Episode 12

Ketika bangun tidur, Fernando di datangi oleh seorang pria yang mengaku sebagai kakaknya Safira. Dengan wajah panik Fernando mengatakan bahwa Safira tidak ada bersamanya.

Namun Hendra tetap ingin mengecek masuk.

"Kamu tidak sopan menggeledah rumah saya dan masuk tanpa izin, apalagi saya tidak kenal kamu!" ucap Fernando yang masih berusaha menghalangi Hendra di depan pintunya.

Safira yang terbangun karena keributan yang di buat oleh Fernando dan Hendra mengeluarkan suara.

"Itu tadi suara adik saya Safira. Kamu jangan bohong atau tidak kamu saya laporin menjadi tersangka atas penculikan Safira!" ucap Hendra.

Safira yang telah menggunakan pakaiannya berjalan ke arah Fernando.

"Kak Hendra!" ucap Safira terkejut melihat kedatangan Kakak lelakinya.

"Safira! kenapa kamu di sini?" tanya Hendra sambil menarik tangan Safira ke arahnya.

Kini Safira telah berdiri di depan Hendra yang mengkhawatirkan adiknya.

"Kak Hendra ngapain ke sini? dan darimana Kak Hendra tahu kalau aku di sini?" tanya Safira balik.

"Kak Hendra dapat info dari sahabat kamu Naila, aku kira apa yang di katakan Naila salah ternyata dia benar!" ucap Hendra yang terkejut setelah melihat noda merah di leher Safira.

"Maksud Kak Hendra apa? Naila bilang apa sama Kak Hendra?" tanya Safira yang bingung.

Safira tidak menyadari bekas noda merah yang ada di lehernya hingga Fernando memberikan kode kepadanya.

"Safira, kamu ikut Kakak pulang atau kamu tanggung konsekuensi yang lebih besar lagi!" ucap Hendra menarik tangan Safira.

Namun Safira menolak pulang, dia tidak ingin kembali ke dalam rumah yang penuh dengan penyiksaan dan ketidakadilan itu.

"Kamu harus pulang! Kamu tidak boleh tidur dengan pria ini lagi!" ucap Hendra tegas.

Safira dengan terpaksa mengikuti perkataan Hendra. Dia tidak mau membuat Kakaknya tambah marah dengannya.

Hendra menyuruhnya masuk ke dalam mobil lalu Hendra menyetir mobilnya dan pergi meninggalkan Fernando.

"Kak Hendra, aku gak mau pulang ke rumah. Aku mohon, Kakak tahu sendiri kan bagaimana situasinya kalau aku pulang sekarang?" ucap Safira memohon kepada Hendra.

"Kalau kamu tidak pulang kamu mau tidur di mana? sama pria itu lagi?. Kakak gak izinin ya kamu tidur apalagi bertemu dengan pria tadi!" ucap Hendra tanpa sambil fokus menyetir mobilnya.

"Aku mau cari kos aja Kak, aku mau berhenti kuliah!".

Ucapan Safira berhasil membuat Hendra terkejut dan semakin marah.

"Kalau kamu berhenti kuliah kamu akan semakin di teriaki sebagai anak yang tidak berguna. Harusnya dalam situasi seperti ini kami harus tetap semangat dan buktiin kepada ayah kalau kamu bisa!" teriak Hendra.

Hendra terlanjur emosi, biasanya dia tidak pernah berbicara keras seperti itu kepada Safira. Tetapi ini semua demi kebaikan Safira.

Hendra memilih untuk berhenti di pinggir jalan sampai emosinya reda dia akan melanjutkan menyetir mobilnya.

"Safira kamu tidak boleh menyerah begitu saja, apa kamu tahu di luaran sana masih banyak orang yang ingin kuliah. Kamu tidak boleh menyia-nyiakan pendidikan ini!" ucap Hendra menasehati adiknya dengan suara yang lembut.

Safira hanya terdiam, rasa sakit yang di alaminya tidak akan pernah bisa di rasakan oleh kakaknya sekalipun dia berbicara.

"Safira...,"

"Sudah Kak cukup! Aku tidak perlu nasehat dari kakak lagi. Aku sudah cukup untuk mencoba membahagiakan Ayah, aku sudah mencoba untuk menjadi anak yang berguna. Dan aku sudah mencoba menuruti apa yang di perintahkan oleh Ayah sampai-sampai aku mengorbankan diri aku sendiri!" kata Safira dengan nada tinggi.

"Aku sudah membantu Ayah mendapatkan pekerjaan dan dia sekarang di pecat karena ulahnya sendiri, tapi apa? dia terus-terusan menyalahkan ku karena aku tidak berguna, tidak berhasil mengambil dokumen dari Naila. Padahal dia tahu kalau aku sudah bersahabat lama dengan Naila tapi dia justru memanfaatkan persahabatan kami sehingga aku memiliki sifat yang iri terhadap Naila!" lanjutnya.

Hendra hanya diam, dia belum pernah mendengar keluhan Safira yang begitu lantang. Dia selalu melihat Safira yang penyabar, dan tidak pernah melawan.

'Ternyata di balik senyum mu, kamu menyimpan banyak kesedihan!' batin Hendra merasa iba terhadap adiknya.

"Kakak tahu, aku di perlakukan sangat berbeda dengan kalian. Kalian berdua sangat spesial di mata ayah bahkan Ibu juga lebih menyayangi kalian daripada aku. Kakak gaj akan pernah merasakan sakit yang aku rasakan!" ucap Safira.

"Mereka tidak sayang dengan kamu, tapi Kakak sayang sama kamu. Kamu jangan putuskan harapanmu sendiri, ada Kakak yang selalu mendukung kamu. Kakak akan berusaha melindungi kamu Safira, kamu jangan mudah untuk berkecil hati!" ucap Hendra.

Hendra menghapus air mata Safira dengan tangannya sendiri, setelahnya meminjamkan bahu untuk Safira sebagai sandaran kepalanya.

"Safira, kamu jangan berhenti kuliah. Kakak akan carikan kamu sebuah kost dan biaya kuliah kamu. Tapi Kakak ingin kamu memanfaatkan kesempatan ini dengan baik, jauhi orang-orang yang tidak bermanfaat untuk kehidupan kamu. Dan juga berperilaku lah yang baik terhadap teman-teman kamu,"

Safira terkejut mendengar hal tersebut, bagaimana mungkin Safira membiarkan Kakaknya menanggung banyak beban untuk dirinya sendiri.

"Kamu tidak perlu khawatir soal Ayah, nanti Kakak akan diam-diam untuk bertemu kamu. Mencari alasan untuk kamu, tapi kamu harus janji lulus kuliah kamu harus berubah!"

"Tapi Kak, aku tidak ingin kamu di marahi oleh Ayah," ucap Safira.

"Kamu tenang saja, Ayah tidak akan berani untuk marah atau pukul aku!. Kamu tenang saja ya," kata Hendra.

Safira menganggap bahwa hanya Hendra yang mampu melindunginya. Safira bertekad untuk merubah dirinya sendiri, dia tidak mau perjuangan kakaknya terbuang sia-sia.

...***...

Fernando kembali melamun setelah di tinggal oleh Safira. Betapa senangnya saat Safira datang ke kostnya dan dia mengira akan tetap selamanya bisa tinggal bersama Safira.

Namun itu semua tak ada harapannya lagi, orang yang tidak bisa di miliki memang lama-kelamaan harus di lepas. Jika tidak hanya melukai hati saja.

"Safira, mungkin hubungan kita akan berakhir sampai di sini. Aku menyerah jika memang kamu tidak menginginkan aku lagi. Aku tidak akan mencari mu dan mengganggumu lagi, semoga kamu bisa bahagia!" ucap Fernandi sendirian.

Melupakan Safira memang sulit untuk di lakukan oleh Fernando tetapi akan lebih sulit jika dia mencoba berulangkali namun hasilnya nihil.

Sesulit apapun itu Fernando bertekad untuk mencobanya, baginya tidak ada gunanya jika dia terus mengejar orang yang tidak mencintainya.

'Naila, Safira dua wanita yang pernah memiliki hubungan. Yang satu wanita yang paling aku benci dan satunya lagi wanita yang sangat aku cintai. Dalam hidup ini aku tidak ingin kembali mengenal mereka berdua. Ini semua untuk diriku sendiri aman!'

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!