Pria Aneh.

POV Lusi.*

Lusi membantu mpok Alfa untuk menyusun belanjaannya, setelah itu Lusi masuk ke kamarnya dan merapikan semua belanjaan nya lalu membuka kembali tas ransel yang sudah usang itu.

Mpok Alfa memberikan tas sekolah untuk Lusi dan berniat untuk memindahkan peralatan sekolah nya ke tas baru itu.

"pensil 2B dan penghapus nya kemana ya? perasaan sudah masuk semua deh ke dalam tas ini."

Ujar Lusi dan terus mencari pensil dan penghapus itu.

"capek banget, istrihat dulu lah. nanti sore aja beli lagi."

Karena kelelahan, Lusi akhirnya memilih istrihat dan memutuskan untuk membeli peralatan itu nanti sore.

Karena masih waktu ujian Nasional sampai lusa.**

"lapar..."

Ujar Lusi, yang terbangun karena kelaparan. lalu melihat sekeliling dan ternyata sudah malam saja.

Kemudian Lusi melirik handphone warisan dari almarhumah mama nya, dan layar mini handphone itu.

Layar handphone yang menunjukkan sudah pukul tujuh belas lewat tiga belas menit, itu artinya sudah malam.

"besok pagi aja masak, beli makanan di luar aja deh, sekalian beli pensil dan penghapus. tapi mandi dulu lah, biar seger."

Ujar Lusi dan kemudian melangkahkan kakinya ke arah kamar mandi seraya meraih handuk milik nya yang sudah tergantung dibalik pintu kamar kos.**

Tok.... tok....tok....

"Lusi..... "

"iya mpok, bentar...."

Sahut Lusi dari dalam kamar, ketika menyisir rambutnya setelah selesai mengeringkan rambutnya yang baru keramas.

"kenapa mpok?"

"mau kemana? kok dah rapi aja."

"mau supermarket di depan itu mpok, untuk membeli perlengkapan ujian sekaligus cari makan."

"pensil 2B berikut dengan penghapus nya dan juga papan ujian kan?

Anak mpok punya, nanti tinggal mintak aja sama Desi.

Urusan mpok lebih urgen, sebentar lagi saudara mpok dari Depok mau datang kemari, tolong masak dong.

Nanti ibu bayar deh, dan mpok kasih makan plus pensil 2B."

"ayooooo."

Lagi-lagi Lusi langsung menggandeng tangan mpok Alfa dan tidak lupa mengunci pintu kamar setelah mengambil dompet kecil miliknya dari laci meja kecil itu.

Lusi langsung memasak yang dibantu oleh mpok Alfa dan anak perempuannya.

Beberapa menit kemudian masakan sudah tersaji, dan Lusi segera makan setelah dipersilahkan oleh mpok Alfa.

"maaf iya Lusi, pensil 2B ini ada, bahkan ada dua nih, satu masih baru dan satu nya lagi sudah pernah kakak pakai.

Papan ujiannya masih bagus, tinggal penghapus nya ngak ada."

"ngak apa-apa kak, ini masih jam sembilan malam kok, nanti Lusi belikan setelah selesai makan."

Ujar Lusi kepada anak perempuan mpok Alfa, dan menyelipkan uang ke saku celana Lusi uang lima puluh ribu dua lembar.

"apa ini kak?"

"buat beli penghapus dan keperluan lainnya, sekaligus ucapan terimakasih karena membantu mama masak."

"Lusi masih ada uang kok kak, lagian Lusi..."

"ssttttt.....

Ngak usah bawel ya, kakak dah kerja dan itu murni niat kakak atas masakan mu yang sangat enak."

"rezeki ngak boleh di tolak, terimakasih kak."

Ucap Lusi yang akhirnya menerima uang pemberian Desi, anak gadis mpok Alfa.

Lusi sudah selesai makan dan langsung mencuci piring yang kotor bekas dia memasak.

"kakak aja yang nyuci, sana beli penghapus nya."

"sssttt.....

juru masak itu harus membiasakan diri untuk selalu bersih."

Desi dan mama nya hanya tertawa menanggapi ucapan dari Lusi.

Selesai mencuci piring, Lusi pamit untuk keluar.

Menelusuri gang yang lumayan besar dan akhirnya Lusi tiba di jalan besar dan hanya berjalan sebentar dan sudah tiba di supermarket itu.

langsung menuju rak peralatan tulis, dan menemukan apa yang dicarinya.

Lalu berjalan ke arah rak cemilan dan mengambil beberapa cemilan untuk dirinya sendiri di kamar kos nantinya.

Berdiri di hadapan kasir untuk membayar belanjaan nya, lalu keluar dari supermarket.

Saat Lusi berjalan dan merogoh kantong belanjaan, Ia fokus ke kantong belanjaan itu tanpa melihat ke depan.

prak....brek.....bram......

Lusi menabrak seseorang dan semua belanjaannya bertaburan.

"ahhhhhh..... ahhhhhh...... ahhhhhh......"

Ternyata Lusi menabrak laki-laki yang terlihat masih sangat muda, dan laki-laki itu meringis kesakitan sembari memegang dadanya.

"om kenapa?"

Lusi tidak mendapatkan jawaban dari laki-laki itu, yang masih terus mengerang kesakitan.

Kemudian Lusi bangkit dan menghampiri laki-laki yang meringis kesakitan di area dadanya.

"om kenapa?"

Lusi bertanya untuk kedua kalinya, dan ikut memegang dada laki-laki itu.

Seketika laki-laki itu berhenti meringis kesakitan, wajah yang sempat pucat pasi, kini berangsur-angsur membaik dan normal.

"ngapain om pegang-pegang tanganku, dasar mesum."

Lusi langsung menarik tangan nya dari dada laki-laki itu, karena tangannya dipegang olehnya dan seperti melecehkan Lusi.

Akan tetapi laki-laki hendak meraih tangan Lusi lagi dan.....

plak.....

Lusi menampar pipi laki-laki itu dan kemudian mengutip belanjaannya yang berserakan di tanah.

Setelah mengumpulkan belanjaan nya, Lusi langsung berlari.

"dasar pria mesum, ganteng sih tapi.......

kok ngaco gini pikiran ku."

Lusi terus mengoceh dan semakin mempercepat langkahnya dan tanpa disadarinya sudah sampai di depan kos nya.

Sesampai di depan kos nya, Lusi melihat Desi anak gadis pemilik kos yang sedang duduk di teras rumah.

"sibuk amat, lagi ngapain kak? kok di luar?"

"di dalam bising dek, kakak harus menyelesaikan sketsa atau desain baju ini, karena besok harus persentase."

"oh gitu, gambar kakak bagus juga. bisa mintak buku gambar nya? Lusi mau coba gambar kak."

Seraya tersenyum Desi memberikan satu lembar kertas berukuran A3 serta pensil kepada Lusi.

Kemudian Lusi mengeluarkan minuman ringan yang dibelinya dari supermarket dan diberikannya kepada Desi.

"kok berpasir dek?"

"maaf kak, sini biar Lusi bersihkan. tadi Lusi nabrak pria aneh dan belanjaan Lusi jatuh kak."

"oh gitu....."

Lusi kemudian memberikan minuman itu kepada Desi setelah dibersihkan nya.

Bersama-sama mereka menggambar dan tanpa suara, hanya suara pensil yang di goreskan ke kertas yang terdengar.

"ngak belajar emangnya dek?"

"bosan kak, dari kemarin Lusi belajar banyak, sesekali rileks dulu dengan cara menggambar seperti ini.

pinjam dulu pensil warna nya."

Desi memberikan satu set pensil warna kepada Lusi dan mereka kembali menggambar bersama.

Susana kembali hening dan mereka asyik menggambar.

Setelah beberapa menit, Lusi memperlihatkan hasil gambar desain nya kepada Desi.

"kak...

gimana gambar Lusi? jelek ya."

"oh..... my god....."

Terlihat dari ekspresi Desi, yang mengagumi desain Lusi dan memperhatikan gambar desain itu dengan seksama.

Belum puas juga Desi memperhatikan empat gambar desain dari Lusi dalam kertas ukuran A3 itu.

"coba jelaskan tema dari gambar desain mu ini, karena unik gitu loh."

Pinta Desi kepada Lusi, yang sangat mengagumi desain gambar Lusi.

Lusi tersipu malu, karena gambar nya di puji oleh Desi.

Episodes
1 Berawal
2 Restu Leluhur Pengantin Pertama.
3 Malam Pertama Berujung Maut.
4 Balas Dendam
5 Kutukan Yang Nyata.
6 Kisah Lia.
7 Selamat Dari Maut.
8 Tsunami.
9 Alex Lepas Dari Maut.
10 Tanah Kelahiran.
11 Jejak Keluarga Binsar Batara.
12 Kisah Lusi.
13 Rejeki Yang Melimpah.
14 Pria Aneh.
15 Lusi Mulai Kerja.
16 Lusi Bertemu Dengan Pria Mesum Itu.
17 Tawaran Untuk Menjadi Istri.
18 Calon Istri
19 Masih Menjadi Misteri.
20 Pengakuan Sepihak.
21 Perasaan Yang Tidak Menentu.
22 Misteri Tanda Lahir Lusi.
23 Mimpi.
24 Terlalu Asyik Ngoceh.
25 Kelebihan Yang Lain Dari Lusi.
26 Rahasia Keluarga Lusi.
27 Diterima.
28 Kejutan Dari Lusi.
29 Siapa Ayah kandung Lusi?
30 Arwah Dendam uak Santo.
31 Aji Keturunan Gopal.
32 Kenangan Dari Keluarga Aji.
33 Aji Melamar Desi.
34 Hendak Bersantai Tapi Malah....
35 Curhat.
36 Wajah Suci Hancur.
37 Berpoya-poya.
38 Rana Dideportasi Dari Thailand.
39 Penyesalan.
40 Keserakahan Istri Jono.
41 Kisah Dari Suci.
42 Masuk Penjara.
43 Curhatan Dari Bude.
44 Curhatan Lusi Mengenai Yogi.
45 Kisah Bude.
46 Lusi Bertemu Dengan Papa Nya.
47 Hal Gaib.
48 Santi Minta Maaf.
49 Bertemu Dengan Ibu Tiri.
50 Rencana Lompat Kelas.
51 Lulus.
52 Akan Berangkat ke Paris.
53 Terasa Haru.
54 Sambutan Hangat.
55 Tidak Bisa Membenci.
56 Balik ke Indonesia.
57 Bude nya Lusi Meninggal.
58 Merasa Kehilangan.
59 Yogi Bertindak.
60 Didatangi Oleh Yogi.
61 Bebas Dari Tuduhan.
62 Berhalusinasi.
63 Tidak Ada Yang Mengenali Rana dan Putrinya.
64 Akhirnya Di Tangkap Polisi.
65 Teka-teki yang Belum Terjawab.
66 Hampir Celaka.
67 Pribadi Yogi Yang Masih Misterius.
68 Kisah Dari Seorang Aji.
69 Tanda Lahir Yang Tidak Terlihat.
70 Masih Penasaran.
71 Kejadian Tak Terduga.
72 Masih Menjadi Misteri.
Episodes

Updated 72 Episodes

1
Berawal
2
Restu Leluhur Pengantin Pertama.
3
Malam Pertama Berujung Maut.
4
Balas Dendam
5
Kutukan Yang Nyata.
6
Kisah Lia.
7
Selamat Dari Maut.
8
Tsunami.
9
Alex Lepas Dari Maut.
10
Tanah Kelahiran.
11
Jejak Keluarga Binsar Batara.
12
Kisah Lusi.
13
Rejeki Yang Melimpah.
14
Pria Aneh.
15
Lusi Mulai Kerja.
16
Lusi Bertemu Dengan Pria Mesum Itu.
17
Tawaran Untuk Menjadi Istri.
18
Calon Istri
19
Masih Menjadi Misteri.
20
Pengakuan Sepihak.
21
Perasaan Yang Tidak Menentu.
22
Misteri Tanda Lahir Lusi.
23
Mimpi.
24
Terlalu Asyik Ngoceh.
25
Kelebihan Yang Lain Dari Lusi.
26
Rahasia Keluarga Lusi.
27
Diterima.
28
Kejutan Dari Lusi.
29
Siapa Ayah kandung Lusi?
30
Arwah Dendam uak Santo.
31
Aji Keturunan Gopal.
32
Kenangan Dari Keluarga Aji.
33
Aji Melamar Desi.
34
Hendak Bersantai Tapi Malah....
35
Curhat.
36
Wajah Suci Hancur.
37
Berpoya-poya.
38
Rana Dideportasi Dari Thailand.
39
Penyesalan.
40
Keserakahan Istri Jono.
41
Kisah Dari Suci.
42
Masuk Penjara.
43
Curhatan Dari Bude.
44
Curhatan Lusi Mengenai Yogi.
45
Kisah Bude.
46
Lusi Bertemu Dengan Papa Nya.
47
Hal Gaib.
48
Santi Minta Maaf.
49
Bertemu Dengan Ibu Tiri.
50
Rencana Lompat Kelas.
51
Lulus.
52
Akan Berangkat ke Paris.
53
Terasa Haru.
54
Sambutan Hangat.
55
Tidak Bisa Membenci.
56
Balik ke Indonesia.
57
Bude nya Lusi Meninggal.
58
Merasa Kehilangan.
59
Yogi Bertindak.
60
Didatangi Oleh Yogi.
61
Bebas Dari Tuduhan.
62
Berhalusinasi.
63
Tidak Ada Yang Mengenali Rana dan Putrinya.
64
Akhirnya Di Tangkap Polisi.
65
Teka-teki yang Belum Terjawab.
66
Hampir Celaka.
67
Pribadi Yogi Yang Masih Misterius.
68
Kisah Dari Seorang Aji.
69
Tanda Lahir Yang Tidak Terlihat.
70
Masih Penasaran.
71
Kejadian Tak Terduga.
72
Masih Menjadi Misteri.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!