Chapter 9 - Ujian

Hampir dua bulan telah berlalu....

Lucius dibawah pelatihan bak neraka, kini tengah berdiri tepat di depan sebuah kastil yang telah dibangun ulang olehnya. Hanya dengan menggunakan kedua tangannya.

Pecahan-pecahan kaca yang membentuk mozaik itu tersusun dengan rapi, meskipun gambarnya sendiri tak lagi begitu jelas karena telah termakan waktu.

Di bawah sorotan cahaya kristal yang menembus jendela kaca di dalam kastil itu, Lucius berjalan secara perlahan ke arah singgasana di ujung ruangan ini.

Sebuah singgasana, yang tersusun atas berbagai bebatuan yang ditumpuk satu sama lainnya. Membentuk sebuah kursi yang cukup besar dan megah.

Pakaian Lucius telah sobek di berbagai bagian. Terutama pada bagian lengan, kaki, dan juga dadanya.

Memperlihatkan kulit yang penuh bekas luka dari berbagai jenis.

Pada kedua kakinya, bekas luka bakar yang dideritanya akibat pelatihan Carmilla tak kunjung menghilang. Kulitnya yang semula putih, kini terlihat memerah dengan banyak kulit yang tak tumbuh dengan sempurna.

Sama halnya dengan kedua lengannya yang dipenuhi luka sayatan karena harus menyusun ulang banyak bangunan di kota ini.

Termasuk menghancurkan batuan besar untuk memperoleh bagian-bagian kecil yang dibutuhkannya. Semua itu hanya dengan menggunakan tangannya.

Rambut hitamnya yang sebelumnya pendek dan rapi, kini terlihat mulai tumbuh panjang hingga menutupi sebagian mata dan keseluruhan telinganya.

'Tap! Tap! Tap!'

Langkah kakinya yang sama sekali tak mengenakan alas itu terdengar menggema di tengah kastil buatannya ini.

Entah berapa kali ia terjatuh saat berusaha mengangkat batuan besar ke tempat yang tinggi. Juga berapa kali pula tulangnya patah.

Lucius tak lagi mengingatnya.

Karena setiap luka yang dideritanya, selalu disembuhkan oleh Carmilla setelahnya. Meskipun.... Tak semua bekas luka bisa menghilang.

'Brukk!'

Akhirnya, Lucius berlutut menghadap ke arah singgasana yang kosong itu. Membayangkan bahwa sosok Carmilla sedang duduk disana.

"Aku telah menyelesaikan semuanya." ucap Lucius sambil menundukkan kepalanya pada sesuatu yang sebenarnya tak ada.

'Jujur saja, aku tak pernah menyangka kau akan bertahan sejauh ini. Kerja bagus. Kau berhak memperoleh pujianku atas kerja kerasmu.' balas Carmilla dari dalam tubuh Lucius sendiri.

Pada kenyataannya, Carmilla telah memutuskan bahwa Lucius sudah melampaui syarat sejak 1 bulan yang lalu.

Tapi Lucius bersikeras untuk menata ulang seluruh kota bawah tanah ini. Termasuk dinding kota, dan semua bangunan yang telah runtuh itu.

Jika tak ada bebatuan yang cocok, maka Lucius akan menggali dengan menggunakan tangannya saja di goa ini. Membentuk batu yang diperolehnya dengan menggunakan pukulannya.

Semua itu untuk melatih kemampuan fisik dan juga daya tahannya terhadap rasa sakit.

Karena apa yang akan dilakukan Carmilla setelah ini....

"Aku sudah siap." balas Lucius.

'Bersiaplah. Karena rasa sakit yang akan kau rasakan, jauh melampaui apa yang pernah kau alami selama ini.'

"Aku mengerti."

Sosoknya nampak terlihat jauh lebih dewasa dibandingkan dengan dirinya 2 bulan yang lalu.

Bukan hanya kekuatan, tapi Lucius telah memperoleh keberanian di bawah tekanan kehidupan yang keras ini.

'Kalau begitu, bersiaplah untuk mati.' balas Carmilla sembari mengambil alih tubuh Lucius.

Carmilla memulainya dengan berjalan ke arah sebuah rak kayu. Dimana disana, Ia telah mengumpulkan dan menyimpan berbagai katalis yang diperlukan dalam aktivasi sihir kuno ini.

'Sruuuugg!!!'

Yang pertama, Carmilla menaburkan bubuk Emberia Crystalline, kristal berwarna merah menyala yang ditemukan di sekitar kota ini, ke tempat sekitar Ia berdiri.

Jumlah bubuk kristal yang ditaburkan cukup banyak dan membentuk persegi dengan banyak alur yang rumit.

Setelah itu, Carmilla mulai mengambil bahan berikutnya. Yaitu kristal Seraphine Prism. Bongkahan kristal keunguan yang diperolehnya dari langit-langit goa ini dengan menembakkan sihir.

Carmilla meletakkan 4 bongkahan kristal itu masing-masing di sudut persegi sihir yang dibuatnya barusan.

Kemudian bahan terakhir....

'Zraaaassshh!!!'

Tanpa keraguan, Carmilla mengiris lengan kiri Lucius. Membiarkan darahnya terus menetes membasahi lantai kastil ini. Tepatnya di dalam formasi sihir berbentuk persegi itu.

Dan akhirnya, Carmilla mulai duduk tepat di tengah-tengahnya.

'Swuuuusshhh!!!'

Sesaat setelah Carmilla mengaktifkan sihirnya, seluruh bubuk kristal yang membentuk formasi ini mulai memancarkan cahaya kemerahan. Segera setelah itu, 4 buah kristal Seraphine juga memancarkan cahaya keunguan yang indah.

Tekanan angin yang sangat kuat mulai dapat dirasakan setelah Carmilla membentuk lingkaran sihir baru diluar formasi sihir itu.

Sedikit demi sedikit....

Lingkaran sihir dengan banyak alur dan huruf yang rumit itu mulai terangkat ke atas. Secara perlahan, menjadi semakin kecil dan membentuk seperti sebuah cincin.

Bergerak mendekat tepat ke arah tubuh Lucius.

"Bersiaplah, Lucius." ucap Carmilla dengan menggunakan tubuh Lucius itu.

Pada saat itu, Lucius menganggap bahwa seluruh peringatan Carmilla hanyalah sebuah gerakan untuk membuatnya selalu berlatih dengan keras.

Tapi pada kenyataannya....

..."GUAAAAAAGHHHHHH!!!"...

Teriak Lucius dengan sangat keras. Bahkan saat tubuhnya diambil alih oleh Carmilla sekalipun, Ia bisa merasakan betapa sakitnya sihir yang baru saja diaktifkan oleh Carmilla.

Cincin sihir itu terus mengecil, hingga akhirnya mengelilingi dada Lucius. Bergerak tepat ke jantungnya.

...'DEG! DEG!!!'...

...'BRAAAAKKKK!!!'...

Dalam sekejap, jantung Lucius berhenti berdetak. Membuat tubuhnya yang tak memiliki tenaga langsung terjatuh ke tanah.

Tapi pada saat itu juga....

...'PYAAAAARRR!!!'...

Salah satu kristal Seraphine itu pecah. Menembakkan listrik ke segala arah, termasuk ke tubuh Lucius. Membuat jantungnya kembali berdetak untuk sesaat.

"Hahaha.... Bagaimana? Sakit kan?" ucap Carmilla dengan tubuh Lucius itu sambil tertawa.

...'SWUUUUSSHHHH!!!'...

Sekali lagi, cincin sihir itu semakin mengecil. Kini telah sepenuhnya menembus tubuh Lucius dan merobek semua yang dilaluinya.

Carmilla dengan cepat segera menyembuhkan kembali bagian tubuh yang terluka. Memulihkannya dengan perlahan.

Tapi rasa sakit yang dirasakan begitu dahsyat hingga membuat jantung Lucius kembali berhenti berdetak.

...'***BRUKKKK!!!'...

...'PYAAAAAARRR***!!!'...

Sekali lagi, kristal Seraphine itu pecah dan menembakkan listrik ke segala arah. Cukup kuat untuk mengejutkan kembali jantung Lucius agar kembali berdetak.

"Hahaha.... Sedikit lebih tangguh daripada yang ku duga? Kurasa tiga saja sudah cukup?" Ucap Carmilla pada dirinya sendiri.

Sementara itu, suara Lucius sama sekali tak bisa didengar. Ia telah kehilangan seluruh kesadarannya akibat semua rasa sakit itu. Sekalipun Ia bersembunyi di balik punggung Carmilla.

Dan terakhir....

Cincin sihir itu berhenti tepat sebelum meremukkan jantung Lucius. Tertahan tepat diluar jantungnya, dan secara perlahan mulai stabil.

Tubuh Lucius juga mulai menyesuaikan diri dengan kehadiran cincin sihir itu.

"Terakhir, jadilah kekuatan untukku!" teriak Carmilla dengan senyuman yang sangat lebar.

Ia memaksa cincin sihir itu untuk menjadi bagian dari tubuhnya. Dimana cincin sihir itu terus berotasi mengelilingi jantung Lucius sembari terus menerus memberikan sihir padanya.

...'***BRUUUKKKK!!!'...

...'PYAAAAAARRRR***!!!'...

Sekali lagi, kristal Seraphine yang pecah menyadarkan kembali tubuh Lucius yang mati untuk sesaat.

Dan dengan itu, pemasangan cincin sihir berhasil dilakukan oleh Carmilla.

Ia melihat telapak tangan kirinya sendiri, merasakan betapa banyaknya Mana yang mengalir dalam tubuhnya saat ini.

"Aaaah, sudah lama aku tak merasakan kekuatan ini. Lucius? Kau masih tak sadarkan diri?" tanya Carmilla.

Tak ada jawaban. Dan melihat kesempatan itu, Carmilla tak memiliki niatan untuk menyia-nyiakannya.

Senyuman yang begitu lebar dapat terlihat di wajahnya.

"Mencoba sedikit, tak ada salahnya kan?" ucap Carmilla pada dirinya sendiri sembari mengaktifkan salah satu sihir miliknya.

Sebuah lingkaran sihir merah tua yang sangat rumit muncul di telapak tangan kanannya. Ia mengarahkannya tepat ke langit-langit kastil sebelum menembakkan sihirnya.

"Flamma Aeternus." ucap Carmilla singkat dengan tatapan mata yang tajam.

Seketika....

...'SWUOOOOOOOOOSSSHHH!!!'...

Semburan api merah yang seukuran setengah kastil itu menembus langit-langit dan menghancurkannya dengan begitu mudah.

Batuan yang hancur akibat semburan api itu nampak meleleh dan berjatuhan di sekitar tempat Carmilla berdiri.

Semburan api itu terus melaju hingga akhirnya menghancurkan dan membakar sebagian kristal Seraphine yang ada di langit-langit goa ini.

Tak berhenti berkobar, api merah itu masih terus melahap apapun yang ada di sekitarnya selama beberapa menit.

Sekalipun dengan kekuatan sihir yang jauh diluar bayangan manusia biasa itu, Carmilla nampak kurang puas atas apa yang dilihatnya.

Ia menatap tangan kanannya yang saat ini terlihat gemetar dengan tatapan sedikit kecewa.

"Sudah ku duga, satu cincin saja tak cukup. Bahkan setelah menguras habis Mana yang dimiliki tubuh ini, daya hancur yang dibuat masih sangat rendah.

Aaah, maafkan aku. Ku rasa kau harus mati beberapa kali lagi, Lucius." ucap Carmilla pada dirinya sendiri sambil tertawa ringan.

Dengan tubuh yang masih terluka, Carmilla meninggalkan kastil ini sambil melompat-lompat ringan.

Terpopuler

Comments

John Singgih

John Singgih

kok mau ya Lucius kayak gitu tapi sebabnya kan udah kontrak dengan iblis kan...

2023-07-19

0

Abed Nugi

Abed Nugi

bro that was brutal as f, ternyata latihannya sama kayak re-level tapi versi gory jir, wowkwkkwkw, its funny tho

Gua juga mungkin suka hubungan baru ini

2023-04-22

2

『Minecraft』

『Minecraft』

kok aku jadi ngeri ya

2023-04-18

4

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 - Kehidupan di Akademi
2 Chapter 2 - Sisi Gelap
3 Chapter 3 - Neraka
4 Chapter 4 - Permintaan
5 Chapter 5 - Awal Baru
6 Chapter 6 - Teriakan Hati
7 Chapter 7 - Kebenaran di balik Kabut
8 Chapter 8 - Pelatihan Iblis
9 Chapter 9 - Ujian
10 Chapter 10 - Pulang
11 Chapter 11 - Kembali ke Akademi
12 Chapter 12 - Pengajar
13 Chapter 13 - Masalah
14 Chapter 14 - Kekhawatiran
15 Chapter 15 - Arena
16 Chapter 16 - Realita
17 Chapter 17 - Dongeng
18 Chapter 18 - Kehangatan
19 Chapter 19 - Mana Flow
20 Chapter 20 - Pelajaran Tambahan
21 Ilustrasi Karakter + Trivia - Bagian 1
22 Chapter 21 - Guild
23 Chapter 22 - Perburuan
24 Chapter 23 - Lepasnya Belenggu
25 Chapter 24 - Kabar yang Tertinggal
26 Chapter 25 - Evaluasi
27 Chapter 26 - Alasan
28 Chapter 27 - Pertemuan tak Terduga
29 Chapter 28 - Besi dan Kayu
30 Chapter 29 - Rumor
31 Chapter 30 - Pekerjaan
32 Chapter 31 - Pertemuan
33 Chapter 32 - Jarak
34 Chapter 33 - Dunia Luar
35 Chapter 34 - Smithworks
36 Chapter 35 - Desain
37 Chapter 36 - Permintaan
38 Chapter 37 - Pekerjaan
39 Chapter 38 - Perpustakaan
40 Chapter 39 - Pelajaran
41 Chapter 40 - Sisi Lain
42 Chapter 41 - Kejanggalan
43 Chapter 42 - Quest
44 Chapter 43 - Jejak
45 Chapter 44 - Secercah Harapan
46 Chapter 45 - Bala Bantuan
47 Chapter 46 - Harapan
48 Chapter 47 - Kenyataan
49 Chapter 48 - Api Abadi
50 Chapter 48.5 - Dua Sisi
51 Chapter 49 - Penyesalan
52 Chapter 50 - Kembali ke Akademi
53 Chapter 51 - Clairvoyance
54 Chapter 52 - Latihan
55 Chapter 53 - Bandit
56 Chapter 54 - Tawaran
57 Chapter 55 - Konsekuensi
58 Chapter 56 - Batas
59 Chapter 57 - Kegelisahan
60 Chapter 58 - Dalang
61 Chapter 59 - Tantangan
62 Chapter 60 - Arcana
63 Chapter 61 - Taruhan
64 Chapter 62 - Hari H
65 Chapter 63 - Duel
66 Chapter 64 - Takdir
67 Chapter 65 - Tanah yang tak Dikenal
68 Chapter 66 - Perbedaan Kekuatan
69 Chapter 67 - Petunjuk
70 Chapter 68 - Harapan Kecil
71 Chapter 69 - Buah dari Kerja Keras
72 Chapter 70 - Waktu yang Berlalu
73 Chapter 71 - Iblis tak Sempurna
74 Chapter 72 - Bencana
75 Chapter 73 - Sisa
76 Chapter 74 - Pahlawan
77 Chapter 75 - Hasil Akhir
78 Chapter 76 - Reruntuhan
79 Chapter 77 - Perbatasan
80 Chapter 78 - Kebangkitan
81 Chapter 79 - Reuni
82 Chapter 80 - Latih Tanding
83 Chapter 81 - Awakening
84 Chapter 82 - Kekuatan Baru
85 Chapter 83 - Kembali ke Akademi
86 Chapter 84 - Tuduhan
87 Chapter 85 - Tekanan
88 Chapter 86 - Rumor
89 Chapter 87 - Tentara Bayaran
90 Chapter 88 - Kesempatan
91 Chapter 89 - Pertandingan
92 Chapter 90 - Dinding
93 Chapter 91 - Ramalan
94 Chapter 92 - Permintaan
95 Chapter 93 - Kedamaian
96 Chapter 94 - Ujian Tulis
97 Chapter 95 - Ujian Praktik
98 Chapter 96 - Quest
99 Chapter 97 - Ekspedisi
100 Chapter 98 - Tubrukan
101 Chapter 99 - Keseimbangan Dunia
102 Chapter 100 - Organisasi Misterius
Episodes

Updated 102 Episodes

1
Chapter 1 - Kehidupan di Akademi
2
Chapter 2 - Sisi Gelap
3
Chapter 3 - Neraka
4
Chapter 4 - Permintaan
5
Chapter 5 - Awal Baru
6
Chapter 6 - Teriakan Hati
7
Chapter 7 - Kebenaran di balik Kabut
8
Chapter 8 - Pelatihan Iblis
9
Chapter 9 - Ujian
10
Chapter 10 - Pulang
11
Chapter 11 - Kembali ke Akademi
12
Chapter 12 - Pengajar
13
Chapter 13 - Masalah
14
Chapter 14 - Kekhawatiran
15
Chapter 15 - Arena
16
Chapter 16 - Realita
17
Chapter 17 - Dongeng
18
Chapter 18 - Kehangatan
19
Chapter 19 - Mana Flow
20
Chapter 20 - Pelajaran Tambahan
21
Ilustrasi Karakter + Trivia - Bagian 1
22
Chapter 21 - Guild
23
Chapter 22 - Perburuan
24
Chapter 23 - Lepasnya Belenggu
25
Chapter 24 - Kabar yang Tertinggal
26
Chapter 25 - Evaluasi
27
Chapter 26 - Alasan
28
Chapter 27 - Pertemuan tak Terduga
29
Chapter 28 - Besi dan Kayu
30
Chapter 29 - Rumor
31
Chapter 30 - Pekerjaan
32
Chapter 31 - Pertemuan
33
Chapter 32 - Jarak
34
Chapter 33 - Dunia Luar
35
Chapter 34 - Smithworks
36
Chapter 35 - Desain
37
Chapter 36 - Permintaan
38
Chapter 37 - Pekerjaan
39
Chapter 38 - Perpustakaan
40
Chapter 39 - Pelajaran
41
Chapter 40 - Sisi Lain
42
Chapter 41 - Kejanggalan
43
Chapter 42 - Quest
44
Chapter 43 - Jejak
45
Chapter 44 - Secercah Harapan
46
Chapter 45 - Bala Bantuan
47
Chapter 46 - Harapan
48
Chapter 47 - Kenyataan
49
Chapter 48 - Api Abadi
50
Chapter 48.5 - Dua Sisi
51
Chapter 49 - Penyesalan
52
Chapter 50 - Kembali ke Akademi
53
Chapter 51 - Clairvoyance
54
Chapter 52 - Latihan
55
Chapter 53 - Bandit
56
Chapter 54 - Tawaran
57
Chapter 55 - Konsekuensi
58
Chapter 56 - Batas
59
Chapter 57 - Kegelisahan
60
Chapter 58 - Dalang
61
Chapter 59 - Tantangan
62
Chapter 60 - Arcana
63
Chapter 61 - Taruhan
64
Chapter 62 - Hari H
65
Chapter 63 - Duel
66
Chapter 64 - Takdir
67
Chapter 65 - Tanah yang tak Dikenal
68
Chapter 66 - Perbedaan Kekuatan
69
Chapter 67 - Petunjuk
70
Chapter 68 - Harapan Kecil
71
Chapter 69 - Buah dari Kerja Keras
72
Chapter 70 - Waktu yang Berlalu
73
Chapter 71 - Iblis tak Sempurna
74
Chapter 72 - Bencana
75
Chapter 73 - Sisa
76
Chapter 74 - Pahlawan
77
Chapter 75 - Hasil Akhir
78
Chapter 76 - Reruntuhan
79
Chapter 77 - Perbatasan
80
Chapter 78 - Kebangkitan
81
Chapter 79 - Reuni
82
Chapter 80 - Latih Tanding
83
Chapter 81 - Awakening
84
Chapter 82 - Kekuatan Baru
85
Chapter 83 - Kembali ke Akademi
86
Chapter 84 - Tuduhan
87
Chapter 85 - Tekanan
88
Chapter 86 - Rumor
89
Chapter 87 - Tentara Bayaran
90
Chapter 88 - Kesempatan
91
Chapter 89 - Pertandingan
92
Chapter 90 - Dinding
93
Chapter 91 - Ramalan
94
Chapter 92 - Permintaan
95
Chapter 93 - Kedamaian
96
Chapter 94 - Ujian Tulis
97
Chapter 95 - Ujian Praktik
98
Chapter 96 - Quest
99
Chapter 97 - Ekspedisi
100
Chapter 98 - Tubrukan
101
Chapter 99 - Keseimbangan Dunia
102
Chapter 100 - Organisasi Misterius

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!