Angin menerpa rambut seorang pemuda. Matanya melihat ke arah bulan, terdiam di halaman belakang rumah yang selama 20 tahun ini dihuni olehnya. Daging ikan kecil yang tersisa setengah masih ada di atas piringnya.
Beberapa kunang-kunang kecil berterbangan di dekatnya. Tatapan matanya benar-benar kosong. Meminum lagi secawan sake.
Beberapa kunang-kunang berkumpul membentuk wujud burung pipit dengan cahaya kuning yang indah. Senyuman terlihat di bibirnya."Apa dia akan mati lagi seperti dulu?" isi fikirannya saat ini mengingat pemuda yang selalu bekerja di restauran ayam goreng.
Papan Sogi masih ada di samping sang pemuda. Tidak ada yang bermain dengannya, namun bidak Sogi milik lawannya bergerak sendiri. Bergeser tanpa ada orang di sekitarnya. Hanya tanda pengenal dari giok yang terlihat di sana. Itulah asal energi yang menggerakkan bidaknya.
Hidup atau mati, bukan lagi urusannya. Hanya berpacu waktu untuk melengkapi Dungeon (ruang bawah tanah dengan labirin dan beberapa dimensi aneh didalamnya).
Namun seringai jahat terlihat di bibir pemuda itu. Kali ini kembali mengerakkan bidaknya. Monster ikan yang beberapa hari ini tidak dapat dihadapi adalah perbuatannya. Ikan yang belum habis dimakannya pun salah satu dari anakan ikan ganas.
Burung pipit yang terbentuk dari kunang-kunang itu kemudian terbang melayang. Mengepakkan sayapnya di bawah cahaya bulan, menuju arah danau guna mengamati segalanya.
Pemuda itu masih tetap disana."Bertahanlah hidup! Agar ini menjadi semakin menarik!" teriak pria yang mabuk itu pada burung pipit yang dibuatnya sembari tertawa, berbaring di lantai kayu yang dingin. Kemudian tertidur, wajah damai yang meneduhkan.
Entah apa yang ada di fikirannya. Yang terpenting saat ini baginya, semua masih dalam kendalinya.
*
Burung pipit yang bertengger di sebuah dahan tidak ada yang menyadari sama sekali. Beberapa orang bergerak cepat di dalam hutan salju. Mereka adalah tim pasukan khusus, tidak banyak hanya ada 6 orang anggota yang terbagi dalam dua kelompok.
Eiji ikut serta dalam misi kali ini, dirinya terpilih sebagai kandidat untuk menggantikan dua Hunter yang gugur dalam menjalankan tugas.
Tidak ingin bergerak gegabah, kapten tim mereka kali ini seorang wanita yang dapat menggunakan kekuatan es. Sora, itulah namanya, wanita yang memakai pakaian minim meskipun suhu saat ini masih dibawah nol derajat celcius.
Wanita yang masih mengenyitkan keningnya membaca data tentang monster yang harus mereka taklukkan. Eiji menelan ludahnya sendiri, ini tugas pertamanya. Penentu apakah dirinya akan diterima sebagai anggota tetap pasukan khusus atau tidak.
"Perintah pertama untuk kalian berlima. Menyebar dalam dua kelompok. Bentuk formasi khusus di sekitar area danau, aku akan menahan pergerakan setelah formasi terbentuk. Lalu ledakkan semuanya!" tegasnya menatap mereka tanpa memberikan penjelasan lebih rinci. Hingga mereka kembali terbagi menjadi dua kelompok.
Kelompok pertama dipimpin sendiri oleh ketua mereka Sora. Sedangkan kelompok kedua dipimpin oleh Uzui. Menyebar rantai formasi berupa bendera kuning kecil yang aneh letakkan sejajar lakukan mengelilingi danau.
Inilah kemampuan Uzui untuk mengurung target dalam formasi aneh dari bendera bergambar naga yang mereka sebarkan. Ada sekitar 50 bendera yang harus benar-benar mengelilingi danau.
Eiji berada satu kelompok dengan Uzui, dan Rhea (Hunter bantuan dari negara lain) berlari menyebarkan bendera tanpa mengetahui apapun.
"Kamu baru bertugas di pasukan khusus bukan? Tugasmu nanti yang paling berat, menghancurkan, setelah Sora membekukan monster." Ucap Uzui masih berlari dengan cepat.
"Aku mengerti!" Hanya itulah jawaban dari Eiji. Inilah unit khusus, semua harus paham dan mengerti tugas masing-masing sebelum captain menjelaskan secara rinci.
Tidak menyadari tiga orang yang duduk di atas dahan pohon bagaikan layangan tersangkut.
"Apa rencana kita!? Rencana mereka terlihat lebih matang!" Kairi mengacak-acak rambutnya frustasi.
"Kairi, tugasmu mencari informasi di desa. Dan Arashi tugasmu mengawasi tanah di bawah lapisan es!" Jelas Enkai.
"Tapi Light! Aku punya kentut yang dapat menjadikan mereka ikan panggang. Kita panggang area sekitar, lalu---" Kalimat Kairi disela.
"Tidak, lebih baik bertindak hati-hati." Jawaban dari Enkai membuat lubang dimensi tepat di tempat duduk Kairi hingga pemuda itu jatuh di rumah warga desa.
"Aku pergi!" Arashi hendak turun dari dahan pohon.
"Tunggu dulu! Kita amati situasi baik-baik bagaimana mereka menghadapi ikan teri." Enkai tersenyum kembali fokus ingin mengetahui apa yang dilakukan tim dari pasukan khusus.
*
"Agh! Ya begitu! Terus...ya...ya!" Suara erotis wanita terdengar.
"Kamu suka? Agh! Istriku tidak akan tau. Agh! Kamu enak...agh..." seorang pria yang meracau merasakan nikmatnya selingkuh.
Namun, pada akhirnya karma akan tetap berlaku. Segala kejahatan harus dibayar dengan berat. Benar-benar berat seberat berat badan Kairi.
Bug!
Kairi terjatuh tepat di atas tubuh sang pria yang kini berada di atas tubuh sang wanita. Hingga jadilah cheese burger bertumpuk dengan dua daging lezat. Dengan posisi sang wanita di bawah, pria selingkuhannya di tengah, sedangkan Kairi yang jatuh ada paling atas.
"Argh! Kamu siapa!?" geram sang pria, setelah Kairi bangkit dari atas tubuhnya.
"Paman! Bibi lanjutkan saja! Masukkan dan keluarkan. Anggap saja aku tidak pernah mengganggu!" Ucap Kairi cepat, ingin segera melarikan diri, melihat situasi canggung yang dihadapinya.
Tapi suara gaduh yang diciptakannya sukses membuat warga desa pergi ke lumbung. Membuat semua orang keluar lengkap menggunakan pakaian hangat mereka.
Brak!
Pintu terbuka, warga desa mengira ada pencuri di lumbung. Persediaan makanan mereka selama musim dingin.
Namun hal yang aneh terlihat pasangan mesum dan seorang pria asing.
"Apa yang kalian lakukan di sini?" tanya pria tua, sang kepala desa yang berjalan menggunakan tongkatnya.
"Plak!"
"Brak!"
Seorang wanita gemuk merangsek masuk, menarik telinga suaminya dan menarik rambut selingkuhan suaminya."Br*ngsek! Aku akan merendam kalian dalam air danau agar menjadi santapan ikan!" Murka istri pria yang berselingkuh tersebut.
"Sayang! Maaf!" hanya itulah kata yang terucap tapi wanita gemuk itu masih menarik suaminya yang bahkan beli berpakaian dengan baik.
"Hentikan! Kamu ingin mereka dimakan oleh monster danau?" tanya sang kepala desa dan warga lain menghentikan.
"I...itu anu, sebenarnya aku Hunter yang ditugaskan mengatasi monster. Tapi salah teleportasi ke ruangan ini." Ucap Kairi cengengesan.
*
Tidak seperti perlakuan sebelumnya, dirinya kini berada di rumah kepala desa, menikmati teh hangat dalam ruangan yang benar-benar hangat. Matanya menatap halaman luas yang masih dipenuhi dengan salju. Kembali meminum teh dengan tenang.
"Biar saja Arashi dan Light mati beku," batinnya mengambil kue rumput laut, lalu kembali meminum teh tanpa sungkan. Meletakkan kakinya di area bawah meja yang hangat.
Sang kepala desa kemudian mulai duduk di hadapannya."Sudah banyak warga desa yang mati. Ada juga beberapa orang asing yang tidak mengetahui apapun. Ikan aneh ini baru beberapa minggu yang lalu muncul. Kemampuannya dapat menyelam dalam tanah, tubuhnya sendiri sekeras besi, juga dapat melompat setinggi lima meter. Awalnya hanya ada dua monster, tapi belakangan ini mungkin karena telurnya sudah menetas ada ratusan ekor ikan kecil, selain dua ekor ikan besar."
"Ra... ratusan?" gumam Kairi, jika begini bagaimana cara menghadapinya. Nyalinya ciut, ingin rasanya pulang saja.
"Benar! Ratusan, tapi pada satu malam petir mengelilingi danau. Awalnya kami penasaran dengan apa yang terjadi. Tapi ratusan ikan itu dapat mengeluarkan aliran listrik." Kalimat bagaikan cerita dongeng yang diucapkan sang kepala desa.
Kairi mulai berfikir, data ini tidak ada dalam lembaran tugas. Pemuda yang menghela napasnya kemudian tersenyum."Terimakasih tehnya. Aku akan menemui teman-temanku."
"Kamu masih begitu muda, berhati-hatilah." Ucap kepala desa mengantar kepergiannya hingga halaman depan rumahnya."Omong-ngomong apa kemampuanmu?" tanyanya penasaran.
"Kentut kekuatan maksimal!" jawaban dari Kairi, membuat sang kepala desa menahan kesal dalam senyuman.
"Tau begitu kenapa aku membawanya minum teh. Standar menjadi Hunter pemerintah telah benar-benar menurun," gerutunya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Ran Aulia
😁😁😁
2023-10-03
1
Ide'R
Kairi ketiban sial teleportasi mendaratnya udah jadi kaya chesse burger..🤭🤭🤭
2023-04-13
1
Biyan Narendra
Bisa aja Othor, mah...
😅😅😅😅
2023-04-12
1