Episode 14

Keesokan harinya di taman kampus terlihat Erni dan Naila sedang berbincang-bincang.

"Erni gimana dengan pekerjaan yang aku tawarkan? apa kamu setuju?" tanya Naila.

"Tentu saja aku sangat setuju, tapi seperti yang aku bilang Ayah kamu harus profesional ya!" ucap Erni.

"Tentu saja! Lalu pekerjaan kamu yang lama apa sudah resign?"

Erni menangguk, dia berkata kemarin menelepon bosnya dan bilang berhenti bekerja. Walaupun sebenarnya Bos-nya belum siap kehilangan karyawan yang rajin seperti Erni, namun dia menghargai keputusan Erni.

Naila membuka tasnya seperti akan mengambil sesuatu di dalam sana.

"Nih, ini uang yang aku pinjamkan karena aku sudah berjanji sebelumnya untuk memberi kamu DP sebagai guru les. Tapi kemudian itu batal, kamu pinjam saja dulu karena di perusahaan Ayah pasti gajiannya akhir bulan!"

Naila menyodorkan sejumlah uang yang berwarna merah muda itu ke arah Erni. Namun Erni tampak menolak dan berkata ,"tidak usah Naila. Kamu sudah memberikan aku pekerjaan saja sudah lebih dari cukup. Aku nanti cari pinjaman ke orang lain saja!".

"Tidak apa-apa ini kan cuma pinjaman toh juga nanti kamu balikin lagi kan!" ucap Naila.

Akhirnya dengan bujukan dari Naila, Erni mengambil uang tersebut. Dia berjanji untuk membayarnya setelah mendapat gaji.

"Tidak perlu buru-buru, aku kasih waktu 2 sampai 3 bulan kok!" ucap Naila sambil tersenyum.

Erni sangat terharu melihat kebaikan Naila namun dia juga minder karena takut di cap sebagai teman palsu seperti Safira.

"Naila, apa kamu tidak berfikir aku sama seperti Safira?" tanya Erni ragu.

Erni takut pembahasan kali ini akan membuat Naila marah. Tapi tak di sangka jawaban Naila justru membuat hati Erni menjadi adem.

"Sejak pertama aku kenal kamu, kamu orang pertama yang datang dan berkenalan. Padahal teman-teman yang lain tidak peduli dengan aku. Saat pertama kali aku bertemu Vania juga kamu membelaku, kalau itu Safira mungkin aku yang harus mengaku salah. Itu sebabnya aku percaya denganmu!" ucap Naila.

"Makasih ya Naila, kamu baik banget sama aku. Semoga saja kedepannya aku di beri kesempatan untuk membalas kebaikan kamu ini!" kata Erni bersungguh-sungguh.

...***...

Jam 9 pagi, beberapa jurusan sedang belajar di dalam kelas termasuk Naila. Namun keributan terjadi di luar kelas Naila, itu membuat pikiran mahasiswa berpaling ke luar pintu.

Dosen yang mengajar pun keluar dari kelas melihat apa yang terjadi di sana.

Ternyata keributan itu terjadi karena beberapa mahasiswa yang bertindak tak wajar di kampus. Beberapa dari mereka membawa papan berisikan tulisan hujatan untuk Naila. Tak cukup itu saja, mereka bahkan berteriak agar Naila di keluarkan dari kampus.

"Semua harap tenang!" teriak dosen yang mengajar di kelas Naila.

Namun para mahasiswa itu tidak mendengar perkataan dosen tersebut. Mereka tetap berteriak agar Naila di keluarkan dari kampus.

Naila yang sudah tak tahan dengan mereka akhirnya memutuskan keluar menyusul dosennya. Sesampainya di luar dia menemukan beberapa mahasiswa yang sedang demo.

Beberapa tulisan yang di bawa mengarah kepada hubungan Vania dan Angkasa. Naila bisa menangkap bahwa itu semua adalah fans Vania.

'Mereka membuat keributan di sini karena mereka membenciku,' batin Naila.

Naila menenangkan dirinya dan menjernihkan pikirannya agar tidak termakan oleh emosi.

"Mohon maaf, saya Naila. Apa kalian bisa tenang dulu?" tanya Naila dengan wajah tenang.

Semua mahasiswa semakin rusuh setelah melihat Naila, bahkan ada yang melemparinya bola kertas entah darimana dapat kertasnya.

"Sudah cukup! Kalau kalian tidak mau diam jangan harap mendapat jawaban tentang hubungan Vania!" ucap Naila dengan lantang.

"Kami sudah tahu penyebab putusnya mereka karena kamu," ucap salah satu mahasiswa yang ikut demo.

"Naila, ada apa ini? kenapa tiba-tiba menjadi rusuh seperti ini?" tanya Dosen tersebut yang tidak tahu inti dari permasalahannya.

"Nanti saya akan jelaskan Pak, saya akan handle ini dulu ya Pak!" ucap Naila meminta izin kepada dosennya.

"Kalian memiliki idola boleh saja tapi kalau klian cuma tahu kehidupan idola kalian di sosmed saja maka jangan berani menghujat orang lain! Apa kalian tahu bagaimana dia menabrak aku dengan minuman yang dibawanya tumpah di bajuku?"

"Apa kalian tahu tanggapan dia? dia justru marah-marah denganku, padahal dia yang salah dan aku tidak minta ganti rugi dengannya atas bajuku yang kotor. Di sini ada beberapa pria kan, nah kalau pacar kalian bersikap sombong apa kalian masih bisa bertahan? dan itu tidak sekali dua kali tetapi berkali-kali, bagaimana para pria?" tanya Naila dengan ucapan yang panjang lebar.

Mahasiswa pria yang ikut demo mulai berbisik-bisik dan merasa ragu karena sudah pasti bagi mereka attitude yang paling penting.

'Ini waktunya untuk menyerang,' batin Naila menyiapkan serangan selanjutnya.

"Pak Dosen, apakah peraturan kampus bahwa para mahasiswa tidak boleh memiliki grup masih berlaku? entah itu grup fans atau grup yang membuat rusuh?" tanya Naila kepada Dosen yang di sampingnya.

Naila sengaja menggunakan suara sedikit keras supaya mahasiswa yang demo mendengarnya.

"Betul, itu memang di larang!" sahut Dosen tersebut.

"Kalian dengar sendiri? jika ini di lanjutkan lagi kalian akan di keluarkan dari kampus. Silahkan kalian berbondong-bondong membuat kerusuhan, tetapi konsekuensi kalian yang menanggung. Sedangkan idola kalian duduk manis menyaksikan," kata Naila mengingatkan kepada mereka semua.

"Jadi fans harus punya 0tak untuk berfikir, atau kalian semua yang akan hancur karena di perbudak oleh idola yang kalian agungkan!" kata Naila lagi.

Seluruh mahasiswa menjadi kendor dan tidak berani berkata-kata lagi.

'Mereka semua sudah diam, sekarang giliranku kembali!' batin Naila.

"Kalian lanjut atau tidak? kalau tidak silahkan bubar!" ucap Naila.

"Naila, apa kamu tidak mau menghukum mereka?" tanya Dosen saat para mahasiswa masih berdiri di tempatnya.

"Tidak Pak! Saya mohon maaf karena saya membuat pembelajaran terganggu. Silahkan hukum saya saja karena semua ini memang di tujukan untuk saya," ucap Naila.

"Kamu yakin?" tanya Dosen.

"Yakin Pak! mereka tidak bersalah karena mereka di hasut oleh idolanya. Tapi jika ini kedua kalinya saya tidak akan menanggung hukuman mereka lagi dan saya serahkan ke pihak kampus!" kata Naila dengan tegas.

Melihat pengorbanan Naila yang sangat tulus, para mahasiswa menjadi tidak enak hati. Mereka berbondong-bondong untuk mengantikan hukuman Naila.

"Naila tidak di hukum dan kalian juga tidak, tapi dengan catatan jangan berulah lagi. Fokus belajar saja jangan aneh-aneh lagi!" ucap Dosen tersebut.

Mereka akhirnya membubarkan diri, dan Naila pun kembali belajar dan meminta maaf kepada teman-temannya.

"Kita benar-benar di manfaatkan oleh Ivana, aku pasti akan unfollow akunnya dia!" ucap salah satu mahasiswa yang ikut demo.

"Aku juga! lebih baik kita berpindah kepada Naila saja. Dia sudah cantik dan memiliki hati yang baik!" kata yang lainnya.

Akhirnya orang-orang yang sebelumnya memfollow Vania berpindah tempat ke akun Naila. Mereka tidak mau lagi mengidolakan Vania.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!