Chapter 3 - Neraka

'Deg! Deg!'

Langkah kaki Edward beserta kawan-kawannya seketika terhenti. Semua itu dikarenakan apa yang mereka lihat di tanah.

"Tu-Tuan Edward.... Ini.... Ke-kenapa ada dua jejak darah?"

Di hadapan mereka, kini terlihat dua jejak darah yang berbeda. Jarak antar keduanya tak jauh, juga masih terlihat baru. Dari apa yang dilihatnya, Edward dapat menyimpulkan bahwa setidaknya ada dua korban di goa ini.

"Tapi siapa? Apakah ada orang lain?" tanya Edward kebingungan.

Belum sempat menjawab pertanyaan yang ada di hadapannya, Edward dan teman-temannya harus menghadapi masalah yang baru.

"Graaaarr.... Karthas durr valarr!"

Teriakan yang tak jelas apa artinya itu membuat Edward dan teman-temannya segera menoleh ke belakang.

Apa yang dilihat oleh mereka, adalah kawanan Goblin sejumlah 8 ekor. Salah satu diantaranya terlihat menyeret seorang anak kecil yang tak lagi bergerak.

"Go-Goblin?! Ja-jangan katakan Lucius...."

"Cih! Semuanya! Bersiap untuk bertarung!" teriak Edward sambil berusaha meredam rasa takutnya.

Sekalipun telah menempuh pendidikan di akademi, dirinya yang merupakan bangsawan tingkat tinggi, membuat Edward sama sekali tak memiliki pengalaman dalam pertarungan langsung.

Terlebih lagi, melawan monster seperti ini.

"Fleme!" teriak Edward dengan keras sambil mengarahkan tangan kirinya ke depan.

Seketika, lingkaran sihir seukuran telapak tangan berwarna merah muncul di hadapannya. Melontarkan bola api yang berukuran kecil ke depan.

'Swuooosshh! Blaaaarrr!!'

Bola api itu meledak sesaat setelah mengenai tubuh salah seekor Goblin. Membakar tubuhnya tanpa sedikit pun ampunan.

Sementara itu, tangan kanan Edward menggenggam erat pedang besinya. Bersiap jika Goblin itu menyerangnya dalam jarak dekat.

'Aku berhasil membunuh satu ekor? Bagus.... Jika terus seperti ini maka....'

Sebelum senyuman Edward menjadi semakin lebar, kenyataan dunia yang kejam menamparnya begitu saja.

'Swuuusshh! Jleebbb!!!'

Sebuah anak panah dari crossbow yang dibawa oleh salah seekor Goblin itu melesat dan menembus tubuh salah satu temannya.

"Aaaarrggg!!!"

Pada saat itu lah, Edward menyadari kesalahan terbesarnya. Bahwa saat ini, lawannya bukanlah sesama manusia yang akan mengalah atau memberikan waktu untuk bernafas.

Melainkan monster, yang bertahan hidup dengan membunuh.

"Graaaaahh! Sialan! Monster sialan seperti kalian!!"

"Cepat maju! Bunuh mereka!"

Terror yang mereka lihat menjadikan semua orang panik. Termasuk Edward. Hidup dan mati mereka ditentukan saat ini juga.

Dan jika tidak bertarung dengan niat untuk membunuh, maka mereka sendiri yang akan mati.

'Klaaangg! Ttraang! Klaaangg!'

Suara benturan antara pedang milik Edward dan teman-temannya terdengar begitu nyaring di tengah goa yang sunyi ini.

Tubrukan antara kedua belah pihak terlihat begitu kacau. Sama sekali tak ada formasi atau pun rantai komando yang jelas.

Sesekali, beberapa diantara mereka melontarkan sihir tanpa koordinasi dengan yang lainnya. Ledakan api dan hantaman tanah terjadi dimana-mana membuat mereka tak hanya melukai para Goblin, tapi juga teman mereka sendiri.

Tak ingin mengalah, para Goblin itu juga bertarung sekuat tenaga mereka. Menggunakan senjata apapun yang mereka miliki. Entah itu pedang, pisau, panah, atau bahkan hanya cakar dan taring mereka.

Hingga akhirnya, pertarungan yang berlangsung selama sekitar 3 menit itu mencapai akhir.

"Hah.... Hah.... Kalian tak apa-apa?" tanya Edward dengan tubuh yang dipenuhi luka tusukan pisau.

"Aku baik-baik saja tapi...." balas salah seorang yang kini menoleh ke samping.

Tatapannya tertuju pada salah seorang temannya yang tubuhnya tertusuk lebih dari 5 anak panah. Dia adalah korban paling parah dalam pertempuran ini.

Tapi bukan berarti yang lainnya tak terluka.

Mempertimbangkan hal ini....

"Kita akan kembali ke kota dan meminta bantuan pada penjaga. Jelaskan saja kalau kita bermaksud menjelajah, lalu salah satu teman kita tertangkap oleh Goblin." jelas Edward.

Teman yang dimaksudkan olehnya, tentu saja adalah Lucius.

"Tapi bagaimana dengan...."

"Diam! Jika goa ini benar-benar sarang monster itu, menurut mu berapa banyak yang ada di dalam sana?! Melawan 8 ekor saja sudah sangat berat bagi kita jadi diam dan ikuti aku!"

Semuanya hanya bisa menundukkan kepala mereka. Sekalipun ingin menyelamatkan Lucius, mereka tak memiliki cukup kekuatan untuk itu.

Karena itu lah....

'Lucius.... Ku harap kau masih hidup.' pikir Edward dalam hatinya.

...........

Sementara itu, jauh di dalam goa....

"Aaaaarrrgghh! Hentikan!! Hentikan!!! Apa yang kalian lakukan?! Berhenti!!!" teriak Lucius sekuat tenaga.

Ia tak lagi mampu menahan rasa sakit yang dirasakannya saat ini. Bagaimana bisa?

Karena saat ini, tubuhnya diikat kuat di sebuah tiang kayu. Sementara itu, lengan kirinya sedang dipotong oleh salah seekor Goblin menggunakan golok tua yang telah berkarat.

"Grrrr.... Kharr ghalass thurr!" ucap Goblin itu sambil sesaat menghentikan ayunan goloknya.

Lucius sama sekali tak tahu apa arti dari perkataan itu. Tapi melihat situasi saat ini, Ia bisa sedikit memahaminya.

Terutama setelah Lucius melirik ke arah lengan kirinya yang tak kunjung terpotong. Dagingnya hanya sedikit robek disana sini, namun golok tua itu tak mampu memotong tulangnya.

Darah mengucur dengan cukup deras di lengannya, dimana darah itu ditampung pada sebuah ember kayu. Entah akan digunakan untuk apa.

Di sisi lain, gadis yang dibawa bersama dengan Lucius juga memperoleh nasib yang tak kalah mengerikan.

"Aaaarrrgghh! Toloooooong!! Ku mohoooon!! Hentikan!!" teriak gadis itu sembari menangis.

Tubuhnya yang penuh luka tusuk dan memar di berbagai tempat, kini juga harus menjadi mainan bagi para monster keji itu.

Tanpa sedikit pun ampunan, sekitar 3 ekor Goblin 'menggunakan' tubuh gadis itu sesuka hati mereka.

"Grrr.... Gaah! Khaarr thalakh tuurr!"

Setelah berhenti mengayunkan goloknya sesaat, Goblin di hadapan Lucius kini kembali berusaha. Kali ini, Ia menargetkan pada pergelangan tangan kiri Lucius terlebih dahulu.

'Braaaakkk!! Klaaakkk! Klaaaakkk! Kreettaakkk!'

Suara hantaman golok besi pada pergelangan tangan kiri manusia terdengar begitu mengerikan. Darah terus menyembur di setiap ayunannya. Bersamaan dengan itu, teriakan rasa sakit menggema di tengah goa ini.

"Aaaaaaaarrrgghhh!!!"

Dalam pikiran Lucius hanya tersisa satu hal. Yaitu mengutuk semua orang yang menyebabkan dirinya saat ini harus berada di tempat ini.

Bukan hanya Edward yang terus menerus menindas dan mengintimidasi dirinya. Tapi juga mereka yang hanya diam di tempat saat semua itu terjadi.

Tapi....

'Untuk apa aku mengutuk mereka? Memangnya.... Aku bisa selamat dari sini?' tanya Lucius pada dirinya sendiri dengan air mata yang mengalir deras.

Bersamaan dengan itu, akhirnya pergelangan tangan kiri Lucius telah terpotong. Goblin itu mengambilnya dengan penuh bahagia sebelum segera mengikat lengan kiri Lucius bagian atas dengan erat.

"Hahaha! Garakh tarr valur!"

Sekali lagi, Lucius tak tahu apa arti dari perkataan itu. Tapi melihat kondisinya, seakan-akan berarti 'aku takkan membiarkanmu mati semudah itu'.

Setelah selesai menghentikan aliran darah di lengan kiri Lucius, Goblin itu segera membakar potongan tangan kiri Lucius di bara api unggun menggunakan pedangnya sebagai tusuk.

Dan setelah dirasa cukup matang, Goblin itu menikmatinya tepat di hadapan Lucius dengan senyuman yang lebar serta air liur yang mengalir dengan deras.

'Sialan.... Apakah aku akan benar-benar mati di sini?'

Keputusasaan mulai memenuhi pikiran Lucius. Lagipula, bagaimana dia bisa selamat dari tempat yang seperti neraka ini?

Satu-satunya jalan selamat yang dapat dilihat olehnya, hanyalah kematian yang membebaskannya dari semua rasa sakit ini.

Terpopuler

Comments

Nezuko caaan

Nezuko caaan

Wow ratatui

2023-12-11

0

John Singgih

John Singgih

benar-benar mimpi yang paling buruk yang harus dialami seseorang yang baru saja kehilangan keluarganya

2023-07-12

0

『Minecraft』

『Minecraft』

panik gak tuh, paniklah masa enggak wkwkwk

2023-04-18

3

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 - Kehidupan di Akademi
2 Chapter 2 - Sisi Gelap
3 Chapter 3 - Neraka
4 Chapter 4 - Permintaan
5 Chapter 5 - Awal Baru
6 Chapter 6 - Teriakan Hati
7 Chapter 7 - Kebenaran di balik Kabut
8 Chapter 8 - Pelatihan Iblis
9 Chapter 9 - Ujian
10 Chapter 10 - Pulang
11 Chapter 11 - Kembali ke Akademi
12 Chapter 12 - Pengajar
13 Chapter 13 - Masalah
14 Chapter 14 - Kekhawatiran
15 Chapter 15 - Arena
16 Chapter 16 - Realita
17 Chapter 17 - Dongeng
18 Chapter 18 - Kehangatan
19 Chapter 19 - Mana Flow
20 Chapter 20 - Pelajaran Tambahan
21 Ilustrasi Karakter + Trivia - Bagian 1
22 Chapter 21 - Guild
23 Chapter 22 - Perburuan
24 Chapter 23 - Lepasnya Belenggu
25 Chapter 24 - Kabar yang Tertinggal
26 Chapter 25 - Evaluasi
27 Chapter 26 - Alasan
28 Chapter 27 - Pertemuan tak Terduga
29 Chapter 28 - Besi dan Kayu
30 Chapter 29 - Rumor
31 Chapter 30 - Pekerjaan
32 Chapter 31 - Pertemuan
33 Chapter 32 - Jarak
34 Chapter 33 - Dunia Luar
35 Chapter 34 - Smithworks
36 Chapter 35 - Desain
37 Chapter 36 - Permintaan
38 Chapter 37 - Pekerjaan
39 Chapter 38 - Perpustakaan
40 Chapter 39 - Pelajaran
41 Chapter 40 - Sisi Lain
42 Chapter 41 - Kejanggalan
43 Chapter 42 - Quest
44 Chapter 43 - Jejak
45 Chapter 44 - Secercah Harapan
46 Chapter 45 - Bala Bantuan
47 Chapter 46 - Harapan
48 Chapter 47 - Kenyataan
49 Chapter 48 - Api Abadi
50 Chapter 48.5 - Dua Sisi
51 Chapter 49 - Penyesalan
52 Chapter 50 - Kembali ke Akademi
53 Chapter 51 - Clairvoyance
54 Chapter 52 - Latihan
55 Chapter 53 - Bandit
56 Chapter 54 - Tawaran
57 Chapter 55 - Konsekuensi
58 Chapter 56 - Batas
59 Chapter 57 - Kegelisahan
60 Chapter 58 - Dalang
61 Chapter 59 - Tantangan
62 Chapter 60 - Arcana
63 Chapter 61 - Taruhan
64 Chapter 62 - Hari H
65 Chapter 63 - Duel
66 Chapter 64 - Takdir
67 Chapter 65 - Tanah yang tak Dikenal
68 Chapter 66 - Perbedaan Kekuatan
69 Chapter 67 - Petunjuk
70 Chapter 68 - Harapan Kecil
71 Chapter 69 - Buah dari Kerja Keras
72 Chapter 70 - Waktu yang Berlalu
73 Chapter 71 - Iblis tak Sempurna
74 Chapter 72 - Bencana
75 Chapter 73 - Sisa
76 Chapter 74 - Pahlawan
77 Chapter 75 - Hasil Akhir
78 Chapter 76 - Reruntuhan
79 Chapter 77 - Perbatasan
80 Chapter 78 - Kebangkitan
81 Chapter 79 - Reuni
82 Chapter 80 - Latih Tanding
83 Chapter 81 - Awakening
84 Chapter 82 - Kekuatan Baru
85 Chapter 83 - Kembali ke Akademi
86 Chapter 84 - Tuduhan
87 Chapter 85 - Tekanan
88 Chapter 86 - Rumor
89 Chapter 87 - Tentara Bayaran
90 Chapter 88 - Kesempatan
91 Chapter 89 - Pertandingan
92 Chapter 90 - Dinding
93 Chapter 91 - Ramalan
94 Chapter 92 - Permintaan
95 Chapter 93 - Kedamaian
96 Chapter 94 - Ujian Tulis
97 Chapter 95 - Ujian Praktik
98 Chapter 96 - Quest
99 Chapter 97 - Ekspedisi
100 Chapter 98 - Tubrukan
101 Chapter 99 - Keseimbangan Dunia
102 Chapter 100 - Organisasi Misterius
Episodes

Updated 102 Episodes

1
Chapter 1 - Kehidupan di Akademi
2
Chapter 2 - Sisi Gelap
3
Chapter 3 - Neraka
4
Chapter 4 - Permintaan
5
Chapter 5 - Awal Baru
6
Chapter 6 - Teriakan Hati
7
Chapter 7 - Kebenaran di balik Kabut
8
Chapter 8 - Pelatihan Iblis
9
Chapter 9 - Ujian
10
Chapter 10 - Pulang
11
Chapter 11 - Kembali ke Akademi
12
Chapter 12 - Pengajar
13
Chapter 13 - Masalah
14
Chapter 14 - Kekhawatiran
15
Chapter 15 - Arena
16
Chapter 16 - Realita
17
Chapter 17 - Dongeng
18
Chapter 18 - Kehangatan
19
Chapter 19 - Mana Flow
20
Chapter 20 - Pelajaran Tambahan
21
Ilustrasi Karakter + Trivia - Bagian 1
22
Chapter 21 - Guild
23
Chapter 22 - Perburuan
24
Chapter 23 - Lepasnya Belenggu
25
Chapter 24 - Kabar yang Tertinggal
26
Chapter 25 - Evaluasi
27
Chapter 26 - Alasan
28
Chapter 27 - Pertemuan tak Terduga
29
Chapter 28 - Besi dan Kayu
30
Chapter 29 - Rumor
31
Chapter 30 - Pekerjaan
32
Chapter 31 - Pertemuan
33
Chapter 32 - Jarak
34
Chapter 33 - Dunia Luar
35
Chapter 34 - Smithworks
36
Chapter 35 - Desain
37
Chapter 36 - Permintaan
38
Chapter 37 - Pekerjaan
39
Chapter 38 - Perpustakaan
40
Chapter 39 - Pelajaran
41
Chapter 40 - Sisi Lain
42
Chapter 41 - Kejanggalan
43
Chapter 42 - Quest
44
Chapter 43 - Jejak
45
Chapter 44 - Secercah Harapan
46
Chapter 45 - Bala Bantuan
47
Chapter 46 - Harapan
48
Chapter 47 - Kenyataan
49
Chapter 48 - Api Abadi
50
Chapter 48.5 - Dua Sisi
51
Chapter 49 - Penyesalan
52
Chapter 50 - Kembali ke Akademi
53
Chapter 51 - Clairvoyance
54
Chapter 52 - Latihan
55
Chapter 53 - Bandit
56
Chapter 54 - Tawaran
57
Chapter 55 - Konsekuensi
58
Chapter 56 - Batas
59
Chapter 57 - Kegelisahan
60
Chapter 58 - Dalang
61
Chapter 59 - Tantangan
62
Chapter 60 - Arcana
63
Chapter 61 - Taruhan
64
Chapter 62 - Hari H
65
Chapter 63 - Duel
66
Chapter 64 - Takdir
67
Chapter 65 - Tanah yang tak Dikenal
68
Chapter 66 - Perbedaan Kekuatan
69
Chapter 67 - Petunjuk
70
Chapter 68 - Harapan Kecil
71
Chapter 69 - Buah dari Kerja Keras
72
Chapter 70 - Waktu yang Berlalu
73
Chapter 71 - Iblis tak Sempurna
74
Chapter 72 - Bencana
75
Chapter 73 - Sisa
76
Chapter 74 - Pahlawan
77
Chapter 75 - Hasil Akhir
78
Chapter 76 - Reruntuhan
79
Chapter 77 - Perbatasan
80
Chapter 78 - Kebangkitan
81
Chapter 79 - Reuni
82
Chapter 80 - Latih Tanding
83
Chapter 81 - Awakening
84
Chapter 82 - Kekuatan Baru
85
Chapter 83 - Kembali ke Akademi
86
Chapter 84 - Tuduhan
87
Chapter 85 - Tekanan
88
Chapter 86 - Rumor
89
Chapter 87 - Tentara Bayaran
90
Chapter 88 - Kesempatan
91
Chapter 89 - Pertandingan
92
Chapter 90 - Dinding
93
Chapter 91 - Ramalan
94
Chapter 92 - Permintaan
95
Chapter 93 - Kedamaian
96
Chapter 94 - Ujian Tulis
97
Chapter 95 - Ujian Praktik
98
Chapter 96 - Quest
99
Chapter 97 - Ekspedisi
100
Chapter 98 - Tubrukan
101
Chapter 99 - Keseimbangan Dunia
102
Chapter 100 - Organisasi Misterius

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!