang baru saja datang untuk duduk di sebelah mereka.

Memang benar apa yang dikatakan oleh Alex. Arena ini seharusnya mampu menampung hingga 5.000 lebih penonton. Tapi saat ini, yang menonton hanya ratusan orang saja.

Menunjukkan bahwa pertandingan yang akan dilakukan, bukanlah hal yang menarik. Bagaimanapun, lawan Damon yang berasal dari kelas C itu hanyalah pelajar tak dikenal dari kelas F.

Bahkan sekalipun seluruh arena ini hampir terisi penuh oleh penonton, belum bisa dipastikan juga wakil ketua Dewan Pelajar akan hadir. Apalagi termasuk ketuanya.

"Oi, Alex! Darimana kau?" tanya Max kesal.

Sambil memamerkan sebuah lembaran kertas kecil di tangan kanannya, Alex pun membalas.

"Lucius memintaku untuk bertaruh padanya. Jadi aku melakukannya. Dan kau tahu? Perbandingan kemenangannya adalah 19 banding 2. Dengan kata lain, 1 koin emas akan menjadi 19 koin emas jika Lucius menang." jelas Alex santai sambil segera duduk di salah satu kursi.

1 Koin emas sendiri, adalah jumlah uang yang cukup besar. Cukup untuk membiayai kehidupan yang layak selama 2 hingga 3 bulan.

Bahkan di kalangan bangsawan sekalipun, itu masih termasuk uang yang cukup banyak.

"Hah?! Kau gila?!" teriak Max yang semakin kesal.

"Sekalipun begitu, itu artinya peluang besarnya Lucius akan kalah bukan?!" sambung Oliver.

"Tak masalah. Aku percaya pada perkataan Lucius. Dan jika dia ternyata kalah, aku sudah mengambil peluang untuk mendapatkan banyak uang. Jadi untuk itu, aku mempertaruhkan hampir semua tabunganku. 81 koin emas."

"Sudah kuduga, kau benar-benar mulai kehilangan akal sehat hah?!"

"Jika kau kalah, aku takkan sudi meminjamkan mu uang."

"Tak masalah. Aku menyadari resiko yang ku tanggung." balas Alex dengan santai.

Tak berselang lama, sang ketua Dewan Pelajar itu pun mulai berbicara.

"Dengan ini, aku, Luna Frostbourne, mewakili seluruh pelajar di Akademi Damacia yang terkemuka ini, menyatakan pertarungan antara Lucius Nightshade dan Damon Emberheart dimulai!" ucap Luna dengan lantang.

'Duaaaangg!!!'

Suara dari pukulan gendang yang besar itu menggema di seluruh arena ini. Menandakan bahwa pertarungan antara keduanya telah dimulai.

'Zraaaaattt!!!'

Dengan cepat, Damon mengayunkan pedang besarnya ke arah Lucius. Membuat kepalanya hampir saja terpenggal jika tidak cukup cepat menghindar.

'Cepat sekali?!' teriak Lucius terkejut dalam hatinya. Ia dengan segera melompat mundur dua kali, menjaga jarak dari Damon Emberheart.

Di hadapannya, sosok Damon terlihat tersenyum lebar sambil tertawa ringan.

"Hahaha, ku pikir aku bisa memenggal kepalamu barusan. Tapi kau cukup cepat juga ya?"

Jika bukan karena latihan ekstrim dari Carmilla di goa itu, reaksi Lucius takkan cukup cepat untuk menghindarinya.

..."WUUUOOOOOOOOOHH!!!"...

Suara teriakan dan sorakan dari para penonton terdengar menggema di tengah arena ini.

Tapi semua itu sama sekali tak mempengaruhi Lucius. Apa yang harus dilakukannya tetap sama. Yaitu mengalahkan Damon.

Dari tangan kanannya, lingkaran sihir kecil berwarna merah gelap muncul di punggung tangannya.

Pada saat itu juga....

'Apa yang kau pikir akan kau lakukan? Menggunakan sihir iblis secepat ini? Untuk lawan seperti ini? Hahaha! Lucius, aku tarik kembali semua pujianku!' teriak Carmilla dengan keras sambil tertawa.

Carmilla yang sedari tadi selalu terdiam, kini tiba-tiba berbicara sambil tertawa keras.

Tawanya yang terkesan begitu meremehkan, membuat Lucius segera menghentikan sihir iblis yang hampir saja digunakannya. Mengubahnya menjadi sihir api biasa.

'Swuoooosshhh!!!'

Lucius mengarahkan telapak tangannya kedepan, membuat semburan api yang cukup kuat membakar tubuh Damon hidup-hidup.

Tapi dari kejauhan, tawa yang keras dapat terdengar.

"Hahaha! Sihir api?! Kau bercanda, Lucius?! Kau bercanda kan?! Kau pikir siapa aku?!" teriak Damon Emberheart yang secara perlahan mulai menyerap seluruh sihir api yang ada di sekitarnya.

Tak ada sedikit pun luka atau goresan pada tubuhnya. Seakan-akan api sebesar itu sama sekali tak berguna padanya.

Api milik Lucius itu terkumpul di tangan kiri Damon, membentuk sebuah bola api kecil berwarna kuning kemerahan.

"Akan ku perlihatkan padamu, bagaimana cara menggunakan sihir api." lanjut Damon dengan senyuman yang lebar.

Dengan cepat, Damon mengayunkan tangan kirinya kedepan. Melemparkan bola api barusan yang sudah diperkuat dengan sihirnya sendiri.

Berbeda dengan semburan api yang dibuat oleh Lucius barusan, kali ini semburan api itu bergerak dengan sangat cepat. Dalam sekejap, telah menelan seluruh tubuh Lucius dalam kobaran kuning kemerahan itu.

...'SWUUUUSSHHHH!!!'...

Tak hanya cepat, sihir api milik Damon benar-benar sangat kuat. Jika dibandingkan, sihir Lucius seperti gigitan seekor kucing.

Sedangkan sihir api Damon, sama seperti gigitan seekor singa.

"KUUUUUGGHHH!!!" teriak Lucius kesakitan. Ia menahan semburan api itu dengan kedua lengannya di depan wajahnya.

'Bahkan, sihir perisai tak mampu menahan sedikitpun dari api ini?! Bukankah ini bahkan lebih kuat dari sihir api Carmilla?!' pikir Lucius panik dalam hatinya.

Damon Emberheart. Sebagai bangsawan yang dilahirkan di keluarga dengan api sebagai tradisi selama ratusan tahun, tentu saja elemen api adalah yang terkuat baginya.

Di saat anak-anak kecil lainnya masih bermain-main, Damon harus berlatih keras menerima api sebagai bagian dari tubuhnya.

Sedangkan Lucius? Rakyat jelata yang baru saja belajar sihir secara serius selama 2 bulan? Berpikir untuk melampauinya?

'Kesombonganmu sedari tadi membuatku ingin muntah, Lucius. Gantian, akan ku tunjukkan bagaimana cara menggunakan tubuh tak berguna mu itu.' ucap Carmilla dengan nada yang begitu dingin.

Membuat Lucius hanya bisa terdiam tanpa sepatah kata pun. Karena bagaimanapun, apa yang dikatakan Carmilla barusan, mungkin saja benar.

Selama ini, Lucius beranggapan bahwa dirinya telah berkembang jauh lebih kuat. Itu memang tak salah. Tapi jika dibandingkan dengan mereka yang telah melatih tubuhnya sejak kecil?

Lucius saat ini, sama seperti seorang anak kecil yang baru saja bisa berjalan. Sedangkan para bangsawan lain di akademi ini, adalah remaja yang telah terbiasa untuk berlari.

Itulah kenyataannya.

Terpopuler

Comments

Abed Nugi

Abed Nugi

mmmm gua suka lu naruh Carmilla lebih keras

2023-06-16

0

zuyoka

zuyoka

kek nya nanti jadi lucius bakar lagi 😂😂

2023-04-16

2

zuyoka

zuyoka

astaga, menang banyak wkwkwk

2023-04-16

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 - Kehidupan di Akademi
2 Chapter 2 - Sisi Gelap
3 Chapter 3 - Neraka
4 Chapter 4 - Permintaan
5 Chapter 5 - Awal Baru
6 Chapter 6 - Teriakan Hati
7 Chapter 7 - Kebenaran di balik Kabut
8 Chapter 8 - Pelatihan Iblis
9 Chapter 9 - Ujian
10 Chapter 10 - Pulang
11 Chapter 11 - Kembali ke Akademi
12 Chapter 12 - Pengajar
13 Chapter 13 - Masalah
14 Chapter 14 - Kekhawatiran
15 Chapter 15 - Arena
16 Chapter 16 - Realita
17 Chapter 17 - Dongeng
18 Chapter 18 - Kehangatan
19 Chapter 19 - Mana Flow
20 Chapter 20 - Pelajaran Tambahan
21 Ilustrasi Karakter + Trivia - Bagian 1
22 Chapter 21 - Guild
23 Chapter 22 - Perburuan
24 Chapter 23 - Lepasnya Belenggu
25 Chapter 24 - Kabar yang Tertinggal
26 Chapter 25 - Evaluasi
27 Chapter 26 - Alasan
28 Chapter 27 - Pertemuan tak Terduga
29 Chapter 28 - Besi dan Kayu
30 Chapter 29 - Rumor
31 Chapter 30 - Pekerjaan
32 Chapter 31 - Pertemuan
33 Chapter 32 - Jarak
34 Chapter 33 - Dunia Luar
35 Chapter 34 - Smithworks
36 Chapter 35 - Desain
37 Chapter 36 - Permintaan
38 Chapter 37 - Pekerjaan
39 Chapter 38 - Perpustakaan
40 Chapter 39 - Pelajaran
41 Chapter 40 - Sisi Lain
42 Chapter 41 - Kejanggalan
43 Chapter 42 - Quest
44 Chapter 43 - Jejak
45 Chapter 44 - Secercah Harapan
46 Chapter 45 - Bala Bantuan
47 Chapter 46 - Harapan
48 Chapter 47 - Kenyataan
49 Chapter 48 - Api Abadi
50 Chapter 48.5 - Dua Sisi
51 Chapter 49 - Penyesalan
52 Chapter 50 - Kembali ke Akademi
53 Chapter 51 - Clairvoyance
54 Chapter 52 - Latihan
55 Chapter 53 - Bandit
56 Chapter 54 - Tawaran
57 Chapter 55 - Konsekuensi
58 Chapter 56 - Batas
59 Chapter 57 - Kegelisahan
60 Chapter 58 - Dalang
61 Chapter 59 - Tantangan
62 Chapter 60 - Arcana
63 Chapter 61 - Taruhan
64 Chapter 62 - Hari H
65 Chapter 63 - Duel
66 Chapter 64 - Takdir
67 Chapter 65 - Tanah yang tak Dikenal
68 Chapter 66 - Perbedaan Kekuatan
69 Chapter 67 - Petunjuk
70 Chapter 68 - Harapan Kecil
71 Chapter 69 - Buah dari Kerja Keras
72 Chapter 70 - Waktu yang Berlalu
73 Chapter 71 - Iblis tak Sempurna
74 Chapter 72 - Bencana
75 Chapter 73 - Sisa
76 Chapter 74 - Pahlawan
77 Chapter 75 - Hasil Akhir
78 Chapter 76 - Reruntuhan
79 Chapter 77 - Perbatasan
80 Chapter 78 - Kebangkitan
81 Chapter 79 - Reuni
82 Chapter 80 - Latih Tanding
83 Chapter 81 - Awakening
84 Chapter 82 - Kekuatan Baru
85 Chapter 83 - Kembali ke Akademi
86 Chapter 84 - Tuduhan
87 Chapter 85 - Tekanan
88 Chapter 86 - Rumor
89 Chapter 87 - Tentara Bayaran
90 Chapter 88 - Kesempatan
91 Chapter 89 - Pertandingan
92 Chapter 90 - Dinding
93 Chapter 91 - Ramalan
94 Chapter 92 - Permintaan
95 Chapter 93 - Kedamaian
96 Chapter 94 - Ujian Tulis
97 Chapter 95 - Ujian Praktik
98 Chapter 96 - Quest
99 Chapter 97 - Ekspedisi
100 Chapter 98 - Tubrukan
101 Chapter 99 - Keseimbangan Dunia
102 Chapter 100 - Organisasi Misterius
Episodes

Updated 102 Episodes

1
Chapter 1 - Kehidupan di Akademi
2
Chapter 2 - Sisi Gelap
3
Chapter 3 - Neraka
4
Chapter 4 - Permintaan
5
Chapter 5 - Awal Baru
6
Chapter 6 - Teriakan Hati
7
Chapter 7 - Kebenaran di balik Kabut
8
Chapter 8 - Pelatihan Iblis
9
Chapter 9 - Ujian
10
Chapter 10 - Pulang
11
Chapter 11 - Kembali ke Akademi
12
Chapter 12 - Pengajar
13
Chapter 13 - Masalah
14
Chapter 14 - Kekhawatiran
15
Chapter 15 - Arena
16
Chapter 16 - Realita
17
Chapter 17 - Dongeng
18
Chapter 18 - Kehangatan
19
Chapter 19 - Mana Flow
20
Chapter 20 - Pelajaran Tambahan
21
Ilustrasi Karakter + Trivia - Bagian 1
22
Chapter 21 - Guild
23
Chapter 22 - Perburuan
24
Chapter 23 - Lepasnya Belenggu
25
Chapter 24 - Kabar yang Tertinggal
26
Chapter 25 - Evaluasi
27
Chapter 26 - Alasan
28
Chapter 27 - Pertemuan tak Terduga
29
Chapter 28 - Besi dan Kayu
30
Chapter 29 - Rumor
31
Chapter 30 - Pekerjaan
32
Chapter 31 - Pertemuan
33
Chapter 32 - Jarak
34
Chapter 33 - Dunia Luar
35
Chapter 34 - Smithworks
36
Chapter 35 - Desain
37
Chapter 36 - Permintaan
38
Chapter 37 - Pekerjaan
39
Chapter 38 - Perpustakaan
40
Chapter 39 - Pelajaran
41
Chapter 40 - Sisi Lain
42
Chapter 41 - Kejanggalan
43
Chapter 42 - Quest
44
Chapter 43 - Jejak
45
Chapter 44 - Secercah Harapan
46
Chapter 45 - Bala Bantuan
47
Chapter 46 - Harapan
48
Chapter 47 - Kenyataan
49
Chapter 48 - Api Abadi
50
Chapter 48.5 - Dua Sisi
51
Chapter 49 - Penyesalan
52
Chapter 50 - Kembali ke Akademi
53
Chapter 51 - Clairvoyance
54
Chapter 52 - Latihan
55
Chapter 53 - Bandit
56
Chapter 54 - Tawaran
57
Chapter 55 - Konsekuensi
58
Chapter 56 - Batas
59
Chapter 57 - Kegelisahan
60
Chapter 58 - Dalang
61
Chapter 59 - Tantangan
62
Chapter 60 - Arcana
63
Chapter 61 - Taruhan
64
Chapter 62 - Hari H
65
Chapter 63 - Duel
66
Chapter 64 - Takdir
67
Chapter 65 - Tanah yang tak Dikenal
68
Chapter 66 - Perbedaan Kekuatan
69
Chapter 67 - Petunjuk
70
Chapter 68 - Harapan Kecil
71
Chapter 69 - Buah dari Kerja Keras
72
Chapter 70 - Waktu yang Berlalu
73
Chapter 71 - Iblis tak Sempurna
74
Chapter 72 - Bencana
75
Chapter 73 - Sisa
76
Chapter 74 - Pahlawan
77
Chapter 75 - Hasil Akhir
78
Chapter 76 - Reruntuhan
79
Chapter 77 - Perbatasan
80
Chapter 78 - Kebangkitan
81
Chapter 79 - Reuni
82
Chapter 80 - Latih Tanding
83
Chapter 81 - Awakening
84
Chapter 82 - Kekuatan Baru
85
Chapter 83 - Kembali ke Akademi
86
Chapter 84 - Tuduhan
87
Chapter 85 - Tekanan
88
Chapter 86 - Rumor
89
Chapter 87 - Tentara Bayaran
90
Chapter 88 - Kesempatan
91
Chapter 89 - Pertandingan
92
Chapter 90 - Dinding
93
Chapter 91 - Ramalan
94
Chapter 92 - Permintaan
95
Chapter 93 - Kedamaian
96
Chapter 94 - Ujian Tulis
97
Chapter 95 - Ujian Praktik
98
Chapter 96 - Quest
99
Chapter 97 - Ekspedisi
100
Chapter 98 - Tubrukan
101
Chapter 99 - Keseimbangan Dunia
102
Chapter 100 - Organisasi Misterius

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!