"I...ini dimana!? Kita bisa langsung sampai!?" tanya Kairi menatap ke arah rumah besar di hadapannya. Mereka kini tengah ada di halaman belakang.
Halaman yang cukup luas, masih tertutupi salju putih. Suhu saat ini mungkin dibawah nol derajat Celcius.
"Kamu punya kemampuan teleportasi!? Kenapa bisa jadi Dark Hunter!?" tanya Arashi penasaran.
"Saat gagal dalam ujian, mereka mengatakan kemapuanku hanya untuk kabur dan menggunakan trik sulap." Jawaban dari Enkai.
"Trik sulap?" Arashi mengenyitkan keningnya.
"Ini..." Enkai memunculkan seekor kupu-kupu putih, perlahan sayapnya berubah menjadi besi. Kupu-kupu yang terbang dengan kecepatan tinggi memotong sebuah pohon yang kokoh hingga roboh.
"Setidaknya kamu ada di level A atau S. Tapi kenapa---" Kalimat Kairi dipotong.
"Dulu aku tidak tau kupu-kupu ini dapat merubah sayapnya. Ruang dimensi yang menembus kemana saja, aku hanya mengiranya sebagai alat transportasi." Jawaban dari Enkai mulai melangkah di tengah hujan salju yang turun.
"Kenapa tidak kembali ikut ujian menjadi Hunter? Ujiannya sekitar seminggu lagi kan?" kalimat Kairi membuat Enkai menghentikan langkahnya.
"Aku tidak ingin menjadi Hunter yang bekerja pada pemerintah. Awalnya aku ingin, bahkan menjadikannya sebagai cita-cita. Tapi tidak lagi, sekarang yang terpenting bagiku mengumpulkan uang..." Kata-kata dari mulutnya dengan tangan menadah. Mungkin Sena masih membagikan brosur saat ini di tengah hujan salju yang turun.
Pemuda yang menghela napas kasar tidak dapat berbuat apapun. Berjalan masuk menuju ruang pesta. Namun kepala pelayan Tuan Hiderashi sudah ada di sana. Namanya Yamanaka, usia sekitar 45 tahun.
"Kalian Hunter bayaran yang dikirim Kasino? Kalian dapat berjaga di tempat pesta tapi sembunyikan diri kalian. Jangan menampakan diri sedikitpun di depan tamu undangan," ucapnya menunduk memberi hormat. Kata-kata yang benar-benar sinis terlontar dari mulutnya.
Sedangkan mata Arashi menelisik. Pria yang sejatinya memiliki kemampuan mata yang dapat menembus area beberapa puluh meter. Hunter yang diutus pemerintah datang melalui pintu depan, disambut dengan baik bahkan dijamu sendiri oleh pemilik rumah, Tuan Hiderashi.
"Kalian menjamu Hunter yang diutus pemerintah. Tapi memperlakukan kami seperti anj*ng---" geram Arashi mengetahui segalanya. Lengannya dicekal oleh Enkai.
"Kita kemari untuk menjalankan misi. Mendapatkan uang, bukan untuk bertengkar." Ucap Enkai, membuat pijakan aneh untuk mereka. Kaki dua orang itu tiba-tiba terangkat bersamaan dengannya.
Kekuatan yang baru disadarinya, selain dapat membuat pijakan tidak terlihat untuk dirinya juga dapat membuat untuk orang lain. Wajah Enkai tersenyum."Ternyata aku keren!" batinnya bersorak, ingin rasanya berguling-guling saking senangnya. Selama hidupnya merasa rendah diri karena selalu gagal ujian. Namun, pemuda itu harus selalu menjaga image dingin sebagai Light.
"Kamu dapat membuat pijakan?" tanya Kairi, namun tidak ada jawaban dari Enkai. Dua orang itu melompat, hingga sampai ke sendi bangunan. Mengawasi semuanya dari atas sana.
"Kairi apa kemampuanmu?" tanya Enkai mengatur strategi.
"Kentut, aku dapat kentut dengan bau maksimal." Jawaban darinya membuat Enkai menoleh padanya. Inikah Hunter-hunter terbaik di Kasino? Memang tidak dapat diharapkan.
"Itu akan berguna suatu saat nanti. Tapi tidak sekarang. Kairi akan bersembunyi di ventilasi. Arashi lumpuhkan seorang pelayan atau supir. Berbaur diantara tamu undangan cari informasi yang banyak tentang orang-orang yang menghuni di rumah ini." Perintah Enkai mengatur strategi.
"Tapi Light untuk apa mencari informasi!? Semuanya sudah ada dalam data, beberapa orang yang dicurigai juga sudah diberi tanda lingkaran." Protes Arashi.
"Kamu tidak akan mengerti, orang yang lebih teliti tidak akan pernah rugi." Jawaban ambigu darinya dengan cepat dua orang itu menyebar ke tempat mereka masing-masing tanpa mempertanyakan tugas lagi.
Enkai mengenyitkan keningnya menatap ke arah meja yang ditempati tim Hunter yang dikirim pemerintah. Kian, Ryu dan Midori terlihat di sana.
"Dimana Dark Hunter level rendah yang dikirim dari kasino? Tuan Hiderashi juga pasti menyewa Dark Hunter bukan?" tanya Kian memulai pembicaraan, meminum sedikit red wine.
"Jangan membicarakan soal Dark Hunter. Karena misi kemarin aku terkena sangsi oleh komite." Ryu menghela napas berkali-kali, menggoyangkan gelasnya pelan.
"Dark Hunter yang mempermalukan Eiji ada di restauran ayam goreng tempat kita berdebat beberapa hari lalu." Kalimat dari Midori, wanita yang memakai kemeja dan rok biru ketat memperlihatkan lekuk tubuhnya yang nyaris sempurna, memakan steak di hadapannya.
"Ada disana? Jangan-jangan kamu bilang pemilik restauran yang menghina kita, karena rambutnya sama-sama putih..." Gumam Kian tertawa.
"Tidak, jika pria sombong itu, dia mungkin akan menghabisi kira saat itu juga. Tapi tidak, saat aku menembak kepalanya ruang dimensi kecil terbentuk. Peluru yang seharusnya menembus otaknya bersarang di perut Morie." Ucap Midori.
"Lalu?" Ryu mengenyitkan keningnya.
"Dark Hunter itu ikut campur melindungi pemilik restauran ayam goreng. Mungkin rambut aslinya tidak berwarna putih. Itu hanya cara mengalihkan kecurigaan orang-orang pada memilik restauran ayam goreng." Jawaban dari Midori.
Ryu mengangguk, segalanya masuk akal untuknya. Saat itu Enkai memohon agar menyelamatkan Sena pada kapten Eiji. Jika dia dapat menyelamatkannya sendiri kenapa harus memohon dan merendahkan dirinya.
Sesaat, Ryu berimajinasi tentang rekap adegan sebenarnya. Enkai mungkin berlari menembus kerumunan di pasar, saat itu bertemu dengan Dark Hunter. Dark Hunter melucuti pakaian Enkai, mengambil rambut palsu dan topeng Inari dari salah satu toko dimana orang-orang di lingkungan itu memang sudah diungsikan. Meninggalkan Enkai si bodoh aneh yang tel*njang di sudut gang sempit. Mengalahkan monster mengembalikan Sena dan pakaian Enkai, tamat.
Itulah yang ada di imajinasinya. Tidak mungkin rasanya jika pemuda tengil itu memiliki kemampuan. Jika iya, maka mungkin nyawanya akan diincar.
Tidak menyadari Enkai berdiri di sendi tiang penyangga bangunan, menatap dingin pada tiga orang itu. Seharusnya dirinya sedang makan malam di rumah saat ini bersama Sena. Karena mereka Sena hampir mati, karena mereka dirinya sekarang kelaparan sebab belum sempat makan malam.
Enkai menghela napas kasar, harus lebih fokus mencari uang daripada balas dendam. Lembar dokumen dibawanya, matanya menelisik mencocokkan setiap profil orang-orang di rumah ini dengan kepribadian asli mereka.
Ada satu iblis yang menyamar sebagai penghuni rumah, tapi siapa? Pelayan yang mana? Itulah yang menjadi pertanyaan saat ini.
Hingga pemuda itu melompat, membuat pijakan transparan menuju lantai dua. Tidak ada orang yang mengetahui dirinya bergerak. Menelusuri lorong yang gelap, melewati satu persatu kamar. Topeng Inari masih dikenakannya, memakai pakaian serba hitam, derap langkah bercampur bayang. Hingga langkahnya terhenti, Tuan Hiderashi kini ada di hadapannya.
"Apa kamu Dark Hunter yang baru datang? Maaf kepala pelayan tidak memperlakukanmu dengan baik. Tapi kamu tahu tentang bisnis kan? Memberi dan menerima, sebaiknya kamu segera menangkap ras iblis yang menyamar di rumahku." Kalimat yang diucapkan Hiderashi. Enkai mengangguk, tidak menjawab sama sekali kembali ke lantai satu. Sedangkan pria paruh baya itu merapikan jasnya turun dari lantai 2.
Di tempat lain tepatnya di ballroom lantai satu seorang wanita berpakaian pelayan berjalan di antara tamu undangan. Kala tidak ada yang menyadari lidahnya sempat memanjang beberapa detik hampir 50 centimeter, menjilat gelas hingga air di dalamnya tandas.
Derap langkah sang pelayan cantik itu berjalan menelusuri orang-orang di ballroom. Hingga langkahnya terhenti menatap Tuan Hiderashi turun dari lantai 2. Dari kulit tangannya keluar pisau tulang yang tajam. Wajahnya tersenyum, matanya memerah hendak menghabisi tuan Hiderashi yang baru turun.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Biyan Narendra
Kalau di film kan...
Pasti seru Thor..
2023-04-08
3
Herlan
wah ternyata kemampuan enkai ngalahin Hunter pemerintah
2023-04-07
4
Ide'R
Enkai keren..👍😘😘😘
2023-04-06
5