Melihat pertengkaran yang sudah terbiasa terjadi, Hendra yang merupakan Kakak laki-laki sekaligus tertua langsung melerai pertengkaran tersebut.
"Sudah-sudah, kamu Ani sebagai Kakak harusnya tidak pantas berbicara seperti itu. Ambilkan obat dan kamu langsung obati Safira!" ucap kakak pertama Safira yang bernama Hendra.
"Apa sih suruh-suruh! Kenapa bukan Kakak saja yang obati, aku mana sudi sentuh kulitnya yang penuh kuman itu!" kata Ani dengan nada angkuh.
"Tidak mungkin aku yang mengobatinya, lukanya itu berada di punggungnya Safira. Kalau Safira laki-laki aku yang akan mengobatinya," ucap Hendra dengan marah.
"Kamu jangan membangkang lagi, cepat ambilkan obat dan obati Safira!" ucap Hendra.
Ani tidak lagi melawan perintah Kakaknya, dia terus menggerutu sepanjang jalan saat mengambil kotak obat di sudut ruangan.
"Jelas-jelas ada Ibu, kenapa harus aku yang obati!" gerutu Ani saat kembali mengambil kotak obat.
"Kamu bicara apa?" tanya Hendra yang masih berada di samping Ani.
"Udah biar aku sendiri saja. Kak Ani kembali saja," ucap Safira yang sudah malas dengan Kakak perempuannya.
"Kamu gak akan bisa Safira, biar Kak Ani saja yang obati!" ucap Hendra.
"Kalau gitu Kak Hendra saja yang obati, aku gak mau Kak Ani yang obati. Bisa-bisa tambah sakit," ucap Safira.
Hendra terkejut mendengar hal itu, bagaimana bisa seorang laki-laki mengobatinya. Walaupun luka di punggung juga pasti akan kelihatan bagian atasnya.
Ani yang sudah tidak peduli dengan keadaan adiknya langsung pergi ke kamarnya daripada adiknya berubah pikiran.
"Kak Hendra balik badan dulu, aku mau siapin diri aku dulu!" ucap Safira.
Hendra menuruti perkataan adiknya, dia membalikkan badannya.
"Sudah Kak!" ucap Safira.
Safira berbaring tanpa menggunakan pakaian dalam namun masih bisa menutupi auratnya. Hendra mulai mengobati luka memar yang ada di punggung Safira. Tentu saja hanya ada rasa malu di dalam diri Hendra karena baginya tidak baik seorang Kakak melihat hal yang tidak seharusnya.
"Sudah, kamu pakai kembali pakaianmu. Kakak mau cuci tangan dulu!" kata Hendra.
Setelah Hendra pergi, Safira memakai pakaiannya lalu kembali ke kamar untuk mengganti pakaian. Setelah siap dia berbaring di kamarnya dengan pintu kamar yang terkunci. Safira tidak ingin ayahnya tiba-tiba masuk dan memukulnya kembali.
"Ini semua salah Naila!" ucap Safira mengepalkan tangannya.
"Kenapa dia hidup bahagia walaupun tanpa Ibu dan saudara? sedangkan aku hidup dengan sengsara meskipun anggota keluargaku masih utuh!" kata Safira lagi sambil menangis.
Sungguh mengenaskan bagi Safira, hidupnya yang begitu sengsara tidak ada yang mengetahuinya. Kehidupan Naila yang sangat bahagia membuat Safira iri dan membencinya.
...***...
Keesokan harinya....
Vania masih menunggu langkah yang akan di lakukan oleh Angkasa. Dia belum mendapat efek jera sedikitpun dari Angkasa. Apa mungkin dia takut? pikirnya.
"Kamu putus sama Angkasa Vania?" tanya sahabatnya yang bernama Tasya.
"Iya! gara-gara cewek itu. Angkasa pasti sudah tertarik dengan wanita itu!"
"Maksud mu Naila?" tanya Tasya memastikan.
Vania menjawabnya dengan anggukan kepala lalu berkata, "tapi aku masih menunggu, apa yang akan di lakukan Angkasa kalau aku tidak menghapus. Sampai saat ini belum ada tindakan apa-apa dari dia,".
"Mungkin dia masih cinta sama kamu Van!"
"Pasti itu. Bagaimana mungkin seorang pria bisa menolak kharismanya Vania gitu loh!" ucap Vania angkuh.
Beberapa menit setelah berbicara begitu sombongnya, teman satu kelasnya mulai berbisik satu sama lain. Itu membuat Vania dan Tasya menjadi penasaran.
"Ada apa woy? kenapa heboh gitu?" tanya Tasya menghampiri salah satu teman kelasnya.
"Kamu follow gak akun mahasiswa misterius itu yang setiap hari posting lukisan yang menakjubkan itu!"
"Iya, ada apa emang? dia posting lukisannya lagi? atau menunjukkan fotonya?" tanya Tasya penasaran.
"Bukan, ada yang lebih menggemparkan. Coba saja cek sendiri, ribet jelasinnya!" ucap temannya yang membuat Tasya kesal.
Tasya kembali duduk di samping Vania, lalu membuka akun sosmed nya dan melihat postingan pria misterius yang baru saja di bicarakan.
Tasya sangat terkejut karena postingannya menyangkut tentang Vania dan Angkasa. Di sana tertulis bahwa dia tahu bagaimana putusnya hubungan Angkasa dengan Vania. Yang jelas itu bukan kesalahan dari Naila.
Dia juga meminta untuk para fans-nya yang penasaran dengan kisah selanjutnya untuk meninggalkan komentar di kolom komentarnya.
Seketika melihat hal itu Vania menjadi sangat panik. Seluruh teman sekelasnya saat ini sedang bertanya-tanya.
"Van, sebentar lagi kamu mungkin akan di serang dengan beberapa pertanyaan karena postingan ini," ucap Tasya.
"Gimana dong. Mana followers dia lebih banyak lagi. Bisa-bisa aku di hujat," kata Vania meminta solusi kepada sahabatnya.
"Mending kamu akui saja yang sebenarnya daripada di serang tiba-tiba!" kata Tasya memberikan saran yang menurutnya sudah cukup baik.
"G*la kali. itu sama saja aku b*nuh diri. Kalau aku klarifikasi mereka akan anggap aku pembohong dan citra kebaikan aku akan hilang di mata mereka. Aku gak mau followers aku berkurang!" kata Vania.
"Tapi aku penasaran, bagaimana dia bisa tahu ya maslaah percintaan kamu sama Angkasa? apa mungkin ini Angkasa?" Tasya mulai curiga dengan sosok pria yang sangat misterius dari 2 bulan yang lalu.
Akun pria ini tiba-tiba menjadi viral setelah dia memposting beberapa karya yang sangat menakjubkan. Seluruh mahasiswa di gemparkan dan semuanya memfollow pria misterius ini.
Di sebut pria misterius karena dia tidak pernah menampakkan foto dirinya sendiri. Meskipun banyak fans-nya yang meminta posting foto dirinya tetapi pria tersebut selalu menolak. Pria misterius itu hanya memberikan klu bahwa dia merupakan mahasiswa dari kampus yang sama dengan mereka. Dan mengambil jurusan seni.
Para mahasiswa tidak dapat menemukan pria tersebut dan tidak ada yang bisa di curigai. Karena pria yang mengambil jurusan seni hanya sedikit dan orang yang sedikit itu sangat tidak memungkinkan bagi mereka untuk membuat karya seni yang sangat bagus.
"Tidak mungkin! Angkasa sama sekali tidak bisa melukis dan juga dia mengambil jurusan komputer, mana mungkin jurusan komputer bisa nyambung dengan seni?" ucap Vania.
"Benar juga sih. Tapi aku masih penasaran juga dengan pria misterius itu. Ingin sekali aku melihat wajahnya, itu pasti pria tampan!" kata Tasya sambil membayangkan wajah tampan yang di miliki pria misterius itu.
Namun Vania tidak setuju dengan pendapat Tasya dia berkata ,"itu pasti pria jelek. Kalau dia tampan mungkin dia akan posting fotonya sendiri sebagai foto profil. Pria itu pasti tidak percaya diri untuk mengunggah fotonya sendiri ke akun sosmed nya!".
"Benar juga sih," kata Tasya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments