"Selfie dulu kali ya, sudah lama aku gak post di medsos nanti para fans ku nyariin lagi," ucap Vania pada dirinya sendiri.
"Kapan ya gue bisa kayak Lo Van?" tanya Tasya dengan nada iri.
"Makanya wajah cantik itu perlu dan sampai kapanpun lo gak bisa bersaing dengan gue!" ucap Vania dengan sombong.
'Dih padahal cuma segitu doang, gue juga bisa kali asal gue kaya!' batin Tasya jengkel.
Usai selfie Vania memilih foto yang paling bagus baginya untuk di posting di media sosialnya. Dengan senyum yang angkuh dia memuji dirinya terus menerus hingga membuat Tasya yang duduk di sampingnya menjadi muak mendengarnya.
Fotonya baru saja di posting namun sudah ada banyak komentar yang bermunculan. Namun Vania sudah terbiasa menerima banyak pujian dan like dari para penggemarnya jadi dia tidak menghiraukan notifikasi yang masuk.
"Lo jangan lupa like ya!" ucap Vania kepada Tasya.
Tasya memberikan like ke postingan Vania, tanpa sengaja dia membaca sekilas komentar dari fans-nya Vania. Saat itu Vania sedang membenahi penampilannya.
Tasya merasa lega dan senang dalam hati, namun dengan sekejap dia merubah ekspresinya menjadi terkejut dan panik.
"Van, Van! coba deh Lo baca ini, kok banyak yang menghujat Lo?" tanya Tasya yang berpura-pura panik.
"Masa sih? coba gue lihat!" ucap Vania yang tak percaya.
Vania mengambil handphonenya, banyak notif dari sosial medianya. Vania membaca semua komentar-komentar para fans-nya.
(**Da***sar Penipu. Buat berita yang sesuai fakta jangan berdasarkan opini saja tanpa bukti*!).
(Orang yang kita Idolakan ternyata memiliki sifat yang angkuh, dia hanya berpura-pura baik dengan kita).
(Lebih baik kamu pergi dari kampus kita, kami tidak sudi satu kampus dengan orang yang suka memanasi orang!).
(**Lihat wajah munafiknya di tutupi oleh wajah cantik dan hartanya. Kita telah buta menjadi fans dari orang ini!)
(Mari kita unfollow bersama-sama**!).
Setelah membaca beberapa komentar dari fans-nya, Vania menjadi sangat lemas. Dia tidak tahu apa yang terjadi.
'Rasain Lo Van, makanya jangan terlalu sombong. Di atas langit masih ada langit,' batin Tasya.
"Van, lihat followers lo berkurang 80% dari yang sebelumnya. Kalau seperti ini bagaimana dengan brand yang lo promosikan? bisa-bisa mereka meminta ganti rugi!" ucap Tasya yang semakin membuat Vania tambah panik.
'Nah, lo belum pernah kan dapat masalah sebesar ini!' batin Tasya senang melihat keadaan Vania.
Beberapa menit kemudian, Vania sibuk mengangkat telepon dari beberapa orang yang meminta Vania mengiklankan produknya. Mereka meminta uang yang di transfer kepada Vania di kembalikan. Karena melihat fans Vania yang telah menurun pihak mereka memilih untuk menarik produknya dan meminta uang mereka kembali.
"Aduh aku pusing banget Tasya!" ucap Vania mengeluh kepada sahabatnya Tasya.
"Saran gue lebih baik lo kembalikan saja uangnya dan barangnya. Lagipula salah lo sendiri kenapa di lama-lama in postingnya!" ucap Tasya.
"Ya kan gue punya banyak fans jadi tidak semudah itu mereka menggunakan gue!"
'Keadaan seperti ini masih saja bisa sombong,' batin Tasya.
Sedangkan di sisi lain, terlihat Naila yang sedang memainkan handphonenya sambil makan mie instan yang dia pesan di kantin kampus.
Erni melihat wajah Naila yang fokus menatap layar handphonenya bertanya ,"Ada apa Naila? kok tumben main handphone sampai seserius itu?".
"Ahh?" Naila mengalihkan pandangannya ke arah Erni.
"Ini, kenapa tiba-tiba ada banyak followers di akunku ya?" ucap Naila heran.
Setahu dia, Naila tidak memiliki keterampilan apapun yang dia unggah di sosmed nya. Bahkan fotonya sendiri saja sangat sedikit sehingga bisa di hitung dengan jari.
"Mana coba lihat!" ucap Erni.
Naila memberikan handphonenya kepada Erni.
"Ini bahkan sudah sampai ribuan followers baru Nai, kok bisa sih?" tanya Erni yang juga heran.
"Aku juga tidak tahu Erni, kalau ini kebetulan sangat tidak mungkin kan?"
"Ini perlu di cari tahu sih Nai, kamu tenang saja kalau dari mereka ada yang macam-macam aku pasti bantu kamu!" ucap Erni.
"Gak mungkinlah Er, tapi makasih ya kamu sudah menjadi sahabat yang paling mendukungku dan bahkan melindungi ku!" kata Naila.
"Kita saling melindungi saja karena sama-sama jomblo, hehe!" kata Erni tertawa kecil di ikuti oleh Naila.
Naila dan Erni melanjutkan memakan makanannya, namun tiba-tiba seorang wanita yang sangat familiar bagi Naila datang menemuinya.
"Maaf, aku ganggu sebentar waktunya!" ucap wanita tersebut dengan lemah lembut.
Naila dan Erni mendongakkan kepalanya melihat wanita yang datang ke tempat makan mereka.
"Kamu Safira kan? mau apa lagi kamu temui Naila? mau bikin masalah lagi ya?" tanya Erni dengan nada yang sedang marah.
"Udah Erni, duduk!" perintah Naila yang melihat Erni bertindak gegabah.
Naila mendengar suara yang tak biasa dia dengar dari perkataan Safira. Seakan-akan nada bicara yang di gunakan Safira bukan Safira sendiri yang menggunakannya.
"Ada apa kamu datang kemari?" tanya Naila dengan nada cuek.
Meskipun Safira terlihat seperti orang yang sudah berubah, namun Naila masih perlu berhati-hati. Karena di kehidupan sebelumnya Naila tahu Safira memiliki banyak siasat untuk menyakiti dirinya. Naila tidak mau terjebak dua kali dalam rencana Safira.
"Aku ke sini ingin minta maaf sama kamu karena telah jahat selama ini!" kata Safira tenang.
'Baru beberapa hari tidak bertemu sepertinya Safira sudah semakin dewasa. Tapi apakah ini asli atau palsu?' batin Naila ragu.
"Salah apa yang kamu miliki? kenapa minta maaf denganku?" tanya Naila mencoba memancing amarah Safira.
Safira biasanya memiliki sifat yang anti sekali mengakui kesalahannya terhadap orang lain, terlebih lagi kepada Naila.
"Aku, Aku selama ini memiliki hubungan dengan Fernando. Aku menjadi pacarnya jauh sebelum dia kenal denganmu!" kata Safira kemudian.
"Kamu perempuan tidak tahu malu!" ucap Erni yang tidak bisa menahan amarahnya, namun segera di tenangkan oleh Naila.
"Lalu? apa tujuanmu untuk mengenalkannya kepadaku dan bahkan membuatku jatuh cinta dengannya? apa kamu tidak sakit hati saat kamu melihat kami duduk berdua dengan romantis? secara kalian memiliki hubungan yang tak biasa juga!" tanya Naila.
"Aku melakukan itu semua karena tuntutan ayahku. Ayah menyuruhku untuk mendapat dokumen itu dan menghancurkan perusahaan paman. Jadi aku,,,"
"Jadi kamu memanfaatkan keb0dohanku dan Cinta ku kepada Fernando?" tanya Naila menebak perkataan selanjutnya dari Safira.
Safira tercengang mendengar pernyataan itu, dia tidak mengira kalau Naila yang dia anggap b0doh mampu menebaknya dengan benar.
"Kenapa? kamu terkejut aku tahu semuanya?" tanya Naila dengan tatapan tajam.
Naila berusaha meredakan amarahnya yang sempat keluar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments