Episode 10

Saat di dalam kelas, Naila yang sedang memikirkan pekerjaan yang baik untuk sahabatnya di kejutkan oleh sahabatnya itu.

"Ada apa Erni?" tanya Naila menolehkan wajahnya ke arah Erni.

"Kamu lihat deh aplikasi sekolah, ada berita lagi tentang kamu dan Angkasa!" ucap Erni dengan raut wajah yang pucat.

Naila buru-buru mengambil handphonenya dan melihat berita terbaru di grup kampus.

"Naila Pratista di lindungi kembali oleh Angkasa dari seorang pria yang di anggap mantan pacarnya Naila. Pria tersebut di duga masih mengejar Naila dan mengajak balikan dan bahkan hampir melakukan hal yang tak senonoh di kampus. Di ketahui Naila Pratista dan Angkasa putus di hari yang sama, apakah mereka benar memiliki hubungan?"

Naila terkejut setelah membaca berita di layar handphonenya. Fotonya di ambil saat dia sedang mengantar Angkasa ke UKS kampus.

"Yang benar saja berita ini. Siapa sih pelakunya? sebar berita seperti ini di grup kampus?" tanya Naila dengan kesal.

Berita sebelumnya yang di buat oleh Vania saja belum usai, dan sekarang Naila sudah menerima berita baru tentangnya.

"Mungkin orang yang iri sama kamu Nai, soalnya dia pakai akun palsu!" ujar Erni.

Naila hanya diam, dia belum pernah menemukan masalah yang serumit ini sebelumnya.

"Udah Nai, jangan di pikirin lagi. Lagipula mereka hanya iri dan menyebabkan berita buruk untuk kamu, ini tidak akan berhenti begitu saja jika mereka masih memiliki rasa iri terhadap kamu!" kata Erni menenangkan sahabatnya.

"Iya Er, tapi kalau ini terus-terusan di biarkan mereka akan semakin mempercayai berita-berita tersebut. Aku harus bertindak sekarang juga!" ucap Naila yang sudah berdiri dari tempat duduknya.

"Kamu mau kemana?" tanya Erni ketika Naila baru saja melangkahkan kakinya.

"Menemui Angkasa!" sahut Naila singkat.

Erni mengikuti langkah kaki Naila, dia tidak ingin membiarkan sahabatnya menghadapi masalahnya sendirian.

"Angkasa!" seru Naila ketika melihat Angkasa sedang berjalan di lorong sekolah.

Pria tinggi dengan tubuh yang kekar tersebut menoleh ke belakang saat namanya di panggil.

"Angkasa, apa kamu sudah baca berita pagi ini di grup kampus?" tanya Naila.

"Sudah, ada apa?" tanya Angkasa santai.

"Kita harus klarifikasi Angkasa agar semua orang tidak salah paham sama kita!" ucap Naila.

Namun Angkasa menolak, dia tidak mau repot-repot mengurus masalah yang tidak terlalu penting itu.

"Kamu tidak peduli tapi aku peduli Angkasa. Aku tidak mau di cap sebagai pelakor dalam hubungan kamu sama Viana!" kata Naila.

"Ya udah kamu saja yang klarifikasi sendirian!" ucap Angkasa.

"Mereka gak akan percaya kalau aku klarifikasi sendiri. Kamu harus ikut pokoknya!" ucap Naila bersikeras memaksa Angkasa untuk membuat video klarifikasi bersamanya.

Angkasa dengan enggan menjawab ,"biar aku saja yang urus, kamu diam saja jangan melakukan apa-apa. Lagipula terakhir kali kamu bilang kalau kita berpapasan sekalipun tidak perlu saling sapa kan?".

Angkasa pergi begitu saja setelah mengatakan hal tersebut. Dia tidak peduli dengan rasa khawatirnya Naila karena dia percaya dirinya mampu menyelesaikan masalah itu sendirian.

"Percuma juga kamu bicara sama dia Nai, lebih baik kamu sendiri yang bertindak daripada harus mengandalkan Angkasa!" kata Erni memberikan saran kepada temannya.

Melihat tingkah Angkasa yang seperti itu, Erni tidak percaya lagi kalau Angkasa pria yang bisa di andalkan.

Dengan wajah lesunya Naila kembali ke kelas, sepanjang jalan dia selalu mendengar bisikan-bisikan mahasiswa lain tentang dirinya.

...****...

1 Jam kemudian....

"Kenapa setiap Naila memiliki masalah akun pria misterius ini selalu klarifikasi ya? apa ada hubungannya dengan Naila?" tanya salah satu teman sekelas Naila dengan yang lainnya.

"Iya, bahkan yang sekarang lebih sadis lagi. Dia bahkan rela kehilangan followersnya jika berita ini masih menyebar!"

Naila dan Erni yang mendengar bisikan-bisikan dari mereka langsung membuka handphone mereka masing-masing.

"Apa ini?" tanya Naila ketika melihat postingan pria misterius tersebut.

"Bahkan jika kalian fans saya masih membicarakan Naila dengan Angkasa saya akan blokir kalian. Saya akan terus mengawasi kalian di kampus!"

Erni membelalakkan matanya setelah membaca status pria misterius tersebut.

"Naila, kamu sepertinya memiliki penggemar yang misterius deh. Apa mungkin pria misterius menyukaimu?" tanya Erni pada sahabatnya itu.

Naila hanya tertawa kecil saat mendengar ucapan Erni yang menurutnya tidak masuk akal. Baginya bagaimana mungkin pria sehebat itu bisa suka dengannya.

"Buktinya, pria misterius ini sudah dua kali membuat postingan tentang kamu dan angkasa. Bahkan membantu kalian mengklarifikasi, dia lebih bisa di andalkan daripada Angkasa!" ucap Erni dengan wajah kesal saat mengingat wajah Angkasa.

'Tunggu! Tadi Angkasa akan menyelesaikannya sendiri, apa mungkin...,'

"Erni aku pergi dulu ya, ada hal penting yang mendadak. Kamu pulang saja duluan," ucap Naila.

"Hati-hati!" seru Erni.

Dengan langkah tergesa-gesa, Naila mencari Angkasa ke kelasnya. Namun kelas sudah sepi, semua orang sudah keluar tinggal satu siswa saja yang baru keluar dari kelas.

Naila pun mencegat siswa tersebut dan menanyakan keberadaan Angkasa.

"Angkasa sudah dari tadi pulang. Kelas kami sudah berakhir 1 jam yang lalu," ucap siswa tersebut.

"Oh iya terimakasih ya Kak!" ucap Naila.

Naila berjalan pelan sambil memikirkan pria misterius tersebut.

'Memang pantas di sebut pria misterius, dia pintar sekali menyamar!' batin Naila.

Naila baru saja teringat tentang pekerjaan Erni. Naila kembali ke kelas dengan langkah yang terburu-buru berharap Erni masih ada dalam kelas.

"Ada apa Nai?" tanya Erni yang hampir bertabrakan di depan pintu kelas dengan Naila.

Naila berusaha mengatur nafasnya setelahnya baru berbicara kembali dengan Erni.

"Untung saja kamu masih di sini, aku cuma mau nawarin kamu pekerjaan!" kata Naila dengan nafas yang masih tersengal-sengal.

"Kita bicara sambil jalan saja. Pekerjaan apa yang kamu tawarkan?" tanya Erni sambil mengajak Naila berjalan di sampingnya.

"Kamu kan pintar, kenapa kamu tidak menjadi guru les saja?"

"Mana mungkin aku bisa menjadi guru les. Mereka mungkin sudah profesional dan mengeluarkan banyak uang untuk biayanya. Aku tidak pantas menjadi guru les," kata Erni menolak.

"Tapi kamu lebih pintar dari aku dan teman-teman lainnya. Kalau mau kamu jadi guru les aku, tapi kamu jangan ketawa-in aku," ujar Naila yang sedikit malu.

"Kamu tidak perlu bayar aku kalau mau aku ajarin. Kita kan sahabat," ucap Erni yang masih menolak tawaran Naila.

"Gak bisa gitu Er, kamu sudah susah-susah ajarin aku masa iya aku gak bayar. Lagipula aku orangnya susah di ajari pasti kamu akan capek ajari aku. Tolong ya Erni," pinta Naila.

"Duh gimana ya, aku gak enak sama kamu kalau aku di bayar. Padahal aku bisa aja ajari kamu secara gratis!"

Melihat Erni tetap menolak akhirnya Naila mengutarakan maksudnya. Dia ingin menolong masalah perekonomian Erni dengan cara yang lebih baik.

"Nah dengan begitu kita bisa impas Erni. Kamu jual jasa aku bayar jasa kan sepadan. Tapi kamu harus berhenti dari pekerjaanmu sebelumnya, aku kasih gaji kamu dua kali lipat!" kata Naila membuat kesepakatan.

"Terimakasih Naila, kalau seperti itu aku tidak mungkin menolak. Jadi kapan aku jadi guru les kamu?" tanya Erni bersemangat.

"Mulai besok juga boleh, aku bayar kamu setengah dulu ya jaga-jaga untuk bayar pakaian adik kamu!" kata Naila.

"Iya Naila, makasih banyak ya Naila. Aku tidak tahu harus bicara apa lagi untuk berterimakasih sama kamu!" kata Erni bersungguh-sungguh.

Erni sangat bersyukur berteman dengan orang yang sebaik Naila. Sifat buruk Naila sudah berakhir ketika dia memberanikan diri untuk berkenalan dengan Naila.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!