Chapter 11 - Kembali ke Akademi

"Permisi...." ucap Lucius ke arah salah seorang pegawai di lobi akademi ini.

"Ya? Ada yang bisa saya bantu?" tanya pegawai perempuan itu. Ia mengenakan seragam berwarna merah gelap yang rapi, dengan celana kain yang panjang.

Lucius segera menyerahkan identitas dirinya di akademi ini. Meletakkannya tepat di atas meja itu.

Tak berselang lama, senyuman di wajah pegawai itu segera menghilang.

"Lu-Lucius Nightshade? Ka-kau masih hidup?" tanya perempuan itu panik.

"Itu benar." balas Lucius singkat.

"Ka-kalau begitu tunggu sebentar!" balas perempuan itu sembari berlari sekuat tenaga.

Sampai saat ini, semua masih berada dalam perkiraan Lucius. Dan juga dalam prediksi Carmilla. Bahwa semua orang akan terkejut melihatnya masih hidup.

'Ingat, kau sudah jauh lebih kuat dari sebelumnya. Dan jika menggunakan sihir iblis yang ku ajarkan, aah. Mungkin kau sekuat orang itu.' ucap Carmilla dalam pikirannya sembari melirik ke salah satu murid di akademi ini.

Murid itu mengenakan seragam dengan lambang huruf B di dada sebelah kirinya. Dan dari gelagatnya, setidaknya murid itu berada di tahun ajaran ke tiga.

'Meski begitu, aku tak tahu apakah dunia ini benar-benar melupakan iblis atau tidak. Untuk amannya, hanya gunakan di saat terdesak.' lanjut Carmilla.

Lucius menganggukkan kepalanya secara perlahan, menandakan bahwa Ia mengerti atas peringatan dari gurunya itu.

Sementara itu....

"Iya Profesor. Ini dia orangnya." ucap perempuan itu, tapi kini di sebelahnya terlihat sosok yang tak lagi asing bagi Lucius.

"Profesor Magnus, aku telah kembali ke akademi ini. Ku harap aku masih bisa melanjutkan studiku." ucap Lucius sambil menundukkan kepalanya sedikit. Memberikan hormat pada profesornya.

Profesor Magnus nampak memandangi sosok Lucius selama beberapa saat.

Ia menyadari cukup banyak perbedaan pada diri Lucius.

Pertama-tama, adalah bekas luka yang cukup besar di lehernya. Kemudian saat Magnus menggulung lengan baju Lucius, Ia melihat banyak luka robek dan sayatan hampir di seluruh lengannya.

Terakhir, saat Magnus menggulung celana Lucius, Ia dapat melihat bekas luka bakar yang begitu banyak.

Tentu saja. Semua itu adalah bekas luka yang diakibatkan oleh pelatihan Carmilla. Tapi Lucius tak ada niatan untuk mengatakan yang sebenarnya.

"Kau pasti sudah mengalami banyak hal buruk disana kan? Maafkan aku, karena tak menyadari perlakuan Edward padamu sebelumnya. Dan maafkan aku, karena bahkan tak bisa mempertahankan peringkat E bagimu." ucap Magnus dengan mata yang berkaca-kaca setelah melihat kondisi Lucius.

Lucius sendiri justru terkejut atas sikap profesornya. Terutama kalimat terakhirnya.

"Tunggu, apa itu artinya aku masih bisa melanjutkan pendidikan disini?" tanya Lucius singkat.

"Ya, tentu saja. Dan juga.... Aku telah menyimpan surat ini sejak bulan lalu untukmu." balas Magnus sambil mengeluarkan sebuah surat yang telah mulai usang dari saku jasnya.

"Surat apa ini?" tanya Lucius kebingungan. Ia tak ragu menerimanya, tapi masih terus membolak-balikkan surat itu karena rasa penasaran.

Dengan senyuman yang tipis, profesor Magnus pun membalas.

"Orangtuamu. Mereka mengirimkan kabar sejak bulan lalu, bahwa mereka berdua, bersama dengan adik perempuanmu, telah berhasil mengungsi tepat waktu. Meskipun saat ini masih dalam pengungsian, tapi hidup mereka aman."

'Tik!'

Air mata tak lagi mampu dibendungnya. Bahkan setelah melalui neraka itu, nampaknya Lucius masih belum bisa menghapuskan sifatnya ini.

Atau mungkin.... Karena berita ini terlalu indah untuk didengar baginya.

"Ayah, Ibu, dan Michelle, mereka selamat?" tanya Lucius dengan tatapan yang terus meneteskan air mata.

"Itu benar. Setelah kondisi membaik, kabarnya mereka akan berpindah ke Kota ini."

Senyuman Lucius segera melebar setelah mendengar semua kabar itu. Terlebih lagi, setelah membaca tulisan yang ada dalam surat itu. Semuanya benar-benar tulisan dari keluarganya.

Mulai dari bentuk dan gaya tulisan, gaya bahasa, hingga segel yang selalu digunakan oleh ayahnya. Semuanya benar-benar dari mereka.

Dengan kata lain, mereka bertiga benar-benar selamat.

"Syukurlah.... Semuanya.... Aku.... Aku tak tahu apa yang...."

Tapi saat Lucius tengah merayakan kabar gembira ini, Profesor Magnus segera mengutarakan apa yang ada dalam pikirannya.

"Oleh karena itu, Lucius. Bisakah aku memintamu satu hal saja?"

"Ya, katakan saja. Aku sudah cukup bahagia. Selama aku mampu, aku akan melakukannya."

"Kalau begitu, temui aku setelah pelajaran selesai. Aku akan menunggumu di kantor. Ah, saat ini kau berada di kelas F, gedung dua di Selatan. Ku harap kau tak keberatan?" balas profesor Magnus.

Sambil mengusap kedua matanya, Lucius pun menjawab.

"Sama sekali tak masalah."

Dalam hatinya, Lucius berpikir. Bahwa dirinya mungkin telah memperoleh guru yang jauh hebat baik daripada semua profesor di akademi ini.

Meski begitu, Ia tetap ingin mempelajari semuanya dari berbagai sudut pandang. Baik itu sudut pandang Carmilla sebagai iblis, atau sudut pandang akademi.

...........

'Kreeeekk!'

Lucius membuka pintu kayu tua yang cukup bobrok itu. Dibaliknya, Ia bisa melihat beberapa wajah yang tak lagi asing baginya.

Dan bagi mereka yang menyadari siapa yang baru saja membuka pintu itu....

"Eh? Lucius?" ucap seorang pelajar laki-laki dengan rambut coklat yang cukup panjang itu. Ia tak lain adalah Alexander Brown. Seorang bangsawan kecil di Kota ini yang dijuluki Alex sang Jack of all trades.

Tak ahli dalam bidang apapun, tapi mampu melakukan banyak hal dengan sendirinya.

Persis di sebelahnya, pelajar laki-laki dengan tubuh dan rambut abu-abu yang pendek juga bertanya-tanya.

"Bukankah katanya kau menghilang?!"

Ia bernama Oliver Hayes, dari keluarga Hayes yang melayani banyak bangsawan lain dengan teknik perburuan mereka yang lincah.

Dari kejauhan, terdengar pula teriakan yang tak lagi asing di telinga Lucius.

"Kau selamat?! Sialan! Semuanya! Sambut dia!" teriak pelajar laki-laki lainnya sambil tersenyum lebar. Ia mengenakan seragam dengan kerah serta kancing terbuka lebar. Memamerkan tubuhnya yang cukup berotot.

Pelajar berotot itu tak lain adalah Max Thompson. Keluarganya sendiri hanyalah bangsawan kecil, tapi cukup disegani karena kemampuan fisik mereka yang kuat.

Dengan rambut merah gelapnya yang dikombinasikan dengan tubuh kekarnya tentu memberikan aura intimidasi yang kuat.

Lucius yang masih berdiri di depan pintu segera ditubruk oleh ketiga pelajar laki-laki itu. Membuat tubuhnya terjatuh ke lantai.

"Kalian semua.... Bukankah kalian selalu menjauhiku sebelumnya?" balas Lucius dengan senyuman yang tak jadi terbentuk.

Pada satu sisi, Lucius senang karena disambut hangat oleh mantan teman-temannya di kelas E itu. Tapi di sisi lain, mereka juga pada saat Lucius dalam masalah hanya menonton dari tepian.

Tak cukup memihak Edward untuk dibencinya, tapi juga tak cukup membantunya untuk diberi ucapan terimakasih.

"Aaah, soal itu. Maafkan aku." balas Alex.

"Kau tahu kan bagaimana sikap Edward? Jika kami, bangsawan rendahan melawannya, mungkin kami juga akan terkena banyak masalah." balas Oliver.

"Hah! Sebenarnya aku ingin memukul habis wajah Edward sialan itu! Tapi sayangnya aku dipukul ayahku terlebih dahulu saat mengatakan akan melakukannya!" teriak Max dengan senyuman yang lebar serta lengan yang disilangkan di depan dadanya.

"Tunggu, apakah itu sesuatu yang bisa kau banggakan, Max?" tanya Lucius kebingungan dengan situasi ini.

Tapi apapun itu, Lucius cukup senang dengan semua ini. Di dalam kelas yang kecil dan hanya berisi 6 orang termasuk dirinya ini.

Di pojok kelas, Lucius dapat melihat sosok kutu buku yang selalu memiliki hawa kehadiran paling rendah di kelas E sebelumnya.

Emily Campbell. Gadis lugu yang hanya mencintai buku. Mungkin jika Ia mau membuka tudung yang menutupi hampir separuh kepalanya itu, kecantikannya akan lebih dikenal banyak orang.

Hanya saja, baginya yang hanya mencintai buku, penilaian orang lain sama sekali tak diperlukan.

Dan terakhir....

"Eh?! Kenapa kau ada di sini?! Sophia?!"

Sosok pelajar perempuan yang diunggulkan untuk naik ke tingkat C, kini justru terjebak di kelas F?

Sophia hanya terdiam sambil membenahi rambutnya. Secara perlahan, tatapan matanya mengarah pada sosok Lucius.

"Aku sendiri yang memilih untuk masuk ke kelas F." balasnya singkat.

Tapi Lucius tahu dengan betul, bahwa itu bukanlah alasan yang sebenarnya kenapa pelajar berbakat seperti dirinya harus terjatuh ke kelas F ini.

Sebuah kelas, yang hanya berisi kumpulan pecundang yang peluang besarnya akan dikeluarkan dari akademi tahun depan.

Terpopuler

Comments

John Singgih

John Singgih

kembalinya Lucius menggemparkan semua orang

2023-08-23

0

zuyoka

zuyoka

wah bakal jadi tim lucius nih, hmmm nama apa yg cocok buat tim baru ini hmmm

2023-04-09

2

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 - Kehidupan di Akademi
2 Chapter 2 - Sisi Gelap
3 Chapter 3 - Neraka
4 Chapter 4 - Permintaan
5 Chapter 5 - Awal Baru
6 Chapter 6 - Teriakan Hati
7 Chapter 7 - Kebenaran di balik Kabut
8 Chapter 8 - Pelatihan Iblis
9 Chapter 9 - Ujian
10 Chapter 10 - Pulang
11 Chapter 11 - Kembali ke Akademi
12 Chapter 12 - Pengajar
13 Chapter 13 - Masalah
14 Chapter 14 - Kekhawatiran
15 Chapter 15 - Arena
16 Chapter 16 - Realita
17 Chapter 17 - Dongeng
18 Chapter 18 - Kehangatan
19 Chapter 19 - Mana Flow
20 Chapter 20 - Pelajaran Tambahan
21 Ilustrasi Karakter + Trivia - Bagian 1
22 Chapter 21 - Guild
23 Chapter 22 - Perburuan
24 Chapter 23 - Lepasnya Belenggu
25 Chapter 24 - Kabar yang Tertinggal
26 Chapter 25 - Evaluasi
27 Chapter 26 - Alasan
28 Chapter 27 - Pertemuan tak Terduga
29 Chapter 28 - Besi dan Kayu
30 Chapter 29 - Rumor
31 Chapter 30 - Pekerjaan
32 Chapter 31 - Pertemuan
33 Chapter 32 - Jarak
34 Chapter 33 - Dunia Luar
35 Chapter 34 - Smithworks
36 Chapter 35 - Desain
37 Chapter 36 - Permintaan
38 Chapter 37 - Pekerjaan
39 Chapter 38 - Perpustakaan
40 Chapter 39 - Pelajaran
41 Chapter 40 - Sisi Lain
42 Chapter 41 - Kejanggalan
43 Chapter 42 - Quest
44 Chapter 43 - Jejak
45 Chapter 44 - Secercah Harapan
46 Chapter 45 - Bala Bantuan
47 Chapter 46 - Harapan
48 Chapter 47 - Kenyataan
49 Chapter 48 - Api Abadi
50 Chapter 48.5 - Dua Sisi
51 Chapter 49 - Penyesalan
52 Chapter 50 - Kembali ke Akademi
53 Chapter 51 - Clairvoyance
54 Chapter 52 - Latihan
55 Chapter 53 - Bandit
56 Chapter 54 - Tawaran
57 Chapter 55 - Konsekuensi
58 Chapter 56 - Batas
59 Chapter 57 - Kegelisahan
60 Chapter 58 - Dalang
61 Chapter 59 - Tantangan
62 Chapter 60 - Arcana
63 Chapter 61 - Taruhan
64 Chapter 62 - Hari H
65 Chapter 63 - Duel
66 Chapter 64 - Takdir
67 Chapter 65 - Tanah yang tak Dikenal
68 Chapter 66 - Perbedaan Kekuatan
69 Chapter 67 - Petunjuk
70 Chapter 68 - Harapan Kecil
71 Chapter 69 - Buah dari Kerja Keras
72 Chapter 70 - Waktu yang Berlalu
73 Chapter 71 - Iblis tak Sempurna
74 Chapter 72 - Bencana
75 Chapter 73 - Sisa
76 Chapter 74 - Pahlawan
77 Chapter 75 - Hasil Akhir
78 Chapter 76 - Reruntuhan
79 Chapter 77 - Perbatasan
80 Chapter 78 - Kebangkitan
81 Chapter 79 - Reuni
82 Chapter 80 - Latih Tanding
83 Chapter 81 - Awakening
84 Chapter 82 - Kekuatan Baru
85 Chapter 83 - Kembali ke Akademi
86 Chapter 84 - Tuduhan
87 Chapter 85 - Tekanan
88 Chapter 86 - Rumor
89 Chapter 87 - Tentara Bayaran
90 Chapter 88 - Kesempatan
91 Chapter 89 - Pertandingan
92 Chapter 90 - Dinding
93 Chapter 91 - Ramalan
94 Chapter 92 - Permintaan
95 Chapter 93 - Kedamaian
96 Chapter 94 - Ujian Tulis
97 Chapter 95 - Ujian Praktik
98 Chapter 96 - Quest
99 Chapter 97 - Ekspedisi
100 Chapter 98 - Tubrukan
101 Chapter 99 - Keseimbangan Dunia
102 Chapter 100 - Organisasi Misterius
Episodes

Updated 102 Episodes

1
Chapter 1 - Kehidupan di Akademi
2
Chapter 2 - Sisi Gelap
3
Chapter 3 - Neraka
4
Chapter 4 - Permintaan
5
Chapter 5 - Awal Baru
6
Chapter 6 - Teriakan Hati
7
Chapter 7 - Kebenaran di balik Kabut
8
Chapter 8 - Pelatihan Iblis
9
Chapter 9 - Ujian
10
Chapter 10 - Pulang
11
Chapter 11 - Kembali ke Akademi
12
Chapter 12 - Pengajar
13
Chapter 13 - Masalah
14
Chapter 14 - Kekhawatiran
15
Chapter 15 - Arena
16
Chapter 16 - Realita
17
Chapter 17 - Dongeng
18
Chapter 18 - Kehangatan
19
Chapter 19 - Mana Flow
20
Chapter 20 - Pelajaran Tambahan
21
Ilustrasi Karakter + Trivia - Bagian 1
22
Chapter 21 - Guild
23
Chapter 22 - Perburuan
24
Chapter 23 - Lepasnya Belenggu
25
Chapter 24 - Kabar yang Tertinggal
26
Chapter 25 - Evaluasi
27
Chapter 26 - Alasan
28
Chapter 27 - Pertemuan tak Terduga
29
Chapter 28 - Besi dan Kayu
30
Chapter 29 - Rumor
31
Chapter 30 - Pekerjaan
32
Chapter 31 - Pertemuan
33
Chapter 32 - Jarak
34
Chapter 33 - Dunia Luar
35
Chapter 34 - Smithworks
36
Chapter 35 - Desain
37
Chapter 36 - Permintaan
38
Chapter 37 - Pekerjaan
39
Chapter 38 - Perpustakaan
40
Chapter 39 - Pelajaran
41
Chapter 40 - Sisi Lain
42
Chapter 41 - Kejanggalan
43
Chapter 42 - Quest
44
Chapter 43 - Jejak
45
Chapter 44 - Secercah Harapan
46
Chapter 45 - Bala Bantuan
47
Chapter 46 - Harapan
48
Chapter 47 - Kenyataan
49
Chapter 48 - Api Abadi
50
Chapter 48.5 - Dua Sisi
51
Chapter 49 - Penyesalan
52
Chapter 50 - Kembali ke Akademi
53
Chapter 51 - Clairvoyance
54
Chapter 52 - Latihan
55
Chapter 53 - Bandit
56
Chapter 54 - Tawaran
57
Chapter 55 - Konsekuensi
58
Chapter 56 - Batas
59
Chapter 57 - Kegelisahan
60
Chapter 58 - Dalang
61
Chapter 59 - Tantangan
62
Chapter 60 - Arcana
63
Chapter 61 - Taruhan
64
Chapter 62 - Hari H
65
Chapter 63 - Duel
66
Chapter 64 - Takdir
67
Chapter 65 - Tanah yang tak Dikenal
68
Chapter 66 - Perbedaan Kekuatan
69
Chapter 67 - Petunjuk
70
Chapter 68 - Harapan Kecil
71
Chapter 69 - Buah dari Kerja Keras
72
Chapter 70 - Waktu yang Berlalu
73
Chapter 71 - Iblis tak Sempurna
74
Chapter 72 - Bencana
75
Chapter 73 - Sisa
76
Chapter 74 - Pahlawan
77
Chapter 75 - Hasil Akhir
78
Chapter 76 - Reruntuhan
79
Chapter 77 - Perbatasan
80
Chapter 78 - Kebangkitan
81
Chapter 79 - Reuni
82
Chapter 80 - Latih Tanding
83
Chapter 81 - Awakening
84
Chapter 82 - Kekuatan Baru
85
Chapter 83 - Kembali ke Akademi
86
Chapter 84 - Tuduhan
87
Chapter 85 - Tekanan
88
Chapter 86 - Rumor
89
Chapter 87 - Tentara Bayaran
90
Chapter 88 - Kesempatan
91
Chapter 89 - Pertandingan
92
Chapter 90 - Dinding
93
Chapter 91 - Ramalan
94
Chapter 92 - Permintaan
95
Chapter 93 - Kedamaian
96
Chapter 94 - Ujian Tulis
97
Chapter 95 - Ujian Praktik
98
Chapter 96 - Quest
99
Chapter 97 - Ekspedisi
100
Chapter 98 - Tubrukan
101
Chapter 99 - Keseimbangan Dunia
102
Chapter 100 - Organisasi Misterius

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!