Master Of World

Master Of World

Rugi

Seorang dewa berdiri menatap ribuan iblis di bawah sana. Tidak ada manusia yang berani keluar, semua warga desa menutup pintu dan jendela mereka. Bahkan tandu kaisar telah meninggalkan ibu kota. Gerbang neraka telah retak, terbuka lebar.

"Agh..." Suara teriakan beberapa orang yang hendak dimangsa terdengar. Makhluk dengan wajah berlumuran tar, memiliki tinggi 4 meter, menyeret seorang pria dengan lidahnya. Liur membasahi kaki sang pria. Benar-benar ketakutan saat ini. Monster yang hanya memiliki empat lubang di pelipisnya untuk bernapas. Serta gigi-gigi runcing, untuk menghancurkan makanan. Tanpa memiliki mata, atau tangan, hanya kaki dan mulut yang besar melekat pada tubuh lengketnya.

Tidak hanya itu beberapa monster dan iblis memasuki rumah manusia. Cipratan darah ada dimana-mana. Lidah sang monster kini menyeret kaki seorang pria tua.

"Tolong..." teriaknya dengan suara ringkih.

Srash!

Goresan cahaya memanjang sejauh ribuan kilometer muncul. Sang dewa menggerakkan jarinya, menciptakan goresan cahaya bagaikan pedang raksasa. Rambut putih dengan wajah rupawan, ribuan kupu-kupu putih mengelilingi tubuhnya.

Kupu-kupu putih kecil yang membentuk tabir pelindung, bergerak ke segala penjuru untuk seluruh umat manusia yang ada di dekatnya. Tabir yang sulit untuk dipecahkan. Terasa nyaman dan hangat.

"Kalian akan mati bersamaku disini..." sang dewa tersenyum, terbatuk-batuk mengeluarkan darah segar dari mulutnya.

"Agghhh!" Auman para monster terdengar, bahkan ada yang memiliki wujud bagaikan manusia, monster dengan kemampuan-kemampuan melebihi monster lainnya. Tetap bergerak menghisap habis intisari roh manusia, menghisap darah dan dagingnya. Merangkak naik lebih banyak lagi guna menguasai alam tengah.

Tanda teratai di dahi sang dewa bersinar. Tangannya meraih kecapi, cahaya silau terlihat, seiiring alunan melodi, pintu dimensi terbesar yang menarik tubuh para iblis dan monster.

"Dewa! Kau tidak akan dapat hidup! Tubuhmu telah rusak!" teriak salah seorang iblis, dengan tangan dan kaki yang terikat cahaya ditarik dalam sebuah pintu.

"Aku tau, aku akan mati di sini bersama kalian. Tapi akan juga bangkit bersama kalian." Ucapnya kembali memuntahkan darah dari mulutnya.

Saat itulah tubuh sang dewa yang melayang, terjatuh. Menjelma menjadi ribuan kupu-kupu putih yang terbang menghilang entah kemana. Bersamaan dengan seluruh monster dan iblis yang terseret masuk ke dalam gerbang. Kala itulah pintu raksasa itu membentuk segel kemudian menghilang.

Manusia yang melihatnya hanya dapat menitikan air matanya. Dewa yang selama ini melindungi mereka harus berakhir mati.

*

2500 tahun kemudian tidak ada manusia yang mengingat wajah sang dewa lagi. Hanya kuil dengan sedikit umat yang mengunjungi, serta prasasti sebagai pertanda kejadian itu pernah benar-benar terjadi, sedikit kemampuan sang dewa masih tersegel disana. Tidak ada manusia yang mempercayai tenang keberadaan pintu itu lagi. Hingga tiba-tiba pintu aneh muncul di pusat kota. Pintu pecah yang menjadi retakan dimensi. Puluhan ribu monster dan iblis datang.

Seorang Miku penjaga kuil menghancurkan prasasti, membebaskan sedikit kemampuan sang dewa yang sengaja ditinggalkan dalam prasasti. Cahaya aneh muncul, ribuan kunang-kunang yang terbang cepat ke segala arah. Menyerap masuk ke dalam tubuh ribuan manusia yang beruntung.

Banyak manusia berkemampuan khusus yang muncul. Mulai dari kemampuan es, membekukan para iblis dan monster, hingga memunculkan api. Selanjutnya mereka yang memiliki kemampuan khusus disebut sebagai Hunter.

Seseorang yang diberi kewenangan untuk membunuh monster. Semacam unit polisi khusus, namun memiliki kehormatan yang lebih tinggi dari polisi atau tentara.

Orang-orang yang terhormat bukan?

Sayangnya Enkai tidak seberuntung mereka. Seorang pemuda rupawan dengan rambut putih yang aneh. Dirinya hanya berprofesi sebagai koki, anak pungut yang mengelola restauran ayam goreng milik istrinya.

Usianya saat ini 20 tahun, Enkai ditemukan saat invasi para monster dan iblis dimulai. Diadopsi oleh keluarga Zen yang tidak memperlakukannya dengan baik. Hingga pada akhirnya dinikahkan dengan Sena yang memiliki luka bakar di wajahnya.

Menikah bukan karena cinta, hanya karena persahabatan dua keluarga, Sena lebih tertutup dan cendrung pendiam, selalu mendapatkan hinaan dari keluarganya. Sedangkan Enkai cenderung humoris dan banyak bicara. Mereka sudah seminggu menikah tapi masih seperti ini. Suasana yang terlihat benar-benar canggung.

Kupu-kupu putih kecil terbang menghampiri Sena. Itulah kemampuan khusus milik Enkai, kupu-kupu putih kecil yang hinggap di hadapan mesin kasir.

"Jangan melamun! Nanti uang kita malah hilang! Aku ingin makan udang malam ini. Tidak ingin paha atau dada!" teriak Enkai yang cerewet dari arah dapur.

Tapi Sena malah tersenyum-senyum tidak jelas. Padahal seminggu mereka menikah bahkan belum melakukan apapun. Paha dan dada ayam, Enkai terlalu bosan memakan makanan sisa restauran maksudnya.

Hingga suasana berubah, kala beberapa Hunter datang untuk makan di restoran. Terlihat dari seragam dan pakaian khusus mereka. Orang-orang yang benar-benar dihormati hingga beberapa pengunjung bahkan mengambil gambar mereka diam-diam.

Sena meraba wajahnya. Tidak ingin membuat para Hunter marah dan merusak restaurant miliknya.

"Enkai, bisa kamu yang mengambil pesanan mereka?" tanya Sena pelan, benar-benar wanita pemalu, menutup separuh wajahnya yang rusak dengan rambut.

"Bisa! Tapi siapa yang mau goreng ayam?" tanya Enkai, mengenyitkan keningnya."Apa kamu? Mau paha atau dada!"

"A ...aku saja yang goreng ayamnya!" Ucap Sena berjalan cepat mengambil alih pekerjaan Enkai. Paha atau dada selalu itu yang diucapkan Enkai satu minggu ini. Membuat Sena khawatir dan tidak nyaman. Kata-kata yang benar-benar ambigu baginya.

Enkai menghela napas kasar melepaskan appronnya. Setidaknya sifat Sena tidak semembosankan dalam bayangannya. Menyenangkan untuk menggodanya yang bagaikan anak kecil, terlalu pemalu.

Tangannya meraih daftar menu, serta buku kecil untuk mencatat pesanan. Terlihat empat orang Hunter di sana. Mengenakan seragam berwarna biru tua, dengan topi kombinasi antara putih dan gold. Di dadanya melekat lencana khusus yang menunjukkan tingkatan mereka.

Dirinya ingin menjadi Hunter. Sayang sekali saat mengikuti tes langsung ditolak. Tentu saja, kemampuannya hanya memunculkan kupu-kupu putih lemah tidak berdaya dan pintu yang terhubung kemanapun, dalam artian kemampuan sulap dan melarikan diri. Itulah yang dikatakan tim penilai menertawakannya.

Enkai menghela napas kasar, mungkin akan beruntung di ujian terbuka yang akan datang, dirinya akan menjadi Hunter. Mendapatkan kedudukan tinggi, kemudian dapat membuka cabang usaha ayam goreng yang baru bersama dengan Sena.

Hingga dirinya memberikan daftar menu berbagai ayam goreng pada keempat Hunter yang terhormat.

"Kalian ingin pesan apa?" tanya Enkai penuh senyuman. Melayani dengan ramah.

"Dua ayam goreng bagian paha atas, kentang goreng dua porsi, dan empat milk shake." Ucap seorang wanita berpakaian minim, mata Enkai melirik, dialah Morie, Hunter kelas A, terlihat dari lencana yang dipakainya, cukup terkenal memang karena beberapa kali tampil di TV.

"Kenapa kita makan disini!? Apa tidak ada restauran yang lebih berkelas!? Aku tidak selera!" bentak Kian, Hunter kelas C. Terlihat dari lencananya, bahkan membawa pedang dengan ukiran namanya.

"Aku yang traktir kali ini. Karena kalah judi uangku habis! Kenapa!? Kamu mau protes!?" bentak Midori saudara kembar Morie, Hunter kelas A.

Sedangkan Ryu, seorang Hunter kelas B. Hanya terdiam tidak banyak bicara hanya melihat daftar menu. Entah dia sariawan atau giginya mungkin sedikit tonggos, jadi ragu untuk membuka mulut.

"Mereka hanya orang biasa yang punya sedikit kemampuan," batin Enkai berusaha tersenyum. Tidak ingin membuat masalah, berjalan menuju dapur guna menyerahkan pesanan pada Sena.

Prang!

Suara pecahan kaca etalase terdengar. Monster seukuran dua meter terlihat, seekor monster yang terlihat hampir seperti manusia tapi memiliki setengah tubuh bagaikan lintah. Mendesis berusaha menyerang orang-orang di sekitarnya. Mulutnya membentuk robekan memanjang dengan gigi-gigi setajam silet.

"Aaaa ...anggg..." Seorang anak menangis diangkat oleh sang monster, berteriak ketakutan. Lidah panjang monster itu menjilatnya bagaikan mencicipi rasanya.

Empat Hunter yang terlihat keren mulai bangkit, sedikit dengan pose aneh. Membuat Enkai mengenyitkan keningnya.

"Etalasenya..." gerutu Enkai merasa dirugikan.

Morie mengeluarkan pedangnya. Pedang yang tiba-tiba memanas bagaikan besi tempa. Terlihat kobaran api disana.

"Aku sudah mengincar nyawamu! Dasar monster jelek!" teriak Morie, bergerak cepat hendak membakar sang monster. Beberapa furniture restauran ayam goreng ikut terbakar karenanya.

Srash!

Sang monster tertebas, oleh sang Hunter. Memotong tangan monster setengah manusia itu. Semua orang berdecak kagum.

"Agghhh..." Auman monster yang kembali terdengar, meneteskan liur bersifat korosif, menggerus permukaan lantai keramik. Asap sedikit keluar, monster yang meludah hendak mengenai Morie. Meja, kaca, bahkan mesin kasir terkena liur yang dapat melarutkan apapun.

Morie bergerak cepat menghindar, melempar beberapa bola api pada sang monster. Hingga.

Srash!

Satu tebasan pedang api membelah sang monster menjadi dua. Semua orang yang berada di restauran mengambil gambar. Suara tepukan tangan terdengar, sang anak yang diselamatkan serta pengunjung restauran ayam goreng menatap kagum ke arah Morie.

"Aku tidak begitu hebat, hanya biasa-biasa saja." Ucap Morie sambil memainkan bola apinya. Menunjukkan kemampuannya di hadapan semua orang. Bahkan daftar menu dan sebuah kursi ikut dibakarnya. Wanita yang benar-benar gila pujian.

Tapi tetap saja, Enkai mengepalkan tangannya. Betapa banyak kerugiannya, ditambah Morie yang tidak berhenti membakar benda-benda.

Byur!

Enkai menyiram seember air padanya. Mengenyitkan keningnya, benar-benar kesal."Total kerugian karenamu 14 juta! Mau bayar cash atau pakai kartu kredit!" bentak pria cerewet itu.

Terpopuler

Comments

𝒮🍄⃞⃟Mѕυzу​​​᭄

𝒮🍄⃞⃟Mѕυzу​​​᭄

.

2024-07-28

1

Jimmy Avolution

Jimmy Avolution

Hadir...

2023-04-23

1

Firenia

Firenia

lanjutkan enkai

2023-04-13

0

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 81 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!