Episode 5

"Naila!" teriak seorang lelaki kepada Naila yang sedang berjalan di depan kelas.

Mendengar namanya di panggil, Naila menolehkan kepalanya ke belakang. Melihat pria yang memanggil namanya tersebut.

"Kamu masih ingat aku kan?" tanya pria tersebut saat sudah berada di depan Naila dan Erni.

"Kamu Angkasa kan? pacarnya Vania. Gara-gara kamu putus sama dia nama baik Naila jadi tercemar tahu gak?" ucap Erni dengan amarah yang meledak-ledak.

"Naila aku minta maaf Naila. Aku tidak tahu dia akan mengira kita memiliki hubungan," kata Angkasa merasa sangat bersalah kepada Naila.

"Ini bukan salah kamu kok, aku ngerti. Aku juga kalau seperti kamu akan aku putusin wanita yang seperti itu," ucap Naila.

"Tapi kan Naila..,"

Erni tak dapat melanjutkan perkataannya setelah Naila memberi kode untuk diam.

"Kalau tidak ada hal lain aku pergi dulu ya. Aku gak mau orang lain melihat kita lebih lama lagi," ucap Naila lalu pergi meninggalkan Angkasa yang masih berdiri diam.

"Awas saja kalau Naila sampai di bully di sekolah, orang yang pertama aku cari adalah kamu!" ancam Erni kepada Angkasa.

Setelah memberikan ancaman kepada Angkasa, Erni menyusul langkah kaki Naila yang sudah sedikit jauh dari jaraknya.

"Naila, kamu kenapa maafin dia sih? jelas-jelas itu salah dia putus di waktu yang tidak tepat!" ujar Erni yang masih belum terima dengan keputusan Naila.

"Dia tidak salah Erni. Yang salah Vania, dia memanfaatkan fans-fans nya untuk membenciku. dan dia juga mengira kalau aku merusak hubungannya dengan Angkasa!" kata Naila menjelaskan kepada Erni.

Erni hanya manggut-manggut pertanda mengerti. Hari ini kelas sudah berakhir, Naila berencana untuk datang ke perusahaan ayahnya.

Jam 12.30 Naila sudah sampai di perusahaan ayahnya, dia langsung menuju ke ruangan di mana ayahnya bekerja.

"Ayah!" seru Naila kepada Peter yang sedang mengutak atik komputernya.

Peter yang sedang sibuk tersebut memalingkan wajahnya ke arah putri kesayangannya. Dia sangat senang Naila main ke perusahaan miliknya.

"Tumben kamu ke sini Naila, ada apa?" tanya Peter berdiri dan berjalan ke arah Naila.

"Mau ajak Ayah makan siang. Ayah sudah makan siang belum?" tanya Naila perhatian.

"Belum sih, tapi Ayah masih punya satu pekerjaan yang belum selesai. Kamu tunggu Ayah sebentar ya!" ucap Peter.

"Ya udah Ayah sibuk saja dulu, aku mau lihat-lihat perusahaan Ayah dulu!" ucap Naila.

Peter kembali bekerja, menyelesaikan pekerjaannya dengan cepat. Karena baginya ini adalah pertama kalinya Naila mengajak makan siang. Biasanya Naila tidak pernah sedekat ini dengan Peter, dia hanya sibuk dengan Fernando yaitu sang mantan kekasihnya.

"Ayah, kalau aku sudah lulus kuliah aku tertarik untuk masuk ke perusahaan ini!" kata Naila secara tiba-tiba.

"Kamu beneran?" tanya Peter berhenti bekerja sementara karena terkejut mendengar keinginan putrinya.

Naila mengangguk ke arah Peter dan berkata ,"tapi aku gak mau gratis, aku harus dapat gaji kalau kerja di perusahaan ayah!".

Peter tersenyum dan senang mendengar putrinya berbicara seperti itu.

"Baiklah, nanti Ayah akan gaji kamu lebih besar dari karyawan Ayah!" sahut Peter kembali bekerja.

"Aku tidak mau Ayah! Aku ingin memulai dari bawah saja. Aku ingin mencari pengalaman kerja, dan tahu susahnya cari uang itu seperti apa!" ucap Naila.

"Kalau begitu kenapa kamu tidak mulai dari sekarang saja?. Kalau kamu ingin tahu kerasnya hidup, kamu cari saja pekerjaan dengan ijazah SMA mu!" kata Peter sambil melanjutkan pekerjaannya.

"Tapi itu pasti susah banget Ayah. Ijazah SMA dapat pekerjaan apa?" tanya Naila polos.

"Katanya tadi mau dari bawah, kamu bisa dapat pekerjaan jaga toko atau yang lainnya. Itu bagus selain kamu mandiri kamu juga punya pengalaman kerja!" kata Peter.

"Tapi aku malu, masa anak dari Bapak Peter bekerja di toko!"

Peter menggeleng-gelengkan kepalanya, dia sudah salah mendidik putrinya sehingga dia begitu polos tentang kehidupan.

"Naila, Ayah sebelum menjadi orang yang seperti sekarang juga di mulai dari sana. Bahkan Ayah bekerja sebagai kuli untuk biaya kuliah Ayah. Kalau kamu memiliki keinginan kamu harus kejar jangan pikirkan susahnya, tapi pikirkan kedepannya kamu harus menjadi seperti apa yang kamu inginkan!" jelas Peter kepada Naila.

"Aku baru tahu kalau Ayah pernah hidup susah. Aku kira ayah akan langsung menjadi kaya begitu lahir!" kata Naila sambil terkikik-kikik.

"Makanya kamu harus menjadi seperti Ayah, berusaha keras demi cita-cita. Perbanyak baca buku motivasi dan lainnya untuk menambah ilmu dan semangat kamu. Jangan sibuk terus sama Fernando tuh," ujar Peter mengungkit kekasih yang baru saja di putusi oleh Naila.

"Aku sudah putus sama dia Yah, jangan di ungkit-ungkit lagi dong!" ucap Naila cemberut.

"Oh ya? bagus kalau seperti itu. Dari awal Ayah memang sudah tidak suka dengan anak itu, tapi kamu seperti sangat menyukainya!" kata Peter merasa senang mendengar berita baik dari Naila.

"Oh ya, kenapa kamu bisa putus dengan dia? Apa dia yang putusi kamu?" tanya Peter yang pada akhirnya penasaran juga dengan kisah cinta putrinya.

"Naila yang putusi Yah, ceritanya ah lain kali saja aku cerita!. Aku ke sini juga ada yang mau di sampaikan sama Ayah!" kata Naila mengubah raut wajahnya menjadi serius.

"Ya udah kita lanjut nanti di tempat makan siang yuk. Ayah sudah selesai dengan pekerjaan Ayah!" kata Peter.

"Oke Ayah, kemana kita akan makan?" tanya Naila bersemangat.

"Di restaurant tempat favorit kamu!" sahut Peter sambil mengajak Naila keluar dari kantor.

"Ayah ternyata masih ingat, padahal kita sudah lama tidak makan bareng di sana!"

Di sisi lain, Safira yang baru datang ke rumah sudah di sambut dengan pukulan ikat pinggang oleh ayahnya. Ibu dan kedua saudaranya tidak ada yang berani menghentikan ayahnya.

"Kamu bilang kamu akan secepatnya bawa dokumen ke Ayah. Kenapa sudah satu minggu kamu belum memberikannya kepada Ayah?" tanya Mahendra yang terus memukulnya dengan ikat pinggang.

"Beri aku waktu sedikit lagi Yah, satu minggu lagi! aku janji aku akan mendapatkannya!" ucap Safira menahan rasa sakit yang luar biasa di punggungnya.

Mahendra menghentikan pukulannya setelah mendengar janji putrinya. Dia memberikan waktu yang di minta sebelum dokumen penting itu di serahkan kepada saingan bisnis Peter.

Setelah Mahendra pergi, Kakak laki-lakinya langsung menghampiri Safira yang bersimpuh di lantai.

"Nasib jadi orang yang gak berguna. Apa mungkin kamu anak pungut ya?" sindir Kakak perempuannya Safira yang bernama Ani.

"Siapa yang anak pungut, kamu juga mendapat prestasi berkat kamu tidur dengan kepsek kan? kalau ayah sampai tahu kamu habis di pukuli! sshhh!" ucap Safira sambil menahan sakit.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!