Lelah itulah perasaan Enkai saat ini. Setelah membuat ruang dimensi langsung menuju kamar mandi. Guna membersihkan dirinya yang menebarkan bau amis. Berendam beberapa saat dalam air hangat menenangkan dirinya.
Tidak peduli apapun, berapa pun bayarannya. Yang jelas saat ini dirinya lelah. Melangkah gontai usai mengganti pakaiannya dengan piyama bermotif Teddy bear. Matanya menatap ke arah Sena yang tidur miring ke kiri memunggunginya. Separuh wajahnya yang rusak tidak terlihat kala wanita itu tertidur dalam posisi miring.
Hanya wajah wanita yang benar-benar rupawan. Adakah yang secantik wanita pemalu ini? Tidak ditemui olehnya.
Perlahan Enkai merebahkan dirinya di atas ranjang milik Sena. Tidak seperti biasanya dirinya tidur di tempat tidur gulung di lantai. Hari ini dirinya benar-benar lelah dan kedinginan. Bolehkah mencari tempat untuk beristirahat.
Memasuki selimut yang sama dengan wanita itu. Memeluknya erat dari belakang, seolah hanya itulah tempatnya bersandar, lebih tepatnya berlindung atau bersembunyi.
Rasa nyaman yang aneh, entah kenapa. Bagaikan telah saling mengenal sejak lama.
"Aku benarkan? Kamu yang tercantik, mereka saja yang buta..." ujarnya, sembari memejamkan mata. Tidur dalam senyuman.
*
Hangat, wanita itu bermimpi indah semalam. Ada boneka beruang raksasa yang memeluknya. Perlahan mulai membuka matanya, menguap beberapa kali.
Namun merasakan ada tangan di perutnya membuatnya membulatkan matanya. Wanita yang sedikit melirik ke arah belakangnya. Pemuda rupawan dengan rambut putih pendek ada disana, mendekapnya erat. Napas pemuda itu masih terasa di ceruk lehernya. Matanya masih terpejam hingga saat ini.
Sena menelan ludahnya, ketakutan dan tegang yang bercampur menjadi satu.
"Jangan banyak bergerak, jika tidak bukan hanya paha atau dada. Aku akan menikmati semuanya." Kalimat yang diucapkan Enkai masih dalam keadaan mata terpejam. Membuat Sena mengenyitkan keningnya.
Plak!
Tangan pemuda yang melingkar di perutnya ditepis olehnya. Wanita dengan kewarasan yang kembali. Kemudian bangkit, beringsut mundur.
Enkai membuka matanya, menatap Sena dari tempat tidur."Kemari!" perintahnya.
Dengan ragu Sena mendekat, benar-benar canggung dan merasa aneh pada orang ini.
"Hari ini aku hanya bekerja setengah hari. Jika ada pelanggan yang menggodamu jangan tanggapi. Bisa jadi mereka hanya ingin membawamu ke ranjangnya saja, walaupun mereka tidak tertarik dengan wajahmu, bisa juga karena tubuhmu." Ucap Enkai mengingat kata-kata Kairi, tentang bentuk tubuh Sena yang ideal.
Sena mengangguk."Aku akan mengingatnya. Untuk menjaga jarak darimu." Ucap wanita yang patuh, membuat Enkai tidak dapat berkata-kata kali ini.
"Bu...bukan begitu maksudku---" Kalimat Enkai dipotong. Sena kini sudah ada di pintu kamar mandi.
"Hanya kamu yang menggodaku. Jadi kamu hanya ingin membawaku ke ranjang? A ...aku akan berhati-hati lain kali..." Wanita dengan model rambut panjang menutupi separuh wajahnya itu kembali memasuki kamar mandi.
Membuat Enkai benar-benar tidak dapat berkata-kata. Dirinya hanya menasehati, tapi entah kenapa menjadi dihindari.
*
Suara TV analog yang menyala terdengar. Di sela sarapan mereka, Sena terlihat mengamati berita itu baik-baik, sambil mengunyah makanan. Namun berbeda dengan Enkai yang tidak terlalu menyimak.
"Ikan raksasa di danau Angsa putih telah berhasil diatasi. Kasus yang meresahkan warga dalam sebulan ini sudah usai. Kami melaporkan dari lokasi saat ini." Ucap pembawa acara berjalan mendekati warga desa yang tengah keluar masuk ke dalam tubuh ikan raksasa mengambil daging yang telah diuji oleh laboratorium. Daging ikan yang ternyata tidak beracun sama sekali.
"Pak bagaimana kinerja pasukan khusus merunut anda? Mungkin anda ingin mengatakan sepatah dua patah kata untuk ucapan terimakasih." Pembawa acara yang hanya sekedar berangkat saja tanpa mengetahui situasi mengarahkan microfone-nya.
"Br*ngsek! Percuma kami membayar pajak jika seperti ini! Hampir saja kami dicelakai oleh mereka!" bentak seorang warga desa, yang membawa sekitar 10 kg daging ikan.
"A...apa maksudnya?" tanya pembawa acara berusaha tersenyum tidak mengerti.
"Dark Hunter yang ada di sana! Mereka yang bekerja sama dengan kami untuk mengatasi semuanya!" Jawab sang warga desa sangar, menunjuk ke arah Kairi dan Arashi yang tengah makan.
Dua orang yang menunjukkan tanda peace di dengan jari tengah dan telunjuknya. Kamera kini mengarah pada mereka.
"Kapten! Ikannya enak! Kenapa pulang lebih awal!?" Celetuk Kairi yang memang narsis.
Kembali kamera mengarah pada presenter yang terlihat bingung. Berjalan mendekati sang kepala desa.
"Pak, maaf saya dari Summer TV, saya ingin mewawancarai bapak selaku kepala desa, apa boleh?" tanya sang presenter pada kakek tua yang membawa tongkat. Sang kakek mengangguk, menyetujui.
"Sebenarnya apa yang terjadi? Apa ini benar-benar kinerja Dark Hunter?" tanyanya lagi.
"Benar! Ketua mereka masuk ke dalam tubuh ikan. Memotongnya dari dalam seperti koki profesional. Dua orang itu melindungi kami, bekerja sama memukul ikan hingga mati. Aku masih ingat bagaimana aku menginjak lima ekor ikan kecil sekaligus. Bahkan ibunya Todoroki yang rumahnya di ujung jalan sana, mengambil pacul! Membunuh 11 ekor ikan kecil. Jika ada yang ingin meminta ikan gratis, disini masih ada!" Ucap kakek tua itu di depan kamera. Kemudian membimbing sang wartawan dan kameraman untuk makan bersama.
Berita yang tadinya menggemparkan, menjadi berita wisata kuliner kini.
"Apa dia hebat? Kamu menyukainya? Kapten mereka Hunter yang kemarin menyelamatkanmu." Ucap Enkai antusias.
Sena menggeleng."Pria seperti itu benar-benar mengerikan. Jika ada di dekatku aku pasti akan menghindar! Bahkan tidak ingin berpapasan dengannya!" kalimat dari wanita yang ketakutan.
Enkai mengenyitkan keningnya, menghela napas kasar. Dirinya membaca komentar di internet. Banyak wanita yang menjadi fansnya, ingin bersama dengannya. Ingin tau identitasnya, tapi wanita ini malah menghindar.
Itulah uniknya Sena, tidak ada kata-kata lagi yang dapat diucapkannya. Hanya makan dengan tenang, dalam hati benar-benar heran pada makhluk ajaib ini.
*
Seperti biasanya Eiji mendatangi restauran, kali ini kantung matanya memiliki kantung. Baru saja masuk ke unit pasukan khusus sudah bertemu dengan manusia si*lan (Light) itu. Jujur dirinya benar-benar membenci pemuda itu.
Sora bahkan juga menerima sangsi. Namun yang membuatnya lega Rhea yang disangkanya tenggelam di danau, berada di daratan. Mungkin ini perbuatan Light mengingat pemuda itu memberikan peringatan sebelumnya. Sempat dinyatakan meninggal, namun tiba-tiba kembali bernapas.
Kini mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit. Pemuda yang menghela napasnya entah ingin mengeluh pada siapa. Satu-satunya temannya bicara hanya Enkai.
Pemuda yang katanya bekerja sambilan, hingga harus datang siang ke restauran.
"Tidak tidur?" tanya Enkai menyodorkan milkshake pada Eiji.
"Aku tidak tidur semalaman. Tidak sepertimu yang cukup tidur. Kamu tau? Aku mendapatkan teguran lagi dari atasan!? Benar-benar Hunter si*lan! Jika memiliki kemampuan tinggi kenapa tidak masuk ke tim pemerintah saja!" Bentak Eiji menggebrak meja.
Enkai hanya mendengar dengan antusias, kemudian mengangguk."Dia benar-benar keterlaluan! Aku jadi ingin memukulnya!"
"Kamu juga merasa begitu bukan!? Dia tersenyum senang! Mengejekku sebelum akhirnya melarikan diri!" Ucap Eiji lebih antusias lagi untuk curhat.
"Ada ya orang menyebalkan seperti itu!?" Enkai ikut memanas-manasi.
"Tentu saja ada! Jika saja kamu mempunyai kemampuan seperti Hunter. Aku akan mengajakmu dan beberapa temanku, menangkap kemudian mengeroyoknya! Tapi itu melanggar aturan..." Eiji menghela napas kasar.
Kemudian kembali bersemangat menceritakan malamnya yang tragis sebagai pasukan khusus. Sedangkan Enkai hanya tersenyum mendengarkan, sesekali tertawa kecil mendengar lelucon dan umpatan Eiji.
*
Di tempat lain seorang pria berpakaian biru membawa berkas ke dalam ruangan atasannya. Pria berkacamata, ajudan sang pemimpin pasukan khusus.
"Tuan..." Ucapnya menunduk memberi hormat.
"Apa ada yang kamu curigai?" tanya Akihiro pada ajudannya.
"Ada beberapa orang yang pernah mengikuti seleksi yang aku curigai. Tapi ini yang paling mendekati." Kalimat darinya memberikan sebuah map.
Akihiro meraihnya, warna rambut yang sama. Orang yang juga pernah diselidiki oleh Eiji. Namun telah dicoret dari daftar orang yang dicurigai sebagai Light.
"Kupu-kupu putih dengan sayap lemah dan pintu untuk melarikan diri?" tanyanya dijawab dengan anggukan oleh sang ajudan.
"Setidaknya dia dapat masuk ke tim evakuasi, seharusnya dia lolos seleksi," lanjutnya duduk di kursinya. Menghela napas kasar, ruang dimensi dan kupu-kupu yang mirip.
Tak!
Akihiro menutup map yang baru dibacanya."Bagaimana pun caranya! Aku ingin bicara secara pribadi dengannya!" tegasnya, berjalan keluar dari ruangannya. Telah menemukan Light yang sebenarnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Яцяу
lhooo cepet banget ketauannya
2023-04-14
5
Яцяу
senjata makan tuan 😂😂🤣🤣🤣
2023-04-14
4
Herlan
wah identitas light ketauan yah
2023-04-14
3