Tibalah mereka berdua di sebuah rumah dan hanya pria tua yang menyambut mereka berdua.
"selamat malam tuan, apa yang membuat tuan datang kemari di tengah malam seperti ini."
Lia terkejut melihat pria asing itu bisa berbahasa Indonesia, karena beberapa hari ini, Lia selalu bertemu dengan pria asing yang menurutnya bicara dengan bahasa asing.
Alex berbisik kepada pria tua itu, setelahnya pria tua itu membawa mereka berdua ke suatu kamar.
"untuk sementara kalian istrihat disini dulu."
Ucap pria tua itu, dan kemudian mengambil satu buntalan lalu diserahkan kepada Lia.
"isinya pakaian, dulu milik putri ku yang sudah meninggal.
masih bagus dan terawat, bisalah kamu pakai sebelum membeli pakaian baru."
Lia mengucapkan terimakasih kepada pria tua itu, lalu pintu di tutup oleh pria itu.
"air hangat tersedia di kamar mandi itu, bersihkan tubuh lalu kenakan pakaian hangat itu."
Hanya bisa mengganguk dan Lia melangkah ke arah kamar mandi.
Alex berbaring di ranjang tua itu seraya memegang dadanya.
'a.....aaa.....aaaa.........'
brak....prak....bram.....
"kenapa pak?"
Hanya mengenakan handuk yang lilitkan di tubuhnya, Lia keluar dari kamar mandi dan langsung memegang dada Alex karena sumber sakit berasal dari dada yang lebar itu.
haaaaa........
Terlihat Alex sudah tenang dan tangan Lia masih berada di dada nya.
Perlahan Lia merebahkan tubuh Alex ke ranjang, tatapannya yang kwatir karena melihat wajah Alex yang terlihat pucat.
"sebentar ya pak, biar Lia ambilkan dulu minuman."
"ngak usah, temani aku di sini aja."
"baik pak, Lia mau berpakaian dulu."
Lia menarik tangannya dari dada Alex, dan seketika itu juga Alex seperti kesakitan lagi.
Alhasil Lia memegang dada Alex lagi, secara perlahan Alex tidak kesakitan dan wajahnya kembali terlihat normal.
Tatapan mata kedua insan itu saling bertemu, kecantikan wajah Lia terpancar melalui cahaya redup dari lampu kamar.
"Lia....."
Alex memanggilnya dengan lirih, dan memegang kedua pipinya Lia.
Wajah mereka berdua semakin dekat dan pada akhirnya bibir mereka berdua saling bertemu.
Lia membalas ciuman dari Alex, lalu tubuh Lia ditarik oleh Alex.
Tubuh Lia menindih tubuh Alex lalu secara perlahan handuk yang dikenakannya di buka oleh Alex.
Kemudian Alex membalikkan tubuh Lia secara perlahan lalu mengambil alih kontrak, ciuman itu berlanjut.
"maaf.....
a.....k....u..... terpana oleh api asmara mu..."
Alex terdiam karena bibir nya dicium oleh Lia, lalu mendapatkan balasan.
Perlahan Lia membuka lebar kedua pahanya, lalu Alex melepaskan semua pakaiannya kemudian memasukkan milik nya kedalam liang milik Lia.
Suara kenikmatan itu terdengar, memecahkan keheningan malam yang sunyi.
Gairah kedua insan yang dipertemukan karena keadaan yang tidak inginkan dan akhirnya memadu kasih di ranjang tua itu.
Alex dan Lia sama-sama mengerang, pertanda kenikmatan sudah diraih secara bersamaan.
Keringat yang membahasi tubuh kedua insan itu dan berpelukan dengan erat, setelah kenikmatan sudah di raih.
'ahhhh......'
Desah itu keluar dari kedua mulut mereka ketika Alex mencabut senjata nya dari liang milik Lia, akan tetapi masih berpelukan dengan keringat yang membasahi tubuh kedua insan itu.
siurrrr........
Cahaya yang keluar dari tubuh Alex membuat silau dan Lia syok melihat tubuh Alex yang melayang di atas ranjang.
"apa yang terjadi pak?"
Lia menangis sekaligus ketakutan, dan perlahan cahaya itu redup dan tubuh Alex secara perlahan-lahan turun.
Seketika langsung dipeluk oleh Lia, sementara Alex memperhatikan sekeliling dan tatapannya berhenti di sprei yang bercak merah itu.
"kamu adalah gadis yang direstui oleh leluhur Ku, mari kita segera pulang karena para preman itu masih mengejar kita."
Untuk sementara Lia membuang semua pertanyaan yang ada dalam benaknya, lalu beranjak dari ranjang dan mulai mengenakan pakaian.
Begitu juga dengan Alex, mereka sama-sama berpakaian untuk segera pergi dari tempat itu.
Setelah selesai berpakaian dan membereskan barang-barang yang hendak mereka bawa di koper tersebut.
Alex langsung meraih tangan Lia dan langsung keluar dari kamar tersebut.
"bagiamana dengan pria tua itu?"
"penghianat itu, lupakan aja dan kita lewat belakang aja. disana ada mobil untuk kita gunakan."
Mereka berdua berjalan menelusuri jalan setapak di gelapnya malam itu, belum juga jauh dari tempat tersebut.
Terdengar suara mobil menghampiri rumah kecil itu.
Pada akhirnya Alex dan Lia berhasil naik ke mobil tersebut, dan langsung memacu mobil itu dan segera berlalu.
Beberapa meter dari lokasi dan sudah berada di jalan raya, beberapa mobil mengikuti mereka dari belakang.
dor..... dor..... dor..... dor.....
Suara tembakan senjata api ke arah mobil yang dikendarai oleh Alex dan Lia, akan tetapi masih bisa di halau oleh Alex dengan kelihaian mengemudinya.
dor..... dor.... dor..... dor.....
Suara tembakan senjata api itu lagi-lagi terdengar dan menyerang mereka.
"Lia, pegangan yang kuat ya dek dan jangan takut, abang akan selalu bersamamu."
Seketika Lia langsung mengeratkan seat belt pada tubuhnya dan berpegangan kuat.
ngiukkkkkkkkkkkkk..............
Mobil yang dikendarai oleh Alex berputar karena mendadak berhenti dan akhirnya mobil itu bisa berhenti tanpa cidera.
siurrrr.........
Tubuh Alex mengeluarkan cahaya lagi, dan begitu terang hingga membuat silau.
Ngeooong......ngeos........
prak.......bram..... bom.........
Ngeooong......ngeos........
bram........prak....... bram....
Suara mobil yang bertabrakan dan berjatuhan, mobil-mobil yang mengejar mereka berdua ludes terbakar setelah tabrakan satu sama lainnya.
nging..........
Lia menutup kupingnya karena, suara-suara yang keluar begitu memekakkan telinga serta mata terpejam karena silau cahaya yang di hasilkan oleh tubuh Alex.
Ngeossssss........
Mobil yang disetir oleh Alex melaju kencang meninggal lokasi pertumpahan darah itu.
Mobil itu terus melaju kencang dan Lia masih menutup kedua matanya serta kuping nya menggunakan kedua tangannya.
Langit gelap secara perlahan terhapus karena sinar mentari pagi yang tertutupi awan.
Dinginnya alam karena musim salju yang menyelimuti kota Texas.
"Kita sudah sampai Lia, buka mata dan telinga mu dan mari kita turun."
"kita berada dimana pak."
"panggi aja abang, dan kita berada di pelabuhan untuk pergi dari negara ini."
Lia hanya mengangguk mengerti dan akhirnya mereka berdua turun dari mobil tersebut.
"kamu jangan bicara iya, biar abang aja yang menghadapinya."
"iya bang, toh juga Lia ngak ngerti bahasa mereka."
Jawab Lia dengan santai dan tangan langsung meraih tangan Alex.
Alex hanya menunjukkan kartu dan juga identitas nya lalu berbisik kepada petugas, dan kemudian berlalu ke dalam kapal pesiar itu. kapal pesiar yang sangat besar dan mewah.
Sesampainya di dalam kapal, seorang pria yang berpakaian rapi dan elegan menghampiri mereka berdua, lalu menuntun mereka berdua untuk masuk kedalam sebuah kamar.
Kamar yang mewah dan elegan, Lia terlihat mengagumi kemewahan dari kamar tersebut.
"Lia belum lihat kamar sebagus dan semewah ini bang."
Alex hanya tersenyum menanggapi ucapan dari Lia, lalu membuka lemari dan meraih handuk.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments