Satu Minggu berlalu sejak peristiwa kelam itu, rifal preman geng jago yaitu geng merah ikut kena imbasnya, karena kedua geng preman sama-sama meresahkan para warga.
Bos dan anggota geng merah tewas tergantung di depan markasnya, dan semua usahanya terbakar ludes.
Bukan hanya itu saja, keluarga kedua geng preman yang menikmati hasil dari bisnis menjijikkan itu harus tewas juga, mulai dari bayi sampai orang dewasa.
Tidak ada yang tersisa, dan mati dengan cara yang mengenaskan.
Semua kepala anggota keluarga dari kedua geng preman itu terputus dan digantung di depan rumah masing-masing.
Berita duka yang menyeramkan itu menjadi kabar sukacita bagi sebagian besar para warga, karena pada akhirnya kedua geng preman itu lenyap.
Geng preman yang selalu meresahkan para warga dan banyak korban harta bahkan jiwa keluarga yang melayang karena ulah kedua geng preman tersebut.**
"haaaaaaaa............."
Dari sebuah rumah di persimpangan jalan, terdengar suara teriakan pria. ternyata teriakan itu adalah milik Gopal, orang kepercayaan Poltak yang telah di kutuk.
Kutukan Poltak nyata dan terwujud bagi Gopal, tiga anak perempuan Gopal meninggal dengan misterius di waktu yang bersamaan, dan tinggal lah anaknya yang laki-laki yang berusia 3 tahun.
"Santo bangsat....
akan ku bunuh kau, karena kau menyeret ku kedalam masalah, ketiga putriku jadi korban.
bangsat kau Gopal."
Gopal berteriak disamping ketiga mayat putrinya.
Isak tangisannya pecah sembari mengambil parang dan kemudian melangkah keluar untuk menghampiri kediaman Uak Santo.
Uak Santo tinggal dirumah yang diberikan oleh bos preman geng jago upah atas informasi yang diberikan kepada geng jago.
Upah yang sama diterima oleh Gopal, akan tetapi ditolaknya setelah Poltak mengutuk keluarga nya.
Ternyata bukan hanya Gopal yang mendatangi tempat tinggalnya uak Santo.
Beberapa keluarganya ikut mendatangi dan mereka bersama-sama dengan brutalnya menggorok leher uak Santo karena dianggap sebagai manusia terkutuk.
Beberapa orang yang hadir dirumah uak Santo dengan keadaan fisik tubuh yang sama dengannya, bahkan ada lebih parah. mereka secara bersama-sama mendatangi kediaman Santo.
Amarah yang tidak terkendali membuat mereka semua hilang akal sehatnya dan membakar mayat Santo didalam rumahnya.
Setelah dendam merasa terlampiaskan, Gopal kembali ke rumahnya, yang bersimpuh dengan air mata yang berlinang dihadapan mayat ketiga putrinya.
"maafkan bapak ya, ini semua salah bapak. seandainya bapak tidak berkhianat semua kejadian ini tidak akan pernah terjadi."
Gopal berkata demikian dengan Isak tangisan yang meratapi nasib ketiga putrinya yang sudah tiada.
"sudahlah pak, semua ini sudah takdir."
U Istrinya untuk menguatkan hati suaminya yang sudah rapuh.
"maafkan bapak ya ma, bapak adalah suami yang gagal melindungi keluarga, saya penghianat.
Bang Poltak adalah pria yang baik, dan sudah berulangkali menolong keluarga kita.
Tapi aku membalasnya dengan penghianatan, seharusnya aku yang di hukum bukan putriku."
kreeesk..... srttttt....
Parang yang dibawanya akhirnya digunakan untuk menggorok lehernya sendiri dihadapan istri, anak laki-laki serta dihadapan mayat ketiga putrinya.
"bapak.....,"
Teriak istrinya setelah melihat darah yang mengalir deras dari leher suaminya.
Darah segar mengalir dari leher Gopal, leher yang dipotong olehnya karena merasa kecewa dan putus asa.
Semuanya berawal dari kecemburuan uak Santo yang merasa iri dengan Poltak yang mendapat segala hal yang diinginkannya. dan itu menjadi bencana bagi Gopal dan tentunya bagi Poltak.
Kecemburuan itu membuat mata hati uak Santo menjadi suram dan godaan dari uak Santo kepada Gopal untuk berkhianat yang membuat banyak korban melayang.
Kecemburuan, iri dan dengki akan melenyapkan akal sehat manusia dan tentunya akan berimbas kepada banyak orang.
Tamu yang melayat hanya bengong melihat peristiwa yang terjadi.
Sebenarnya mereka bingung dengan semua ucapan Gopal yang akhirnya bunuh diri dengan cara menggorok lehernya sendiri.
Empat mayat yang harus dihadapi istrinya bersama anak laki-lakinya yang masih kecil.
Tamu yang melayat langsung mengambil alih, karena istri Gopal sudah pingsang karena suaminya menggorok lehernya dihadapannya.
"sepertinya mau hujan, kita kebumikan aja pak Gopal dan putri nya."
Ujar salah satu tamu, dan yang lain setuju. empat tamu perempuan yang melayat langsung membawa istri Gopal serta anak laki-lakinya ke dalam bilik lain di rumah itu.
Sementara tamu yang lainnya langsung membawa ke empat jenazah itu ke makam untuk dikebumikan.***
Tiga hari setelah kejadian tersebut, hujan badai selalu menerpa wilayah tersebut.
Tolong..... tolong..... tolong......
Teriak warga karena rumah hanyut, sungai meluap karena hujan deras yang disertai badai membuat sungai meluap dan akhirnya membanjiri pemukiman warga.
Hujan badai yang seolah-olah tiada henti, hingga membuat sebagian warga mulai mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Hujan badai belum berhenti juga, dan sudah banyak menelan korban jiwa dan juga harta benda para warga.***
Setelah berhari-hari hujan badai, akhirnya hujan reda dan matahari pagi yang cerah menerangi alam sekitar.
Banjir sudah mulai surut dan evaluasi warga tetap dilakukan.
Tercatat sudah warga yang meninggal dunia akibat banjir, dan banyak warga yang sakit serta kehilangan rumah tempat berteduh.
Sepanjang sejarah sejak datangnya bangsa Belanda, tempat tersebut tidak pernah kebanjiran.
Sungai Deli yang meluap itu tidak pernah separah itu.
Seperti ada kekuatan gaib yang membuat sungai itu meluap hingga membuat pemukiman warga banjir dan menewaskan beberapa warga.
Sungai itu sangat besar dan masih terjaga kebersihannya, sehingga tidak kepikiran akan banjir seperti ini.
Tapi yang namanya musibah tidak ada yang bisa menebak kedatangannya.
"ini tidak wajar, semua berawal dari terbakarnya Poltak penginapan itu. sejak itu terjadi beberapa peristiwa.
Mulai dari tewasnya geng jago yang menyusul geng merah.
Salah satu keluarga pegawai yang bernama Gopal bunuh diri, dengan menggorok lehernya karena putrinya meninggal dengan cara yang tidak wajar.
Lalu para keluarga dari kedua geng preman itu, semuanya seperti berhubungan.
Gopal berkata kalau dia mengkhianati Poltak, apakah Poltak itu penyebab semua ini?"
Ucap salah seorang petugas yang melakukan evaluasi terhadap korban kebanjiran kepada rekan kerja.
"ngak mungkin, karena menurut warga pemilik penginapan itu meninggal terbakar hingga abu di penginapan itu.
Rumornya karena mau menolong istrinya yang terjebak dalam kamar."
"istri? emangnya pemilik penginapan itu sudah menikah?"
"katanya sudah, karena keluarga pemangku adat itu mengatakan kalau Poltak pemilik penginapan itu menikahi gadis yang bernama Tiur.
tapi entahlah, karena beritanya simpang siur dan tidak jelas.
ayo kita kerja lagi."
Ungkap pria itu dan mereka berdua kembali bekerja untuk membantu evakuasi korban banjir.
Anehnya lagi sungai yang meluap itu sudah kembali normal, air bening dan bisa untuk berenang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments