Calon Istri

Begitu tiba di butik yang mewah, dan Lusi terlihat sangat mengagumi semua pakaian yang terpajang rapi di etalase.

"semuanya bagus-bagus ya, mas Yogi, bisa ngak Lusi pilih dua dress?"

"mau ambil semua juga silahkan dan pilih yang mana kamu suka."

"serius mas?"

Yogi mengganguk lalu tersenyum ke arah Lusi untuk meyakinkan gadis belia itu.

"kalau kak Desi bisa memilih untuk nya ya."

"iya, tapi terbatas. cukup dua dress untuk Desi dan kamu terserah."

Kedua gadis cantik langsung gerak cepat memilih pakaian yang mereka inginkan.

"pilih dulu yang ingin kamu pakai dek, segera ganti pakaian mu."

Lusi mengganguk mengerti dan langsung meraih dress yang simpel berwarna pink dan langsung masuk ke ruang ganti yang di ikuti oleh Desi.

Tidak berapa lama kemudian Lusi dan Desi sudah keluar dari kamar ganti itu, dengan satu kantung plastik yang berisi dress yang terkena darah dan juga jas milik Yogi.

"menurut mama kan dek, menstruasi pertama itu jika mengenai pakaian kita dan itu harus di buang. akan tetapi sebelum di buang terlebih dahulu di cuci bersih."

"baik kak, nanti Lusi cuci di kosan deh. yuk kita memilih dress yang paling bagus."

Ucap Lusi dan mereka berdua sama-sama memilih dress atas rekomendasi dari pelayan toko tersebut.

Selesai berbelanja dan ternyata Desi lupa diri, belanjaannya hampir sama dengan belanjaan Lusi.

"mas Yogi ngak mau bayar belanjaan kak Desi ya? kalau gitu Lusi juga menolak belanjaan ini."

Yogi tidak berkutik dan langsung membayar belanjaan kedua gadis itu dan kemudian mereka menuju ke arah kafe yang tepat berada di samping toko pakaian tersebut.

Lusi langsung memesan banyak makanan dan juga minum untuk dirinya sendiri demikian juga dengan dengan Desi.

"untuk mas nya gimana mbak?"

"ngak perlu kak, nanti bagian ku untuk calon suami ku tercinta."

Ucapan Lusi membuat Yogi tersipu malu dan pelayan itu berlalu.

"maaf ya mas Yogi ganteng, tadi Lusi ngak sempat makan siang karena buru-buru kemari.

Mas ngak marah kan kalau pesanan kami terlalu banyak."

"ngak, asal di habiskan aja."

"gampang mas, kalau ngak habis ya di bungkus untuk makan di kosan."

"kyak orang miskin aja."

"kalau Lusi emang miskin mas, kalau kak Desi sudah kaya."

Yogi hanya tersenyum menanggapi ucapan dari Lusi begitu juga dengan Desi.

"Desi....

mulai hari ini tugas mu bertambah ya, kamu akan selalu menemani calon istriku jika berada di kantor ini dan juga di kosan."

"kalau nambah kerjaan, berarti kak Lusi harus tambah gaji dong mas."

"iya bawel."

Lagi dan lagi, Desi hanya bisa tersenyum mendengar ocehan dari Lusi dan juga jawaban dari.

Lusi terus menerus mengoceh, yang membuat Yogi tersipu malu dan terkadang tersenyum.

Berbeda dengan Desi, yang sedari tadi mencoba menahan tawa tapi pada akhirnya Desi tertawa sepuasnya.

Makanan dan minuman yang mereka pesan akhirnya ludes.

"mas Yogi, kami berdua dah boleh pulang ngak?"

"bisa, tapi mas harus mengantarkan kalian berdua pulang, agar mas mengetahui tempat tinggal mu."

Awalnya Desi menolak pulang bareng, karena memang belum waktunya pulang kerja tapi karena di desak Lusi dan akhirnya Desi nurut.

Berselang beberapa menit kemudian, mereka tiba di rumah Desi, dimana Lusi ngekos.

Masih bersama-sama dan Yogi ikut naik ke kamar kos Lusi tapi di ikuti oleh Desi, karena peraturan kos-kosan yang tidak memperbolehkan laki-laki masuk ke kos.

"apa kosan ini tidak punya kamar VIP gitu?"

"ada pak dan tinggal satu kamar lagi, tersedia lemari pakaian, kulkas dan peralatan lainnya dan juga dilengkapi AC.

tapi itu pertahun sewa nya, dan posisinya tepat disamping rumah tinggal keluarga Desi."

"Lusi.....

kamu tinggal di situ aja, dan kamu Desi. tolong panggilkan seseorang yang bisa membantu beres-beres pindahan nya."

"tunggu dulu mas Yogi, okey kalau mas Yogi mau membayar biaya sewa kos nya, lalu gimana dengan bayar listriknya?"

Yogi mengeluarkan kartu debit bank lalu diberikan kepada Lusi.

"itu kartu debit, isinya sekitar dua ratus juta. nanti kamu gunakan untuk bayar kos ini dan juga biaya yang lain dan kebutuhan mu, jika sudah habis nanti mas isi kembali."

Lusi menatap Yogi setelah mendengarkan penjelasan nya, terlihat dari sorot matanya yang sangat mencurigai Yogi.

"apa sebenarnya motif mas Yogi untuk melakukan ini semua kepada Lusi?

Kita baru dua kali bertemu dan mas Yogi sudah memberikan banyak hal kepada Lusi.

apa sebenarnya yang mas Yogi inginkan?"

"mas menginginkan mu untuk jadi istriku? karena kamu sudah di takdir kan menjadi istriku, karena kamulah gadis yang direstui oleh leluhur Ku.

Tapi kamu bisa mas nikahi setelah Lusi benar-benar siap dan mas wajib menjaga mu."

Lusi menaikkan menaikkan alisnya ketika mendengarkan penjelasan dari Yogi, lalu mendekat ke arah Desi.

"bos kak Desi ini pasien dari rumah sakit jiwa mana kak?"

uhmmm......

Akhirnya Yogi bersuara, karena mendengar bisikan Lusi yang seperti orang ngobrol.

"terimakasih ya mas Yogi, dengan senang hati Lusi terima, Lusi bersedia kok jadi istri mas Yogi tapi setelah lulus kuliah ya."

Yogi tersenyum dan kemudian mengganguk pertanda dia menyetujui permintaan dari Lusi.

Seketika Desi langsung mencari bantuan agar segera bisa memindahkan barang-barang milik Lusi.

Sebenarnya tidak perlu bantuan untuk memindahkan barang-barang milik nya, karena barang-barang kebutuhan Lusi tidaklah banyak.

Selesai di angkat dan diberishkan, saat itu sudah tiba mobil box yang membawa ranjang yang sangat bagus untuk Lusi.

"oh....

jadi kamu pria kaya raya itu dan juga bos nya putriku?"

Ucap mpok Alfa, pemilik kos yang sudah tiba di rumah tersebut.

"iya bu, ada masalah?"

"ngak....ngak..... ngak ada."

Jawab mpok Alfa dengan terbata-bata, yang awalnya suara kuat tapi menjadi pelan seketika saat si tatap oleh Yogi.

"saya minta tolong sama ibu, jangan biarkan laki-laki lain menemui Lusi, karena Lusi adalah calon istriku."

"iye....."

Ujar mpok Alfa, yang terlihat tidak menyukai Yogi yang memberikan perintah kepadanya.

"Lusi memang anak yang miskin, tapi tolong jangan kekang gadis belia itu."

"saya paham maksud ibu, saya akan menikahi Lusi ketika dia sudah siap.

Tapi saya tidak membiarkan laki-laki manapun merebut nya dariKu dan tidak akan pernah membiarkan siapapun yang menyakiti nya karena Lusi adalah calon istriku."

"semoga saja kamu memenuhi janji mu."

Yogi mengganguk lalu pamit pulang setelah semua kebutuhan Lusi terpenuhi dan membayar biaya sewa kos Lusi selama satu tahun.

Episodes
1 Berawal
2 Restu Leluhur Pengantin Pertama.
3 Malam Pertama Berujung Maut.
4 Balas Dendam
5 Kutukan Yang Nyata.
6 Kisah Lia.
7 Selamat Dari Maut.
8 Tsunami.
9 Alex Lepas Dari Maut.
10 Tanah Kelahiran.
11 Jejak Keluarga Binsar Batara.
12 Kisah Lusi.
13 Rejeki Yang Melimpah.
14 Pria Aneh.
15 Lusi Mulai Kerja.
16 Lusi Bertemu Dengan Pria Mesum Itu.
17 Tawaran Untuk Menjadi Istri.
18 Calon Istri
19 Masih Menjadi Misteri.
20 Pengakuan Sepihak.
21 Perasaan Yang Tidak Menentu.
22 Misteri Tanda Lahir Lusi.
23 Mimpi.
24 Terlalu Asyik Ngoceh.
25 Kelebihan Yang Lain Dari Lusi.
26 Rahasia Keluarga Lusi.
27 Diterima.
28 Kejutan Dari Lusi.
29 Siapa Ayah kandung Lusi?
30 Arwah Dendam uak Santo.
31 Aji Keturunan Gopal.
32 Kenangan Dari Keluarga Aji.
33 Aji Melamar Desi.
34 Hendak Bersantai Tapi Malah....
35 Curhat.
36 Wajah Suci Hancur.
37 Berpoya-poya.
38 Rana Dideportasi Dari Thailand.
39 Penyesalan.
40 Keserakahan Istri Jono.
41 Kisah Dari Suci.
42 Masuk Penjara.
43 Curhatan Dari Bude.
44 Curhatan Lusi Mengenai Yogi.
45 Kisah Bude.
46 Lusi Bertemu Dengan Papa Nya.
47 Hal Gaib.
48 Santi Minta Maaf.
49 Bertemu Dengan Ibu Tiri.
50 Rencana Lompat Kelas.
51 Lulus.
52 Akan Berangkat ke Paris.
53 Terasa Haru.
54 Sambutan Hangat.
55 Tidak Bisa Membenci.
56 Balik ke Indonesia.
57 Bude nya Lusi Meninggal.
58 Merasa Kehilangan.
59 Yogi Bertindak.
60 Didatangi Oleh Yogi.
61 Bebas Dari Tuduhan.
62 Berhalusinasi.
63 Tidak Ada Yang Mengenali Rana dan Putrinya.
64 Akhirnya Di Tangkap Polisi.
65 Teka-teki yang Belum Terjawab.
66 Hampir Celaka.
67 Pribadi Yogi Yang Masih Misterius.
68 Kisah Dari Seorang Aji.
69 Tanda Lahir Yang Tidak Terlihat.
70 Masih Penasaran.
71 Kejadian Tak Terduga.
72 Masih Menjadi Misteri.
Episodes

Updated 72 Episodes

1
Berawal
2
Restu Leluhur Pengantin Pertama.
3
Malam Pertama Berujung Maut.
4
Balas Dendam
5
Kutukan Yang Nyata.
6
Kisah Lia.
7
Selamat Dari Maut.
8
Tsunami.
9
Alex Lepas Dari Maut.
10
Tanah Kelahiran.
11
Jejak Keluarga Binsar Batara.
12
Kisah Lusi.
13
Rejeki Yang Melimpah.
14
Pria Aneh.
15
Lusi Mulai Kerja.
16
Lusi Bertemu Dengan Pria Mesum Itu.
17
Tawaran Untuk Menjadi Istri.
18
Calon Istri
19
Masih Menjadi Misteri.
20
Pengakuan Sepihak.
21
Perasaan Yang Tidak Menentu.
22
Misteri Tanda Lahir Lusi.
23
Mimpi.
24
Terlalu Asyik Ngoceh.
25
Kelebihan Yang Lain Dari Lusi.
26
Rahasia Keluarga Lusi.
27
Diterima.
28
Kejutan Dari Lusi.
29
Siapa Ayah kandung Lusi?
30
Arwah Dendam uak Santo.
31
Aji Keturunan Gopal.
32
Kenangan Dari Keluarga Aji.
33
Aji Melamar Desi.
34
Hendak Bersantai Tapi Malah....
35
Curhat.
36
Wajah Suci Hancur.
37
Berpoya-poya.
38
Rana Dideportasi Dari Thailand.
39
Penyesalan.
40
Keserakahan Istri Jono.
41
Kisah Dari Suci.
42
Masuk Penjara.
43
Curhatan Dari Bude.
44
Curhatan Lusi Mengenai Yogi.
45
Kisah Bude.
46
Lusi Bertemu Dengan Papa Nya.
47
Hal Gaib.
48
Santi Minta Maaf.
49
Bertemu Dengan Ibu Tiri.
50
Rencana Lompat Kelas.
51
Lulus.
52
Akan Berangkat ke Paris.
53
Terasa Haru.
54
Sambutan Hangat.
55
Tidak Bisa Membenci.
56
Balik ke Indonesia.
57
Bude nya Lusi Meninggal.
58
Merasa Kehilangan.
59
Yogi Bertindak.
60
Didatangi Oleh Yogi.
61
Bebas Dari Tuduhan.
62
Berhalusinasi.
63
Tidak Ada Yang Mengenali Rana dan Putrinya.
64
Akhirnya Di Tangkap Polisi.
65
Teka-teki yang Belum Terjawab.
66
Hampir Celaka.
67
Pribadi Yogi Yang Masih Misterius.
68
Kisah Dari Seorang Aji.
69
Tanda Lahir Yang Tidak Terlihat.
70
Masih Penasaran.
71
Kejadian Tak Terduga.
72
Masih Menjadi Misteri.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!