Chapter 8 - Pelatihan Iblis

Di bawah cahaya kristal biru keunguan yang indah, terlihat sosok seorang manusia yang tengah berlari mengelilingi kota bawah tanah ini.

Manusia itu terlihat berlari sekuat tenaga seakan-akan nyawanya benar-benar tergantung pada seberapa cepat dan seberapa jauh Ia berlari.

Bagaimana tidak?

'Swuoooshh!!!'

Segera setelah langkah kakinya melambat, api yang membara segera melahap kedua kakinya. Panas yang dirasakannya membuat kecepatan berlarinya meningkat.

Setelah kecepatan larinya meningkat hingga tingkat tertentu, api itu mulai padam. Dan saat kecepatannya melambat, api itu kembali muncul.

"Hah.... Hah.... Hah.... Carmilla?! Tolong! Istirahat! Satu menit saja! Hah.... Hah.... Hah...." teriak sosok manusia yang tak lain adalah Lucius itu sendiri.

'Istirahat? Dan apakah menurutmu aku akan memberikannya?' tanya Carmilla dalam pikiran Lucius. Tak hanya bertanya, Carmilla juga segera mengambil alih sesaat tubuh Lucius untuk membakar sendiri kedua kakinya.

'Zwuoosshhh!!!'

Kobaran api itu telah lama membakar sepatu dan juga celana Lucius. Membuatnya kini harus berlari tanpa alas kaki.

"Panas! Hentikan! Aduduh.... Sakit...." teriak Lucius saat kobaran api, juga tajamnya bebatuan di goa ini melukai kakinya.

Tapi Carmilla sama sekali tak ada niatan untuk berhenti. Ia tetap memaksa Lucius menjalani latihan bagaikan neraka ini.

Hingga akhirnya, setelah terus menerus berlari selama hampir satu jam lebih, Carmilla meminta Lucius untuk berhenti.

'Braaakkk!!!'

Tanpa berpikir panjang, Lucius langsung menjatuhkan badannya ke tanah. Kakinya terasa seakan-akan telah patah. Bahkan, saat ini telah mulai mati rasa karena sangat kelelahan.

Belum lagi api yang terus digunakan oleh Carmilla untuk membakar kakinya ketika Lucius melambat sedikit saja.

"Hah.... Hah.... Akhirnya.... Hah...." ucap Lucius sambil terus berusaha untuk memulihkan nafasnya.

Tapi nampaknya, neraka yang sebenarnya baru saja dimulai.

'Jangan salah sangka, ini karena Mana di dalam tubuhmu sudah hampir habis saja. Sekarang untuk latihan berikutnya....' balas Carmilla sambil menyembuhkan kulit Lucius yang terbakar dengan sihirnya itu.

"Eh? Lalu istirahatnya?" tanya Lucius panik.

'Kau bilang siap melakukan apapun? Jadi bersiaplah. Sekarang....'

Beberapa puluh menit berlalu. Kini pemandangan di bawah cahaya kristal itu kembali berubah.

Sosok manusia yang sebelumnya berlari mengelilingi kota yang telah lama hancur itu, kini terlihat sedang membangun ulang dinding kota yang telah runtuh ini.

Tentunya, dengan mengangkat batu sebesar hampir setengah badannya lalu menyusunnya kembali untuk membentuk sebuah dinding.

"Henggghhhhh!!!"

'Dengan tubuh selemah ini, kau menyebut dirimu laki-laki?' tanya Carmilla dengan nada yang terkesan begitu menghina.

"Bagaimana lagi.... Batu sebesar ini.... Mana mungkin aku bisa mengangkatnya?!"

Carmilla melihat sejenak kondisi Lucius sebelum mengambil keputusan. Dan akhirnya, Carmilla memutuskan untuk sedikit mengurangi tingkat kesulitannya pada latihan ini.

'Berhenti. Kalau begitu tugasmu sekarang, adalah menyusun kembali rumah. Batu-batuan rumah sedikit lebih kecil kan?'

Dengan segera, Lucius melihat ke arah rumah yang dimaksud. Memang benar bahwa ukuran bebatuan yang digunakan jauh lebih kecil. Bahkan beberapa terlihat telah lapuk dan hancur.

Tapi tetap saja, ukurannya sebesar betis pria dewasa.

Mau tak mau, Lucius segera mengerjakannya. Semua demi memperbaiki tubuhnya yang begitu lemah itu.

Empat jam lebih berlalu....

"Hah.... Hah.... Tolong.... Istirahat...." keluh Lucius yang begitu kelelahan. Kedua tangannya tak lagi dapat digerakkan dengan baik setelah semua kerja keras yang dilakukannya.

Tapi bahkan setelah semua itu, pekerjaannya untuk menyusun ulang rumah itu baru selesai. sekitar sepersepuluhnya saja.

'Baiklah. Satu jam istirahat.' balas Carmilla.

"Terimakasih!"

Dengan cepat, Lucius segera berlari ke arah sungai untuk meminum sebanyak mungkin air segar. Bahkan dengan otot kakinya yang begitu kelelahan, godaan air segar setelah berjam-jam latihan tanpa istirahat tak bisa tertahankan.

Entah malam atau pagi hari, setelah latihan fisik yang melelahkan itu Lucius harus bersiap untuk mempelajari berbagai teori.

Tentu saja, semua itu dijarkan oleh Carmilla sembari Lucius makan dan beristirahat.

"Apa itu energi Mana? Itu adalah energi sihir yang melimpah di dunia ini, semuanya berkah dari salah satu dari tiga Dewi utama yaitu Mana." jawab Lucius sambil melahap daging rusa bakar itu.

'Lalu apakah kau tahu cara meningkatkan kapasitas energi Mana dalam diri seseorang?' tanya Carmilla sekali lagi.

"Dengan terus menggunakannya? Tapi entahlah, pernyataan 'terus menggunakan' Mana di dalam buku itu sedikit rancu. Apakah benar bahwa hanya dengan menggunakan Mana setiap hari, kapasitas Mana seseorang bisa semakin meningkat?"

Lucius memang telah mempelajari apa yang diajarkan di akademi. Tapi tanpa adanya cukup waktu bagi para profesor yang mengajar, pertanyaan yang terkesan bodoh ini sama sekali belum pernah dilontarkannya.

'Pertanyaan bagus. Jawabannya bisa benar atau pun salah. Sama seperti stamina, hanya dengan berlari tanpa perencanaan yang matang takkan membuat staminamu meningkat. Dibutuhkan perencanaan yang matang dan menu latihan yang tepat. Nampaknya kau tak begitu bodoh?' balas Carmilla panjang lebar.

"Maaf, tapi aku juga cukup rajin dalam belajar di akademi."

Kali ini, Carmilla mulai merasa penasaran atas dunia yang ada saat ini. Sekejap mata bagi Carmilla saat tersegel dalam artifak berupa kalung itu, ribuan tahun telah berlalu.

Karena itu lah....

'Katakan, dunia yang kalian tinggali saat ini, itu seperti apa?'

"Dunia saat ini? Hmm.... Jika disingkat, mungkin dunia yang cukup damai? Manusia menguasai sebagian besar benua Elador ini." balas Lucius.

'Bagaimana dengan ras lain?'

"Kekaisaran Durin di Pegunungan Utara, dikuasai oleh Dwarf dan teknologi mereka. Dominion Aishere, dikuasai oleh ras Naga di kawasan gurun pasir bagian Timur Benua Elador. Kekuatan fisik dan sihir elemen mereka menjadi senjata kuat untuk menahan serangan dari kerajaan manusia.

Dan terakhir, Kerajaan Elvandar yang terletak di Hutan Suci di wilayah Barat. Kerajaan itu dikuasai oleh ras tertua di benua ini, Elf. Entah sudah berapa lama mereka tak menampakkan diri di benua ini, tapi katanya mereka memiliki sihir paling rumit dan juga yang paling kuat di benua ini."

Carmilla terdiam sesaat setelah mendengar balasan dari Lucius.

'Hmm, tak ku sangka banyak yang punah? Manusia juga sejak dulu selalu memenangkan semua peperangan, meskipun memiliki fisik dan sihir terlemah diantara ras lainnya. Yah apapun itu. Saatnya kembali berlatih.' balas Carmilla.

Lucius yang segera menghabiskan daging rusa bakar di tangan kanannya, segera berdiri dari duduknya.

"Kali ini, apa yang akan kau ajarkan?"

'Cara menggunakan sihir, ala iblis. Menarik bukan?'

"A-aku takkan terkena masalah jika menggunakannya di wilayah manusia bukan?" tanya Lucius dengan penuh rasa khawatir.

'Hahaha! Selama tak ada yang menyadarinya, kau takkan terkena masalah! Lagipula bukankah kau bilang iblis sudah dilupakan? Jadi tenang saja!'

Kekhawatiran Lucius akhirnya benar-benar terjawab oleh balasan Carmilla itu.

"Jadi benar akan ada masalah ya?"

Keringat dingin mulai menetes dari wajah Lucius. Tapi mau tak mau, jika dirinya ingin menjadi lebih kuat, Lucius harus menerimanya.

Apapun itu.

Terpopuler

Comments

John Singgih

John Singgih

neraka berikutnya untuk MC kita yaitu neraka pelatihan tingkat ekstrim dari ratu iblis

2023-07-13

0

Triemas Putra

Triemas Putra

author tak pernah sungkan menyiksa karakternya

2023-06-05

0

RyuCandra7

RyuCandra7

Alasannya cukup mudah, Manusia unggul dalam hal mengatur strategi yang brilian, jadi mungkin karena itu?

2023-05-23

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 - Kehidupan di Akademi
2 Chapter 2 - Sisi Gelap
3 Chapter 3 - Neraka
4 Chapter 4 - Permintaan
5 Chapter 5 - Awal Baru
6 Chapter 6 - Teriakan Hati
7 Chapter 7 - Kebenaran di balik Kabut
8 Chapter 8 - Pelatihan Iblis
9 Chapter 9 - Ujian
10 Chapter 10 - Pulang
11 Chapter 11 - Kembali ke Akademi
12 Chapter 12 - Pengajar
13 Chapter 13 - Masalah
14 Chapter 14 - Kekhawatiran
15 Chapter 15 - Arena
16 Chapter 16 - Realita
17 Chapter 17 - Dongeng
18 Chapter 18 - Kehangatan
19 Chapter 19 - Mana Flow
20 Chapter 20 - Pelajaran Tambahan
21 Ilustrasi Karakter + Trivia - Bagian 1
22 Chapter 21 - Guild
23 Chapter 22 - Perburuan
24 Chapter 23 - Lepasnya Belenggu
25 Chapter 24 - Kabar yang Tertinggal
26 Chapter 25 - Evaluasi
27 Chapter 26 - Alasan
28 Chapter 27 - Pertemuan tak Terduga
29 Chapter 28 - Besi dan Kayu
30 Chapter 29 - Rumor
31 Chapter 30 - Pekerjaan
32 Chapter 31 - Pertemuan
33 Chapter 32 - Jarak
34 Chapter 33 - Dunia Luar
35 Chapter 34 - Smithworks
36 Chapter 35 - Desain
37 Chapter 36 - Permintaan
38 Chapter 37 - Pekerjaan
39 Chapter 38 - Perpustakaan
40 Chapter 39 - Pelajaran
41 Chapter 40 - Sisi Lain
42 Chapter 41 - Kejanggalan
43 Chapter 42 - Quest
44 Chapter 43 - Jejak
45 Chapter 44 - Secercah Harapan
46 Chapter 45 - Bala Bantuan
47 Chapter 46 - Harapan
48 Chapter 47 - Kenyataan
49 Chapter 48 - Api Abadi
50 Chapter 48.5 - Dua Sisi
51 Chapter 49 - Penyesalan
52 Chapter 50 - Kembali ke Akademi
53 Chapter 51 - Clairvoyance
54 Chapter 52 - Latihan
55 Chapter 53 - Bandit
56 Chapter 54 - Tawaran
57 Chapter 55 - Konsekuensi
58 Chapter 56 - Batas
59 Chapter 57 - Kegelisahan
60 Chapter 58 - Dalang
61 Chapter 59 - Tantangan
62 Chapter 60 - Arcana
63 Chapter 61 - Taruhan
64 Chapter 62 - Hari H
65 Chapter 63 - Duel
66 Chapter 64 - Takdir
67 Chapter 65 - Tanah yang tak Dikenal
68 Chapter 66 - Perbedaan Kekuatan
69 Chapter 67 - Petunjuk
70 Chapter 68 - Harapan Kecil
71 Chapter 69 - Buah dari Kerja Keras
72 Chapter 70 - Waktu yang Berlalu
73 Chapter 71 - Iblis tak Sempurna
74 Chapter 72 - Bencana
75 Chapter 73 - Sisa
76 Chapter 74 - Pahlawan
77 Chapter 75 - Hasil Akhir
78 Chapter 76 - Reruntuhan
79 Chapter 77 - Perbatasan
80 Chapter 78 - Kebangkitan
81 Chapter 79 - Reuni
82 Chapter 80 - Latih Tanding
83 Chapter 81 - Awakening
84 Chapter 82 - Kekuatan Baru
85 Chapter 83 - Kembali ke Akademi
86 Chapter 84 - Tuduhan
87 Chapter 85 - Tekanan
88 Chapter 86 - Rumor
89 Chapter 87 - Tentara Bayaran
90 Chapter 88 - Kesempatan
91 Chapter 89 - Pertandingan
92 Chapter 90 - Dinding
93 Chapter 91 - Ramalan
94 Chapter 92 - Permintaan
95 Chapter 93 - Kedamaian
96 Chapter 94 - Ujian Tulis
97 Chapter 95 - Ujian Praktik
98 Chapter 96 - Quest
99 Chapter 97 - Ekspedisi
100 Chapter 98 - Tubrukan
101 Chapter 99 - Keseimbangan Dunia
102 Chapter 100 - Organisasi Misterius
Episodes

Updated 102 Episodes

1
Chapter 1 - Kehidupan di Akademi
2
Chapter 2 - Sisi Gelap
3
Chapter 3 - Neraka
4
Chapter 4 - Permintaan
5
Chapter 5 - Awal Baru
6
Chapter 6 - Teriakan Hati
7
Chapter 7 - Kebenaran di balik Kabut
8
Chapter 8 - Pelatihan Iblis
9
Chapter 9 - Ujian
10
Chapter 10 - Pulang
11
Chapter 11 - Kembali ke Akademi
12
Chapter 12 - Pengajar
13
Chapter 13 - Masalah
14
Chapter 14 - Kekhawatiran
15
Chapter 15 - Arena
16
Chapter 16 - Realita
17
Chapter 17 - Dongeng
18
Chapter 18 - Kehangatan
19
Chapter 19 - Mana Flow
20
Chapter 20 - Pelajaran Tambahan
21
Ilustrasi Karakter + Trivia - Bagian 1
22
Chapter 21 - Guild
23
Chapter 22 - Perburuan
24
Chapter 23 - Lepasnya Belenggu
25
Chapter 24 - Kabar yang Tertinggal
26
Chapter 25 - Evaluasi
27
Chapter 26 - Alasan
28
Chapter 27 - Pertemuan tak Terduga
29
Chapter 28 - Besi dan Kayu
30
Chapter 29 - Rumor
31
Chapter 30 - Pekerjaan
32
Chapter 31 - Pertemuan
33
Chapter 32 - Jarak
34
Chapter 33 - Dunia Luar
35
Chapter 34 - Smithworks
36
Chapter 35 - Desain
37
Chapter 36 - Permintaan
38
Chapter 37 - Pekerjaan
39
Chapter 38 - Perpustakaan
40
Chapter 39 - Pelajaran
41
Chapter 40 - Sisi Lain
42
Chapter 41 - Kejanggalan
43
Chapter 42 - Quest
44
Chapter 43 - Jejak
45
Chapter 44 - Secercah Harapan
46
Chapter 45 - Bala Bantuan
47
Chapter 46 - Harapan
48
Chapter 47 - Kenyataan
49
Chapter 48 - Api Abadi
50
Chapter 48.5 - Dua Sisi
51
Chapter 49 - Penyesalan
52
Chapter 50 - Kembali ke Akademi
53
Chapter 51 - Clairvoyance
54
Chapter 52 - Latihan
55
Chapter 53 - Bandit
56
Chapter 54 - Tawaran
57
Chapter 55 - Konsekuensi
58
Chapter 56 - Batas
59
Chapter 57 - Kegelisahan
60
Chapter 58 - Dalang
61
Chapter 59 - Tantangan
62
Chapter 60 - Arcana
63
Chapter 61 - Taruhan
64
Chapter 62 - Hari H
65
Chapter 63 - Duel
66
Chapter 64 - Takdir
67
Chapter 65 - Tanah yang tak Dikenal
68
Chapter 66 - Perbedaan Kekuatan
69
Chapter 67 - Petunjuk
70
Chapter 68 - Harapan Kecil
71
Chapter 69 - Buah dari Kerja Keras
72
Chapter 70 - Waktu yang Berlalu
73
Chapter 71 - Iblis tak Sempurna
74
Chapter 72 - Bencana
75
Chapter 73 - Sisa
76
Chapter 74 - Pahlawan
77
Chapter 75 - Hasil Akhir
78
Chapter 76 - Reruntuhan
79
Chapter 77 - Perbatasan
80
Chapter 78 - Kebangkitan
81
Chapter 79 - Reuni
82
Chapter 80 - Latih Tanding
83
Chapter 81 - Awakening
84
Chapter 82 - Kekuatan Baru
85
Chapter 83 - Kembali ke Akademi
86
Chapter 84 - Tuduhan
87
Chapter 85 - Tekanan
88
Chapter 86 - Rumor
89
Chapter 87 - Tentara Bayaran
90
Chapter 88 - Kesempatan
91
Chapter 89 - Pertandingan
92
Chapter 90 - Dinding
93
Chapter 91 - Ramalan
94
Chapter 92 - Permintaan
95
Chapter 93 - Kedamaian
96
Chapter 94 - Ujian Tulis
97
Chapter 95 - Ujian Praktik
98
Chapter 96 - Quest
99
Chapter 97 - Ekspedisi
100
Chapter 98 - Tubrukan
101
Chapter 99 - Keseimbangan Dunia
102
Chapter 100 - Organisasi Misterius

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!