Operasi Plastik

Orang dari partai politik menang merepotkan. Tapi dikalahkan oleh Dark Hunter memang benar-benar memalukan.

Seorang pria berbadan tegap, berusia 34 tahun, berjalan menelusuri lorong. Kemarahan, itulah yang terlihat di wajahnya. Entah bagaimana diantara puluhan ribu peserta, ada seorang Hunter level S yang tidak direkrut bekerja pada pemerintah. Jemari tangannya mengepal, melangkah lebih cepat lagi.

Berulang kali dirinya melihat rekaman di televisi. Namun, baru saja datang ke tempat ini, setelah tinggal di negara lain. Pimpinan pasukan dari beberapa negara berkumpul di sana. Mengadakan semacam konferensi. Tapi, kala dirinya tidak ada di negara ini bakat terpendam ditemukan, dan kini bakat itu mencemooh pemerintah.

Brak!

Pintu dibukanya dengan cepat. Tiga Hunter dengan seragam biru dan lencana yang berbeda itu tertunduk.

"Apa yang terjadi?" tanyanya mulai duduk. Seorang pria ada di sampingnya, terlihat dari lencananya seorang Hunter dengan level kekuatan A, memberikan tab pada Akihiro ketua pasukan khusus.

Mata tajam pria berbadan tegap itu memindai adegan demi adegan yang terlihat. Kerja sama yang bagus, memanfaatkan kekuatan lemah menjadi ujung tombak. Pemikiran yang cepat dan cermat, kala misi di rumah Hiderashi.

"Siapa identitas mereka?" tanya Akihiro dengan nada dingin, menatap ke arah Ryu, Kian dan Midori yang hanya tertunduk.

Hunter level A yang ada di samping Akihiro kembali memberikan dua buah map. Akihiro membuka, membaca satu persatu profil mereka.

"Yang pertama Kairi, Hunter dengan level kekuatan D. Sudah lima kali mengikuti ujian. Tapi karena tipe kekuatannya yang tidak menguntungkan anggota tim dia tidak lulus. Tipe kekuatannya adalah kentut, selain dapat membuat lawan tidak sadarkan diri, tapi dapat berdampak sama pada rekan timnya." Sang Hunter senior yang bagaikan ajudan itu menjelaskan mengenai Kairi, kala Akihiro membuka map dengan nama tersebut.

"Yang kedua Arashi, Hunter dengan level kemampuan D. Fisiknya tidak begitu kuat, kelebihannya dapat melihat tembus pandang dalam jarak 10 meter. Kemampuan yang terbatas, untuk tim pengintai pun tidak dapat melihat jarak jauh. Karena itu dia juga gagal dalam ujian sekitar lima kali. Mereka adalah teman sejak kecil." Jelasnya, hingga Akihiro menutup lembar profil tentang Arashi.

"Satu lagi dimana? Kenapa hanya ada dua map!?" tanya pria itu terlihat tidak senang pada ajudan yang ada di belakangnya.

"Pemilik Kasino tidak bersedia menjual profilnya dengan harga berapapun. Karena kapten tim mereka menguntungkan untuk bisnisnya. Bisa dibilang dia adalah otak dari semuanya. Kentut yang menghasilkan gas metana membuat semburan api, juga tentang Tuan Hiderashi, semua adalah idenya." Jawaban dari sang pria yang berdiri di samping Akihiro.

"Kenapa ada orang seperti ini yang tidak masuk ke dalam pasukan khusus! Seharusnya setidaknya dia berpangkat kapten!" bentak Akihiro, melempar dua map yang ada di atas meja.

Semua orang tertegun, termasuk Ryu, Midori dan Kian. Tidak ada yang berani menjawab jika kepala pasukan khusus ini sudah murka.

"Kalian pernah bertemu dengan mereka. Apa saja spesialis kekuatannya?" tanya Akihiro pada tiga orang di hadapannya.

"Dua orang lainnya tidak istimewa, seperti yang ada dalam data, hanya pengelihatan tembus pandang dalam jarak 10 meter dan mengeluarkan gas metana. Tapi orang yang bernama Light, ketua tim mereka dapat melakukan teleportasi, menciptakan kupu-kupu dengan sayap dari besi." Jawaban dari Midori.

"Aku pernah melihatmu di televisi. Tipe kekuatanmu mengendalikan benda mental bukan? Seharusnya kamu dapat mengalahkannya." Kalimat yang keluar dari Akihiro menatap tajam pada Midori.

"Dia dapat membuat ruang dimensi, semacam kemampuan teleportasi nya. Dapat masuk ke dalam tubuh. Dia sempat mer*mas jantungku." Jawaban jujur darinya.

"Punya otak, memanfaatkan situasi dengan baik. Tangkap ketua tim mereka! Aku ingin dia masuk dalam unit pasukan khusus." Perintah Akihiro pada ajudan di sampingnya.

"Baik! Kapten Eiji sedang melakukan penyelidikan. Diduga orang yang membuat kapal Ferry dan kapal selam terdampar di tengah kota juga orang yang sama." Ucap sang Hunter level A tersebut yang bertugas rangkap menjadi ajudan Akihiro.

*

Dalam waktu singkat Enkai segera mengganti pakaiannya. Kemudian berpura-pura tertidur, tidak ingin ketahuan sudah pulang malam. Ada orang yang peduli padanya saat ini, tentu dirinya tidak boleh mengecewakannya.

Suara pintu dibuka terdengar dengan cepat Enkai bersembunyi di bawah selimutnya. Namun langkah wanita itu terdengar lebih lemas dari biasanya. Berjalan membangunkan dirinya.

"Enkai! Enkai! Enkai!" panggilnya.

Pemuda itu pura-pura masih tidur, kemudian menarik tangan Sena. Membuat tubuh wanita itu ada dalam pelukannya."Kamu kedinginan? Apa di luar sana benar-benar dingin?" tanya Enkai.

Napas hangat yang berhembus di ceruk leher Sena. Dirinya ada dalam posisi berbaring di peluk dari belakang oleh Enkai. Jantungnya berdegup cepat, benar-benar suara seorang pria.

Plak!

Dengan cepat Sena menangkis tangan Enkai yang melingkar di pinggangnya. Segera duduk dari tempat tidur milik Enkai yang ada di lantai. Dirinya benar-benar berfikiran mesum saat ini.

"Kenapa? Bukannya kamu kedinginan?" tanya Enkai, membuka matanya, tersenyum menggoda bahkan menggigit bagian bawah bibirnya sendiri. Pria tampan yang benar-benar menggoda, menepuk-nepuk sisi tempat tidur yang kosong.

Seperti sebelumnya, hobinya memang mengganggu wanita pemalu ini.

Bug!

Bibir Enkai dicekoki dengan kue ikan oleh Sena. Wanita itu terlihat benar-benar malu."Itu oleh-oleh untukmu. Aku tidak tenang jika makan sendiri." Wanita yang tertunduk, wajahnya masih rusak hingga kini.

Pemuda itu membulatkan matanya lalu tersenyum. Tubuhnya tiba-tiba memeluk Sena."Terimakasih sudah ingat padaku," hanya itulah kata yang terucap dari bibirnya, menyadari wanita ini tidak makan sendiri malah menghawatirkan dirinya.

Suasana hening sesaat. Terasa hangat baginya, memiliki seseorang yang dapat disebut sebagai keluarga. Hingga tiba-tiba."Aku mau ke toilet! Memperbaiki keran air!" Ucap Sena tanpa aba-aba mendorong Enkai dengan kuat, kemudian melarikan diri ke dalam kamar mandi.

Enkai mengenyitkan keningnya."Keran air?" pemuda itu menipiskan bibir kemudian tertawa sekencang-kencangnya. Mengetahui apa yang dilakukan Sena saat ini.

Wanita yang pasti duduk di atas toilet duduk. Kemudian menunggu Enkai tidur baru kembali ke dalam kamar. Wanita yang benar-benar tegang akan dilecehkan.

Tapi apa benar? Tentu saja wanita itu memang tengah mengacak-acak rambutnya frustasi. Memegang dada kirinya."Hirup napas dalam-dalam, tahan, hembuskan..." gumamnya bagaikan orang yang hendak melahirkan. Terlalu takut untuk kembali ke kamar.

*

Pagi menjelang, semuanya berjalan seperti biasanya. Dua orang yang naik ke atas bus, guna menuju ke kedai ayam goreng milik mereka. Namun, kelelahan itulah yang terjadi, dua orang tertidur di kursi saling menyandar. Suasana yang benar-benar romantis, pada akhirnya dirusak oleh Sena yang mendengkur. Perlahan Enkai terbangun, mendorong kepala Sena agar menyandar di jendela, sementara dirinya mencari jarak satu kursi, membenahi posisi tidur dengan berbaring. Menjadikan paha Sena sebagai bantalnya. Benar-benar nyaman untuk ditiduri.

Hingga akhirnya mereka kembali berjalan dari halte tempat bis berhenti. Mulai membuka restauran ayam goreng mereka, seperti biasanya tidak banyak pelanggan.

Hingga tiba-tiba ada dua orang yang masuk, mata mereka menelisik. Pakaian mewah kini melekat di tubuh mereka. Hari ini mereka akan bertemu dengan sosok Light yang sesungguhnya.

Sena terlihat masih ada di belakang mesin kasir, wajah wanita yang benar-benar buruk. Mungkin rusak akibat luka bakar.

Kairi dan Arashi kemudian memilih meja yang dekat dengan jendela. Menghela napas berkali-kali, menunggu kedatangan mobil sport atau setidaknya motor sport di depan area restauran ayam goreng. Ketua tim yang ada dalam bayangan mereka, seorang pria kaya yang keren, disukai banyak wanita, memiliki istri yang cantik hingga di takut kehilangan istrinya.

Tas yang penuh dengan uang sudah mereka bawa. Seperti kesepakatan Light mendapatkan 3,6 milliar.

"Mau pesan apa?" tanya Sena penuh senyuman.

"Dua kentang goreng dan dua diet coke." Ucap Arashi berusaha bersikap ramah.

"Kamu bekerja di sini apa restauran ini tidak rugi? Kalau boleh tau wajahmu kenapa? Dengan wajah seperti ini tidak mungkin ada yang mau menikah denganmu. Jika mau, aku beri saran, lebih baik kamu melakukan operasi agar cantik." Celoteh Kairi yang memang ceplas-ceplos berucap.

"Permisi..." hanya itulah kata yang keluar dari mulut Sena. Wanita yang menunduk, semakin menyembunyikan separuh wajahnya.

"Kamu itu!" geram Arashi.

"Aku hanya jujur dan memberi saran. Lagi pula aku benar kan?" Kairi tidak terima di salahkan.

Hingga beberapa menit, sosok ketua tim mereka belum terlihat juga. Dua orang yang mulai gelisah menatap wanita itu masih menunduk seakan kecewa dengan kata-kata Kairi yang cukup tajam, aura kekecewaan yang benar-benar menyengat. Membuat perasaan mereka benar-benar tidak enak pada wanita yang masih ada di belakang mesin kasir.

Pada akhirnya pesanan mereka tiba. Seorang pria berambut putih yang mengantarnya. Meletakkan di hadapan mereka, kemudian ikut duduk.

"Kamu---" Kalimat Kairi disela.

"Iya," Enkai tersenyum ramah.

"Kamu bekerja di sini?" tanya Arashi penasaran.

"Restauran ini milik istriku, dia sedang ada di belakang mesin kasir sekarang. Jadi pelankan suara kalian jangan sampai dia tau." Jawab Enkai membuat Kairi mengeluarkan keringat dingin.

Bagaimana jika Light tau kalimat yang baru saja dia ucapkan? Bisa-bisa tubuhnya dikoyak oleh psikopat yang tersenyum ramah ini.

"Akan kamu gunakan untuk apa uang ini?" tanya Arashi penasaran, memberikan tas yang dibawanya pada Enkai.

"Mempromosikan restauran, agar lebih ramai. Belakangan ini wanita itu (Sena) diam-diam pulang malam untuk bekerja sambilan, karena restauran ini sepi. Tidak semua uang ini akan aku gunakan, selebihnya akan aku taruh di rekening baru. Jika suatu hari uangnya sudah terkumpul banyak, aku ingin membuatkannya beberapa cabang restauran ayam goreng lagi." Kalimat yang diucapkan Enkai membuat Arashi tersentuh.

"Mampus!" itulah yang ada di fikiran Kairi saat ini, cemas jika wanita yang ada di mesin kasir itu mengadu tentang kata-katanya. Sudah pasti dirinya akan di teleportasi ke planet Pluto agar mati beku.

Sena berjalan mendekat, berusaha tersenyum dengan bibir bergetar."Enkai mereka temanmu?"

"Iya! Istirahatlah! Kamu belum makan siang. Jangan menunduk begitu, nanti kecantikanmu tersembunyi! Haruskah aku memilih paha atau dada?" tanya Enkai sambil membelai pucuk kepala Sena. Lagi-lagi Sena kabur ke dapur dengan wajah yang benar-benar merah.

Saat itu juga, Enkai mulai tertawa kencang bahkan memegangi perutnya. Melihat istrinya sendiri melarikan diri.

"Dia benar-benar ketua tim?" tanya Kairi dengan kening berkerut. Pria yang tertawa bahkan bisa bercanda. Bukan pria keji, tegas, licik dan sinis seperti semalam.

"Benar! Dia orang gila yang tadi malam mer*mas jantung manusia." Jawaban datar dari Arashi.

"Mungkin nanti malam dia akan membunuhmu. Ingat kata-katamu tentang operasi plastik?" lanjut Arashi.

"Ja... jangan menakut-nakutiku!" Ucap Kairi tergagap.

*

Hari ini semua isi lemari es penuh. Lobster dan kepiting raksasa bahkan ada di dapur. Enkai membawa sendok dan garpu bersiap-siap di meja makan.

"Masak yang enak!" Teriaknya pada Sena.

Seperti yang sudah di duga, kemapuan masak Sena memang tidak ada duanya. Tangannya bergerak cepat memotong semua bahan makanan. Bekerja sebagai pengantar koran, itulah yang dikatakan Enkai sebagai pekerjaan sampingannya.

Dalam satu jam, satu meja dipenuhi dengan hidangan.

Wanita itu tertunduk ragu."Benar-benar pengantar koran kan? Kenapa bayarannya besar?"

"Kenapa memangnya? Sebagai pria tampan, aku memikat berbagai customer. Jadi wajar saja semua wanita memburuku, menjadikanku pengantar koran dengan bayaran tinggi." Jawaban narsis darinya membuat Sena ingin muntah.

"Kamu mual? Apa kamu hamil?" lagi-lagi pertanyaan aneh dari mulut pemuda itu. Menggoda wanita yang tinggal beberapa minggu dengannya.

Terpopuler

Comments

Fikri Ghozali

Fikri Ghozali

kapan ehm ehm nya Thor. kasihan tuh enkai

2023-09-22

0

🌠Naπa Kiarra🍁

🌠Naπa Kiarra🍁

Engkai kayak siang dan malam. Kadang cerah, kadang gelap.😕

2023-04-09

2

Biyan Narendra

Biyan Narendra

Demen ma Enkai cs
sama sama koplak
😅😅😅

2023-04-09

1

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 81 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!