Kekuatan Api Maksimal

Tidak ingin menghabiskan banyak waktu, tidak ingin dikalahkan oleh Dark Hunter, mengingat tingkat kemampuan Light yang ada di atas mereka.

"Kita mulai!" Ucap Midori mulai bangkit, diikuti Kian, dan Ryu.

Alat yang lumayan besar, ada di punggung Ryu saat ini. Dilengkapi dengan deteksi sensor berada di tangannya. Terhubung dengan ransel bagaikan kamera yang terhubung dengan kabel.

Ryu menaiki tangga menuju lantai dua, kemudian menyorot semua tempat menggunakan kamera aneh tersebut. Semua orang terlihat dengan sorot warna abu-abu kecuali seorang pelayan wanita yang masih terlihat penuh warna. Berjalan mendekati Hiderashi.

Menggunakan earphonenya Ryu berkomunikasi dengan dua rekan timnya."Dia pelayan wanita, memakai kacamata. Arah jam 9 dari posisi Midori.

"Mengerti!"

"Mengerti!"

Ucap Midori dan Kian bersamaan. Dua orang yang segera bergerak melindungi Tuan Hiderashi. Pelayan tersebut terlihat hanya mengamati, hingga Midori yang pertama meluncurkan serangan. Beberapa pisau steak yang awalnya digunakan para tamu undangan mulai melayang.

Menyadari segalanya pupil mata sang pelayan bernama Naogumi berubah menjadi mendelik bagaikan kadal dengan warna kuning keemasan. Lidah panjangnya yang melebihi lima puluh centimeter melambai.

"Agghhh!" para tamu undangan mulai bangkit berlari ketakutan.

Sang pelayan bersiap menyerang ke arah Hiderashi.

Tak!

Tak!

Tak!

Lidah tersebut memanjang memunculkan serangan berkecepatan tinggi. Namun, dengan cepat pula pedang milik Kian menebasnya. Naogumi melangkah mundur, melompat ke arah dinding. Dapat berdiri masih menggunakan high heels-nya pada dinding dengan kemiringan 180 derajat. Bibirnya mendesis."Dia harus mati! Jika tidak tuan akan mati."

Enkai yang menatap segalanya mengenyitkan keningnya. Kairi dan Arashi hendak masuk, namun tangan Enkai terulur mencegahnya."Biarkan mereka yang malu, kita menonton pertunjukan saja dulu."

"Tapi hadiah uang---" Kalimat Kairi terpotong.

"Arashi, tugasmu berkeliling rumah ini, gunakan penglihatanmu untuk menemukan loteng, ruang bawah tanah atau semacamnya. Kairi tugasmu gampang! Ambil korek di dapur." Enkai hanya tersenyum. Membuat kedua rekan timnya mengenyitkan keningnya.

"Dia sudah gila!"

"Dia sudah gila!"

Gerutu mereka dalam hati, tapi hanya dapat tersenyum dan menurut. Tidak ingin mati di tangan captain tim mereka.

Enkai ada di sana naik ke lantai dua, menyaksikan segalanya. Sembari menunggu kedatangan Arashi dan Kairi.

Semua tamu undangan sudah keluar, beberapa pengawal menjaga mereka di halaman. Sementara tuan Hiderashi masih ada di lantai satu ballroom.

"Aku akan membunuhmu!" Geram iblis yang bernama Naogumi. Melompat mengeluarkan pedang dari telapak tangannya, pedang yang bagaikan tumbuh dari kulitnya, bersiap menyerang Hiderashi.

"Bibi cantik! Ayo bunuh dia!" Enkai berada di atas sana memberi semangat pada sang iblis wanita.

Ryu yang ada di sampingnya mengenyitkan keningnya."Kamu tidak ikut bertarung untuk memperebutkan hadiah uang?" tanyanya.

Enkai hanya tersenyum."Tidak, untuk kalian saja, aku hanya ingin menonton tuan rumah ini (Hiderashi) mati..." kalimat ambigu penuh senyuman dingin darinya.

"Aneh!" Ryu segera melompat dari lantai dua, membantu kedua rekan timnya.

"Pengendalian penuh!" Ucap Midori mengerahkan semua kemampuannya. Semua benda yang terbuat dari metal mulai melayang. Hendak menyerang tubuh sang iblis. Sang iblis bergerak lebih cepat tidak peduli tangannya terluka terkena pisau steak. Kukunya yang tajam terulur, pedang yang keluar dari telapak tangannya bersiap untuk menebas.

Tapi semakin iblis itu mendekat semakin ketiga orang itu tersenyum. Sesuai strategi yang disusun oleh Midori.

"Ayo Bibi iblis yang cantik! Serang! Bodymu tidak kalah dengan Hunter wanita (Midori) itu!" Enkai kembali memberi semangat dari lantai dua.

Naogumi menyerang semakin gencar. Tidak mengerti dengan Hunter aneh yang memberi semangat padanya. Tapi masa bodoh, mungkin itulah yang ada di fikiran wanita yang berasal dari ras iblis itu.

Tang!

Tang!

Tang!

Kian menangkis semua serangan menggunakan pedangnya. Wajah cantik iblis itu sedikit tergores, mengeluarkan darah.

Namun kembali bangkit dan menyerang. Lebih dekat lagi pada tim Hunter milik pemerintah guna menyerang Hiderashi.

Midori tersenyum, memberi instruksi."Sekarang!"

Waktu terhenti menggunakan kekuatan Kian, hanya mereka bertiga yang dapat bergerak. Kurang lebih 21 detik, iblis itu dilumpuhkan, perutnya ditusuk menggunakan pedang. Menembus langsung dari perut ke punggungnya.

"Langsung bantai pada makhluk yang tidak bisa bergerak. Kalian memang tidak punya harga diri..." sindiran keras dari Enkai masih saja menonton dari lantai dua sembari tersenyum.

"Waktu sudah berhenti! Kenapa kamu bisa bergerak?" Tanya Kian yang memang memiliki kemampuan menghentikan waktu, membuat hanya orang-orang yang dipilihnya dapat bergerak kala waktu terhenti. Namun Enkai, dapat bergerak seperti tidak terjadi apapun, entah kenapa. Pemuda yang hanya tersenyum melompat turun menggunakan pijakan tidak terlihat menuju lantai satu.

Keheranan dari Kian, Ryu, dan Midori membuat waktu 21 detik terlewat. Namun, sang iblis telah terluka parah. Hanya dapat menunduk sembari berlutut memegangi perutnya yang terus mengeluarkan darah segar.

"Kenapa bisa?" tanya sang iblis wanita. Menyadari dirinya tiba-tiba terkena serangan.

"Mereka dapat menghentikan waktu." Jawaban dari Enkai, tidak terlihat raut wajah kekecewaan darinya karena bukan dirinya yang berhasil menangkap Naogumi.

Naogumi tidak dapat berkata-kata lagi, telah mengalami luka parah walaupun pedang yang menancap dari perut hingga punggungnya telah dicabut. Wanita yang hanya tertunduk membiarkan dirinya diseret oleh Kian dan Ryu.

"Kami menang lagi, bersihkan kekacauan! Maka aku akan memberikan satu juta rupiah dibagi tiga pada kalian." Cibir Ryu menebar jaring khusus, menarik Naogumi yang telah tidak berdaya.

"Pecundang..." Kata yang diucapkan Kian. Tiga Hunter yang mulai berlalu pergi.

Membawa Naogumi yang mulai memejamkan mata. Tangannya terulur dalam kesadaran terakhirnya."Bunuh dia..." seakan permintaan tolong darinya pada Enkai.

Kala Hunter milik pemerintah itu telah pergi. Saat itulah Hiderashi mulai bicara."Maaf kalian sudah gagal. Jadi---" kalimatnya terhenti menyadari ratusan kupu-kupu besi ada di sekitarnya.

"Kamu tidak dapat menipuku," Enkai tersenyum, mencabik-cabik tubuh pria di hadapannya menggunakan kupu-kupu besi.

"Kamu sudah sadar?" tanya Hiderashi, tepatnya iblis sesungguhnya yang menyamar menjadi Hiderashi, tubuhnya yang terbelah kembali utuh. Sejenis iblis tipe air, tidak dapat dilukai dengan senjata tajam. Kepala pelayan dan beberapa pelayan, serta pengawal yang menyaksikannya mulai melangkah mundur. Pada awalnya mereka mengira Enkai membunuh Hiderashi karena dendam tidak berhasil menjalankan misi. Tapi Hiderashi sendiri bukan manusia? Siapa yang menyangka.

Enkai mengangguk."Cukup mudah mengetahuinya. Profil semua orang ada di sana termasuk sifatnya. Sengaja kamu meletakkan Naogumi pada daftar paling mencurigakan. Sering menyimpan rahasia, berkeliaran tengah malam. Kamu sengaja mengundang Hunter untuk membunuh iblis penjaga Tuan Hiderashi yang asli bukan?"

"Naogumi sudah bekerja belasan tahun pada Hiderashi. Mustahil tuan Hiderashi yang asli tidak mengetahui Naogumi adalah iblis. Tetap menjadikan Naogumi sebagai iblis yang menjaganya. Hingga kamu datang dan mengurung Hiderashi di suatu tempat yang sulit ditemukan Naogumi. Mengancam Naogumi untuk tetap bungkam dengan nyawa Hiderashi yang asli sebagai taruhannya. Sembari mencari cara untuk membunuh Naogumi yang memiliki kemampuan imbang denganmu." Deduksi yang diucapkan Enkai.

"Pintar!" Ucap sang iblis pria bernama Hitoshi.

"Tidak juga, saat menelusuri lorong. Aku menyadari satu hal. Sifat Hiderashi yang asli sangat berbeda denganmu. Dia tidak begitu menyukai orang dari kalangan atas. Tidak juga begitu menyukai pemerintah, foto masa mudanya sebagai aktivis anti pemerintah, juga sifat tuan Hiderashi yang tidak membeda-bedakan status sosial. Menjadi dasar bagiku untuk curiga denganmu. Dari awal kamu hanya menyanjung Hunter yang disediakan pemerintah. Memberi perlakuan yang berbeda dengan kami. Walaupun tidak pernah bertemu, tapi adanya Naogumi di rumah ini selama belasan tahun menandakan Hiderashi tidak pernah membeda-bedakan ras, atau kedudukan." Jelas Enkai.

Hitoshi tersenyum."Memang, dia menjadikanku sebagai supir pribadinya setelah menolongku dari kejaran Hunter. Berharap aku akan seperti Naogumi yang setia menjadi budak baginya. Tapi tidak, tujuanku adalah memiliki apa yang dimilikinya, memakan darah manusia satu persatu, menggunakan kekuasaan yang dimiliki Hiderashi. Meningkatkan kemampuanku, tapi wanita si*lan itu terus saja menghalangi. Melindungi Hiderashi, sampai aku menyandera Hiderashi barulah wanita itu (Naogumi) menjadi anj*ng penurut. Untuk menyingkirkan Naogumi aku sengaja menyewa Hunter."

"Sayangnya ini menjadi akhir hidupmu. Tipe kekuatanku adalah air, tidak akan ada yang dapat menyelamatkanmu." Senyuman terlihat di wajah Hitoshi.

Air yang runcing terbentuk. Sedangkan Enkai terdiam tidak bergerak, sesaat. Hingga mulai menggerakkan kupu-kupu dengan sayap besi. Tapi seperti sudah diduganya, tidak berhasil sama sekali.

"Agghh!" Hitoshi melempar benda-benda menggunakan air yang mengelilingi tubuhnya. Dengan cepat Enkai menghindar.

"Sudah jam 12. Sena pulang jam satu!" Gerutu Enkai berlari menghindar, sambil mengacak-acak rambutnya frustasi. Iblis sial*n yang sulit ditaklukan, jika dirinya ketahuan keluar malam bagaimana. Apa Sena akan marah? Mengusirnya?

Srash!

Lengannya terkena luka gores dari pisau yang dilemparkan Hitoshi. Tubuh Enkai berhasil dibelit, lehernya dicekik menggunakan tangan yang terbuat dari air."Kamu akan mati sampai di sini!"

Brak!

Arashi dan Kairi masuk, tubuh mereka terlihat basah. Membawa pria tua, Hiderashi yang asli, pria itulah yang berhasil mereka temukan.

Seperti perintah, mereka bergerak searah. Saat itulah kala Kairi menuju dapur, mata Arashi mengamati, menembus bagian bawah dapur terdapat ruang kosong dengan yang bagaikan digali dengan tangan. Berukuran tiga kali dua meter, dengan seorang pria tua tidak sadarkan diri dalam kepompong air yang aneh. Terdapat banyak gelembung udara yang menjaga sang pria tua tetap hidup namun tidak sadarkan diri.

Karena itulah mereka disini saat ini.

"Kita dapat uang captain! Lalu kita harus apa!" teriak Kairi tidak tau situasi. Menyadari mereka akan mendapatkan imbalan yang lebih besar dari harapan.

Enkai membuat ruang dimensi, mengeratkan tangannya, menembus langsung ke lantai dua, menjatuhkan pot bunga yang ada di atas Hitoshi. Membuat perhatian Hitoshi teralih sesaat dan melepaskan cekikikannya pada Enkai.

"Semuanya pergi!" teriak Enkai, kala menjatuhkan tubuhnya. Langsung membuat ruang dimensi yang terhubung dengan belakang Kairi dan Arashi.

Kepala pelayan, pelayan, dan pengawal yang masih tersisa di ruangan segera pergi.

"Kairi kentut dengan tenaga penuh!" perintah Enkai, kemudian menyalakan korek api.

Semburan gas metana terjadi, terpercik api, maka jadilah semburan kompor super besar. Tepat mengenai tubuh sang iblis yang bernama Hitoshi.

"Agghhh!" teriaknya, menghilang perlahan. Tipikal iblis yang akan kalah melawan elemen api, menguap menjadi uap air.

Kentut super besar, dengan kekuatan api yang juga super dahsyat. Meluluhlantakkan area ballroom.

Byur!

Enkai menyiram sumber gas metana. Hingga api berhenti keluar."Berhenti kentut!" ujarnya.

Suasana yang kembali hening sesaat. Kairi menghela napasnya."Kentutku ada gunanya selain membuat orang lain pingsan," kagumnya pada diri sendiri, tidak menyadari bagian belakang celananya robek.

Enkai hanya menghela napas, mengambil table clothes yang tersisa."Ikat! Bagian belakangmu kelihatan!"

"Maaf!" Kairi terkekeh.

Sedangkan kepala pelayan mulai berjalan mendekati mereka."Ini tuan Hiderashi yang asli?" tanyanya.

Arashi yang tengah menggendong sang pria tua mengangguk.

"Terimakasih! Setelah sadar, tuan Hiderashi akan memberikan imbalan untuk kalian. Saya juga akan segera membebaskan Naogumi, setelah mendapatkan perintah dari tuan Hiderashi." Ucap sang kepala pelayan menunduk.

Enkai hanya tersenyum. Pria terkaya di kota ini bahkan pernah terang-terangan marah ke gedung walikota di depan media. Mendengar iblis peliharaan kesayangan di tangkap oleh Hunter milik pemerintah. Apa yang akan dilakukannya?

Terpopuler

Comments

🌸MW

🌸MW

tuuh kan kereenn .. iihh seruuu 😍😍

2024-09-22

0

RahaYulia

RahaYulia

apa kntutnya itu yg bakal jd api

2024-08-20

0

Ide'R

Ide'R

Keren Enkai cs..👍👍👍

2023-04-09

2

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 81 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!