Search

Byur!

Tubuh Sena yang masih berbalut pakaian dimasukkannya ke dalam air. Diikuti tubuhnya sendiri, satu berdua dalam bathtub.

"Masih belum bangun juga?" gerutu Enkai menatap wajah tenang Sena yang masih tidak sadarkan diri.

Perlahan tubuh itu dipindahkannya, dipangku olehnya. Wanita yang masih tidak sadarkan diri hingga kini. Wajah pemuda itu tersenyum, membersihkan pelan noda tar yang melekat di pakaian Sena.

Seorang wanita dinilai dari kecantikannya. Jika kurang cantik setidaknya harus agresif. Tapi wanita ini tidak memiliki keduanya, tidak cantik juga tidak agresif.

"E... Enkai!" tiba-tiba Sena terbangun, menyadari dirinya ada dalam bak mandi bersama Enkai. Dengan cepat beringsut menggeser posisi duduknya.

"Ja... jangan bergerak... kalau bergerak lebih baik langsung berdiri saja!" perintah Enkai, wanita yang benar-benar menyebalkan. Taukah dia Enkai juga pria normal. Jika bergesekan, maka dapat menciptakan anak.

Sena menyadari ada yang janggal di tempatnya duduk segera bangkit dari pangkuan Enkai.

"A...aku mandi di sana..." Kalimat yang keluar dari mulutnya terbata-bata dengan cepat memasuki kamar mandi yang dilengkapi dengan shower, bersekat dengan bathtub.

Barulah Enkai menghela napas lega. Pria yang dengan santainya melepaskan pakaiannya, ingin mandi dengan tenang. Tidak bersisa sehelai benangpun di tubuhnya.

"Maaf!" tanpa diduga Sena keluar lagi, menutup wajahnya dengan tangan. Berjalan mengambil handuk dan jubah mandi. Lalu kembali berlari menuju kamar mandi dengan sekat.

Enkai mengenyitkan keningnya."Wanita si*lan!" bentaknya merasa Sena sudah melihat seluruh tubuhnya tanpa sensor.

Sedangkan Sena yang ada di bawah derasnya air shower masih menutup wajahnya hingga kini."Aku malu!" ucapnya menghentakkan kakinya beberapa kali, mengingat hal yang baru saja dilihatnya. Benar pemandangan indah, kala mengingat setiap lekuknya.

*

Namun suasana tidak kembali canggung lagi. Mungkin Enkai sudah memaafkannya. Dua orang yang makan dengan tenang.

Sena menghela napas kasar menatap Enkai yang memakan ayam goreng lahap. Wanita itu tertunduk mulai bicara.

"A...apa para Hunter yang menyelamatkanku? Jangan membuat masalah dengan mereka. Mereka walaupun arogan sudah menjaga kita. Jadi---" Kalimat Sena disela.

"Dark Hunter (Hunter bayaran, tidak bekerja pada pemerintah) yang menyelamatkanmu. Jika kita tidak salah, tidak perlu minta maaf atau tunduk pada seseorang. Pasti akan ada jalan nanti." Enkai tersenyum padanya, membagikan kulit ayam pada Sena.

Jemari tangannya mengepal, masih merasa benar-benar membenci Hunter kini. Dirinya benar-benar mengingatnya, kala putus asa menatap tubuh Sena yang hampir tertelan, tidak ada yang menolongnya. Hanya menertawakannya.

"Ja... jangan membuat masalah dengan mereka lagi. Aku hanya takut kamu terluka, kita hanya orang biasa, walaupun tidak salah, harus menunduk untuk minta maaf agar dapat terus hidup. Aku ingin kita selalu seperti ini, jadi jangan melukai dirimu sendiri." Sena mengangkat wajahnya tersenyum cerah untuk pertama kalinya.

Wajahnya penuh bekas luka tidak membuat pemuda itu jijik. Pemuda yang terus makan dengan cepat. Tidak pernah ada yang khawatir padanya di keluarga Zen. Bahkan jika dirinya semalaman tidak pulang, tidak akan ada orang yang menyadarinya. Tapi setidaknya orang ini peduli. Apa ini rasanya memiliki seorang keluarga?

Tangan Enkai terulur menegang tangan Sena."Kita akan tetap seperti ini. Omong-ngomong paha atau dada."

Sena membulatkan matanya, makan dengan cepat kemudian melarikan diri dengan dalih mencuci piring. Sedangkan Enkai mati-matian menahan tawanya. Inilah kesenangan barunya, membuat wanita ini gelagapan. Wanita yang berfikiran negatif, namun terus menghindar.

Mungkin apartemen kecil yang kumuh ini, dapat dikatakan rumah. Tempatnya pulang, bukan kediaman keluarga Zen yang mewah.

*

Keesokan harinya, ada satu atau dua pelanggan yang datang. Tidak ramai seperti sebelum pemberian negatif tentang mereka. Berita yang perlahan memudar berganti dengan berita terbaru. Suara televisi yang menyala terdengar di kedai ayam goreng.

"Seorang warga sipil tiba-tiba muncul. Memiliki dua tipikal kekuatan sekaligus. Mungkin ini konspirasi dari pasukan khusus. Namun tidak ada keterangan dari kantor pusat HO (Hunter Organization) saat ini. Karena itu kami mengundang seorang pakar." Ucap sang pembawa acara menatap pakar seorang pria paruh baya yang didatangkannya.

"Menurut saya ada tiga konspirasi kemungkinan. Yang pertama, pasukan khusus menyiapkan Hunter yang memiliki level S namun tidak terdaftar. Kemungkinan kedua, ini hasil percobaan dari depertemen pasukan khusus untuk mengembangkan Hunter dengan kemampuan ganda. Ingat! Kekuatannya bahkan memindahkan air di samudra yang jaraknya ribuan kilometer. Mungkin teori yang kedua masih kemungkinan dapat di terima." Ucap sang pakar.

"Lalu kemungkinan ketiga apa?" tanya pembawa acara.

"Kemungkinan ketiga Dark Hunter. Tapi terlalu memalukan jika pasukan pemerintah dikalahkan oleh seorang Dark Hunter. Bakat-bakat dengan kemampuan khusus sudah dikumpulkan sejak invasi pertama masuknya monster dan iblis. Diseleksi dengan ketat untuk bekerja pada pemerintah. Jika dapat dikalahkan dengan mudah oleh Hunter yang tidak terpilih oleh tim seleksi, akan sangat memalukan. Mencoreng nama HO, bahkan tamparan keras bagi pasukan khusus." Kalimat yang diucapkan oleh sang pakar.

"Tapi ada juga kemungkinan itu warga sipil bukan?" sang pembawa acara kembali bertanya.

"Tidak mungkin! Ini sudah pasti Dark Hunter profesional atau orang dari devisi pengaman khusus. Jika ini hanya warga sipil biasa yang gagal ujian menjadi Hunter, aku bersedia memakan kot*ran! Kemudian mencium kaki warga sipil itu!" tegas sang pakar meyakini teorinya.

Sena menontonnya dengan antusias, menyadari dirinya lah yang diselamatkan. Menghela napas berkali-kali.

"Sena! Jangan terlalu banyak menonton! Nanti kamu selingkuh! Bantu aku!" teriak Enkai dari arah dapur masih berkutat dengan minyak panas.

Sena berjalan dengan cepat menunju dapur, guna membungkus paket take a way.

"Kamu menyukai pria yang ada di TV?" tanya Enkai dengan mata memincing.

"Ti... tidak, aku tidak pernah menyukai siapapun!" Ucap Sena tiba-tiba panik. Matanya sedikit melirik ke arah Enkai yang kembali menggoreng ayam. Mungkin karena sudah ada orang yang disukainya.

*

Derap langkah beberapa orang berseragam biru terlihat, topi putih berpadu gold yang mereka kenakan. Orang-orang yang menunduk di hadapan atasan mereka.

Brak!

Eiji menerima tendangan dari seorang tetua partai politik. Pemuda yang berusaha bangkit menahan rasa sakit di dadanya.

"Mengatasi monster lumpur saja kalian tidak becus!? Andai mereka bisa mati oleh bom nuklir mungkin aku sudah menggunakan kekuatan militer!" teriak seorang pria dengan rambutnya yang mulai memutih.

"Maaf!" Eiji menunduk, jemari tangannya mengepal. Bagaimana pun ini adalah kesalahannya.

"Hunter! Dia Dark Hunter kan? Tidak terdaftar dalam unit pasukan khusus atau pun pasukan kalian!? Cari dia sampai dapat! Temukan dia! Aku tidak mau tau, dia harus masuk kedalam unit pasukan milik pemerintah!" Kalimat yang diucapkan oleh pria paruh baya ber-jas itu. Mencengkeram kerah pakaian Eiji.

Pemuda yang benar-benar gugup saat ini. Tubuhnya sedikit terangkat, kesulitan untuk bernapas. Menyadari dirinya hanya budak dari pemerintah, tidak ada yang dapat dilakukannya selain patuh pada politikus. Tidak dapat membela diri sama sekali.

"Opini masyarakat lebih penting saat ini. Pemerintahan tidak boleh tumbang. Bukan hanya militer. Tapi jika orang-orang kini lebih mengagungkan Dark Hunter. Maka jika celah kecil terjadi, orang-orang dari kelas bawah melakukan kudeta pada pemerintah. Mereka tidak hanya memiliki militer, tapi juga Hunter yang melindungi mereka. Membuat masyarakat tergantung pada pemerintah adalah hal yang paling penting. Karena itulah kami menggaji kalian lebih tinggi dari gaji kami!" teriak sang pejabat menggebrak meja.

Semua orang yang ada di ruangan tertunduk termasuk Ryu, mendengar kata-kata sang pria paruh baya.

"Jika lebih banyak pemberitaan tentang Dark Hunter lagi, untuk apa kalian ada? Jadi, temukan Hunter yang datang semalam! Tidak peduli dia warga sipil atau Dark Hunter, rekrut dia untuk masuk ke pemerintahan! Jika perlu iming-imingi dengan mendali level S..." Pria itu menghela napas kasar.

Brak!

Tubuh Eiji selaku captain yang memimpin pasukan semalam ditendang, hingga tersungkur di lantai.

Eiji menunduk."Akan aku kerjakan," ucapnya, berjalan meninggalkan ruangan diikuti rekan tim yang semalam bekerja sama dengannya.

Mencari jarum kecil diantara tumpukan jerami. Kini dirinya benar-benar merasakan pepatah itu.

Terpopuler

Comments

glade🌊

glade🌊

keren kak novel nya,,

2024-09-22

0

🌸MW

🌸MW

cerita yang berat wajar koh jarang ada yg baca padahal kalo dilanjutin bacanya keren nih novel ...
balik ke selera apalagi +62 jarang suka baca yg berat² tapi suka Drakor padahal ceritanya juga kadang berat semua, yaa karna fisiknya keren aja jadi banyak yg suka kalo jalan cerita mungkin hanya bbrp orang yang paham dan kadang ga paham sama sekali biarpun udah ikutin tiap episode cuma karna ada pemain yg dia sukai aja jadi mau gamau nonton ...
kadang ada juga nonton vt orang yg menceritakan kembali Drakor tersebut baru paham .. pada ngakuu kaga loo wkwkwkk

lanjut lagi lah biar baca berulang kalo jalan cerita nya oke sih ga masalah apalagi masuk akal ... TOP BGT buat mu koohh 👍👍👌👌👌👏👏👏

2024-09-22

0

Jimmy Avolution

Jimmy Avolution

Ayo...

2023-04-23

1

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 81 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!