"A-apakah aku tak salah dengar? Kau ingin aku mati?" tanya Lucius ketakutan.
'Itu benar. Jika kau mati, maka aku takkan lagi terjebak di tubuh lemah ini.' balas Carmilla dengan suara yang terkesan begitu bahagia.
Lucius yang mendengarnya, hanya bisa merinding ketakutan.
Sosok yang dianggapnya telah menyelamatkannya, kini justru memintanya untuk mati?
"Aku...."
Melihat kegelisahan pada diri Lucius, Carmilla segera mengatakan yang sebenarnya.
'Tak hanya lemah, cengeng, dan tak berbakat, kau juga bodoh? Jelas itu hanya candaan saja. Meskipun, aku tak bohong kalau aku ingin kau mati. Untuk sesaat saja.' jelas Carmilla kesal.
"Maaf jika aku lemah, cengeng, tak berbakat dan juga bodoh. Tapi, apa maksudnya dengan aku akan mati untuk sesaat?" tanya Lucius penasaran.
'Sebelum itu, kau tak punya rumah? Akan lebih baik jika aku menjelaskannya di tempat yang aman dan nyaman.'
Lucius terdiam setelah mendengar pertanyaan Carmilla.
Tentu saja dia punya rumah, atau lebih tepatnya tempat tinggal di Kota Arcanum ini. Tapi yang jadi masalah....
"Aku.... Aku takut untuk kembali. Aku tak tahu apa yang akan mereka lakukan jika melihatku masih hidup." balas Lucius dengan wajah murung, sekaligus emosi ketakutan yang dapat dirasakan dengan jelas oleh Carmilla.
'Hmm? Aah, teman-teman yang melemparmu ke sini?' tanya Carmilla.
Lucius segera menganggukkan kepalanya.
Keduanya terdiam untuk sesaat, memikirkan apa solusi terbaik dari semua ini. Dan Carmilla adalah yang pertama untuk menemukan solusinya.
'Bagaimana jika kita kembali ke kota bawah tanah itu? Disana ada cukup banyak rumah yang layak dan sumber air bersih. Sisanya, hanya makanan. Di tengah hutan ini makanan cukup mudah dicari bukan?' tanya Carmilla panjang lebar.
"Eh? Tapi kenapa?"
'Kebetulan untuk mati, kau juga butuh tubuh dan sihir yang kuat. Jadi tak ada salahnya kan, tinggal di sana selama 1 hingga 2 bulan?'
Lucius terdiam sejenak. Jika Ia bersembunyi, tentu rasa takutnya atas teman-temannya akan menghilang. Tapi bagaimana dengan akademinya?
Bagaimana dengan pendidikannya? Bagaimana dengan nasib keluarganya?
Jika Lucius gagal dalam ujian kali ini, apalagi tak ikut serta dan mendapat nilai 0 di seluruh bidang, maka sudah dipastikan dirinya akan jatuh ke peringkat F.
Dan jika itu terjadi, maka Lucius hanya memiliki 1 tahun saja untuk membuktikan dirinya kembali. Karena kalau tidak, dia akan dikeluarkan dari akademi.
"Jika aku 'mati', apakah aku akan menjadi sedikit lebih kuat?" tanya Lucius sekali lagi.
'Tergantung darimu. Mungkin kau akan menjadi orang yang sedikit lebih kuat namun masih cengeng, tak berbakat, dan bodoh saja.'
Senyuman akhirnya kembali muncul di wajah Lucius setelah mendengar ejekan Carmilla yang entah kapan akan berhenti itu.
"Hahaha.... Sedikit lebih kuat ya? Kalau begitu, tolong bimbingannya, Carmilla." balas Lucius dengan perasaan yang begitu lega.
'Kalau begitu pertama, buru seekor atau dua ekor rusa untuk persediaan makanan beberapa hari. Setelah itu, kita akan kembali berbicara.'
Dengan itu, Lucius akhirnya memulai pelatihannya dengan sosok misterius bernama Carmilla.
Sosok yang bagi Lucius hanyalah iblis biasa. Entah sebuah keberuntungan atau kesialan, Lucius sama sekali tak mengetahui identitas sebenarnya dari iblis yang berada di dalam tubuhnya.
...........
...- Akademi Damacia, Kota Arcanum -...
Di dalam kelas E tahun pertama ini, semua murid nampak duduk dengan tegang. Wajah mereka terus terpaku untuk menatap ke tanah.
Sekalipun ada profesor yang berdiri di depan kelas ini, tak ada satu orang pun yang menatapnya.
Terutama Edward.
"Semuanya, dengarkan baik-baik. Akademi baru saja memperoleh kabar duka dari prajurit kota. Yaitu mengenai hilangnya salah satu murid akademi, dan juga teman kalian. Lucius Nightshade." ucap Profesor itu.
Dari balik pintu, terlihat beberapa prajurit kota lengkap dengan zirah mereka, mulai memasuki kelas ini.
"Namaku adalah Marcus. Kapten dari pasukan yang melakukan pencarian untuk Lucius. Berdasarkan apa yang ku dengar, Lucius bermain bersama dengan Edward dan teman-temannya di hutan.
Setelah melihat goa, mereka memutuskan untuk menjelajahinya. Namun sayangnya, Goblin menyergap dan Lucius pun tertangkap." jelas kapten prajurit itu.
Seketika, pandangan semua orang di kelas ini tertuju pada Edward Goldencrest dan komplotannya.
Mereka semua sadar bahwa dari cerita sang kapten, terdapat satu hal yang jelas salah. Jangankan berteman dengan Edward, Lucius sendiri cukup membatasi dirinya dan tak dekat dengan siapapun di kelas ini.
Terlebih lagi, Edward memiliki kebencian yang cukup besar pada Lucius karena berasal dari kalangan rakyat jelata.
Oleh karena itu....
"Aku ingin bertanya pada kalian. Apakah benar bahwa Lucius berteman baik dengan Edward?" tanya kapten itu dengan tatapan mata yang tajam.
Sejak awal, cerita Edward memiliki banyak sekali celah. Namun karena mengedepankan keselamatan salah seorang penduduk kota ini, Kapten Marcus mengesampingkan hal itu dan fokus pada pencarian.
Namun kini, kebenarannya harus diungkap.
Suara bisik-bisik terdengar dari segala sisi kelas E ini. Semuanya membahas mengenai apa yang mereka pikirkan tentang pertanyaan sang kapten.
"Kau dengar? Tak bisa dipercaya bukan?"
"Benar sekali. Jangankan bermain, Lucius sendiri saja sangat menjauhi Edward dan pengikutnya."
"Oi, apakah ini artinya si pengacau dan sok kuasa Edward itu akan dalam masalah besar jika kita mengatakan yang sebenarnya?"
"Tentu saja. Dan kita semua tahu, itu adalah kabar yang baik kan? Bayangkan saja betapa nyamannya kelas ini tanpa adanya Edward?"
"Bukankah keluarga Goldencrest juga membencinya?"
"Hahaha, kau benar. Dia adalah anak paling tidak berbakat di sana bukan?"
Edward yang mendengar semua bisikan 'teman-temannya' di sekitarnya itu, mulai merasakan amarahnya mulai mendidih.
'Sialan! Apa-apaan semua ini? Bahkan aku lebih dibenci daripada rakyat jelata sialan itu?! Terlebih lagi....'
Tiba-tiba, salah seorang murid berdiri. Ia tak lain adalah Sophia Fairlock. Salah seorang bangsawan tingkat menengah yang cukup memihak pada Lucius.
"Kapten Marcus. Pada kenyataannya, di hari kejadian dimana Lucius menghilang, Edward memiliki pertikaian dengan Lucius. Itu dikarenakan Lucius hanya bergelar Baron yang didapat dari hasil membeli.
Saat itu, saya masih ingat jelas wajah Edward yang penuh amarah. Dan kalau tak salah, dia bilang ingin memberi pelajaran pada Lucius. Tentu saja dengan beberapa temannya." jelas Sophia panjang lebar.
Dengan pernyataan Sophia itu, seisi kelas segera membela Lucius.
"Itu benar kapten! Lucius selalu diganggu setiap harinya oleh Edward beserta komplotannya!"
"Saat itu aku melihat Edward dan teman-temannya membuntuti Lucius saat perjalanan pulang dari akademi!"
"Aaah! Benar juga! Bukankah dia terlihat mencurigakan saat itu?!"
Kini, seisi kelas benar-benar menyudutkan Edward. Terlebih lagi, kecurigaan sang kapten prajurit mulai semakin besar.
Karena itulah....
"Edward Goldencrest, dengan ini kami akan menangkap dirimu bersama dengan komplotanmu untuk diinterogasi."
Bersamaan dengan perintah kapten Markus, 6 prajurit yang berjaga diluar kelas mulai masuk. Mereka segera menangkap semua orang yang dicurigai itu.
"Sialan! Apa-apaan ini?! Kau berani dengan keluarga Goldencrest?!" teriak Edward kesal saat tangannya mulai diikat oleh prajurit kota.
"Siapapun dan apapun kau, hukum kota tetap harus ditegakkan. Bawa mereka!"
Dengan begitu, Edward dan teman-temannya kini dibawa oleh para prajurit menuju ke dalam tahanan untuk diinterogasi lebih lanjut.
'Lucius sialan.... Bahkan setelah kau mati sekalipun, kau masih merepotkan ku?!'
Kebencian Edward pada Lucius semakin menjadi-jadi. Tapi memangnya mau bagaimana? Membalaskan dendam pada orang yang telah mati?
Di tengah-tengah semua itu, Edward nampak tersenyum tipis.
'Lihat saja, aku akan bebas dari semua tuduhan ini. Sedangkan kau? Sudah mati.... Dan itu sudah jauh lebih dari cukup bagiku.' pikir Edward dalam hatinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
John Singgih
tambah songong aja si Edward nih
2023-07-13
0
ᬊ ℙ𝕌𝕋ℝ𝕀 𝔼𝕝𝕗᭄࿐
hohooo jadi awal konflik dan batu loncatan MC sepertinya si Edward ini
2023-06-14
1
Abed Nugi
gua suka chapter ini entah kenapa, meskipun tak ada banyak penjelasan, ada banyak observasi tentang dunia sekitar mc mulai dari universitas dan opini kawan-kawan sekelasnya.
Ratu Iblis dan mc juga entah kenapa tumbuh berkembang jadi hubungan yang lebih bagus, gua ekspetasi tinggi untuk hubungan ini.
2023-04-22
3