Hampir dua hari bencana tsunami itu melanda kota tersebut dan pada hari ketiga sang mentari sudah keluar dari peraduannya.
Ombak itu sudah tenang dan daratan hanya menyisakan luka dan penderitaan.
Mayat manusia dan hewan berada dimana-mana dan tim evakuasi sudah mulai bergerak untuk mencari para korban.
Nan jauh di lautan sana, sebuah pulau yang belum pernah tersentuh oleh tangan manusia.
Bibir pantai yang sejuk karena udara yang segar dari pepohonan yang rimbun yang tumbuh liar di pulau itu.
Pulau kecil dengan beraneka ragam tumbuhan dan hewan lainnya.
'brurrrrr..... slek....slek...slek......'
Anjing laut menjilati tubuh seorang pria yang terdampar di pinggir pantai, dan jilatan anjing laut itu membuatnya terbangun.
Perlahan-lahan membuka kedua matanya dan menggerakkan kedua tangan dan kakinya.
Setelah bisa bergerak dan hal membuat anjing laut itu menjauhinya.
"Lia... L.....i......a......."
Pria itu berteriak dan hanya burung-burung yang berterbangan yang menyahutinya.
Perlahan bangkit dan akhirnya pria itu bisa duduk dan melihat sekitar nya.
Memaksakan diri untuk berdiri, dikarenakan rasa haus yang luar biasa.
Bergerak dari bibi pantai memasuki hutan pulau tak berhenti itu, suara gemercik air membuat tertegun dan langsung berjalan ke arah suara air mengalir itu.
Sungai kecil yang mengalir dengan air jernih nan sejuk, pria itu langsung menyebur ke dalam sungai dan meminum air sebanyak mungkin untuk melepaskan dahaganya.
Ternyata pria itu adalah Alex, entah kenapa dia bisa terdampar di pulau itu dan tombak yang mengenai punggungnya sudah tiada.
Lalu kemana tombak yang mengenai punggungnya itu?
Apakah Alex bisa melawan kematian?
***
Perlahan-lahan Alex keluar dari sungai itu dan terakhir duduk di batu besar yang ada di bibir sungai.
Berulangkali Alex menyeka air matanya, air mata yang telah menyatu dengan air yang jatuh dari rambutnya.
"Lia..... L.....i.....a...... L.....i.....a...... "
Alex berteriak memanggil nama Lia, gadis cantik yang hendak di nikahi nya.
Lalu Alex berlutut dan mengangkat kedua tangannya ke atas lantai seperti orang yang sedang berdoa.
"Oppung mula jadi nabolon namarhuasa di portibi on, huboto do parangeku na sutama." * bahasa batak toba
(wahai leluhur ku, sang penguasa di dunia ini. saya sadar akan segala dosa-dosa ku).
Alai buasa ikkon dangol hian massai barnit hulala, buhodo baehonon ku mangubati dangol ni roha kon?"
(tapi kenapa aku harus mengalami sakit hati dan penderitaan jiwa seperti ini?)
siurrrr.......bruk...... barrrrrr.......
Petir yang menyambar-nyambar dan gemuruh yang saling bersahutan, yang awalnya cerah kini seperti hendak terjadi badai yang dahsyat.
Sling........
Alex menghilang dari bibir sungai itu, dan petir serta gemuruh itu sudah berhenti.
Ternyata Alex sudah berada di gubuk itu, dimana Ia bersama Lia untuk pertama kalinya memadu kasih.
"pahias ma mulai sian luat on, jala ho di takdir hon laho paulihon akka boru-boru namanoon nabarnit i."* bahasa batak toba.
(lenyap semua kejahatan mulai dari sini, karena kamu sudah ditakdirkan untuk menolong mereka yang menderita, penderitaan dari para gadis-gadis yang di tahan itu.)
"Dung di pauli ho, jala bahen dison undung-undung mu, sibaen harta siparsangap."
(setelah kamu menyelesaikan semuanya, lalu bangun kerajaan bisnis mu disini, agar kamu semakin jaya disini
"Nungga pa onom si boru di ho, dalan on ma nabarnit sitaonon non mu."
(inilah gadis ke enam yang telah kami restui untukmu, inilah jalan terbaik untukmu untuk mengakhiri penderitaan mu.)
"Pauli dalan mu, jala i ma mamboan ho laho pasidungkon si taon non mu."
(perbaiki dan buatlah jalan mu sendiri, untuk mengakhiri semua penderitaan mu.)
Suara misterius itu telah lenyap, dan cahaya silau mulai menyelimuti seluruh tubuh Alex dan membuatnya melayang di udara.
Perlahan-lahan cahaya itu redup dan tubuh Alex kembali ke tanah dengan posisi berdiri tegak.
"akan ku hancurkan kalian semua."
Ujar Alex dan kemudian memejamkan matanya.
Cahaya kilau menyertainya dan Alex bisa menerawang para gerombolan preman itu bermarkas.
Cahaya itu redup lagi, dan Alex mengganti pakaiannya dengan pakaian yang ada dalam lemari.
Kemudian keluar dari kamar dan seperti mencari keberadaan seseorang.
"mana kau penghianat?"
Seorang pria tua, yang menjaga rumah tua itu. lalu di bekuk oleh Alex, sehingga pria tua hanya bisa pasrah.
"maafkan saya tuan, sa.....y...a..... terpaksa melakukannya karena di ancam oleh mereka, dan akan membunuh keluarga Ku jika tidak memenuhi permintaan mereka.
Gengster itu adalah kelompok preman yang di takuti di kota ini, gengster itu adalah malaikat maut di kota ini dan pemilik kota ini.
Tidak seorangpun yang berani membantah gengster itu, karena nyawanya dan juga nyawa keluarga akan melayang."
Alex melepaskan pria tua itu, dan duduk disampingnya.
"berapa titik daerah kekuasaan mereka?"
"seluruh penjuru kota ini tuan, tapi markas utama mereka di hotel Micha."
"kamu tunggu disini, awas kalau kau berkhianat lagi."
Langit mendung dan petir menyambar-nyambar seluruh kota dan Alex menghilang dari hadapan pria tua itu.
Di persimpangan jalan, sekelompok preman sedang nongkrong dan beberapa diantaranya sedang berjaga-jaga.
prak....brak..... bram.....
"ahhhhhh..... ahhhhhh"
Benda-benda yang ada disekitar area berterbangan, yang di iringi oleh suara teriakan rasa sakit dari gerombolan preman itu, tubuh mereka melayang di udara dan berhamburan sehingga semua anggota gengster itu meninggal di tempat.
"what the hell....."
Teriak seorang pria asing yang merupakan anggota gengster itu.
"ahhhhhh....."
Pria itu menjerit dan kemudian terbang kemudian tertancap di sebuah besi yang pada akhirnya meninggal di tempat.
Beberapa gengster sudah lenyap di banyak titik penjuru kota, akan tetapi petir dan gemuruh yang disertai hujan tiada berhenti.
Petir dan gemuruh itu saling bersahutan, yang diselingi oleh angin kencang.
Dibawah derasnya hujan, Alex menelusuri jalan kota ditengah-tengah sambaran petir dan bunyi guruh yang saling bersahutan.
Pada akhirnya tiba disebuah hotel, dan hotel itu bernama Micha.
"ah......ah........"
Alex mengangkat mobil yang terparkir di depan hotel dan kemudian....
prak....bram......
Alex melemparkan mobil itu tepat di pintu masuk hotel dan tiba-tiba.........
"open the head......"
Ucap seorang pria asing berbadan gempal dan terlihat sangar.
Segerombolan preman langsung berlarian menuju arah Alex.
"kill him, now...."
Teriak dari salah salah satu gerombolan preman itu, dan mereka serentak mengepung Alex.
'haaaaaaaa.......'
Anggota gengster itu melayang di udara, teriakan itu membuat keadaan semakin gaduh.
Prak.......
Cahaya kilau dari petir yang menyambar tubuh para gengster yang melayang di udara, yang menyebabkan tubuh mereka gosong seketika karena disambar oleh petir.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments