Episode 19

Hari minggu berikutnya Naila mengajak Erni pergi ke sebuah mall untuk mengisi hari libur Erni. Mereka mencoba beberapa pakaian yang terpajang di sana dengan sangat senang. Namun, ketika Erni hendak mengambil pakaian yang harganya lumayan tinggi, petugas yang menjaga pakaian tersebut menepis tangan Erni.

"Kamu jangan coba-coba pegang pakaian ini. Ini sangat mahal, memangnya kalau rusak kamu mampu bayar?" ujar Petugas tersebut kepada Erni dengan mata melotot.

Erni yang ketakutan langsung meminta maaf kepada petugas tersebut.

"Pakaian-pakaian di sini mahal-mahal, kamu gak akan mampu beli. Lebih baik kamu coba yang di sebelah sana saja di sana harganya lebih murah, kalaupun bajunya kotor kamu mampu bayar!" kata Petugas tersebut sambil menunjuk ke arah Naila yang berada di dekat sana.

'Dasar orang miskin, penampilannya saja seperti itu masih berani datang ke mall mewah ini,' batin petugas tersebut.

"Tapi bukannya pakaian-pakaian di sini memang di perbolehkan untuk di coba semua ya? dan saya lihat yang lain pada nyoba kok," ucap Erni dengan polos.

"Kamu lihatlah penampilan mereka, sangat berbeda dengan penampilan kamu bukan?" sahut petugas tersebut dengan nada angkuh.

Naila yang dari tadi memperhatikan temannya bertengkar langsung menghampiri Erni dan petugas itu.

"Ada apa ya Mbak? kenapa Mbak marah-marah dengan teman saya?" tanya Naila yang berusaha menahan amarahnya yang sejak tadi dia pendam.

"Oh ini temannya Mbak ya? dapat darimana sih Mbak teman miskin seperti ini?" tanya Petugas.

Petugas tersebut memiliki tempramen yang buruk, dia melayani pelanggan sesuai penampilannya. Jika pelanggan tersebut memiliki penampilan seperti orang kaya maka dia akan melayaninya dengan sepenuh hati. Namun jika penampilannya seperti orang tak mampu dia akan memperlakukannya seperti Erni.

"Mbak kenapa bicara seperti itu dengan teman saya? dari tadi saya dengar loh Mbak ngomong apa sama dia. Mbak sudah bosan bekerja di sini ya?" tanya Naila dengan serius.

Wajahnya mulai memerah, dia berusaha menahan amarah yang meledak-ledak dalam dirinya.

"Memang benar yang saya katakan, jika pakaian mahal ini di coba oleh dia bahkan di pegang dengan tangannya saja akan membuat kotor. Ya saya takut saja kalau dia tidak bisa ganti rugi," ucap Petugas tersebut mencari alasan.

Melihat perilaku wanita yang tak tahu malu itu, Naila segera menelepon seseorang yang mampu memecat wanita itu langsung.

"Kamu tunggu saja, sebentar lagi kamu akan di pecat. Mall ini tidak membutuhkan karyawan yang sifatnya seperti kamu," ucap Naila.

Namun wanita tersebut tertawa lepas, dia menganggap omongan Naila hanya omong kosong yang di gunakan untuk menakut-nakutinya saja.

"Hei anak muda, lebih baik kamu fokus sekolah jangan membual terus. Kamu pikir saya anak umur 5 tahun?" ucap Wanita tersebut dengan angkuh.

Naila hanya tersenyum sinis, dia menantikan wanita tersebut mendapatkan nasib buruknya. Dan tak lama kemudian, wanita tersebut menerima sebuah telepon dari managernya yang membuat wanita tersebut menatap Naila dengan tatapan terkejut.

"Ka...kamu siapa sebenarnya?" tanya Wanita tersebut dengan gugup.

"Aku ya? Aku anak dari pemilik mall ini! kamu mau apa?" ucap Naila.

Kini giliran Naila yang bersikap sombong di hadapan wanita tersebut.

Setelah memberi pelajaran kepada wanita tersebut Naila dan Erni kembali melanjutkan shoping nya.

"Makasih ya Naila. Tapi aku tidak tahu sebelumnya kalau mall yang cukup terkenal ini milik Ayahmu," kata Erni yang juga terkejut.

"Kamu tahu sendiri Ayahku selain mengembangkan bisnis kecantikan juga bisnis pakaian. Ayahku orangnya pekerja keras, dia bilang tidak mau berpatokan pada satu bisnis saja karena jika yang satunya gagal maka usai sudah bisnisnya!" ucap Naila.

"Ayahmu hebat ya Nai," puji Erni.

Sepulang dari Mall, Naila minta izin kepada Erni untuk ke toilet. Erni menunggunya di dalam mobil.

Saat Naila keluar dari pintu toilet wanita, seorang pria datang dari belakang dan memberinya bius kepadanya. Wajahnya di tutupi dengan topeng sehingga saat Naila masih sadar dia tidak dapat mengenalinya.

"Rasain kamu Naila! mulai hari ini aku pastikan hidupmu tidak akan sengsara seperti ini," ucap pria tersebut.

Pria tersebut membawa Naila ke sebuah hotel dan menuju kamar 306. Di sana seorang pria sudah menunggunya dengan nafsu birahinya.

"Sesuai perjanjian saya menyerahkan wanita cantik ini dan anda juga harus menepati janji Anda!" ucap pria tersebut.

"Ambil!" kata Pria tua tersebut memberikan cek seharga 3 miliar.

"Jangan lupa ambil gambar yang banyak ya Bos," ucap pria tersebut.

Setelah menerima uang pria yang menculik Naila pergi membiarkan bos bersenang-senang dengan Naila.

Namun, saat pria tua beraksi Naila tiba-tiba membuka matanya dan langsung tanpa sadar menendang alat vital milik pria tersebut.

"Argh! dasar wanita kurang ajar!" teriak pria tua itu sambil menahan rasa sakit.

"Ma-maaf! kamu siapa?" tanya Naila ketakutan.

Pria tua itu bangkit kembali dan langsung menerkam Naila yang masih duduk di atas ranjang.

"Aku adalah orang yang telah membeli kamu senilai 3M!" ucap pria tua itu.

Naila dengan sekuat tenaga mendorong pria tersebut. Meskipun telah meronta-ronta dan menolak sentuhan dari pria tua mes*m itu namun belum juga bisa lepas. Tenaga pria itu cukup kuat untuk menahan Naila di atas ranjangnya.

"Biarkan aku menikmati barang yang aku beli, terlihat sangat cantik di luar namun belum tahu apakah isinya juga bagus?"

"Pergi kamu!" dengan menggunakan tenaga yang tersisa Naila mampu mendorong pria tersebut dan terguling di sampingnya.

Naila langsung melarikan diri dari pria tua itu, namun karena tenaganya tersisa sedikit dia di tangkap kembali saat hendak membuka pintu kamarnya.

"Mau lari kemana kamu Hah?" ucap pria tersebut memeluk Naila dari belakang lalu menyeretnya ke ranjang.

"Tolong jangan sakiti saya. Saya akan kasih kamu uang berapapun yang kamu mau," ucap Naila dengan ketakutan.

"Saya tidak memerlukan uang mu, saya hanya perlu kamu menemani saya untuk melampiaskan hasrat saya!"

Mendengar pria tersebut mengeluarkan kata-kata yang menjijikkan, Naila semakin meronta-ronta.

"Diam atau saya pukul kamu hingga tak sadarkan diri?" bentak pria tersebut.

'Aku tidak boleh pingsan lagi, aku harus tetap sadar agar pria tua ini tidak macam-macam denganku!' batin Naila.

Pria tua itu semakin menjadi-jadi, tangannya mulai beraksi untuk mendapatkan kenikmatan yang dia inginkan.

Namun belum sempat dia merobek sehelai kain pun, suara dobrakan pintu terdengar dari belakang.

Pria tersebut memalingkan wajahnya ke arah pintu. Terlihat beberapa pria dengan pakaian yang rapi yang berwarna hitam datang bersama pria yang tatapan matanya cukup mengerikan.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!