Chapter 12 - Pengajar

"Eh?! Jadi hal seperti itu terjadi padamu?!" tanya Alex panik setelah mendengar cerita dari Lucius.

"Begitulah. Aku harus berusaha keras untuk bertahan hidup disana." balas Lucius sambil merapikan kembali lengan bajunya.

Semua orang di kelas F ini melihat sebagian bekas luka yang ada di tubuh Lucius. Walaupun, semua itu bukan karena perbuatan Goblin. Melainkan perbuatan gurunya sendiri.

"Lucius.... Kasihan sekali. Ini untukmu, buku favorit ku." balas Emily sambil memberikan sebuah buku kecil. Tangan kanannya begitu kecil dan putih, karena jarang sekali beraktivitas di luar ruangan. Apalagi bergerak.

Hanya saja....

"Buahahaha! Lihat itu, Lucius! Bahkan Emily memintamu untuk belajar membuat boneka karena kau begitu lemah!" teriak Max sambil tertawa keras.

Itu benar. Karena buku yang diberikan oleh Emily, adalah sebuah buku mengenai cara membuat boneka yang cantik.

"Aah.... Terimakasih, tapi aku cukup menerima simpatimu saja."

"Kau serius? Tapi ini buku yang bagus." balas Emily dengan wajahnya yang begitu imut. Bukannya nampak seperti remaja berumur 16 tahun, wajah Emily masih nampak seperti anak-anak berumur 13 tahunan.

Oliver menyela pembicaraan mereka dengan topik yang berbeda.

"Meski begitu, Lucius. Kau tak perlu lagi khawatir karena Edward saat ini sedang dipenjara." ucapnya santai.

"Eh?"

Tentu saja Lucius terkejut atas berita itu. Sosok yang selalu membully dirinya, saat ini tengah dipenjara?

"Kenapa? Bagaimana bisa?" tanya Lucius kebingungan.

Emily, dengan wajah polosnya yang masih sibuk membaca buku mengenai cara memperbaiki boneka, menunjuk ke arah depan. Jari telunjuknya yang begitu mungil menunjuk ke arah sosok Sophia duduk.

"Hah.... Jangan bahas soal itu lagi, Oliver. Bagaimanapun, itu adalah pilihan Sophia sendiri." balas Alex sambil menggelengkan kepalanya.

Lucius hanya bisa menatap sosok Sophia dalam diam. Mungkin, di kelasnya yang sebelumnya, Sophia adalah satu-satunya sosok yang benar-benar berani berdiri untuk melindunginya.

Bahkan melawan sosok Edward Goldencrest itu sekalipun, Ia sama sekali tak ketakutan.

"Sophia, aku...."

Sebelum sempat menyelesaikan perkataannya, sosok pria tua mulai masuk ke kelas ini. Ia nampak berjalan sedikit membungkuk dan membawa beberapa buku di tangan kanannya.

"Selamat siang, murid-muridku. Mari kita lanjutkan pelajarannya." ucap pria tua itu dengan suara yang cukup lirih dan terpatah-patah.

"Ayolah, Pak Anderson. Ini masih pagi." balas Max dengan sikap santainya. Ia mengangkat kedua kakinya di atas meja sambil bersandar di kursi dengan kedua lengannya.

"Aaaah.... Iya kah? Ku pikir sudah sore...." balas pria tua itu.

Lucius akhirnya menyadari, bahwa salah satu fasilitas yang dimaksudkan dalam akademi ini, juga termasuk pengajar.

Dan di kelas yang terendah yaitu kelas F, tentu saja. Akan memperoleh pengajar biasa.

"Meskipun begitu, dia adalah pengajar yang baik. Jadi lumayan untuk kita yang berada di kelas terbawah ini." bisik Alex ke arah Lucius.

"Begitu kah?"

Dalam hati, tentu saja Lucius sedikit kurang puas. Ia berpikir bisa memperoleh pendidikan yang setidaknya sama seperti dulu ketika di kelas E.

Tapi ini? Ini bahkan jauh lebih buruk dari bayangannya. Lucius ragu, apakah dengan pengajar seperti ini Ia bisa terus berkembang menjadi lebih kuat.

Terlebih lagi mengingat permintaan terakhir dari Carmilla....

'Aaah, bukankah kau pikir lebih baik kita berlatih di goa itu dibanding diajar oleh kakek-kakek pikun ini?' ucap Carmilla dalam pikiran Lucius.

Memang ada benarnya. Dibanding menyia-nyiakan waktu di kelas seperti ini, lebih baik....

"Aaah, uuh.... Dimana kapurnya ya? Kurasa tadi ada di sini?"

"Pak Anderson, kapurnya ada di tangan kiri Bapak." balas Alex dengan ramah.

"Hahaha.... Benar juga. Kenapa aku bisa lupa? Eeh, jadi sekarang kita akan belajar mengenai.... Apa?" ucap pengajar tua itu kebingungan.

Rambutnya telah memutih. Begitu pula dengan kulitnya yang penuh keriput. Tak salah lagi, pengajar ini benar-benar sudah jauh melewatkan masa primanya.

"Buku Sihir Elemental, halaman 57, bagian formasi sihir elemen air tingkat rendah." ucap Sophia dengan cukup tegas.

"Benar.... Terimakasih, Sophia."

Dalam hati Lucius, Ia terus bertanya-tanya. Apakah memang ada artinya belajar pada kakek-kakek tua ini?

Tepat saat Lucius baru saja meragukannya....

"Formasi sihir air. Seperti formasi sihir pada umumnya, dibedakan menjadi 3 tingkat. Yaitu rendah, menengah, dan tinggi." ucap kakek-kakek tua itu sambil dengan mudahnya membentuk ketiga formasi sihir itu secara berurutan di ujung jari tangan kanannya.

Dari segitiga kebiruan kecil untuk sihir air tingkat rendah, hingga segienam biru tua dengan pola yang rumit untuk sihir air tingkat tinggi.

Semua itu terbentuk dalam sekejap di ujung jarinya. Membuat Lucius yang menyadarinya segera terkejut.

'Eeeh, kakek-kakek tua itu, menarik juga. Cukup jarang aku melihat manusia yang bisa memvisualisasikan formasi sihir secepat dirinya.' ucap Carmilla setelah melihat fenomena itu.

Dan apa yang dikatakan oleh Carmilla sama sekali tidak berlebihan. Bahkan Lucius yang telah belajar giat dibawah didikan Carmilla sekalipun, masih membutuhkan katalis untuk sihir tingkat menengah.

Sebuah katalis berupa kapur atau serbuk kristal untuk menggambar formasi sihir itu. Karena jika tidak menggunakan katalis, memvisualisasikannya saja akan memakan waktu beberapa menit.

Jika di tempat yang aman, itu bukanlah masalah. Tapi bagaimana jika di tengah pertarungan? Tentu menggambarnya secara langsung jauh lebih cepat.

Sedangkan kakek-kakek pikun ini....

"Sihir air sendiri termasuk elemen sihir yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan. Contohnya, di tempat yang agak lembab seperti kelas ini, akan mudah untuk menggunakannya." ucap pengajar tua bernama Anderson itu sambil menembakkan semburan air ke samping kelas.

Semburan air itu memang tak kuat, tapi itu menjadi poin penting dalam kelasnya hari ini.

"Sedangkan di tempat yang cukup kering, akan jauh lebih sulit." lanjutnya sambil menyemburkan sihir api ke arah yang sama seperti sebelumnya. Mengeringkan lingkungan di sekitarnya dari partikel-partikel air.

"Meski sulit dilihat, sihir airku sedikit melambat di tempat yang kering. Juga sedikit melemah." lanjut Anderson yang kini hanya mampu mengeluarkan semburan air yang kecil. Bahkan, aktivasi sihirnya juga sedikit lebih lama.

Lucius yang melihat semua ini segera tersenyum. Menyadari betapa luasnya dunia ini.

"Aaah, jadi begitu? Perbedaannya benar-benar kecil, tapi di situasi tertentu...." bisik Lucius pada dirinya sendiri. Ia mulai merasa dapat mempelajari banyak hal baru dari kakek-kakek pikun ini.

Hanya saja....

Selama pendidikan di kelas ini, Carmilla hanya terdiam. Tanpa sepatah kata pun yang keluar darinya setelah itu.

Selama pelatihannya di goa, Carmilla sama sekali tak mengajarkan mengenai berbagai teori seperti ini.

Fokus dari ajaran Carmilla saat itu hanya menjadikan dirinya kuat secara kemampuan fisik dan juga secara kemampuan sihir. Tak ada yang lain.

Apapun akan dilakukan Carmilla untuk menempuh dua tujuan itu. Termasuk membakar tubuh Lucius, ataupun memaksanya terluka parah.

Buktinya, Lucius saat ini benar-benar merasakan efek dari cincin sihir yang diberikan oleh Carmilla setelah melalui pelatihan neraka itu.

Begitu pula dengan tubuhnya yang sangat terlatih, mampu untuk pertarungan tangan kosong ketika kehabisan Mana, atau di situasi yang memaksanya bertarung tanpa sihir.

Tapi kenapa?

Kenapa tak pernah mengajarkan mengenai hal seperti ini padanya?

Mengenyahkan pemikiran tak berguna itu dari kepalanya, Lucius kembali fokus pada kelasnya. Menyerap sebanyak mungkin pengetahuan dari Anderson. Pengajar tua yang memiliki segudang pengalaman.

Terpopuler

Comments

Ade Putra

Ade Putra

kukira cupu ternyata suhu

2023-11-15

0

John Singgih

John Singgih

wah bisa2 salah kasih nilai dong kalau kayak gini

2023-08-23

0

Ogeg iraeinn

Ogeg iraeinn

sialan. wkwkwk

2023-05-22

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 - Kehidupan di Akademi
2 Chapter 2 - Sisi Gelap
3 Chapter 3 - Neraka
4 Chapter 4 - Permintaan
5 Chapter 5 - Awal Baru
6 Chapter 6 - Teriakan Hati
7 Chapter 7 - Kebenaran di balik Kabut
8 Chapter 8 - Pelatihan Iblis
9 Chapter 9 - Ujian
10 Chapter 10 - Pulang
11 Chapter 11 - Kembali ke Akademi
12 Chapter 12 - Pengajar
13 Chapter 13 - Masalah
14 Chapter 14 - Kekhawatiran
15 Chapter 15 - Arena
16 Chapter 16 - Realita
17 Chapter 17 - Dongeng
18 Chapter 18 - Kehangatan
19 Chapter 19 - Mana Flow
20 Chapter 20 - Pelajaran Tambahan
21 Ilustrasi Karakter + Trivia - Bagian 1
22 Chapter 21 - Guild
23 Chapter 22 - Perburuan
24 Chapter 23 - Lepasnya Belenggu
25 Chapter 24 - Kabar yang Tertinggal
26 Chapter 25 - Evaluasi
27 Chapter 26 - Alasan
28 Chapter 27 - Pertemuan tak Terduga
29 Chapter 28 - Besi dan Kayu
30 Chapter 29 - Rumor
31 Chapter 30 - Pekerjaan
32 Chapter 31 - Pertemuan
33 Chapter 32 - Jarak
34 Chapter 33 - Dunia Luar
35 Chapter 34 - Smithworks
36 Chapter 35 - Desain
37 Chapter 36 - Permintaan
38 Chapter 37 - Pekerjaan
39 Chapter 38 - Perpustakaan
40 Chapter 39 - Pelajaran
41 Chapter 40 - Sisi Lain
42 Chapter 41 - Kejanggalan
43 Chapter 42 - Quest
44 Chapter 43 - Jejak
45 Chapter 44 - Secercah Harapan
46 Chapter 45 - Bala Bantuan
47 Chapter 46 - Harapan
48 Chapter 47 - Kenyataan
49 Chapter 48 - Api Abadi
50 Chapter 48.5 - Dua Sisi
51 Chapter 49 - Penyesalan
52 Chapter 50 - Kembali ke Akademi
53 Chapter 51 - Clairvoyance
54 Chapter 52 - Latihan
55 Chapter 53 - Bandit
56 Chapter 54 - Tawaran
57 Chapter 55 - Konsekuensi
58 Chapter 56 - Batas
59 Chapter 57 - Kegelisahan
60 Chapter 58 - Dalang
61 Chapter 59 - Tantangan
62 Chapter 60 - Arcana
63 Chapter 61 - Taruhan
64 Chapter 62 - Hari H
65 Chapter 63 - Duel
66 Chapter 64 - Takdir
67 Chapter 65 - Tanah yang tak Dikenal
68 Chapter 66 - Perbedaan Kekuatan
69 Chapter 67 - Petunjuk
70 Chapter 68 - Harapan Kecil
71 Chapter 69 - Buah dari Kerja Keras
72 Chapter 70 - Waktu yang Berlalu
73 Chapter 71 - Iblis tak Sempurna
74 Chapter 72 - Bencana
75 Chapter 73 - Sisa
76 Chapter 74 - Pahlawan
77 Chapter 75 - Hasil Akhir
78 Chapter 76 - Reruntuhan
79 Chapter 77 - Perbatasan
80 Chapter 78 - Kebangkitan
81 Chapter 79 - Reuni
82 Chapter 80 - Latih Tanding
83 Chapter 81 - Awakening
84 Chapter 82 - Kekuatan Baru
85 Chapter 83 - Kembali ke Akademi
86 Chapter 84 - Tuduhan
87 Chapter 85 - Tekanan
88 Chapter 86 - Rumor
89 Chapter 87 - Tentara Bayaran
90 Chapter 88 - Kesempatan
91 Chapter 89 - Pertandingan
92 Chapter 90 - Dinding
93 Chapter 91 - Ramalan
94 Chapter 92 - Permintaan
95 Chapter 93 - Kedamaian
96 Chapter 94 - Ujian Tulis
97 Chapter 95 - Ujian Praktik
98 Chapter 96 - Quest
99 Chapter 97 - Ekspedisi
100 Chapter 98 - Tubrukan
101 Chapter 99 - Keseimbangan Dunia
102 Chapter 100 - Organisasi Misterius
Episodes

Updated 102 Episodes

1
Chapter 1 - Kehidupan di Akademi
2
Chapter 2 - Sisi Gelap
3
Chapter 3 - Neraka
4
Chapter 4 - Permintaan
5
Chapter 5 - Awal Baru
6
Chapter 6 - Teriakan Hati
7
Chapter 7 - Kebenaran di balik Kabut
8
Chapter 8 - Pelatihan Iblis
9
Chapter 9 - Ujian
10
Chapter 10 - Pulang
11
Chapter 11 - Kembali ke Akademi
12
Chapter 12 - Pengajar
13
Chapter 13 - Masalah
14
Chapter 14 - Kekhawatiran
15
Chapter 15 - Arena
16
Chapter 16 - Realita
17
Chapter 17 - Dongeng
18
Chapter 18 - Kehangatan
19
Chapter 19 - Mana Flow
20
Chapter 20 - Pelajaran Tambahan
21
Ilustrasi Karakter + Trivia - Bagian 1
22
Chapter 21 - Guild
23
Chapter 22 - Perburuan
24
Chapter 23 - Lepasnya Belenggu
25
Chapter 24 - Kabar yang Tertinggal
26
Chapter 25 - Evaluasi
27
Chapter 26 - Alasan
28
Chapter 27 - Pertemuan tak Terduga
29
Chapter 28 - Besi dan Kayu
30
Chapter 29 - Rumor
31
Chapter 30 - Pekerjaan
32
Chapter 31 - Pertemuan
33
Chapter 32 - Jarak
34
Chapter 33 - Dunia Luar
35
Chapter 34 - Smithworks
36
Chapter 35 - Desain
37
Chapter 36 - Permintaan
38
Chapter 37 - Pekerjaan
39
Chapter 38 - Perpustakaan
40
Chapter 39 - Pelajaran
41
Chapter 40 - Sisi Lain
42
Chapter 41 - Kejanggalan
43
Chapter 42 - Quest
44
Chapter 43 - Jejak
45
Chapter 44 - Secercah Harapan
46
Chapter 45 - Bala Bantuan
47
Chapter 46 - Harapan
48
Chapter 47 - Kenyataan
49
Chapter 48 - Api Abadi
50
Chapter 48.5 - Dua Sisi
51
Chapter 49 - Penyesalan
52
Chapter 50 - Kembali ke Akademi
53
Chapter 51 - Clairvoyance
54
Chapter 52 - Latihan
55
Chapter 53 - Bandit
56
Chapter 54 - Tawaran
57
Chapter 55 - Konsekuensi
58
Chapter 56 - Batas
59
Chapter 57 - Kegelisahan
60
Chapter 58 - Dalang
61
Chapter 59 - Tantangan
62
Chapter 60 - Arcana
63
Chapter 61 - Taruhan
64
Chapter 62 - Hari H
65
Chapter 63 - Duel
66
Chapter 64 - Takdir
67
Chapter 65 - Tanah yang tak Dikenal
68
Chapter 66 - Perbedaan Kekuatan
69
Chapter 67 - Petunjuk
70
Chapter 68 - Harapan Kecil
71
Chapter 69 - Buah dari Kerja Keras
72
Chapter 70 - Waktu yang Berlalu
73
Chapter 71 - Iblis tak Sempurna
74
Chapter 72 - Bencana
75
Chapter 73 - Sisa
76
Chapter 74 - Pahlawan
77
Chapter 75 - Hasil Akhir
78
Chapter 76 - Reruntuhan
79
Chapter 77 - Perbatasan
80
Chapter 78 - Kebangkitan
81
Chapter 79 - Reuni
82
Chapter 80 - Latih Tanding
83
Chapter 81 - Awakening
84
Chapter 82 - Kekuatan Baru
85
Chapter 83 - Kembali ke Akademi
86
Chapter 84 - Tuduhan
87
Chapter 85 - Tekanan
88
Chapter 86 - Rumor
89
Chapter 87 - Tentara Bayaran
90
Chapter 88 - Kesempatan
91
Chapter 89 - Pertandingan
92
Chapter 90 - Dinding
93
Chapter 91 - Ramalan
94
Chapter 92 - Permintaan
95
Chapter 93 - Kedamaian
96
Chapter 94 - Ujian Tulis
97
Chapter 95 - Ujian Praktik
98
Chapter 96 - Quest
99
Chapter 97 - Ekspedisi
100
Chapter 98 - Tubrukan
101
Chapter 99 - Keseimbangan Dunia
102
Chapter 100 - Organisasi Misterius

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!