Episode 2

Naila duduk termenung di dalam kelas. Dia masih memikirkan reinkarnasi yang terjadi dengan dirinya.

'Aku masih tidak menyangka kalau aku dapat terlahir kembali setelah di khianati oleh kedua orang itu. Ini tahun 2018 yang artinya aku terlahir kembali satu tahun yang lalu,' pikir Naila.

'Sepertinya aku harus memperbaiki hubunganku dengan teman-teman sekelas,' batin Naila.

"Tumben dia melamun pagi-pagi, biasanya juga selalu nempel sama Fernando," bisik salah satu teman sekelasnya.

"Mungkin sedang bertengkar," sahut yang lainnya.

Naila ingat di kehidupan yang lalu dia sudah terbiasa mendengar perkataan yang seperti ini. Tetapi dia tidak peduli, karena sahabatnya berkata bahwa itu semua karena mereka iri kepadanya.

Tetapi sekarang, Naila sadar dirinya telah di ikat oleh sahabat dan pacarnya. Naila tidak ingin hal itu terjadi kembali di kehidupan yang sekarang.

...***...

Sebelum jam istirahat, Naila berdiri di depan papan tulis kelasnya. Dia memberikan pengumuman sebelum teman-temannya keluar dari kelasnya untuk istirahat.

"Teman-teman, saya minta maaf kalau selama ini saya memiliki salah terhadap kalian. Untuk itu, saya ingin mentraktir kalian satu kelas di kantin. Bebas mau pesan apa," ucap Naila setelah memberanikan dirinya untuk berbicara kepada teman-teman satu kelasnya.

'Ada apa? kenapa tiba-tiba berubah menjadi baik? Bukannya dia kemarin-kemarin sombong?' bisik salah satu teman kelasnya.

'Apa ini beneran tulus?' bisik yang lainnya.

Tak mudah bagi Naila untuk menerima maaf dari mereka semua. Meskipun dulu prilaku buruk terhadap teman sekelasnya di sebabkan oleh Safira, tapi tetap saja yang salah di mata teman-temannya adalah Naila.

Fernando yang mendengar pengumuman Naila merasa semakin bingung. Dia baru saja menerima laporan Safira dan ternyata itu benar, Naila memang sudah berubah.

KRINGG!!!

Bel istirahat sudah berbunyi, Naila mengingatkan sekali lagi untuk tidak membayar makanannya di kantin. Naila akan membayar semuanya sebagai gantinya.

Namun pengumuman itu tidak di hiraukan oleh teman-temannya. Naila sangat sedih, betapa buruknya dia di masa lalu.

"Kamu jangan sedih, mereka mungkin masih benci kamu tapi aku tidak. Aku tahu kamu orang baik," ucap seorang wanita yang tiba-tiba menghentikan langkah kakinya di depan Naila.

"Kamu?" Naila berusaha mengingat wajah yang tidak asing itu.

"Aku orang yang kamu tolong waktu aku di ganggu pria nakal di sekolah ini. Waktu itu kamu memberanikan diri untuk mengancam mereka demi aku. Aku tidak sempat mengucapkan terimakasih, karena kamu pergi dengan tergesa-gesa," sahut seorang wanita yang bernama Erni.

'Iya, aku ingat. Waktu itu takut ketahuan oleh Safira aku langsung meninggalkannya begitu saja tanpa bertanya keadaannya!' batin Naila yang baru mengingat kejadian tersebut.

"Maaf aku ada urusan waktu itu, tapi kamu baik-baik saja bukan setelah itu?" tanya Naila tidak enak hati.

"Tidak apa-apa, justru aku yang minta maaf karena belum bilang makasih. Makasih ya Naila," kata Erni dengan wajah yang senang.

"Sama-sama! Apa kamu mau ke kantin bareng aku?" tanya Naila.

"Boleh!" ucap Erni.

Namun tiba-tiba tangan Naila di pegang oleh Fernando dari belakang saat dia hendak berjalan keluar kelas bersama Erni.

Naila membalikkan badannya, melihat orang yang telah menggenggam tangannya tersebut.

"Ada apa Fernando?" tanya Naila dengan wajah kesalnya.

"Kamu kenapa berubah? kamu lupa kata Safira, jangan temenan sama anak miskin mereka pasti memanfaatkan kamu!" ucap Fernando tanpa mali berbicara di depan Naila dan Erni.

"Aku tidak,..."

Naila menahan Erni untuk tidak menjawab perkataan Fernando. Naila menghempaskan tangan Fernando yang masih menggenggamnya.

"Fernando, kita putus mulai hari ini!" ucap Naila lalu mengajak Erni kembali ke kantin sebelum jam istirahat berakhir.

"Naila apa alasannya? Kenapa begitu tiba-tiba?" tanya Fernando yang berdiri di belakang Naila.

Naila tidak mempedulikannya lagi, dia juga melarang Erni untuk peduli terhadap Fernando dan terus berjalan menuju ke arah kantin.

"Kamu tidak apa-apa?" tanya Erni yang merasa kasihan terhadap Naila.

"Aku tidak apa-apa. Justru aku merasa lega setelah lepas dari dia, kamu tahu sendiri dari perkataannya tadi kan?. Dulu dia mengatakan hal yang lebih kejam dari ini dan aku percaya karena aku cinta," kata Naila sambil berjalan di samping Erni.

"Lihat, betapa b0dohnya aku karena Cinta," sambungnya.

Erni tersenyum ke arahnya membuat Naila menjadi bingung sendiri.

"Kamu kenapa senyum?" tanya Naila canggung.

"Kamu terlalu polos Naila, tapi menurutku kamu sudah mengambil keputusan yang tepat!" kata Erni.

Naila hanya tersenyum ke arah Erni, dia sudah melihat kantin yang penuh dengan para mahasiswa.

"Naila, kamu mau pesan apa? Biar aku pesankan," tanya Erni.

"Aku mau pesan nasi goreng aja deh, kamu mau pesan minum apa? Aku pesankan aja sekalian ya!".

"Aku mau Jus alpukat satu!"

Setelah sepakat, Naila dan Erni berpisah untuk memesan masing-masing kebutuhannya. Sangat ramai, namun dengan kantin yang luas mereka tidak perlu berdesakan.

5 menit kemudian, Naila sudah selesai membeli minuman. Dia menemui Erni yang duduk sebuah meja dengan nasi goreng di depannya.

"Rasa laparku bertambah setelah melihat nasi goreng ini," ucap Naila setelah duduk di kursinya.

Naila memberikan minuman yang di pesan Erni kepada Erni.

"Ini pertama kalinya aku makan semeja denganmu. Kemarin-kemarin untuk menyapa saja aku tidak berani," kata Erni sambil memakan nasi gorengnya.

"Apa aku semenakutkan itu?" tanya Naila.

"Tidak setelah aku kenal kamu. Tapi rumor di sekolah mengatakan kalau kamu sombong dan tidak ingin bergaul dengan kami yang miskin,"

Naila tidak menjawab, dia menyadari perbuatan jahatnya.

'Itu semua karena Fernando dan Safira. Pasangan kejam itu, kalau aku tidak mengenal mereka sejak awal mungkin hidupku akan baik-baik saja,' batin Naila.

"Naila, kita perlu bicara sebentar!" ucap Safira yang tiba-tiba datang sambil menarik tangan Naila.

"Kamu gak lihat Naila sedang makan?" tanya Erni merasa kesal dengan perbuatan Safira.

"Aku gak bicara sama kamu ya!" sahut Safira dengan mata melotot yang membuat Erni takut.

"Kalau mau ngomong, ngomong saja di sini. Toh juga sama saja, Erni juga sahabat aku kok," kata Naila melanjutkan makan.

"Tidak bisa, kita perlu bicara berdua!" sahut Safira.

Naila mengabaikan perkataan Safira yang membuat Safira marah. Dia dengan terpaksa mengatakan hal yang ingin di katakan kepada Naila. Safira sendiri kenapa sikap Naila berubah bahkan tidak hanya kepada dirinya sendiri, melainkan terhadap Fernando juga.

"Aku tidak memiliki alasan untuk pertanyaanmu itu. Aku hanya ingin putus dengan Fernando karena aku sudah merasa bosan, dan aku tidak pernah merubah sikap ku terhadap kamu," kata Naila.

"Atau kalau kamu anggap aku berubah karena aku tidak polos seperti sebelumnya aku maklumi. Tapi jika kamu ingin aku kembali seperti dulu, mungkin kamu harus mencari mangsa baru untuk makananmu sendiri!" kata Naila lalu mengajak Erni pergi setelah selesai makan.

Safira masih berdiri diam seperti patung, dia sangat marah bahkan lebih marah ketika Naila tidak mempedulikannya.

Terpopuler

Comments

MAY.s

MAY.s

Waaa... Si nenek lampir datang. Pasti mau bahas kenapa putusin Fernando😄

2023-04-29

0

MAY.s

MAY.s

Gk kebalik? Situ sama Safira tuh yg memanfaatkan Naila🤥

2023-04-29

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!