Tidak Mau Makan

Mungkin hanya satu kelemahan dari tim Hunter yang masuk dalam pasukan khusus. Mereka sempurna di segala bidang, menguasai medan. Namun, ajaran yang didapatkannya adalah melindungi masyarakat, menganggap masyarakat adalah makhluk rapuh yang harus dijaga.

Tapi apa benar? Memiliki kekuatan belum tentu berarti tidak memerlukan orang lain. Dua ekor ikan dengan panjang sekitar 30 meter, gigi runcing, berserta anakan ikan yang berjumlah ratusan mengganas. Mengeluarkan aliran listrik yang mengundang petir.

Bahkan Eiji, Sora, Uzui, serta dua Hunter lainnya kini terpojok, mereka tidak dapat menghalangi. Hanya melawan ikan-ikan kecil yang ingin menyerang.

"Hubungi markas pusat! Jika sampai di desa maka---" Kalimat Sora terhenti, ikan-ikan kecil berhenti menyerang mereka kala mencium bau darah.

Mata kelima Hunter itu menelisik, mengamati daging-daging segar mengelilingi seluruh wilayah luar desa membentuk lingkaran. Digantung, bahkan ditusuk, daging-daging yang didapatkan Kairi dalam waktu 3 jam.

Kala itu Enkai menggunakan pijakan tidak terlihat. Melayang di gerbang desa, wajahnya tersenyum guna menyambut kedatangan makanan eksotis.

Plang!

Panci mengenai kepala Kairi dilemparkan oleh sang kepala desa."Kita mengelilingi desa dengan daging! Itu artinya mengundang mereka mendekat! Kalau kami mati bagaimana!? Kamu sendiri Hunter level D! Bagaimana kami dapat yakin dengan temanmu!?"

Kairi mengusap-usap kepalanya yang sakit."Jika Light sudah mengatakan besok kalian akan makan ikan! Itu artinya kalian akan makan ikan! Kalau kalian mati, itu sudah nasib! Aku hanya akan mendoakan semoga amal kalian diterima di sisinya!"

"Dasar bocah!" bentak kepala desa kembali menyerang Kairi. Memukul-mukul menggunakan tongkatnya. Tapi entah kenapa semua warga desa menurut, mengingat kemampuan dari Enkai. Berharap jika ini gagal mereka dapat masuk ke ruang dimensi, kemudian keluar di tempat lain.

Enkai menurunkan ketinggiannya kala menyadari semua ikan telah bergerak mendekat."Kairi! Arashi! Tugas kalian melindungi warga desa. Beberapa ikan kecil mungkin dapat masuk."

"Baik!"

"Baik!"

Ucap mereka bersamaan, memasang posisi di tempat masing di gerbang desa dengan arah lain. Yang berlawanan dengan Enkai.

"Tepat jam satu malam," gumam pemuda dengan topeng Inari-nya tersebut, kali ini membawa sebuah pedang yang dipinjamnya dari kepala desa.

"Agghhh!"

Suara ganasnya monster silih berganti hampir mencapai desa.

"Gelang Api!" Kalimat Eiji terdengar, berusaha menghalau gerakan mereka.

Prang!

Tapi dalam waktu beberapa detik segel berbentuk lingkaran api yang mengikat itu hancur. Mengingat suhu udara yang benar-benar rendah. Kondisi alam yang tidak mendukung untuk kemampuannya yang bertipe api.

"Dark Hunter br*ngsek! Kamu hanya akan membuat warga desa terbunuh!" Ucap Sora berlari mendekat, melihat dari jauh daging segar yang mengelilingi desa. Namun sayang tenaganya tidak dapat menghentikan segerombolan ikan tersebut.

"Agghhh!" Suara sang monster dengan mulut terbuka naik ke atas salju. Batu-batu kerikil yang ada di perbatasan desa mulai terbang dengan cepat. Kupu-kupu bersayap tajam, entah kenapa perpaduan aneh membuatnya menjadi batu granit saat ini.

Mulut monster yang terbuka, memakan kupu-kupu beserta daging diatasnya. Sedangkan Enkai sendiri membiarkan tubuhnya di telan ikan raksasa lainnya.

Ribuan kupu-kupu bersayap besi keluar dari area sekitar desa. Memasuki mulut anak-anak ikan yang mengganas, kala mengoyak daging.

Sementara Kairi kini ada di sebelah kepala desa. Benar saja, kupu-kupu besi milik Enkai tidak cukup. Masih ada banyak anak ikan yang lolos.

"Bagaimana ini!?" tanya kepala desa melihat Kairi kewalahan. Hanya pedang dan pisau senjata Kairi saat ini.

"Ambil korek!" perintah Kairi.

"Untuk apa?" tanya sang kepala desa.

"Ambil saja!" bentak Kairi.

Sang kepala desa menurut mengambil korek api. Mengenyitkan keningnya, kala Kairi mulai memunggungi ikan.

"Kamu mau apa?" tanya sang kepala desa.

"Menyelamatkan dan menjaga perdamaian dunia! Hidupkan apinya sekarang!" teriak Kairi.

Suara semburan api terdengar. Benar-benar tenaga penuh dari gas metana. Kekuatan yang menyebar membakar ikan seukuran telapak tangan.

"Aku tidak mau makan ikan bakar..." gumam kepala desa dengan raut wajah datar tanpa ekspresi, ingin muntah rasanya.

"Belum makan, belum tau rasanya." Jawaban dari Kairi, dengan wajah terlihat tertekuk. Benar-benar wajah seseorang yang berusaha mengeluarkan gas metana (kentut) dari tubuhnya.

"Memang kamu mau makan?" tanya sang kepala desa.

"Tidak!" Kairi masih berusaha untuk tetap mengeluarkan gas metana.

Sedangkan di tempat lain Arashi mengamati dengan seksama."Sebelah kanan akan melompat!" teriaknya.

Plang!

Ikan kecil yang melompat dari lapisan salju yang tebal dipukul menggunakan raket nyamuk, pemukul bola baseball, bahkan teflon oleh semua warga desa. Dengan arahan dari Arashi dari mana saja ikan itu akan keluar. Benar-benar kejam, mengerahkan semua senjata mereka. Sedangkan Arashi hanya menunjukkan arah dari mana ikan seukuran telapak tangan itu akan muncul dalam lapisan salju yang tebal.

Jika tidak dapat mengerjakan sendiri lebih baik dikerjakan bersama bukan? Kali ini semua warga desa yang dahulunya hanya dapat menutup pintu ketakutan menyaksikan Hunter yang dikirim pemerintah berusaha membunuh monster. Kini mereka sebagai warga sipil juga turut terlibat ke dalamnya.

Sora tertegun menyaksikan segalanya dari jarak yang cukup dekat. Berusaha mengerahkan kemampuannya agar induk ikan tidak sampai ke desa.

Menyadari Dark Hunter yang berada paling depan telah tertelan salah satu monster ikan. Dialah yang dikatakan sebagai Light.

Namun tidak dapat, listrik aneh menghancurkan lapisan es yang dibuatnya.

"Agghhh!" Suara raungan monster itu lagi, berjarak beberapa meter dari gerbang desa.

Penduduk desa yang berada di dekat sana memejamkan matanya ketakutan. Menyadari kedua monster raksasa itu sudah mendekat.

Namun.

Brak!

Kedua monster terjatuh tidak bergerak sebelum mencapai gerbang kota. Kupu-kupu dengan sayap dari batu granit keluar dari mulut ikan betina. Sedangkan Enkai berjalan keluar dari dalam mulut ikan jantan.

"Sisiknya terlalu keras! Jadi aku memotong dagingnya dari dalam. Jika ingin dagingnya kalian boleh ambil dari dalam." Ucap Enkai, mengibaskan pedangnya yang berlumuran darah ikan.

Pemuda yang mengikuti informasi dari nenek penderita alzheimer. Kedua ikan ini hanya sekeras batu di bagian luar tubuhnya. Namun sensitif cenderung mudah dipotong dari bagian dalamnya, karena itu sang ikan hampir mati, kala terkena tajamnya pisau yang dilempar sang nenek kedalam mulutnya.

Wajah pemuda yang masih memakai topeng Inari-nya itu, terkena sedikit cipratan darah ikan. Sora menghentikan langkahnya, menatap dari jauh. Pemuda inilah yang ingin direkrut oleh ketua pasukan khusus.

Dirinya tersenyum, mengaku kalah kali ini. Entah kenapa dirinya menyukai pemuda ini. Bagaimana jika berada dalam tim pasukan khusus? Mungkin dirinya dapat lebih saling dekat dengan pemuda bernama Light ini.

Kekaguman yang membuatnya segera pergi, guna mengganti pakaiannya yang kotor. Jika ingin dekat harus terlihat cantik bersih berkilau bukan? Bagaikan piring yang baru dibersihkan menggunakan sabun cuci piring dengan aroma jeruk nipis.

"Kapten mau kemana?" tanya Uzui.

"Mengganti pakaian," jawaban wanita berpakaian minim yang biasanya judes setengah mati.

*

Semuanya selesai lebih awal. Kairi dan Arashi mengatasi sisa ikan-ikan kecil yang tidak semuanya terjangkau kupu-kupu besi milik Enkai.

Arashi dan Kairi memeluk Enkai tiba-tiba. Menyadari diri mereka juga berguna. Air mata membasahi pipi mereka, menjadi orang tidak berguna itulah yang ada di fikiran mereka dulu. Namun siapa yang tahu dapat menyelamatkan nyawa orang sebanyak ini.

Warga desa yang biasanya acuh, kini mengambil ikan dan membuat bumbu untuk diolah nantinya. Membersihkan area desa mereka, menganggap ketiga orang Dark Hunter tersebut sebagai pahlawan mereka.

"Aku yang membuat bumbunya!" teriak Kairi penuh semangat, sedangkan kepala desa mengambilkan mesin khusus untuk menghaluskan bumbu.

Plak!

Kepalanya dipukul menggunakan sendok besar oleh Arashi."Bereskan dulu! Kubur ikan-ikan yang kamu bakar menggunakan gas metana. Tidak akan ada yang mau makan ikan yang dipanggang oleh kentutmu."

Sementara Enkai telah kembali pergi. Mengingat beberapa menit lagi pukul 2 pagi. Matanya menelisik kala hendak melompati ruang dimensi, tersenyum mengejek ke arah Eiji.

Eiji mengejarnya, namun pemuda yang kelelahan itu tidak dapat melakukan apapun."Br*ngsek!" teriak lantang melihat pemuda itu memasuki celah dimensi. Hanya merekrut satu anggota begitu sulit baginya.

Ingin rasanya menghajar pemuda menyebalkan yang sudah dua kali mengalahkannya.

Terpopuler

Comments

Ide'R

Ide'R

Eiji gagal lagi..🤭🤭

2023-04-13

1

🌠Naπa Kiarra🍁

🌠Naπa Kiarra🍁

Pantesan g mau makan ikan bakar
Dibakarnya pakai gas metana. 😅

2023-04-13

3

Biyan Narendra

Biyan Narendra

Good job Enkai cs

2023-04-13

3

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 81 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!