Chapter 2 - Sisi Gelap

“Uughh.... Dimana ini?” ucap Lucius dengan kesadaran yang sedikit demi sedikit mulai kembali pada dirinya.

Ia mulai melihat di sekitarnya hanya ada kegelapan. Suasananya juga terasa begitu lembab, dan tempat dimana dirinya tergeletak terasa begitu keras.

“Sialan.... Apa yang terjadi? Kenapa aku bisa ada di sini?” tanya Lucius sekali lagi pada dirinya sendiri. Tentu saja, tak ada seorang pun yang menjawabnya.

Hanya sebuah kesunyian serta sesekali tetesan air yang mengenai tanah di goa ini.

‘Tik! Tik!’

“Ignite.” ucap Lucius singkat sambil menjentikkan jari di tangan kanannya.

Sebuah bola api kecil muncul di ujung jarinya. Menjadi penerang di tengah gelapnya goa ini.

Di sekitarnya, 4 buah lorong bebatuan yang masing-masing memiliki ukuran serupa. Dengan pikiran yang masih belum pulih sepenuhnya, Lucius hanya bisa memilih salah satu dari keempat lorong yang ada di dekatnya.

Berharap salah satunya akan menuntunnya pada jalan keluar.

Langkah demi langkah Lucius lalui di tengah gelap dan sunyi nya goa ini. Entah berapa lama dirinya berjalan. Tapi apa yang ditemukannya hanyalah jalanan yang semakin sempit dan lembab.

Tak lama kemudian....

“I-ini?! Tanda ini?! Ke-kenapa ada di sini?! Jangan katakan....”

Apa yang dilihat oleh Lucius di tengah goa yang gelap ini, adalah sebuah penanda terror yang mengerikan.

Yaitu sebuah tombak kayu yang pada ujungnya tertancap sebuah tengkorak manusia. Pada bagian belakang tengkorak tersebut terdapat bendera hitam yang robek dan lusuh.

“Jangan katakan.... Sarang Goblin?! Ti-tidak mungkin.... Tapi kenapa aku ada disini?”

Pada saat mempertanyakan hal itu, ingatannya sesaat sebelum dirinya tak sadarkan diri mulai kembali. Yaitu penampakan sekelompok orang dan rasa sakit di kepalanya.

Dengan pecahan ingatan itu, Lucius akhirnya paham apa yang terjadi padanya.

“Edward?! Tapi kenapa?! Kenapa dia sampai sejauh ini....”

“KRAAAAAKK!”

‘Deg! Deg!’

Jantung Lucius terasa seakan segera meledak saat mendengar teriakan mengerikan itu.

Selama pelajarannya di akademi, serta kehidupannya di pedesaan, dirinya tahu dengan sangat baik sumber dari teriakan itu.

Tanpa ragu, Lucius segera berlari. Kini menuju ke arah sebaliknya dimana dirinya sadarkan diri.

‘Jika ini semua perbuatan Edward, pastinya dia takkan masuk terlalu dalam di goa ini. Dengan kata lain, tempat aku sadarkan diri sebelumnya seharusnya cukup dekat dengan pintu keluar!’ pikir Lucius dalam hatinya.

Baru saja beberapa saat Lucius berlari, kini dari arah di depannya terdengar suara gesekan logam. Bersamaan dengan itu, pembicaraan dengan bahasa yang tak bisa dipahaminya dapat didengar.

‘Sreeeett.... Klaaangg! Klaaangg!!’

“Karakh tharr Dur?”

“Durr gath varash.”

“Gahh, gath varr un terra.”

Dari balik kegelapan itu, terlihat sekelompok makhluk yang menyerupai manusia kerdil dengan tinggi sekitar 1.2 meter. Tubuhnya memiliki kulit hijau gelap dengan cakar panjang di setiap jari jemarinya.

Mereka mengenakan pakaian kain sederhana yang telah robek di berbagai bagian. Termasuk juga zirah kulit ringan dan senjata ala kadarnya.

Tapi lebih dari itu, terdapat sesuatu yang menyita perhatian Lucius.

Yaitu salah seekor Goblin itu terlihat menyeret kepala seorang gadis. Rambut coklat panjang gadis itu terlihat berlumuran dengan darah. Sedangkan tubuhnya sendiri tak lagi berdaya.

‘Srruuggg!!!’

Tanpa berpikir panjang, Lucius segera menyembunyikan dirinya di balik bebatuan. Ia juga langsung mematikan sihir api yang digunakannya untuk menerangi tempat ini.

‘Sialan! Sialan!! Sialan!!! Dia benar-benar berniat untuk membunuhku?! Tapi kenapa? Kenapa?! Apa yang telah ku lakukan pada Edward dan keluarganya?! Kenapa?!’

Kekesalan dan keputusasaan mulai menyelimuti sekujur tubuhnya.

Dan tiba-tiba....

‘JLEEEBBBB!!!’

Sebuah tombak kayu menancap tepat di bahu kiri Lucius. Menembus kulit dan dagingnya dengan begitu mudahnya.

"Arrrghhh!!!" teriak Lucius kesakitan. Tangan kanannya sambil memegangi tombak kayu yang menancap di bahunya itu. Air mata mulai bercucuran karena rasa sakit yang dirasakannya.

"Karrgh! Varak durr!" ucap salah seekor Goblin itu pada temannya. Tak berselang lama, rekannya pun datang dan memberikan bantuan untuknya.

'Jleebbb!!! Zraaaashhh!!'

"Aaaaarrrrgghhhh!!!"

Rasa sakit kembali muncul. Kali ini akibat tusukan dan tebasan sebuah pedang tua di tangan Goblin itu. Melukai kedua kaki Lucius cukup parah.

Segera setelah itu, dua ekor Goblin mulai menarik kedua tangan Lucius. Menyeret tubuhnya di atas tanah, sama seperti gadis yang sebelumnya dilihatnya.

'Apa yang akan terjadi padaku? Kenapa.... Kenapa harus seperti ini? Aku.... Aku bahkan belum tahu bagaimana kabar keluarga ku.... Tapi kini....' pikir Lucius dalam hatinya dengan emosi yang campur aduk.

Rasa benci, kecewa, putus asa, juga amarah.

Tanpa sedikit pun kekuatan untuk melawan, Lucius hanya bisa terdiam menuruti apapun yang dilakukan para Goblin itu padanya.

Sedangkan darah di tubuhnya terus menerus mengalir di sepanjang jalanan goa gelap ini.

...........

Sementara itu di tempat yang sedikit jauh dari goa....

"Tu-Tuan Edward? Bukankah ini sudah cukup lama? Ha-hari juga sudah mulai gelap bukan?" tanya salah satu pengikut Edward.

"Jika Lucius dalam bahaya, bukankah itu akan cukup gawat bagi kita?" tanya pengikut yang lain.

Perkataan keduanya memang benar.

Selama berada di bawah naungan akademi, seluruh murid mendapat jaminan pembelajaran dan perlindungan yang layak.

Dan jika terdapat seorang murid yang terluka, atau bahkan mati, maka akademi akan bertanggung jawab sepenuhnya.

Termasuk menghukum pelaku yang menyebabkan hal tersebut.

"Diamlah! Sekalipun dari kalangan rakyat jelata, dia juga murid akademi Damacia kan?! Tak mungkin dia akan mati begitu saja!" balas Edward kesal.

Semua orang pun terdiam. Tergambar dengan sangat jelas di wajah mereka bahwa semuanya khawatir atas keselamatan Lucius.

Setelah memikirkannya sejenak, Edward akhirnya luluh.

"Baiklah, akan ku turuti mau kalian. Aku yakin dia baik-baik saja di dalam sana." lanjut Edward yang mulai melangkahkan kakinya.

Akhirnya, kelompok Edward pun berjalan ke arah goa tersebut. Goa kecil di tengah hutan dimana mereka melemparkan Lucius kedalam.

"Luminus." ucap beberapa orang di kelompok Edward itu. Seketika, bola cahaya yang indah muncul di telapak tangan kanan mereka. Menerangi gelapnya goa ini.

Langkah demi langkah mereka lalui dengan perasaan santai. Tak ada rasa takut ataupun khawatir bagi mereka.

Lagipula, goa ini hanyalah goa biasa yang tak di huni oleh monster. Tak ada bahaya sedikit pun di dalamnya. Jika pun ada, itu hanyalah kemungkinan untuk tersesat di dalamnya.

Tentu saja....

Itu hanyalah anggapan mereka belaka dengan dasar dari berbagai rumor di kota.

Dan semua itu, seketika runtuh setelah mereka menemukan jejak darah di tanah.

"Tu-Tuan Edward?! I-ini kan?!"

Kedua mata Edward terbuka lebar. Bahkan bulu kuduknya seketika berdiri setelah menyadari apa yang ada di depan matanya.

"Kalian.... Sebelumnya tak ada jejak darah ini kan?" tanya Edward panik.

"Iya, sebelumnya sama sekali tak ada yang seperti ini...."

'Srriiingg!!!'

Dengan sigap, Edward segera menarik bilah pedang di pinggang kirinya. Mempersiapkan dirinya atas kemungkinan yang terburuk.

"Persiapkan diri kalian. Aku tak tahu apa yang menanti kita tapi.... Jika darah ini benar-benar milik Lucius...."

'Deg! Deg!'

Jantung mereka semua berdebar kencang. Rasa takut mulai memenuhi diri mereka di tengah gelap dan suramnya goa ini.

Dengan keberanian yang mereka paksakan, keenam orang itu pun menyusuri goa yang gelap ini. Mengikuti jejak darah yang ada di tanah.

'Lucius.... Jangan mati semudah itu.... Akan buruk bagiku jika kau mati....' pikir Edward dalam hatinya. Berharap agar Lucius baik-baik saja.

Terpopuler

Comments

Nezuko caaan

Nezuko caaan

Wow ratatui.

2023-12-11

0

John Singgih

John Singgih

nah mikir dulu baru berbuat, jangan berbuat dulu baru berpikir, macam Edward aja

2023-07-12

0

『Minecraft』

『Minecraft』

Nah lho Edward

2023-04-02

3

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 - Kehidupan di Akademi
2 Chapter 2 - Sisi Gelap
3 Chapter 3 - Neraka
4 Chapter 4 - Permintaan
5 Chapter 5 - Awal Baru
6 Chapter 6 - Teriakan Hati
7 Chapter 7 - Kebenaran di balik Kabut
8 Chapter 8 - Pelatihan Iblis
9 Chapter 9 - Ujian
10 Chapter 10 - Pulang
11 Chapter 11 - Kembali ke Akademi
12 Chapter 12 - Pengajar
13 Chapter 13 - Masalah
14 Chapter 14 - Kekhawatiran
15 Chapter 15 - Arena
16 Chapter 16 - Realita
17 Chapter 17 - Dongeng
18 Chapter 18 - Kehangatan
19 Chapter 19 - Mana Flow
20 Chapter 20 - Pelajaran Tambahan
21 Ilustrasi Karakter + Trivia - Bagian 1
22 Chapter 21 - Guild
23 Chapter 22 - Perburuan
24 Chapter 23 - Lepasnya Belenggu
25 Chapter 24 - Kabar yang Tertinggal
26 Chapter 25 - Evaluasi
27 Chapter 26 - Alasan
28 Chapter 27 - Pertemuan tak Terduga
29 Chapter 28 - Besi dan Kayu
30 Chapter 29 - Rumor
31 Chapter 30 - Pekerjaan
32 Chapter 31 - Pertemuan
33 Chapter 32 - Jarak
34 Chapter 33 - Dunia Luar
35 Chapter 34 - Smithworks
36 Chapter 35 - Desain
37 Chapter 36 - Permintaan
38 Chapter 37 - Pekerjaan
39 Chapter 38 - Perpustakaan
40 Chapter 39 - Pelajaran
41 Chapter 40 - Sisi Lain
42 Chapter 41 - Kejanggalan
43 Chapter 42 - Quest
44 Chapter 43 - Jejak
45 Chapter 44 - Secercah Harapan
46 Chapter 45 - Bala Bantuan
47 Chapter 46 - Harapan
48 Chapter 47 - Kenyataan
49 Chapter 48 - Api Abadi
50 Chapter 48.5 - Dua Sisi
51 Chapter 49 - Penyesalan
52 Chapter 50 - Kembali ke Akademi
53 Chapter 51 - Clairvoyance
54 Chapter 52 - Latihan
55 Chapter 53 - Bandit
56 Chapter 54 - Tawaran
57 Chapter 55 - Konsekuensi
58 Chapter 56 - Batas
59 Chapter 57 - Kegelisahan
60 Chapter 58 - Dalang
61 Chapter 59 - Tantangan
62 Chapter 60 - Arcana
63 Chapter 61 - Taruhan
64 Chapter 62 - Hari H
65 Chapter 63 - Duel
66 Chapter 64 - Takdir
67 Chapter 65 - Tanah yang tak Dikenal
68 Chapter 66 - Perbedaan Kekuatan
69 Chapter 67 - Petunjuk
70 Chapter 68 - Harapan Kecil
71 Chapter 69 - Buah dari Kerja Keras
72 Chapter 70 - Waktu yang Berlalu
73 Chapter 71 - Iblis tak Sempurna
74 Chapter 72 - Bencana
75 Chapter 73 - Sisa
76 Chapter 74 - Pahlawan
77 Chapter 75 - Hasil Akhir
78 Chapter 76 - Reruntuhan
79 Chapter 77 - Perbatasan
80 Chapter 78 - Kebangkitan
81 Chapter 79 - Reuni
82 Chapter 80 - Latih Tanding
83 Chapter 81 - Awakening
84 Chapter 82 - Kekuatan Baru
85 Chapter 83 - Kembali ke Akademi
86 Chapter 84 - Tuduhan
87 Chapter 85 - Tekanan
88 Chapter 86 - Rumor
89 Chapter 87 - Tentara Bayaran
90 Chapter 88 - Kesempatan
91 Chapter 89 - Pertandingan
92 Chapter 90 - Dinding
93 Chapter 91 - Ramalan
94 Chapter 92 - Permintaan
95 Chapter 93 - Kedamaian
96 Chapter 94 - Ujian Tulis
97 Chapter 95 - Ujian Praktik
98 Chapter 96 - Quest
99 Chapter 97 - Ekspedisi
100 Chapter 98 - Tubrukan
101 Chapter 99 - Keseimbangan Dunia
102 Chapter 100 - Organisasi Misterius
Episodes

Updated 102 Episodes

1
Chapter 1 - Kehidupan di Akademi
2
Chapter 2 - Sisi Gelap
3
Chapter 3 - Neraka
4
Chapter 4 - Permintaan
5
Chapter 5 - Awal Baru
6
Chapter 6 - Teriakan Hati
7
Chapter 7 - Kebenaran di balik Kabut
8
Chapter 8 - Pelatihan Iblis
9
Chapter 9 - Ujian
10
Chapter 10 - Pulang
11
Chapter 11 - Kembali ke Akademi
12
Chapter 12 - Pengajar
13
Chapter 13 - Masalah
14
Chapter 14 - Kekhawatiran
15
Chapter 15 - Arena
16
Chapter 16 - Realita
17
Chapter 17 - Dongeng
18
Chapter 18 - Kehangatan
19
Chapter 19 - Mana Flow
20
Chapter 20 - Pelajaran Tambahan
21
Ilustrasi Karakter + Trivia - Bagian 1
22
Chapter 21 - Guild
23
Chapter 22 - Perburuan
24
Chapter 23 - Lepasnya Belenggu
25
Chapter 24 - Kabar yang Tertinggal
26
Chapter 25 - Evaluasi
27
Chapter 26 - Alasan
28
Chapter 27 - Pertemuan tak Terduga
29
Chapter 28 - Besi dan Kayu
30
Chapter 29 - Rumor
31
Chapter 30 - Pekerjaan
32
Chapter 31 - Pertemuan
33
Chapter 32 - Jarak
34
Chapter 33 - Dunia Luar
35
Chapter 34 - Smithworks
36
Chapter 35 - Desain
37
Chapter 36 - Permintaan
38
Chapter 37 - Pekerjaan
39
Chapter 38 - Perpustakaan
40
Chapter 39 - Pelajaran
41
Chapter 40 - Sisi Lain
42
Chapter 41 - Kejanggalan
43
Chapter 42 - Quest
44
Chapter 43 - Jejak
45
Chapter 44 - Secercah Harapan
46
Chapter 45 - Bala Bantuan
47
Chapter 46 - Harapan
48
Chapter 47 - Kenyataan
49
Chapter 48 - Api Abadi
50
Chapter 48.5 - Dua Sisi
51
Chapter 49 - Penyesalan
52
Chapter 50 - Kembali ke Akademi
53
Chapter 51 - Clairvoyance
54
Chapter 52 - Latihan
55
Chapter 53 - Bandit
56
Chapter 54 - Tawaran
57
Chapter 55 - Konsekuensi
58
Chapter 56 - Batas
59
Chapter 57 - Kegelisahan
60
Chapter 58 - Dalang
61
Chapter 59 - Tantangan
62
Chapter 60 - Arcana
63
Chapter 61 - Taruhan
64
Chapter 62 - Hari H
65
Chapter 63 - Duel
66
Chapter 64 - Takdir
67
Chapter 65 - Tanah yang tak Dikenal
68
Chapter 66 - Perbedaan Kekuatan
69
Chapter 67 - Petunjuk
70
Chapter 68 - Harapan Kecil
71
Chapter 69 - Buah dari Kerja Keras
72
Chapter 70 - Waktu yang Berlalu
73
Chapter 71 - Iblis tak Sempurna
74
Chapter 72 - Bencana
75
Chapter 73 - Sisa
76
Chapter 74 - Pahlawan
77
Chapter 75 - Hasil Akhir
78
Chapter 76 - Reruntuhan
79
Chapter 77 - Perbatasan
80
Chapter 78 - Kebangkitan
81
Chapter 79 - Reuni
82
Chapter 80 - Latih Tanding
83
Chapter 81 - Awakening
84
Chapter 82 - Kekuatan Baru
85
Chapter 83 - Kembali ke Akademi
86
Chapter 84 - Tuduhan
87
Chapter 85 - Tekanan
88
Chapter 86 - Rumor
89
Chapter 87 - Tentara Bayaran
90
Chapter 88 - Kesempatan
91
Chapter 89 - Pertandingan
92
Chapter 90 - Dinding
93
Chapter 91 - Ramalan
94
Chapter 92 - Permintaan
95
Chapter 93 - Kedamaian
96
Chapter 94 - Ujian Tulis
97
Chapter 95 - Ujian Praktik
98
Chapter 96 - Quest
99
Chapter 97 - Ekspedisi
100
Chapter 98 - Tubrukan
101
Chapter 99 - Keseimbangan Dunia
102
Chapter 100 - Organisasi Misterius

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!