POV Lusi.*
Lusi belum menjelaskan gambar desain nya, dan malah mengambil contoh kain perca Desi yang ada di atas meja.
"tema desain adalah gadis si mentel, seorang gadis yang baru beranjak dewasa yang ingin menunjukkan jati dirinya lewat fashion.
Jadi....
Kemarin itu disekolah kami di adakan lomba tari tradisional kak, dan berhubung Lusi sekolah di yayasan milik suku Batak, dan tema nya adalah budaya Batak.
Lusi sangat menyukai ulos atau kain tenun khas Batak kak, nama ulos nya ragi hotang.
Bahan nya adalah campuran dari kain tenun atau ulos ragi hotang itu dan paduan kain sutra.
Modelnya simpel untuk anak remaja dan beranjak dewasa, dan sedikit brokat untuk orang dewasa serta lanjut usia."
"waouuuuu.....
unik dan menarik, kakak boleh memakai desain mu ini?
jika terpilih, pokoknya ada fee untukmu sayang ku....."
"mendengar kata fee yang berarti uang, Lusi pasti setuju kak."
"kamu ini ada-ada aja deh."
Lusi malah tertawa menanggapi ucapan Desi, dan akhirnya pamit masuk ke kamarnya untuk istirahat.**
'om ngapain? kenapa mencari ku dan om siapa?'
Lusi terbangun karena mimpi nya sampai mengigau seperti itu.
"siapa pria aneh itu ya? kenapa dia ada dalam mimpiku?
Untung dia ganteng, kalau ngak ku jambak rambut nya."
Ucap Lusi yang berbicara sendiri, dan meraih handphone kecil itu dan melihat jam digital nya yang sudah menunjukkan pukul tiga subuh.
"lebih baik belajar ajalah, supaya bisa lulus dan nantinya memilih sekolah tata busana itu deh.
Tapi apa cukup uangku untuk sekolah disana?
Nanti aja deh, yang penting lulus SMP aja dulu, nantinya urusan lainnya."
Lagi dan lagi Lusi berbicara dengan dirinya sendiri.
Kemudian membuka buku pelajarannya dan mulai belajar seperti kebiasaannya.
Tanpa terasa waktu terus berjalan, dan sinar mentari pagi mengusik gelapnya malam.
Lusi melangkah ke kamar mandi untuk membersihkan wajah nya.
Setelah itu menuju arah dapur dan memasak untuk dirinya sendiri.
Selesai memasak dan beres-beres kemudian Lusi duduk di kursi kayu itu.
"baru rasanya seperti manusia, lepas dari neraka itu.
Untuk bisa tinggal di kos-kosan harus menabung dengan cara sembunyi-sembunyi agar tidak ketahuan.
Kenapa Papa bisa berubah drastis setelah menikahi si janda itu?
apa sih kelebihan si janda beranak dua itu?"
Terlihat kekesalan dari raut wajahnya, ketika mengingat keluarga nya dimana ayah kandungnya seperti mencampakkan dirinya.
"sudahlah....
Mama akan paham keadaan ku saat ini, menjadi terbaik dan itu adalah harapan mama untuk putrinya ini."
Ucap Lusi lagi, maksud dari perkataannya untuk menguatkan dirinya sendiri.
Kemudian Lusi sarapan seraya menatap menteri yang baru keluar dari peraduannya.**
tok....tok....
"Lusi.... Lusi......
bangun dek..... bangun......"
"sudah bangun loh kak, ini Lusi lagi sarapan."
Ujar Lusi setelah membuka pintu kamar, dimana Desi, anak perempuan pemilik kos
"sarapan? kakak boleh mintak ngak? maksud kakak numpang sarapan.
itu tuh, mama lupa menekan tombol masak di rice cooker dan ikan yang sudah masak di curi kucing."
"bisa kak, lagian Lusi masak banyak kok. lalu si adek gimana kak?"
"Irfan..... Irfan......."
Adik laki-laki Desi ternyata sudah nongol didepan pintu kos Lusi seraya tersenyum lebar.
"maaf ya kak, kami jadi merepotkan kakak."
"santai aja Irfan, kalau habis kak Lusi tinggal masak kok, belanjaan kakak toh juga di bayar oleh mpok."
"begitu ya kak, oh iya kira-kira cukup ngak untuk bapak? kasian bapak mau kerja tapi ngak sarapan."
"masih....
cukup lah untuk tiga orang lagi, tapi untuk mpok pasti ngak cukup lah."
"Mpok ngak usah Lusi, biar anak-anak dan bapak nya aja. kalau mpok gampang lah."
Ujar mpok Alfa yang sudah ada di belakang Irfan anak laki-lakinya.
Akhirnya Desi, adik nya dan bapak nya. sarapa di kamar kos Lusi. mereka terlihat lahap memakan masakan Lusi.
"Lusi kok bisa masak banyak?"
"sengaja mpok, sekaligus mau kasih cicip mpok, resep masakan dari almarhumah mamanya Lusi.
Tadi pas mau masak nasi, beras nya tertumpah di rice cooker yang sudah berisi air mpok.
Rencananya sih kalau lebih kian mau ngasih ke tetangga kamar."
oh........
Keluarga mpok Alfa serentak mengatakan ohh, dan kemudian melahap masakan Lusi.
"enak kyak ikan itu ya."
Ujar mpok Alfa yang terlihat tergiur dengan aroma ikan dan tampilan nya.
"ikan dan sayur Nyaw masieh beneyek...."
"bapak makan pelan-pelan ntar ye ngobrol nya."
Pinta mpok Alfa yang tersenyum mendengar ucapan suaminya yang tidak jelas karena sedang makan.
"sekali lagi mpok mintak maaf ya Lusi, di daerah sini susah nyari sarapan pagi. kalaupun ada dan itu ngak enak.
Jujur mpok ngomong, hanya sama Lusi seperti ini, itu karena masakan Lusi enak."
"santai aja mpok, ntar nanti Lusi bisa makan siang di rumah mpok."
hahahaha hahahaha hahahaha hahahaha hahahaha hahahaha hahahaha hahahaha
Mpok Alfa tertawa lepas karena ucapan Lusi yang seenak udelnya.
"kenyang, terimakasih dek Lusi."
Ucap Desi, yang sudah selesai makan dan salah fokus ke arah buku gambar Lusi di meja kecilnya.
"itu gambar design mu ya dek?"
"iya kak, kalau minat dan siapa tahu berguna, silahkan kakak ambil."
"okey.....
tenang aja, nanti ada fee nya. jika laku ya dek, dan anggap aja iseng-iseng berhadiah."
Lusi hanya mengangkat kedua jempolnya ke arah Desi, dan seketika anak gadis pemilik kos itu memasukkan design gambar itu ke tas nya.
"terimakasih ya Lusi, atas hidangan mu yang enak dan lezat."
Ujar suami mpok Alfa, lalu meraih tangan anak laki-lakinya untuk berangkat bersama.
"nasinya masih cukup untuk mpok, silahkan makan mpok."
"terimakasih Lusi."
Jawab si mpok dan langsung menuangkan nasi itu ke piring berikut dengan lauk dan sayur.
Sementara mpok makan dan Lusi mencuci piring, selesai cuci piring dan menghampiri mpok Alfa yang masih makan.
"hari ini Lusi bisa kerja kan mpok?"
"bisa dong sayang, iya dah habis mpok makan dan juga mandi, kita langsung jalan."
Lusi hanya tersenyum lebar menanggapi jawaban dari ibu kos nya dan tetap menunggu mpok Alfa makan.
Mpok Alfa sudah selesai makan, lalu masuk ke rumah untuk mandi dan bersiap-siap ke restoran.
Berselang beberapa menit kemudian, mpok Alfa sudah sudah berteriak memanggil Lusi dari bawah kos.
Lusi langsung meraih tas kecilnya dan menemui ibu kos nya dibawah.
Lalu mereka berdua berangkat ke restoran dengan mengendarai motor milik mpok Alfa.
Hanya butuh waktu sepuluh menit, mereka berdua sudah tiba di restoran, dan mpok Alfa memperkenalkan Lusi ke karyawan lainnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments