Episode 18

Tasya terkejut, dia lupa memperkenalkan dirinya sebelum menyapa Naila.

"Ah kenalin Aku Tasya dari jurusan seni. Aku tahu kamu saat Vania membuat postingan tentang kamu. Terlebih lagi kamu sampai di demo oleh beberapa mahasiswa karena postingan tersebut," ucap Tasya.

Tasya sengaja memancing amarah Naila sekaligus membuat Naila teringat dengan masa-masa kelamnya yang di alami oleh Naila.

"Oh waktu itu mereka hanya salah paham saja terhadapku. Orang-orang yang malas mencari informasi yang benar dan terjerumus dengan berita palsu yang tersebar di sosmed!" balas Naila.

'Meskipun ini belum pernah terjadi di kehidupan yang sebelumnya, akan tetapi aku tahu niat wanita ini!' batin Naila.

"Benarkah? tapi kamu juga jangan terlalu menyalahkan Vania. Vania membuat postingan yang seperti itu karena sayang dengan Angkasa. Lagipula Angkasa memutuskan hubungan dengan Vania setelah bertemu denganmu. Wajar saja Vania mencurigai hubungan kalian," ucap Tasya yang tak mau kalah.

'Tasya sepertinya ingin mencari masalah. Tapi ini tidak mungkin kemauannya sendiri, pasti Vania yang memberikan perintah,' batin Angkasa.

Tasya tak sadar bahwa dirinya telah membuat kedua orang yang ada di depannya menaruh curiga.

"Bagiku itu bukan rasa sayang yang di miliki Vania terhadap Angkasa. Melainkan terlalu berobsesi untuk memiliki Angkasa kemudian mengikatnya untuk terus berada di sisinya, dengan kata lain Angkasa di anggap sebagai barang," ucap Naila dengan tenang.

"Bagaimana mungkin? Vania memang benar sayang dengan Angkasa dia tidak mungkin menyamakan Angkasa dengan barang," ucap Tasya dengan panik.

"Lalu, untuk apa kamu datang kemari? ini pasti kemauan Vania bukan?" tanya Naila yang semakin membuat Tasya panik.

"Aku... Aku hanya ingin berkenalan denganmu saja. Lagipula kamu cukup terkenal di kampus dan memiliki banyak followers di akun sosmednya. Aku hanya ingin mengenalmu lebih jauh," ucap Tasya mencari seribu alasan dengan gugup.

'Ternyata cukup sulit untuk membuatnya menyerah,' batin Naila.

"Ehm! sepertinya kamu datang kemari dengan tujuan yang tidak sederhana. Apa jangan-jangan,,,"

Angkasa sengaja menggantung kalimatnya agar Tasya segera pergi dari hadapannya. Dia tidak mau Naila berdebat lagu dengan orang yang tidak berguna seperti Tasya.

'Gawat! apa Angkasa juga menyadari hal ini?' batin Tasya.

"Eh tiba-tiba aku ada urusan mendadak, aku pergi duluan ya!" ucap Tasya lalu pergi dengan terburu-buru.

Setelah Tasya pergi, Naila dan Angkasa tertawa secara bersamaan. Mereka sama-sama tahu maksud dan tujuan Tasya yang tiba-tiba datang menemui mereka.

"Kamu hebat, sekali bicara langsung bisa mengusir orang. Kamu pakai jurus apa tadi?" tanya Naila dengan maksud bercanda.

"Tentu saja itu rahasia, kalau mau di ajari kamu harus menjadi pacarku dulu!" ucap Angkasa.

Naila terkejut sejenak, namun dia menanggap hal tersebut sebagai candaan.

"Mungkin kalau aku pacaran sama kamu, aku akan di labrak untuk kedua kalinya!" ucap Naila.

"Aku bisa menyingkirkan itu semua," ucap Angkasa dengan serius.

Namun Naila menganggap itu sebagai gurauan saja, dia mengalihkan topik pembicaraan kembali.

"Emm... kamu tahu gak tentang pria misterius itu? katanya sedang ramai di bicarakan di kampus!" tanya Naila.

"Tahu. Bukannya dia yang klarifikasi hubungan kita ya?"

"Ya! menurutmu dia benar masih kuliah di sini? atau cuma alumni?" tanya Naila kembali.

"Mungkin saja masih kuliah, namun selama ini tidak ada orang yang bisa di curigai di kelas seni kan?"'

Angkasa dan Naila terus beradu pendapat karena Naila sangat penasaran dengan wajah pria misterius tersebut.

Hingga Erni datang menemui Naila dan Angkasa.

"Kelihatannya lagi ngobrol serius, apa aku ganggu?" tanya Erni yang tiba-tiba datang.

"Gak kok. Kita sedang bahas pria misterius itu," sahut Naila.

Erni pun duduk di samping Naila, kini posisi Naila berada di antara Erni dan Angkasa.

"Oh pria itu, bukannya dia sudah membantu kamu dua kali untuk klarifikasi? Kamu harus berterimakasih dengan dia Nai," ucap Erni.

"Tapi ngomongin dia hatiku jadi berdebar-debar. Dia gentleman sekali, bahkan berani menanggung masalah kamu. Tidak seperti pria yang duduk di samping kamu itu," sindir Erni kepada Angkasa.

"Aku juga mau klarifikasi tapi sudah keduluan sama pria misterius itu," ucap Angkasa.

'Kalau saja lo tahu pria misterius yang lo maksud yang lo gemari itu adalah gue, mampus lo' batin Angkasa.

"Harusnya lo gerak cepat, kalau gue jadi Naila mungkin lo sudah gue tuntut berkali-kali. Untung saja Naila baik orangnya," kata Erni dengan nada kesalnya.

Naila menghentikan pertengkaran yang di sebabkan oleh Erni. Dia meminta agar Erni tidak memperpanjang lagi masalah yang sudah lewat itu.

Sedangkan di lain tempat, Tasya yang telah gagal melaksanakan rencana pertamanya kini kembali berfikir keras. Tasya tidak mau uang yang sudah ada di tangannya di tari kembali oleh Vania karena rencananya gagal.

"Aku harus melakukan sesuatu," gumam Tasya sambil berfikir.

Setelah lama berfikir keras Tasya akhirnya memiliki ide baru.

Beberapa saat kemudian...

"Kenalin, gue Tasya. Nama lo Fernando kan?"

"Lo ngapain cari gue? ada urusan apa?" tanya Fernando dengan nada acuh tak acuh.

Fernando tidak tahu tujuan Tasya mengajaknya bertemu di sebuah kafe dekat kampusnya.

"Gue mau ajak lo kerjasama, dan gue yakin lo pasti tertarik dengan kerjasama yang gue tawarkan," ucap Tasya dengan rasa penuh percaya diri.

"Jangan basa-basi lagi, langsung saja to the lo!" kata Fernando yang semakin cuek dengan Tasya.

Bagaimana Mungkin dia masih bisa semangat, bahkan sampai sekarang dia belum bisa melupakan Safira. Namun meski begitu Fernando tidak berani menemui Safira, dia tidak ingin Safira terganggu olehnya

"Iya, Iya! Gak sabaran banget sih!" gerutu Tasya.

"Gue tahu lo mantan Naila dan sekarang lo pasti gak suka kan sama Naila?" tanya Tasya kembali dengan basa-basi nya.

Fernando yang telah kehabisan kesabaran langsung bangkit dari tempat duduknya dengan tas yang sudah berada di punggung.

"Mau kemana? gue belum selesai bicara!" ucap Tasya yang dengan cepat menangkap pergelangan tangan Fernando.

"Lo terlalu berbelit-belit dan juga gue gak suka dengan sesuatu yang berhubungan dengan Naila," ucap Fernando kesal.

"Tapi emangnya lo gak mau hancurkan hidupnya Naila? Dia sekarang bahagia, ketawa-ketawa dengan Angkasa. Apa lo gak cemburu? lo terima dia bisa bahagia dengan pria lain sedangkan lo di sini masih terpuruk?" kata Tasya dengan nada tinggi.

Mendengar hal itu, Fernando kembali duduk di kursinya. Bukan karena dia cemburu melainkan dia benci Naila. Karena dia hubungannya dengan Safira menjadi hancur.

"Nah gitu dong, duduk dulu santai. Gue sudah capek-capek cari lo ke sana kemari!" ucap Tasya ketika melihat Fernando kembali ke tempatnya.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!